Anda di halaman 1dari 17

OBAT DAN DAMPAK

PADA SISTEM
PERNAPASAN
Kelompok II :
1. Agata Dorathea Sianturi / 1420121201
2. Desi Natalia Sianturi / 1420121071
3. Ester Natalia Dewanti / 1420121081
4. Herlina Sri Herawati / 1420121055
5. Marta Pera Sonata / 1420121067
6. Nenden Fernandes / 1420121069
7. Ratna Wulan / 1420121098
8. Siti Khalimah / 1420121064
9. Stefanus Laia / 1420121090
10. Winda Liani / 1420121094
Obat Pada Saluran Pernafasan

Sistem pernafasan dimulai dari hidung sampai paru- paru. Hidung


merupakan saluran udara yang pertama dan terbuka sehingga
merupakan sasaran utama serangan kuman-kuman yang
beterbangan di udara, sehingga paling sering mengalami infeksi
atau peradangan .
PENGERTIAN OBAT
Obat merupakan suatu zat atau bahan -
bahan yang berguna dalam menetapkan
diagnosa, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan fisik dan rohani pada manusia
atau hewan, termasuk mempercantik
tubuh atau bagian tubuh manusia
OBAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP SYSTEM PERNAFASAN

A. RHINITIS
Rhinitis merupakan radang membrane mukosa hidung yang ditandai dengan bersin, gatal, hidung berlendir
dan kengesti atau hidung tersumbat. Rhinitis terjadi karena menghirup alergen sperti debu, bulu binatang,
serbuk sari bunga tertentu, asap rokok dan polutan.
Terapi rhinitis yang diberikan adalah
1. Antihistamin
adalah obat yang dipergunakan untuk terapi simptomatik terhadap alergi seperti rhinitis.
Efek samping : mengantuk, pusing letih dang gangguan koordinasi, timbul ruam kulit, mulut
kering, pandangan kabur, retensi urin dan palpitasi
Jenis obat anti histamine: Difenhidramin ( Benadryl )
Dosis : 25-50 mg setiap 4-6 jam/oral, 10-50 mg dosis tunggal ( IM,IV )
2. Dekongestan
Obat ini menyebabkan konstriksi arterioral dimukosa hidung
sehingga mengurangi infiltrasi cairan dari pembuluh darah ke jaringan sekitar
yang dapat menyebabkan udem. Serta relaksasi bronkus dan menyebabkan
berkurangnya gangguan aspirasi udara masuk ke paru-paru.
Efek Samping : peningkatan tekanan darah dan denyut jantung
Jenis Obat Dekongestan
 Efedrin oral : dosis 25-50 mg (3-4x/hari )
 Fenilpropanolamin oral : dosis 25-50 mg ( 3-4x/hari )
 Pseudoefedrin oral : 60 mg setiap 4-6 jam
 Oxymetazolin HCL : dewasa dan anak usia > 6 thn : 0,05 % tts/spray 1-2 tts
setiap hidung 4x/hari
anak usia 2-5 thn : 0,025 % drop, 2-3 tts 2x/hari
B. BRONKODILATOR
Adalah kelompok obat yang digunakan untuk meredakan gejala akibat penyempitan saluran
pernapasan, seperti batuk, mengi, atau sesak napas. Asma dan penyakit paru obstruksi kronis
(PPOK) adalah dua kondisi yang sering diobati dengan bronkodilator atau yang disebut obat
yang berkhasiat melebarkan bronkhus. Jenis obat bronkhodilator adalaah

1. Epinefrin dan Beta -2 adrenegik

a. Epinefrin : digunakan untuk bronkokonstriksi akut


Efek Samping : tremor, hipertensi, takikardi, jantung bedebar distritmia dan angina
Jenis Obat : epinefrin ( adrenalin )

Dosis : SC : 0,1-0,5 mg dari lar 1:1000

anak, SC : 0,01 mg dari lar 1:1000,

inhal 1:2 semprotan dari lar 1:1000


b. beta-2 adrenegik : digunakan untuk bronkokonstriksi
◦ Efek saping : denyut jantung meningkat
◦ Jenis Obat :
1. Isoproterenol ( isoprel )
Dosis : 1-2 inhalasi dewasa : sublingual 10-20 mg setiap 6-8 jam,
Anak sublingual 5-10 mg setiap 6-8 jam
2. Albuterol ( proventil, ventolin )
Dosisi : 1-2 inhalasi, oral 2-4 mg 3/4x sehari max: 8 mg 4x/hari
2. Derivat methylxantin ( xantin )
Meliputi teofilin, aminofilin dan kafein. Xantin merangsang saraf pusat dan pernafasan,

mendilatasi pembuluh pulmonal dan koronaria, xantin biasa digunakan untuk mengobati asma.
◦ Efek samping : mual, muntah nyeri lambung, perdarahan usus, distrimia, kejang
◦ Jenis obat
 Aminofilin IV
Dosis : IV (pembebasan 6 mg/kg)
oral 200-300 mg setiap 6-8 jam
 Teofilin
Dosis : oral 100-200 mg setiap 6-12 jam atau 1-3 mg/kg tiap 6 jam
C. MUKOLITIK DAN EXPEKTORAN

penggunaan obat ini bertujaun untuk mengurangi kekentalan mukus disaluran pernafasan agar
memudahkan pengeluaran lendir dalam kasus infeksi tenggorokan
Obat yang digunakan yaitu :
1. Kaliumiodida
untuk menstimulasi sekresi mukus dicabang tenggorokan dan mencairkannya
Efek samping : gangguan tiroid, struma, urtikaria dan hyperkalemia
Dosis pada batuk : oral 3 dd 0,5-1 grm max: 6 gram /hari
2. Amonium klorida
untuk obat batuk
Efek Samping : gangguan lambung, mual, muntah
Dosis oral : 3 dd 100-150 mg, max: 3 grm/hari
3. Minyak terbang / atsiri
Minyak terbang / atsiri seperti minyak kayu putih berkhasiat
untuk menstimuli sekresi dahak dan bersifat bakteriostatik lemah
Dosis : 10 tts dlm 1 liter air hangat

4. Succus liquirriti
Obat batuk hitam untuk mempermudah pengeluaran dahak
Efek samping : jika digunakan > 3 gram/hari akan nyeri kepala,
udem dan gangguan keseimbangan elektrolit
Dosis : 1-3 gram/hari
D ANTITUSIF

Antitusif adalah obat yang digunakan untuk mengobati batuk kering. Antitusif dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Antitusif Yang Bekerja Diperifer
Obat ini bekerja menekan batuk dengan mengurangi iritasi local di saluran nafas, yang termasuk dalam
obat ini yaitu obat – obat anastesi, lidokain, demulcen
2. Antitusif yang bekerja sentral
Obat ini bekerja menekan batuk dengan meninggikan ambang rangsang yang dibutuhkan untuk
merangsang pusat batuk, obat ini dibagi menjadi 2 golongan yaitu: golongan narkotik dan non narkotik.
a. Golongan Narkotik
 kodein ( dewasa dosis tunggal 20-60 mg/hari ),
 hidrokodon (oral 5-10 mg setiap 6-8 jam )
b. Golongan Non Narkotik :
◦ dextrometorfan ( dewasa 10-20 mg / 4 jam, anak 6-11 thn 5-10 mg, anak 2-6 thn 2,5-5
mg/ 4 jam )
◦ butamirat sitrat (dewasa 3x15 ml, anak umur 6-8 tahun 2x10 ml, anak berumur lebih dari
9 tahun 2x15ml)
◦ noskapin (dewasa 15-50 mg setiap 4-6 jam, anak 2-12 thn 7,5-15mg setiap 3-4 jam dan
tidak melebihi 60 mg/hri)
◦ difenhidramin ( dewasa 25 mg/4 jam tidak melebihi 100 mg/ hari, anak 6-12 tahun 12,5
mg/ 4 jam dan tidak melebihi 50 mg/hari, anak 2-5 tahun 6,25 mg /4 jam dan tidak
melebihi 25 mg/hari
Obat-obat penyebab kelainan saluran nafas

1. Batuk : ACEi (kaptopril dll)


2. Serangan asma : Reaksi anafilaksis obat-Beta antagonis /
simpatolitik-Kolinomimetik (pilokarpin, piridostigmin)
Salisilat– Pentamidine nebulized– Propafenone -
Prostaglandine f-2a– Tartrazine
3. Acute pulmonary oedema / adult respiratory distress
syndrome– Beta agonis iv– Cytosine arabinoside – HCT–
Nalokson– Analgesik narkotik– Salisilat– Trombolitik
4. Emboli pulmonal : Kontrasepsi oral
5. Lupus like syndrome : Hidralazine– Fenitoin–
Prokainamide
6. Interstitial pneumonia & fibrosis : Amiodarone– Obat
sitotoksik / imunosupresif
7. Depresi nafas : Alkolhol– Antidepresan–
Antihistamin– Analgesik narkotik– Hipnotik sedatif
(barbiturat & benzodiazepine
8. Efusi pleura & fibrosis : Bromokriptin– Dantrolene–
Methotrexate– Metisergid
9. Infiltrasi akut & eosinofilia : Nitrofurantoin
10. Infiltrasi eosinofil kronik : Aspirin– Bleomisin–
Carbamazepine– Chlorpromazine (CPZ) – Garam
emas– Imipramine– Methotrexate– Asam Nalidiksat-
Naproksen- Penicillamine - Penisilin- Fenitoin-
Procarbazine - Sulfasalazine - Sulfonamide - Tetrasiklin
References
Mn, S. L. (2016). Farmakologi Dalam Keperawatan. Jakarta
Selatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Nuryati. (2017). Farmakologi. Jakarta Selatan: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Suardita, I. K. (2017). Farmakologi Sistem Pernafasan. Denpasar:
Bagian Anastesiologi Dan Reanimasi FK UNUD/RSUP.
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai