Anda di halaman 1dari 19

TATALAKSANA

ANESTESI pada KASUS


BEDAH THORAK
OLEH: RAKHA_SIWI
 Melakukan anamnesis
 pemeriksaan fisik anestesi
 Pemeriksaan laboratorium
Persiapan pre  elektrokardiogram (EKG)
anestesi  Pemeriksaan radiologis toraks
 Evaluasi fungsi paru dan prediksi fungsi paru
pasca operasi.
 Menentukan status ASA
 Uji fungsi paru sangat bermanfaat sebagai dasar
untuk mengetahui besarnya fungsi cadangan
paru. karena kebanyakan pasien yang akan
menjalani torakotomi memiliki penyakit paru dan
oleh karena pada torakotomi dipastikan akan
terjadi gangguan fungsi paru.
 Uji fungsi paru bermanfaat untuk membuat
prediksi kemampuan pasien untuk
mempertahankan ventilasi spontan yang
adekuat, melakukan nafas dalam dan batuk pada
periode pasca operasi.
 Persiapan praoperatif pasien bedah toraks harus
difokuskan pada kondisi-kondisi yang dapat ditangani.
Tindakan profilaksis seperti terapi bronkodilator,
hidrasi, dan terapi fisik dada, menurunkan insiden
komplikasi pasca operasi dan harus mulai sebelum
operasi dan dilanjutkan setelah operasi.
Persiapan  Penghentian merokok setidaknya dilakukan 4 sampai 8
minggu sebelum operasi dimana hal ini terkait dengan
Praoperatif penurunan insiden komplikasi pernafasan pasca
operasi.
 Keuntungan lainnya dengan menghentikan kebiasaan
merokok selama beberapa minggu sebelum operasi
yakni dapat menurunkan produksi sputum dan
meningkatkan aktivitas silia.
 Pemberian premedikasi tergantung pada kondisi
psikis pasien, derajat kelainan paru, dan tindakan
pembedahan.
 Memberikan penjelasan tentang Tindakan
anestesi agar pasien tidak mengalami kecemasan
 Pasien yang akan menjalani operasi reseksi paru
Premedikasi tidak rutin diberikan obat-obat sedasi sebelum
operasi.
 Obat sedasi ringan seperti short acting
benzodiazepine intravena sering diberikan
sebelum melakukan prosedur monitoring invasif
seperti pemasangan kateter.
 Pada pasien dengan sekresi berlebih, pemberian
glikopirolat berguna untuk memfasilitasi
bronkoskopi fiberoptik untuk penempatan
endobronkial tube lumen ganda atau bronchial
blocker.
 Pasien yang mengalami hipoksemia pada udara
kamar (PaO2< 60 mmHg) atau hiperkarbia
(PaCO2> 45 mmHg) tidak diberikan premedikasi
 Pasien yang biasa mendapat oksigen waktu
dibawa ke kamar operasi harus tetap diberikan
oksigen dengan konsentrasi sama, pasien
orthopneu dibawa ke kamar operasi harus dengan
posisi setengah duduk.
 General Anestesi
Dengan tehnik pemasangan ETT
General anestesi dengan ventilasi kontrol
merupakan teknik anestesi yang paling aman
Pilihan untuk torakotomi.
Anestesi dan Obat anestesi inhalasi halogen/sevo merupakan
Reanimasi pilihan yang baik karena mempunyai efek yang
baik pada jalan nafas yaitu dapat mencegah
terjadinya bronkokonstriksi, mempunyai efek
bronkodilatasi, dan menghilangkan reflek jalan
nafas pada pasien yang memiliki jalan nafas yang
reaktif (misalnya perokok).
 Ketamin dalam kombinasi dengan N2O dan
pelumpuh otot dapat digunakan dalam bedah
toraks.
 obat ini bermanfaat untuk induksi pada pasien-
pasien kritis yang akan menjalani bedah darurat.
oleh karena itu, memiliki efek simpatomimetik
yang sangat diperlukan. karena kebanyakan bedah
toraks darurat disertai dengan hypovolemia
 Disamping itu obat ini memiliki onset yang cepat
dan dapat mengurangi bronkospasme pada pasien
asma.
1. Pemantauan Kardiovaskular.
 Non-invasif (tak langsung)
Nadi, tekanan darah, jumlah perdarahan
Invasif (langsung)
Intra
Biasanya dikerjakan untuk bedah khusus
Anestesi atau pasien dengan keadaan umum yang
kurang baik. Dapat dilakukan dengan
menggunakan kanulasi arteri melalui
arteri radialis, arteri dorsalis pedis, arteri
karotis, dan arteri femoralis
2. Pemantauan Respirasi
Menggunakan Pulse oxymetri/saturasi oksigen
Saat ini juga sering digunakan kapnometri untuk mengetahui
secara kontinyu kadar CO2 dalam udara inspirasi atau
ekspirasi.

3. Pemantauan Suhu Badan


Pemantauan suhu badan dilakukan pada bedah lama atau
pada bayi dan anak kecil.

4. Pemantauan Ginjal
Pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan sirkulasi
ginjal. Produksi urin minimal 0,5-1,0 ml/kgBB/jam
 Terapi cairan pada operasi torakotomi harus
diperhatikan adanya kemungkinan terjadi
komplikasi terutama pasien yang menjalani
pneumonektomi
 banyak pasien post pneumonektomi yang
Terapi cairan mengalami postpneumonectomy pulmonary
pada bedah oedem (PPE).
thorax  Balans total lebih dari 20 ml/kgBB harus
dihindari pada 24 jam pertama perioperatif.
 Margois dan Singer merekomendasikan cairan 2
liter durante operasi dan 50 ml/kg setelah
operasi.
 Hal pertama yang harus dilakukan adalah
membersihkan pipa endotrakeal dari lendir
atau bekuan darah.
 Pipa lumen ganda yang terpasang diganti
dengan pipa endotrakeal single lumen.
Pemulihan
 Aliran gas atau obat anestesia inhalasi
Anestesia dihentikan dan pasien diberikan oksigen
100% (4-8 liter) selama 2 – 5 menit.
 reverse obat pelumpuh otot dengan
memberikan antikolinesterase yakni
neostigmin dan dikombinasikan dengan SA.
 Pasca bedah torakotomi, pasien akan
dikelola di kamar pulih atau unit
perawatan pasca anestesi.
Pasca  hal-hal yang tidak menyenangkan akibat
Anestesia stress pasca bedah atau pasca anestesia
berupa mual muntah, gangguan nafas,
gangguan kardiovaskular, gelisah, nyeri,
menggigil, dan kadang-kadang
perdarahan.
1. cryoanalgesia
 (cryoanalgesia) akan menghasilkan blok
saraf interkosta yang berlangsung sangat
lama.
Penatalaksanaan
 Cara ini terbukti sangat efektif untuk
Nyeri Pasca
mengatasi nyeri dan mengurangi
Bedah kebutuhan narkotik pasca torakotomi,
memperbaiki fungsi paru
 Memblokir konduksi saraf di sepanjang
jalur saraf perifer untuk sementara
2. Anestesia epidural
Kateter epidural harus sudah terpasang sebelum
induksi anestesi dan posisinya di cek dengan obat
lokal anestesi dosis rendah.
Kelebihan dari teknik ini adalah menghilangkan nyeri
dengan nyata dan durasinya lebih panjang daripada
narkotik parenteral.
Pada praktek klinis banyak digabungkan penggunaan
opioid epidural dengan anestesi lokal.
Kombinasi epidural bupivakain ditambah dengan
morfin atau fentanyl akan memberikan efek analgesia
yang lebih baik daripada penggunaan anestesi lokal
saja.
Sekian dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai