Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Tren dan issue keperawatan maternitas
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana
perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa
prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990).
Upaya menghadapi tren keperawatan maternitas pada masyarakat yang menuju ke arah
modern, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi,
peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan
menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan
dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh
tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan
khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan
pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan
intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas
dan menguasi perkembangan Iptek.
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan
berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan,
maka solusi yang harus ditempuh dalam keperawatan adalah :
1. Pengembangan pendidikan keperawatan
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan
professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan
keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan
yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat
ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta
prasarana penunjang pendidikan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan
professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk
konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta
kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan
organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat
dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan
tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu
menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan
masa depan yang lebih baik serta meningkat.
2.2 Paradigma keperawatan maternitas
Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas meliputi manusia, lingkungan, sehat
dan keperawatan(ibu).
a. Manusia
Terdiri dari wanita usia subur ,wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan
dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi
baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya adalah anggota keluarga yang unik
dan utuh, merupakan makhluk bio-psikososial dan spiritual yang memiliki sifat berbeda
secara individual dan dipengaruhi oleh usia dan tumbuh kembangnya. Salah satu tugas
perkembangan wanita adalah pengalaman melahirkan anak yang dapat merupakan krisis
situasi dalam keluarga tersebut apabila tidak mampu beradaptasi dengan baik.
b. Lingkungan
Sikap, nilai dan perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya
dan social di samping pengaruh fisik proses kehamilan dan persalinan serta nifas akan
melibatkan anggota keluarga dan masyarakat. Proses kelahiran merupakan permulaan
suatu bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga pelayanan
maternitas akan mendorong interaksi yang positif dari orang tua,bayi dan anggota
keluarga lainnya dengan menggunakan sumbersumber dalam keluarga.
c. Sehat
Sehat adalah suatu keaadan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis
dimana perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi kesehatan seseorang.
Setiap individu memiliki hak untuk sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
d. Keperawatan (ibu)
Keperawatan ibu merupakan keperawatan pelayanan yang professional yang
ditujukan kepada wanita usia subur pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan
system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru
lahir sampai umur 40 hari,beserta keluarganya yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan
dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. Keperawatan ibu memberikan asuhan keperawatan holistic dengan
selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya
berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
2.3. Definisi Family Centered Maternity Care (FCMC)
Family Centered Maternity Care (FCMC) merupakan perawatan berpusat pada keluarga
yaitu dengan menyediakan perawatan bagi wanita serta keluarga mereka yang
mengintegrasikan kehamilan, persalinan, nifas, serta perawatan bayi baru lahir kedalam
kontinum siklus kehidupan keluarga dengan cara hidup sehat. Perawatan yang akan diberikan
kepada individual mengutamakan dukungan, partisipasi, serta pilihan dari keluarga.
(dokumen 2)
Family centered maternity care (FCMC) atau keperawatan maternitas yang berfokus pada
keluarga didefinisikan sebagai melahirkan secara aman dengan pelayanan kesehatan yang
berkualitas sambil menggali, memfokuskan dan mengadaptasikan terhadap kebutuhan klien,
bayi dan keluarga.
Fcmc yaitu pemberian pelayanan perinatal yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan
fisik dan psikososial pada wanita, bayi dan keluarga sebagai individu yang unik dan melihat
setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dan keinginan khusus yang dapat dipenuhi
melalui proses keperawatan.
Berpusat pada keluarga juga diarahkan pada pemenuhan kebutuhan ibu pada masa
prenatal, intra dan postnatal dengan melibatkan suami dan keluarga dalam intervensi
keperawatan.
FCMC bukan berarti keluarga dibiarkan merawat bayi mereka sendiri saat di rumah sakit
tetapi perawat membantu dalam memenuhi kebutuhan perawatan Ibu dan bayinya,
memberikan dukungan emosional, sebagai pemberian pembelajaran pada keluarga baru.
(pdfcoffee)
Pengaruh asuhan keperawatan maternitas yang berpusat pada keluarga terhadap depresi
nifas ibu bersalin selama nifas lebih unggul dari keperawatan konvensional dalam
mengurangi kecemasan (FCMC). Kegiatan Family Centered Maternity Care (FcMc) pada
kehamilan resiko tinggi merupakan suatu salah satu upaya skrining / deteksi dini resiko tinggi
ibu hamil berbasis keluarga karena mendapatkan dukungan penuh dan keterlibatan dari
semua anggota keluarga (250-640).
