Anda di halaman 1dari 27

FARMAKOLOGI SISTEM

ENDOKRIN KELOMPOK 5
 BUDY SETYANTO / 1420121079
 DOMAN SUMARLIN / 1420121192
 FRIDAWATI KEMIT / 1420121056
 LEMMY HORASNIARI PURBA / 1420121170
 MONICA AGUSTINA PURBA / 1420121102
 PATRICIA SITINJAK / 1420121193
 ROBERTUS KRISMANTO / 1420121074
 SOETIJOWATI / 1420121076
 TINY LESTARI SUWITO / 1420121085
 YUSTA ASTRI LESTARI / 1420121078
A. PENGERTIAN

 Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran


(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh
melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain
(Rickyawan Nofan).
 Gangguan endokrin adalah penyakit yang terkait dengan kelenjar
endokrin pada tubuh. Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar
yang menghasilkan hormon yang merupakan sinyal kimia yang
dikeluarkan melalui aliran darah.
B. KARAKTERISTIK SISTEM
ENDOKRIN
 Karakteristiknya yaitu: disekresikan oleh sel-sel endokrin, pembawa pesan
kimiawi., sinyal kimia yang beredar di cairan tubuh, mengatur perilaku sel
target, hormon seperti enzim tidak mengkatalisis reaksi apapun,
disekresikan hanya bila diperlukan, mereka tidak disimpan sebelum
dibutuhkan, hormon di alam mungkin protein atau non-protein (asam amino
atau steroid), sekresi hormon diatur oleh sistem saraf melalui efek umpan
balik.
 Sistem endokrin terdiri dari : Kelenjar yang tidak mempunyai saluran yang
mengeluarkan hormon ke dalam aliran darah. Hormon yang merupakan
substansi kimia yang dibuat dari asam amino dan kolesterol yang bekerja
pada berbagai jaringan dan organ dan mempengaruhi aktivitas selular.
Bagian kelenjar pada system endokrin :

1. Kelenjar pituitary
2. Kelenjar tiroid
3. Kelenjar paratiroid
4. Kelenjar adrenal
5. Kelenjar pangkreas
1. Kelenjar pituitary
1. Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
 Merangsang pelepasan: Levotiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3) dari kelenjar tiroid
 Hipersekresi TSH menyebabkan hipertiroidisme
 Hiposekresi TSH menyebabkan hipotiroidisme
2. Adrenocortikotropik Hormone (ACTH)
 Merangsang pelepasan: Glukokortikoid (kortisol), Mineralokortikoid (aldosteron) dan Androgen
 Peningkatan serum kortisol dari korteks adrenal menghambat pelepasa ACTH di hipofisis
3. Growth Hormone (Hormon Pertumbuhan)
Somatotropic Hormone (STH) Bekerja pada semua jaringan tubuh, terutama pada tulang dan otot-
otot skeletal (otot rangka). Jumlah di atur oleh growth hormone realising hormone (GHRH) dan
growth hormone inhibiting hormone (GHIH)
4. Gonadotropik Hormone
Mengatur sekresi hormon dari ovarium dan testis, yaitu :
 Follicle stimulating hormone (FSH)
Mempercepat pematangan folikel ovarium dan mengaktifkan produksi sperma di testis
 Luteinizing hormon (LH)
Bergabung dengan FSH bekerja dalam pematangan dan produksi estrogen dan mempercepat sekresi
androgen dari testis
 Prolactin
Merangsang pembentukan susu dalam jaringan payudara sesudah melahirkan.
5. Antidiuretic Hormone (ADH) dan Oksitosin
 ADH meningkatkan penyerapan kembali air dari tubulus ginjal, dan mengembalikannya ke sirkulasi
sistemik.
 Oksitoksin merangsang kontraksi dari otot polos pada uterus.
2.Kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid mensekresi tiroksin dan triiodotironin


