2019
A. Deskripsi Kejadian
Pada hari senin tanggal 27 Mei 2019, saat saya sedang shift pagi bersama dua
teman saya lainnya. Sungguh beruntung pada hari pertama saya di bangsal VK ada
pasien yang akan dilakukan tindakan partus. Awal melihat pasien yang sedang meneran
dan dalam posisi dorsal recumbent, perasaan saya campur aduk, antara takut,
gemetaran, dan tidak menyangka karena baru pertama kali melihat persalinan normal
secara langsung. Saat itu pembukaannya sudah lengkap walaupun harus dipacu terlebih
dahulu dikareakan pembukaan yang terlalu lama. Lalu pada saat itu, posisi kepala bayi
sudah berada di jalan lahir (vagina). Awalnya, bayi tersebut susah keluar karena posisi
dan power ibunya yang kurang baik untuk meneran, sehingga pada kala 2 “tak maju”
dan dokterpun turun tangan untuk melakukan vakum injeksi penarikan bayi. Pada saat
itu saya melihat dokter sampai menggunting bagian bawah vagina pasien dikarenakan
sulitnya bayi untuk keluar. Setelah bayinya keluar, bidan langsung meletakannya di atas
perut ibunya dengan menyelimuti si bayi untuk kontak dengan kulit ibunya, setelah itu
saya melihat dokter segera menjahit bagian yang digunting dengan rapih dan cepat.
Lalu dokter melakukan injeksi dan membantu pasien untuk mengeluarkan plasenta
yang masih berada didalam. Saat plasenta sudah keluar, bidan memastikan bahwa tidak
ada sesuatu yang tertinggal di jalan lahir pasien dan mengecek kelengkapan plasenta.
D. Analisis :
1) Mengapa kasus tersebut menarik?
Karena itu kali pertama saya melihat proses persalinan secara langsung
2) Mengapa bisa terjadi?
Karena yang saya lihat berbeda ketika saya praktik di kampus menggunakan
phantom, ketika dikampus kita hanya berinteraksi dengan benda mati dan tidak bisa
berinteraksi, tetapi kali ini saya benar-benar melihat secara langsung kepada
manusia, melihat bagaimana meneran, melihat bayi baru lahir secara langsung,
melihat plasenta secara langsung, dll.
3) Bagaimana hubungannya dengan kompetensi perawat?
Tidak hanya bidan, perawat juga harus mempunyai skill yang baik dalam menolong
persalinan, karena maternitas bukan hanya cakupan dalam dunia kebidanan saja.
Perawat harus bisa melakukan persalinan dari kala 1 sampai kala 4, termasuk
didalamnya memantau pembukaan, melakukan VT, mengatasi kecemasan pasien,
mempersiapkan proses persalinan, mengajarkan cara meneran yang baik,
melakukan tindakan dengan benar, memantau komplikasi persalinan, mengajarkan
IMD, dll.
4) Analisis dapat dilihat dari berbagai aspek seperti aspek etik, moral, budaya, social,
ekonomi, komunikasi, hukum, kebijakan dan lain-lain sesuai dengan kejadian yang
dihadapi
Dalam melakukan tindakan pertolongan persalinan, bidan/perawat harus
memperhatikan kebijakan-kebijakan yang berlaku sehingga tidak melanggar kode
etik yang ada, melakukan tindakan-tindakan dengan baik dan tepat, dan yang
lainnya. Selain itu, komunikasi antara pasien dengan bidan/perawat juga harus
terjalin dengan baik, sehingga proses persalinan bisa berjalan dengan lancar.
Sebelum melakukan tindakan, bidan harus melakukan informed consent kepada
pasien terlebih dahulu, dan meminta persetujuan pasien dan keluarga setiap akan
melakukan suatu tindakan.
F. Action Plan
Jika saya melihat proses persalinan lagi, saya akan lebih memberanikan diri saya dan
mengatasi gemetar yang saya rasakan, saya akan lebih membantu bidannya, dan
sebelum proses persalinan berlangsung hendaknya pasien diajarkan cara meneran dan
pengaturan posisi yang baik, bukan hanya diajarkan tetapi pasien bisa
mempraktikannya sehingga tenaga kesehatan bisa menilai apakah yang dilakukan si
pasien sudah sesuai atau belum.