2.4 Pendekatan family centered maternity care
Sepuluh pendekatan yang digunakan pada model family centered maternity care menurut
Phillip dan Zwelling (1996) adalah

a. Peristiwa persalinan dan kelahiran dipandang sebagai suatu keadaan sejahtera (normal
dan alamiah) bukan suatu keadaan sakit, tetapi ibu saat ini mengalami perkembangan
kedewasaan, sehingga ibu dapat melakukan perawatan diri dan bayinya sendiri dengan
batuan keluarga,
b. Pelayanan perinatal bersifat personal disesuaikan dengan kebutuhan fisik, psikososial,
latar belakang pendidikan, spiritual dan budaya dari setiap ibu dan keluarga, sehingga
ibu dan keluarga dapat melakukan aktifitasnya sesuai dengan kemampuan dan
pengalamannya,
c. Program komprehensif edukasi perinatal, mempersiapkan keluarga untuk aktif
berpartisipasi sepanjang periode perinatal, serta masa menjadi orang tua. Program ini
mempersiapkan ibu dan keluarga sesuai kemampuannya belajar merawat diri, bayi dan
keluarganya.
d. Penyedia pelayanan kesehatan membantu keluarga agar dapat membuat keputusan
untuk perawatan mereka dan membantu keluarga memiliki pengalaman positif sesuai
dengan harapannya. Pelayanan yang diberikan diharapkan memberi pengalaman positif
dalam merawat keluarga, sehingga keluarga dapat memilih pelayanan yang berkualitas.
e. Pasangan/suami/orang yang dipercaya ibu untuk membantu dirinya secara aktif selama
proses perinatal. Dalam hal ini FCMC memfasilitasi pasangan/orang yang dipercaya
ibu untuk belajar merawat bayinya selama di.rumah sakit, agar dapat membantu
istrinya/ibu postpartum setelah pulang perawatan (di rumah)

f. Memenuhi kebutuhan sesuai dengan keinginan ibu dan keluarga selama perawatan di
ruang rawat. Model ini mengajarkan keluarga bagaimana mengetahui masalah dan
memecahkan/ mengatasi masalahnya,
g. Perawatan rooming-in diberikan kecuali pada ibu dengan persalinan seksio sesarea.
Model ini memberi gambaran bagaimana peran keluarga (ayah, ibu dan anak) dalam
menjalankan perannya masing-masing di rumah dengan memberikan kesempatan untuk
melakukan perawatan sendiri dengan pemantauan perawat. Pemulangan dini dapat
dilakukan setelah melihat kesiapan ibu dan keluarga, seperti hasil penelitian Grullon,
dan Grimes (1997) bahwa pemulangan dini postpartum akan nampak aman bila
dilakukan sesuai dengan kriteria secara umum atau kriteria ibu dan bayi.
h. Ibu adalah perawat untuk bayinya sendiri, ibu melakukan aktifitas untuk memenuhi
kebutuhan bayinya kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
i. Perawat memfasilitasi ibu dan bayi sebagai satu kesatuan yang menjadi tanggung
jawabnya, memberi gambaran pada ibu dan keluarga, kebutuhan mana yang
memerlukan bantuan orang lain,
j. Para orangtua diijinkan untuk merawat bayi mereka yang sakit/resiko tinggi setiap ada
waktu dan mereka diikutsertakan dalam merawat bayinya sesuai dengan kondisinya,
memberi kesempatan pada ibu dan keluarga dengan melibatkan ibu dan pasangan
dalam merawat bayi yang bermasalah sesuai kemampuannya dengan melihat kondisi
bayi, sehingga keluarga tahu masalah bayi dan dapat mengambil keputusan dalam
meminta bantuan untuk mengatasinya. (file(6))
2.5 Prinsip family centered maternity care
1. Melahirkan dipandang sebagai kesehatan, bukan penyakit. Asuhan keperawatan
diarahkan untuk mempertahankan persalinan, kelahiran, nifas, dan perawatan bayi baru
lahir sebagai peristiwa kehidupan normal yang melibatkan perubahan emosional, sosial,
dan fisik yang dinamis.
2. Perawatan prenatal dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan psikososial, pendidikan,
fisik, spiritual, dan budaya individu setiap wanita dan keluarganya
3. Program komprehensif pendidikan perinatal mempersiapkan keluarga untuk partisipasi
aktif di seluruh proses berkembang prakonsepsi, kehamilan, persalinan, dan pengasuhan
4. Tim rumah sakit membantu keluarga dalam membuat pilihan berdasarkan informasi
untuk perawatan mereka selama kehamilan, persalinan, kelahiran, pascapersalinan, dan
perawatan bayi baru lahir, dan berusaha untuk memberi mereka pengalaman yang
mereka inginkan
5. Ayah dan/atau orang lain yang mendukung pilihan ibu terlibat secara aktif dalam proses
pendidikan, persalinan, kelahiran, nifas, dan perawatan bayi baru lahir
6. Kapan pun ibu menginginkan, keluarga dan teman didorong untuk hadir selama seluruh
tinggal di rumah sakit termasuk persalinan dan kelahiran
7. Setiap persalinan perempuan dan perawatan kelahiran disediakan di lokasi yang sama
kecuali kelahiran sesar diperlukan. Bila memungkinkan, perawatan pascapersalinan dan
bayi baru lahir juga diberikan di lokasi yang sama dan oleh pemberi perawatan yang
sama
8. Ibu adalah penyedia perawatan pilihan untuk bayi mereka. Saat ibu merawat bayinya,
peran keperawatan berubah dari melakukan perawatan pasien secara langsung menjadi
memfasilitasi pemberian asuhan oleh ibu atau keluarga.
9. Ketika pengasuhan ibu-bayi dilaksanakan, orang yang sama merawat bait ibu dan bayi
sebagai satu kesatuan keluarga, bahkan ketika mereka terpisah sebentar
10. Orang tua memiliki akses ke bayi baru lahir berisiko tinggi mereka setiap saat dan
disertakan dalam perawatan bayi mereka sejauh mungkin mengingat kondisi bayi baru
lahir
2.6 Manfaat family centered maternity care
1. Kurangi Biaya Perawatan Kesehatan
Studi telah mendokumentasikan efektivitas biaya praktik yang berpusat pada keluarga.
Secara khusus, studi ini telah menemukan bahwa praktik yang berpusat pada keluarga
mengarah pada pengurangan penggunaan unit gawat darurat dan lebih sedikit rawat inap
kembali ke rumah sakit
2. Hasil medis dan perkembangan yang lebih baik
Sebuah studi tahun 1995 membandingkan perilaku ibu dari 31 ibu muda, belum menikah,
didominasi kulit hitam, tingkat sosial ekonomi rendah yang telah lama dan kontak awal
(rooming-in) dengan bayi mereka dengan teman sebaya yang melakukan kontak hanya
selama menyusui. temuan menunjukkan bahwa peningkatan kontak dengan bayi tidak
hanya menyebabkan interaksi antara ibu dan bayi, tetapi juga lebih banyak interaksi
antara ibu dan bayi, tetapi juga lebih banyak sentuhan, termasuk sentuhan di tempat yang
lebih intim, seperti wajah bayi dan kepala bayi.
3. Tingkat kepuasaan mengasuhan anak ibu dan keluarga
Sebuah studi yang memeriksa perbedaan persepsi perempuan tentang kualitas dan
manfaat perawatan postpartum dalam perawatan postpartum tradisional versus perawatan
postpartum pusat keluarga (FCPPC) mengungkapkan bahwa wanita yang menerima
FCPPC memiliki kepuasan yang tinggi berwudhu kualitas dan manfaat perawatan
postpartum daripada wanita yang menerima perawatan postpartum tradisional.
4. Kepuasan Staf
Janssen dan kolega menemukan bahwa perawat kebidanan mengalami peningkatan
kepuasan keseluruhan dengan lingkungan kerja ketika mereka beralih ke perawatan
bersalin kamar tunggal yang berpusat pada keluarga
5. Posisi organisasi yang lebih efektif di pasar
Rumah sakit juga mendapat manfaat dari pelaksanaan program bersalin yang berfokus
pada kebutuhan perempuan melahirkan anak dan keluarganya. kepuasan pasien tinggi
dalam program FCMC (Screenshot ebook)

Anda mungkin juga menyukai