yang mempengaruhi hampir semua jaringan dan organ
dengan mengendalikan aktivitas laju/tingkat
metabolisme sehingga menyebabkan peningkatan curah
jantung, pemakaian oksigen, penggunaan karbohidrat,
sintesa protein, dan memecah lemak (lipolisis),
mengatur suhu tubuh dan siklus menstruasi.
3. Kelenjar paratiroid
Mensekresi 2 pasang hormon yaitu:
 Parathormon atau hormon paratiroid (PTH) untuk mengatur kadar
kalsium di dalam darah.
 Kalsitonin untuk menghambat reabsorpsi kalsium oleh tulang dan
meningkatkan ekskresi kalsium dari ginjal. Kalsitonin juga
menghambat kerja PTH.
4. Kelenjar adrenal
Terletak di puncak ginjal dan erdiri dari 2 bagian medula
adrenal dan korteksadrenal :
 Medula adrenal melepaskan Epinefrin katekolamin dan
Norepinefrin
 Korteks adrenal melepaskan Glukokortikoid, Kortikosteroid,
Mineralokortikoid
5. Kelenjar pangkreas
Bagian endokrin pankreas memiliki pembagian sel yang disebut
pulau-pulau Langerhans.
 Sel alfa: memproduksi glukagon, yang memecah glikogen menjadi
glukosa di hati
 Sel beta: memproduksi insulin, yang mengatur metabolisme
glukosa.
Fungsi system endokrin
 Mengatur berbagai proses metabolisme secara spesifik selama organisme tersebut hidup
(regulator metabolisme)
 Mengatur sistem enzim dan permeabilitas membran sel, sehingga disebut chemical messenger
 Menginduksi sintesa enzim pada tingkat inti sel dan ribosom
 Menginduksi sistem enzim pada tingkat membran sel
 Mengatur kadar koenzim yang tergolong nukleotida
 Mengkoordinir fungsi dan kerja jaringan dan organ
 Mengontrol pertumbuhan sel dan jaringan
 Mengontrol proses status faali seperti mengontrol denyut jantung, tekanan darah, respirasi dan
suhu tubuh
 Mengontrol kerja ginjal, proses pencernaan, proses reproduksi dan proses produksi seperti
proses produksi susu (laktasi) dan proses produksi telur.
KLASIFIKASI SITEM ENDOKRIN

1. Berdasarkan senyawa kimia pembentuknya

2. Berdasarkan sifat kelarutan

3. Berdasarkan lokasi reseptor hormone

4. Berdasarkan Fungsi
FAKTOR RESIKO GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN

meningkatnya kadar kolesterol, riwayat keluarga dengan


gangguan endokrin, inakvitas, riwayat penyakit terhadap
gangguan autoimun, pola makan yang tidak baik, kehamilan
(pada kasus seperti ini hipotiroidisme), operasi, trauma,
infeksi atau cedera serius yang baru saja terjadi.
PENYEBAB GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN

1. Kelenjar menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit


hormon endokrin yang disebut ketidakseimbangan hormon.
2. Pembentukan luka (seperti bintil atau tumor) pada sistem
endokrin yang dapat atau tidak mempengaruhi kadar
hormon.
GEJALA GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN

 Diabetes
 Akromegali
 Penyakit Addison
 Sindrom Cushing
 Penyakit Graves
 Hashimoto’s thyroiditis
 Hipertiroidisme
 Hipotiroidisme
 Prolactinoma
KOMPLIKASI GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN

 kegelisahan atau insomnia (pada banyak kondisi tiroid)


 koma (pada hipotiroidisme)
 depresi (pada banyak kondisi tiroid)
 penyakit jantung
 kerusakan saraf
 kerusakan atau gagal pada organ
 kualitas hidup yang tidak baik.
PENCEGAHAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN

tetap menjaga berat badan yang sehat


 mengkonsumsi makan sehat
 banyak berolahraga
 sertakan yodium dalam diet karna ini dapat
mencegah masalah tiroid.
pengobatan
1. Adrenocortikotropik Hormone ACTH
Hormone ACTH disebut ACTH kortikotropin (ACTHAR). Kortikotropin merupakan larutan ACTH murni dalam gelatin
untuk suntikan IM atau SC. Dipakai untuk mendiagnosis gangguan kelenjar adrenal, mengobati insufisiensi kelenjar
adrenal dan sebagai antiinflamasi dalam mengobati suatu respon. Cara kerja
 Merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan kortikosteroid.
 Waktu paruh 15-20 menit.
 Kortikotropin menekan respon imun dan inflamasi
Efek samping
 Mengakibatkan peningkatan sekresi hormon korteks adrenal
 Reaksi hipersensitivitas
 Alkalosis hipokalemik
Interaksi obat
 Timbul keracunan digitalis
 Diuretic dan penisilin menyebabkan hipokalemia
 Rifampin dan barbiturat mengurangi efek ACTH
Obat Dosis Pemakaian dan Pertimbangan
AnteriorGrowth Hormone (GH)

Somatropin Genotropin (phijer) SC : 0,5 – 0,7 iu/kg/BB/minggu terbagi mual, muntah, nyeri abdomen atau
dalam injeksi pelvis, sakit kepala, rasa kantuk, reaksi
pada tempat penyuntikan.

Somatropin Saizen (Merck) SC / IM : 0,7 – 1 mg/m2 luas permukaan Digunakan pada gangguan pertumbuhan
tubuh atau 0,025 - 0,035 mg/kg/BB. pada anak yang disebabkan karna
penurunan atau tidak adanya sekresi
hormon pertumbuhan.
Kontra indikasi : Tumor

Thiroid Stimulating hormone (TSH)

Thyrotropin IM,SK : 10 U, 4 kali sehari, 1-3 hari Untuk mendiagnosa penyebab


Hipotiroid, injeksi terakhir dilanjutkan
dengan pemeriksaan radioiodine.
Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)

Kortikoropin IM,SC : 20 unit, 4 kali sehari. IV : 10-15 Untuk defisiensi ACTH, untuk slrerosis
U dalam 500 mL D5%/8jam multiple, dosis 80-120 U/hari

Kortikoropin Repositori SC, IM : 40 u setiap 12-24 jam Untuk defisiensi ACTH, untuk
mengobati insufisiensi adrenal akibat
pemakaian kortison jangka panjang.

Pituitary Posterior Anti Diuretik Hormone

Vasopresin Dewasa : SC. IM : 5-10 U 2-3 kali sehari. Untuk diabetes insipidus. Untuk
Anak dosis lebih rendah meredakan distensi usus. Mengurangi
perdarahan GI akibar varises esofagus.
Monitor output urine

Lipresin Intra Nassal : 1-2 semprotan perlubang Untuk diabetes insipidus. Monitor
hidung output urine

Desmoprasin IV : 0,3 µg dalam 50 ml normal salin Untuk diabetes insipidus. Monitor


selama20-30 menit output urine
2. Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dan Kelenjar Tiroid
Indikasi utama preparate hormon tiroid adalah:
A. Terapi pengganti
 Digunakan untuk penderita hipotiroid yang mungkin disebabkan oleh gangguan kelenjar tiroid (penyebab
primer) atau menurunnya sekresi TSH (penyebab sekunder), terapi dengan radioiodin.
 Miksedema: hipotiroidisme yang berat
 Levotiroksin dan liotrionin untuk meningkatkan tingkat metabolism
B. Antitiroid
 Menghambat sintesis hormon tiroid pada kasus hipertioid
 Bermanfaat untuk hipertiroidisme yang disertai dengan pembesaran kelenjar tiroid.
 Penyakit Grave/Tirotoksikosis: hipertiroidisme yang paling sering terjadi karena hiperfungsi kelenjat tiroid.
 Oprasi pengangkatan dan terapi yodium radioaktif.
 Interaksi: Menurunkan efek insulin dan antidiabetik oral, digoksin meningkatkan efek obat-obat tiroid.
Dosis
Obat Dosis Pemakaian dan Pertimbangan
Hipotiroid
L-thyroxine Na Dewasa : awal 0,005-1 mg/hari. Dosis Digunakan pada hipotiroidisme dengan
harian ditingkatkan tiap dua minggu sebab apapun. Supresi kadar TSH pada
0,025 – 0,005 mg s/d hasil yang penyakit gondok. Kontra indikasi :
diinginkan tercapai. hipersensitif terhadap tiroksin,
tiritoksokosis. Efek samping : takikardi,
cemas, tremor, sakit kepala, kemerahan
muka, banyak berkeringat, penurunan
BB.
Levothyroxine Awal 25-50 mcg, ditingkatkan 25-50 Digunakan padahipotiroid.
mcg pada interval 2-4 minggu. Efek samping : Tremor pda jari tangan,
palpitasi aritmia, berkeringat secara
berlebihan, diare, penurunan BB,
gangguan tidur, gelisah.
Antitiroid / Hipertiroidisme

Carbimazole Neo Dewasa : awal 20-80 mg/hari. Digunakan pada Hipertiroidisme.


Kasus ringan 5-10 mg/hari, kasua\s Kontra indikasi pada Laktasi. Efek
sedang 30 mg/hari, kasus berat 40-60 samping : mual, dan muntah.
mg/hari. Diberikan dalam beberapa
dosis terbagi. Pemeliharaan 5-15
mg/hari.

Thiamazole Dewasa: terapi konservatif Eefek samping : alergi kulit.

Thyrozol (merck) hipertiroid : untuk menghambat jumlah sel darah, limfadenitis,


produksi hormon tiroid secara komplit pembengkakan kelenjar ludah.
25-40 mg/hari. Dosis harian maks : 40
mg dalam maks 20 mg dosis tunggal.
3.Kelenjar Paratiroid
Ada 2 jenis penyakit yang terdapat pada kelenjar paratiroid, yaitu :
 Hiperparatiroidisme adalah berlebihnya produksi hormon paratiroid oleh
kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya
batu ginjal yang mengandung kalsium.
 Hipoparatiroidisme ditandai dengan rendahnya tingkat PTH, yang
menurunkan jumlah kalsium dalam darah. Saraf dan otot sel tidak dapat
berfungsi dengan baik.Penyebab hipoparatiroidisme termasuk
kekurangan magnesium, cedera pada kelenjar, operasi pada kelenjar
tiroid dekatnya, kelainan genetik atau kekurangan bawaan dari kelenjar
paratiroid.
Dosis
Obat Dosis Pemakaian dan Pertimbangan
Hipoparatiroidisme dan hipokalsemia Analog vitamin D
Kalsifediol Oral : 50-100 mg/hari Untuk penyakit tulang akibat GGK dan
Dialisa Ginjal. Pantau kadar kalsium
serum pantau tanda hiperkalsemia

Ergokalsiferol Oral : 0,25 mg/hari Untuk hipoparatiroid dan rikets. Panatau


kadar kalsium serum

Hiperparatiroidisme dan hiperkalsemia


Kalsitonim manusia SC, dosis mula 0,5 mg/hari, rumatan: Untuk penyakit paget
0,25 mg/setiap 2- 3 minggu

Kalsitonin salmon SC atau IM, dosis mula 100 IU/hari, Untuk penyakit paget,
rumatan : 50- 100 IU setiap hari atau Hiperparatiroidisme, hiperkalsemia
setiap dua hari
DAFTAR PUSTAKA

1. Utama, Sektya Yudha Ardhi. 2018. Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta.
Deepublish

2. Sinulingga ,Frendly. Elisabeth,Juli . Rostina, Parapat. Sihotang Halawa Sulastri. 2018.


”MAKALAH FARMAKOLOGI OBAT PADA SISTEM ENDOKRIN” pematang siantar.

3. FARMAKOLOGI Endokrin | PDF (scribd.com)


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai