I. PENDAHULUAN
I.1. Fenomena dan Isu Globalisasi Versus Pembangunan Berkelanjutan
II. PEMBAHASAN
Globalisasi bukan merupakan ancaman bagi pembangunan berkelanjutan tapi sa
ling mendukung. Untuk terciptanya kondisi saling mendukung diperlukan adany
a perubahan radikal pada kualitas pembangunan dan pola konsumsi dan produks
i. Secara umum, industry dan setiap kegiatan industrialisasi harus dirangsang ag
ar lebih efisien dalam penggunaan sumber daya, menghasilkan pencemaran dan
limbah yang sedikit, lebih berdasar pada penggunaan sumber daya yang dapat p
ulih dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap kkesehatan manusia dan li
ngkungan.
Tiga pilar pembangunan yang perlu diperhatikan dalam era globalisasi adalah se
bagai berikut :
1. Aspek Sosial dan Budaya
Dalam hal ini masalah kemiskinan lebih dominan,Rumusan pembangunan berke
lanjutan memuat dua konsep dasar. Pertama, konsep kebutuhan, khususnya keb
utuhan kaum miskin sedunia terhadap siapa prioritas utama perlu diberikan. Ke
dua, gagasan keterbatasan yang bersumber pada keadaan teknologi dan organisa
si social yang dihubungkan dengan kemampuan lingkungan untuk memenuhi ke
butuhan masa kini dan masa mendatang. Dengan demikian keprihatinan mengat
asi kemiskinan dan ikhtiar menghadapi menanggapi keterbatasan akibat keadaa
n teknologi dan organisasi social menjadi latar belakang pembahasan masalah-
masalah lingkungan dan pembangunan. Kemiskinan tidak mengenal batas Nega
ra. Kemiskinan menjadi cirri pokok setiap Negara berkembang yang membuat s
emakin sulitnya masalah lingkungan tertanggulangi. Hal ini hanya dapat dipeca
hkan melalui proses pembangunan menurut pola berkelanjutan dan dilaksankan
oleh seluruh bangsa di dunia yang meliputi Negara berkembang dan Negara maj
u.
2. Aspek lingkungan (Ekologi)
Pemabngunan yang diharapkan hendaknya pembangunan dengan konsep yang b
ijaksana, yang dengan tujuan meningkatkan kualitas lingkungan atau yang lenih
dikenal dengan pembangunan berwawasan lingkungan dengan selalu memperha
tikan kelestarian sumbaer daya alam dan daya dukung lingkungtan yang memad
ai. Menurut emil salim pembangunan berwawasan lingkungan merupakan upay
a sadar dan berencana dalam menggunakan dan mengelola sumber daya alam se
cara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatka
n kualitas hidup.
3. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi antara Negara maju dan berkembang memberikan kontri
busi terhadap kesenjangan masyarakat secara global yang berdampak pada “pe
mbenaran” exploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
III.2. SARAN
A. Untuk terciptanya kondisi saling mendukung antara globalisasi dan pembang
unan yang berkelanjutan diperlukan perubahan pola konsumsi dan produksi, seb
agi contoh perluanya penerapan Pajak & Bea masuk tersendiri bagi industry/pe
mbangunan yang kurang ramah terhadap lingkungan serta sebaliknya.
B. Proyek pembangunan senantiasa dilengkapi dengan studi /telaah kelayakan
C. Peningkatan komitmen untuk mengatasi keterbatasan institusi dan SDM serta
keterbatasan anggaran untuk mengawal pembangunan berkelanjutan di era glob
alisasi yang semakin menantang.
http://mmanis-mmanis.blogspot.com/2010/12/hubungan-globalisasi-dan-pemba
ngunan.html
BAB I
PENDAHULUAN
1[1] Sugiharyanto, 2007, Seri IPS Geografi dan Sosiologi SMP kelas IX, Yogyakarta: Yudistira, Hal. 162
2[2] Budiman Chandra, 2007, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta: EGC, Hal.6
B. Rumusan Masalah
2. Apa sajakah contoh negatif dan positif dari pengaruh globalisasi bagi lingkun
agn hidup?
4. Apa upaya yang dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi
dampak negatif globalisasi bagi lingkungan hidup ?
C. Tujuan
2. Mengetahui contoh negatif dan positif dari pengaruh globalisasi bagi lingkug
an hidup.
4. Mengetahui upaya yang dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam menang
gulangi dampak negatif globalisasi bagi lingkungan hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
Globalisasi layaknya seperti keping uang logam, yang memiliki 2 sisi yang s
angat bertolak belakang satu sama lain. Globalisasi disatu sisi memberikan dam
pak positif dan disisi lain memberikan dampak negatif. Dan salah satu dampak
negatif dari globalisasi adalah berimbas pada masalah lingkungan. Ada serangk
aian proses yang harus dilewati untuk menuju pada tahap perusakkan lingkunga
n akibat globalisasi, yang pada umumnya terjadi di negara-negara berkembang.
Dalam dunia industri, bahan mentah adalah satu hal penting untuk menjalank
an suatu roda perindustrian. Dan bahan-bahan mentah ini, banyak ditemukan di
negara-negara berkembang yang memang dalam segi geografinya berada pada j
alur lintang dan bujur yang subur. Namun, negara berkembang terkendala dalam
3[3] Deregulasi ialah kegiatan atau proses menghapuskan pembatasan dan peraturan.
melakukan pengelolaan akan sumber daya alam yang melimpah tersebut akibat
keterbatasan modal dan teknologi yang dimilikinya. Sehingga negara-negara ber
kembang membutuhkan suntikkan dana dan jasa dari negara-negara maju. Adap
un bentuknya bisa berupa hutang, pinjaman, ataupun hibah.
Namun sangat disayangkan bahwa berbagai bantuan dana dalam bentuk pinj
aman maupun hibah oleh negara maju tersebut sebagian besar digunakan untuk
membeli teknologi-teknologi dari negara maju. Dengan kata lain pinjaman dari
negara maju, kembali masuk ke saku negara maju lagi dalam bentuk pembelian
teknologi oleh negara berkembang, di lain waktu, negara berkembang masih har
us melunasi hutang-hutang kepada negara maju beserta dengan bunganya. Ini ad
alah satu dari sekian banyak bentuk kerjasama di era globalisasi antara negara m
aju dan negara berkembang yang mana secara tidak langsung merugikan negar
a-negara berkembang.
B. Contoh Dampak Negatif dan Positif Globalisasi bagi Lingkungan Hidup
2. Konsentrasi bahan pencemar yang berbahaya bagi kesehatan penduduk sepert
i merkuri, kadmium, timah hitam, pestisida, pcb, meningkat tajam dalam kandu
ngan air permukaan dan biota airnya4[4].
3. Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya di musim kemarau, sedangk
an di musim penghujan cenderung terjadi banjir yang melanda banyak daerah y
ang berakibat merugikan akibat kondisi ekosistemnya yang telah rusak.
4. Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah, bahkan tempe
ratur tertinggi di beberapa kota seperti Jakarta sudah mencapai 37 derajat celciu
s pada musim kemarau di hari terpanasnya.
6. Sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia terasa semakin menipis, se
perti minyak bumi dan batu bara yang diperkirakan akan habis pada tahun 2020
akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
7. Luas hutan Indonesia semakin sempit akibat tidak terkendalinya perambahan
yang disengaja atau oleh bencana kebakaran.
8. Kondisi hara tanah semakin tidak subur, dan lahan pertanian semakin menye
mpit dan mengalami pencemaran akibat polusi tanah dan polusi air permukaan.
Melalui contoh-contoh tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa yang menj
adi sumber utama dari perusakkan dan segala bentuk eksploitasi lingkungan yan
g terjadi di pelopori oleh industri yang notabene dikuasai sepenuhnya oleh nega
ra-negara maju. Sesungguhnya, negara berkembang lebih banyak dirugikan atas
upaya kerjasama tersebut mengingat selain telah dikuras kekayaan alamnya oleh
negara maju, pembagian hasil yang tidak merata, serta dampak dari eksploitasi a
ktifitas industri ditambah lagi dengan permasalah limbah yang dihasilkan.
Untuk itu, limbah dari hasil industri benar-benar menjadi ancaman kerusakan
lingkungan di negara-negara berkembang yang menjadi pusat industri negara m
aju. Keseluruhan peramsalahan yang terjadi di negara-negara berkembang menj
adi layaknya sebuah penyakit yang menggerogoti tubuh negara-negara berkemb
ang dari hari ke hari. Namun, nampaknya negara-negara berkembang belum me
nyadari sepenuhnya dengan kondisi mereka yang sedang tidak baik-baik saja ak
ibat terlena dengan buaian “globalisasi” yang dikatakan mampu meningkatkan p
erkeonomian dan mampu mensejahterakan masyarakat.
Ada pula dampak positif dari globalisasi yang mempengaruhi lingkungan hid
up manusia, seperti;
1. Seperti kesadaran manusia akan mulai tercemarnya lingkungan hidup mereka,
sehingga menumbuhkan kesadaran dalam diri untuk berbenah, memulai hidup d
engan cara yang baik untuk menjaga, menyelaraskan serta merawat lingkungan
5[5] Limbah B3, bahan berbahaya dan beracun, keberadaannya di Indonesia makin hari makin mengkhawatir
kan. Lebih dari 75% B3 merupakan sumbangan dari sektor industry melalui limbahnya, sedangkan sisanya bera
sal dari sektor lain termasuk rumah tangga yang menyumbang 5-10% dari total limbah B3 yang ada.
hidup guna menciptakan kehidupan yang lebih baik.
6[6] T. Siahaan, 2004, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Jakarta: Erlangga, Hal. 26
7[7][7] Regulasi adalah mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan
kepada perusahaan asing dibanding memihak kepada masyarakat.
4. Perkembangan budaya konsumtif akibat dari globalisasi. Media massa, baik e
lektronik maupun cetak, merupakan sarana utama dalam penyebaran epidemi gl
obal budaya kon-sumtif internasional tersebut. Contohnya, gaya memakan fast f
ood seperti Hambur-ger McDonald, Wendy’s, Arby’s, ayam goreng internasion
al seperti Kentucky, Texas, California, dan lain-lain. Dengan pola hidup konsu
mtif yang semakin banyak dianut oleh masyarakat dunia, hal inilah yang sesung
guhnya menjadi pupuk yang menyuburkan indstrialisasi dimana-mana khususny
a di negara-negara berkembang guna memenuhi permintaan konsumen tersebut.
Dan untuk memenuhi permintaan konsumen yang kian banyak akibat budaya
konsumtif tadi maka industri merasa wajib untuk meningkatkan jumlah produks
inya dengan melakukan eksploitasi secara besar-besaran sehingga terjadilah per
usakan lingkungan seperti abrasi, penggundulan hutan, dan lain sebagainya.
1. Solusi yang kemudian ditawarkan oleh negara maju ke negara berkembang un
tuk menangani permasalahan lingkungan yang ada yaitu terjadi saat pertemuan
negara-negara yang mempunyai wilayah 5% jatah hutan dunia (seperti Brazil, I
ndonesia, Venezuela, dan negara-negara Afrika), Amerika Serikat dan sekutuny
a datang menawarkan hibah tanpa bunga dan tanpa pengembalian dengan komp
ensasi negara-negara tersebut harus memperhijau hutannya kembali.
4. Disamping itu, untuk mengembangkan tanggung jawab bersama dalam mena
nggulangi masalah pencemaran sungai terutama dalam upaya peningkatan kualit
as air, dilaksanakan Program Kali Bersih (PROKASIH), yang memprioritaskan
penanganan lingkungan pada 33 sungai di 13 Propinsi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada dasarnya segala hal yang diciptakan manusia mempunyai efek baik
dan buruk bagi manusia itu sendiri. Globalisasi juga mempunyai sifat seperti itu.
Globalisasi disatu sisi menawarkan kebaikan tapi disisi lain juga kita akan terje
bak pada keterpurukan jika tidak mewaspadainya. Pengaruh globalisasi juga har
us dilihat dari “siapa yang memprakarsainya” yaitu negara-negara barat. Hal ini
patut diwaspadai karena sumber daya alam kita yang melimpah dan bukan tidak
mungkin negara-negara tersebut juga mengincarnya dengan mempengaruhi mas
8[8] T. Siahaan, Op.cit, Hal. 28
yarakat kita tentang “betapa baiknya globalisasi”. Rakyat (elit penguasa dan rak
yat biasa) harus meng-counter efek buruk dari globalisasi. Jika hanya rakyat bia
sa saja yang mencoba meng-counter-nya maka hal itu hanya akan sia-sia mengi
ngat kekuatan dan legitimasi yang dimiliki oleh negara-negara maju cukup kuat
untuk menjadikan mereka betah untuk melakukan eksploitasi terhadap lingkung
an di negara berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiharyanto. 2007. Seri IPS Geografi dan Sosiologi SMP kelas I. Yogyakarta:
Yudistira.
PENDAHULUAN
Dalam proses memajukan perekonomian suatu negara tidak lepas dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang merupakan produk globalisasi. Hubungan perekonomian
dengan negara lain baik itu melalui ekspor maupun impor dalam suatu pasar internasional
diharapkan bisa memajukan perekonomian dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Indonesia yang dikenal dengan sumber dayanya yang melimpah tidak mampu mengolah
sumberdaya tersebut membutuhkan teknologi yang lebih maju, sedangkan Negara-negara lain
dengan sumber daya yang kurang membutuhkan pasokan sumberdaya dari Indonesia untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat masing-masing negara.
Akan tetapi dalam proses globalisasi tersebut memiliki efek jangka panjang yang
negatif terhadap lingkungan hidup. Sebagai contoh kemajuan teknologi dalam bidang
computer menimbulkan masalah baru dengan sampah-sampah teknologi tinggi yang tidak
bisa terurai dalam jangka waktu yang sebentar, polusi yang dihasilkan sejak adanya Revolusi
Industri mengakibatakan efek rumah kaca dan pemanasan global. Di sisi lain dengan adanya
kemajuan teknologi memudahkan manusia untuk melakukan pekerjaan mereka sehingga
produktivitas akan meningkat, dan bisa mengurangi pengeluaran biaya perusahaan dalam hal
tenaga kerja.
Bagaimana dan kapan proses globalisasi tersebut dimulai bisa kita lihat dengan
berbagai disiplin ilmu. Mulai dari perkembangan kehidupan manusia, kebudayaan,
perekonomian, dan dampak-dampak yang dihasilkan dari proses globalisasi. Manusia sebagai
makhluk sosial memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan masing-masing, seperti
halnya suatu negara memerlukan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.
Dalam makalah ini akan dipaparkan tentang globalisasi dilihat dari berbagai ruang
lingkup ilmu sosial, global warming sebagai salah satu efek yang terjadi dalam jangka waktu
yang rellatif cepat dari proses globalisasi, dan efek jangka panjang dari globalisasi dan global
warming terhadap lingkungan hidup baik dalam jangka waktu yang pendek maupun jangka
waktu yang lama.
GLOBALISASI
Globalisasi merupakan sebuah konsep yang masih diperdebatkan oleh para ahli di
bidang ilmu, karena setiap aspek bidang ilmu melihat proses globalisasi melelui beberapa
pandangan. Hal tersebut dikarenakan perbedaan pandangan antara ruang dan waktu dari suatu
proses globalisasi tersebut. Konsep dari globalisasi pertama kali muncul pada awal tahun
1960 dan digunakan untuk mendefinisiskan sebuah proses, sebuah kondisi, sebuah sistem,
sebuah akibat dan sebuah era. Namun dalam hal ini kita sebaiknya melihat bahwa globalisasi
adalah sebuah rangkaian proses sosial yang diharapkan mengubah kondisi sosial kita dalam
satu globalitas. Ketika kita berbicara ‘globalisasi sedang terjadi’, meliputi tiga hal penting
yaitu :
1. Secara perlahan-lahan meninggalkan kondisi modernitas yang berawal pada abad ke-16
2. Melangkah maju ke sebuah kondisi baru dari globalitas (postmodern)
3. Manusia belum menyentuh sedikitpun dari proses globalisasi
Sebagaimana kita ketahui bahwa globalisasi merupakan konsep yang masih
diperdebatkan dan belum ada definisi yang pasti, beberapa ahli mendefinisikan globalisasi
menurut pandangan mereka masing-masing. Berikut ini definisi globalisasi dari beberapa ahli
yang tercantum dalam buku Manfred B. Steger (2003) Globalization : A Very Short
Introduction
· Globalisasi dapat didefinisikan sebagai intensifikasi hubungan sosial seluruh dunia yang
menghubungkan jarak area dengan sebuah cara dimana kejadian-kejadian lokal terbentuk
oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di area lain dan sebaliknya. (Anthonny Giddens)
· Konsep globalisasi memberikan gambaran sebuah perluasan yang luar biasa baik komunikasi
dunia maupun pasar dunia, keduanya terlihat lebih mudah dicapai dan lebih cepat daripada
awal modernitas. (Fredric Jameson)
· Globalisasi mungkin dijabarkan sebagai sebuah proses atau rangkaian proses yang
memberikan gambaran sebuah transformasi dalam struktur keruangan dari hubungan sosial
dan transaksi – yang menunjukkan kondisi perluasan, intensitas, kecepatan, dampak –
menyebabkan aliran dan sistem dari aktifitas, interaksi, dan kekuasaan yang digunakan
menghubungkan antar kontinen atau antar daerah. (David Held)
· Globalisasi sebagai sebuah konsep yang menghubungkan antara penekanan pada dunia dan
intensifikasi dari persepsi bahwa dunia termasuk semuanya. (Roland Robertson)
· Globalisasi menekan aspek ruang dan waktu dari hubungan sosial. (James Mittelman)
Walaupun proses globalisasi itu sendiri mengandung beberapa pandangan yang
berbeda-beda, kita dapat melihat ada 4 karakteristik dasar dalam fenomena globalisasi
tersebut. Yang pertama yaitu globalisasi meliputi penciptaan hal baru dan proses penggandan
altibitas dan hubungan sosial yang sudah ada yang berhasil menigkatkan batas antara tradisi,
politik, ekonomi, dan geografi. Yang kedua, globalisasi digambarkan dengan pertambahan
dan perkembangan interdependensi, aktivitas, dan hubungan sosial. Yang ketiga, globalisasi
meliputi intensifikasi dan percepatan aktivitas sosial dan pertukaran nilai sosial. Dan yang
keempat, penciptaan, perluasan, dan pengembangan koneksi dan interdependensi sosial tidak
hanya mencakup pada tingkatan materi. James Beckford membagi globalisasi ke dalam 5
garis besar :
1. Peningkatan frekuensi, volume, dan hubungan satu sama lain antara kebudayaan, komoditas,
informasi dan masyarakat
2. Peningkatan kapasitas teknologi informasi untuk mengurangi dan menekan baik ruang dan
waktu
3. Pengembangan aplikasi dan prosedur rutin untuk memproses aliran global informasi, uang,
komoditas dan masyarakat
4. Tindakan yang tidak diperkirakan dari intitusi dan gerakan sosial yang mendukung,
mengontrol, mengobservasi atau menolak globalisasi
5. Perkembangan persepsi dan ideologi baru dalam globalisme yang memberikan beberapa
gambaran di interaksi sosial
Globalisasi merupakan suatu kejadian yang memiliki pengaruh yang berbeda-beda
terhadap individu satu sama lain, dan bukan merupakan proses yang sudah pasti. Globalisasi
merupakan suatu rangkaian dari proses sosial yang mencakup beberapa dimensi ilmu
(multidimensional), Manfred B. Steger menggambarkannya dengan beberapa orang buta
yang belum tahu apa-apa tentang bentuk dari gajah dan secara bersama-sama meraba gajah
tersebut untuk memperoleh gambaran dari gajah tersebut. Satu orang buta menyentuh belalai
gajah dan menggambarkan gajah sebagai benda yang mempunyai bentuk yang panjang dan
seperti ular, orang buta yang lain menyentuh gadingnya dan menggambarkannya seperti
tombak yang panjang. Orang buta ketiga menyentuh kaki gajah dan menyamakannya dengan
tiang yang besar, seperti halnya para ilmuwan yang melihat globalissi melalui pandangan
mereka sendiri-sendiri.
LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.Lingkungan hidup adalah
keseluruhan keadaan luar yang melingkungi dan memepengaruhi eksitensi suatu organisme
atau suatu masyarakat hayati. Secara ringkas dapat kita ringkas bahwa lingkungan hidup
adalah habitat atau tempat hidup makhluk hidup. Secara ekologi, lingkungan hidup adalah
habitat, yaitu suatu daerah yang dapat memenuhi segala keperluan suatu makhluk
tertentu.dalam lingkungan hidup terjadi 3 kondisi yang mempengaruhi eksistensi makhluk
hidup yaitu
Kondisi lingkungan hidup dari waktu ke waktu ada kecenderungan terjadi penurunan
kualitasnya, penyebab utamanya yaitu karena pada tingkat pengambilan keputusan,
kepentingan pelestarian sering diabaikan sehingga menimbulkan adanya pencemaran dan
kerusakan lingkungan. Untuk menghindari atau meminimalisir kerusakan lingkungan hidup
manusia harus mengelolanya dengan sebaik-baiknya.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup, sedangkan yang
dimaksud lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Tujuan dari pengelolaan
lingkungan hidup adalah menjaga potensi yang sudah ada dengan jalan mempertahankan atau
mewujudkan keadaan yang diperlukan secara mutlak, mempertahankan atau setidaknya
mengadakan keadaan yang menguntungkan dan mencegah atau menyingkirkan keadaan yang
merugikan.
Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan dan
pencemaran serta pemulihan kualitas lingkungan telah menuntut dikembangkannya berbagai
perangkat kebijaksanaan dan program serta kegiatan yang didukung oleh sistem pendukung
pengelolaan lingkungan lainnya. Sistem tersebut mencakup kemantapan
kelembagaan,sumberdaya manusia dan kemitraan lingkungan, disamping perangkat hukum
dan perundangan,informasi serta pendanaan. Sifat keterkaitan (interdependensi) dan
keseluruhan (holistik) dari esensi lingkungan telah membawa konsekuensi bahwa
pengelolaan lingkungan, termasuk sistem pendukungnya tidak dapat berdiri sendiri, akan
tetapi terintegrasikan dan menjadi roh dan bersenyawa dengan seluruh pelaksanaan
pembangunan sektor dan daerah.
Setiap proses perubahan yang terjadi pasti memiliki dampak yang berbeda-beda
pada tiap-tiap segi kehidupan baik itu dampak yang baik ataupun dampak yang buruk. Di sisi
lain proses globalisasi sebagai proses yang dapat memajukan kesejahteraan manusia secar
ekonomi. Akan tetapi di sisi yang lain proses industrialisasi dan ekploitasi sumberdaya alam
juga memilki dampak yang negatif terhadap lingkungan hidup si sekitar manusia. Tingkat
emisi karbon yang berlebihan dan pengrusakan habitat dan ekosistem alam menjadikan
globalisasi sebagai proses kepunahan makhluk hidup di bumi.
Pandangan dari kelompok yang peduli terhadap lingkungan hidup percaya bahwa
dengan proses tersebut akan menghancurkan kehidupan di muka bumi, hal-hal kecil seperti
pemanasan global, pengrusakan hutan, dan bencana alam yang sering terjadi akan membawa
manusia ke titik kiamat. Apabila tidak ada tindakan yang cepat dan tegas, era globalisasi
sendiri akan memusnahkan bumi. Tetapi beberapa kelompok juga menyangkal pernyataan
tersebut, konsekuensi dari niat baik dan kerjasama tersebut memang memiliki permasalahan
ekologi dan hal tersebut memang tdak bisa dipungkiri dan tidak bisa dihindari. Untuk
selanjutnya akan dipaparkan beberapa dampak negative yang terjadi pada era globalisasi.
GLOBAL WARMING
Dalam memenuhi kebutuhan, manusia pasti akan mengambil dan mengolah sumber
daya yang ada di alam. Dengan kata lain untuk mensejahterakan kehidupan tiap masyarakat
tidak dapat lepas dari alam, sehingga sumber daya yang ada di alam baik yang bisa
diperbaharui (renewable resources) dan yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable
resources) akan terus diambil. Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat dalam suatu
negara juga bisa diukur dari banyaknya sumber daya yang diolah oleh negara tersebut.
Semakin banyak sumber daya yang diolah oleh sutunegara semakin makmur masyarakat di
negara tersebut, dan sebaliknya. Global warming bisa disebabkan oleh pengrusakan sumber
daya alam oleh manusia, proses industrialisasi juga mengakibatkan polusi yang bisa merusak
alam.
Pemanasan global menjelaskan kenyataan bahwa suhu bumi terus meningkat dalam
tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Dengan
meningkatnya suhu permukaan bumi, air dan atmosfer bumi secara terus menerus
mengakibatkan perubahan di kebanyakan sistem alam seperti iklim dan lingkar kehidupan
tumbuhan dan hewan dalam efek jangka panjang. Pemanasan global disebabkan oleh efek
rumah kaca dari berbagai macam gas yang ada di atmosfer bumi, secara alamiah simar
matahari mempengaruhi kondisi iklim dan cuaca di bumi. Panas sinar matahari yang menuju
permukaan bumi sebagian diserap dan sebagian akan dipantulkan kembali oleh gas-gas
tersebut, sehingga panas bumi akan terus terjaga.
Sejak Revolusi Industri emisi gas yang ada di bumi terus meningkat dalam batas yang
tidak diperhitungkan, dalam laporan International Panel on Climate Change (IPCC) pada
tahun 2007 disebutkan bahwa pemanasan global mengakibatkan semakin banyaknya bencana
alam seperti angin topan, banjir, kebakaran hutan, cuaca yang ekstrem, dan lain sebagainya.
Tingkat suhu air terus meningkat, es-es kutub terus mencair, dan tingkat ketinggian air terus
meningkat di sekitar kutub. Penduduk dunia yang tinggal di sekitar kutub sudah melihat
secara kangsung bagaimana efek dari pemanasan global terhadap populasi yang hidup di
kutub, sedangkan kutub merupakan salah satu bagian bumi yang mengontrol suhu bumi.
Pemanasan global memicu berbagai ketidakseimbangan dalam lingkungan hidup
termasuk di dalamnya manusia, hewan, dan tumbuhan. Es kutub yang mencair menyebabkan
iklim yang berubah-ubah dan tingkat ketinggian air terus meningkat, tingkat emisi karbon
dan gas-gas lain melubangi lapisan ozon yang menyebabkan resiko kanker kulit semakin
tnggi. Musim yang berubah-ubah menyebabkan siklus kehidupan hewan dan tanaman tidak
sesuai, tingkat ketinggian air laut menutup sebagian besar mata air jernih di beberapa bagian
dunia.
Untuk menekan atau mengurangi efek dari globalisasi terhadap lingkungan hidup, kita
sebagai manusia yang mempunyai peran utama pada tiap kejadia tersebut harus mengubah
gaya hidup kita. Beberapa ilmuwan mengatakan kita belum terlambat untuk mencegah
kepunahan spesies-spesies di muka bumi ini, kita masih bisa mengembalikan dan
menstabilkan kehidupan lingkungan hidup di sekitar kita. Sebagai awal dari tindakan tersebut
kita bisa melihat bagaimana kehidupan kita sehari-hari dan sampah-sampah yang kita
hasilkan selama kita hidup. Kita tahu bahwa ada sampah yang membutuhkan waktu yang
pendek untuk diurai misalnya kertas, sampah makanan, bangkai binatang dan yang lainnya.
Dan ada pula sampah yang membutuhkan proses dan waktu yang lama untuk diurai misalnya
plastik, sampah-sampah elektronik, mesin-mesin bekas, dan lain sebagainya.
Untuk mengawalinya kita bisa mengubah gaya hidup kita menjadi gaya hidup ramah
lingkungan. Gaya hidup ramah lingkungan sering diartikan sebagai gaya hidup dalam Reuse,
Reduce, and Recycle. Kita bisa memakai barang-barang bekas sebagai alternatif pertama,
yang kedua kita bisa mengurangi ekdploitasi sumber daya yang ada agar tidak merusak
ekosistem alam, dan yang ketiga kita bisa mendaur ulang sendiri sampah-sampah sehari-hari
misalnya saja kertas.
REUSE
Memakai barang-barang bekas untuk waktu yang lama sampai barang tersebut
memang sudah tidak bisa dipakai lagi merupakan jalan terbaik bagi pengurangan sampah.
Kita bisa menjual atau menyumbangkan barang-barang bekas sebelum mengambil keputusan
untuk membuang barang tersebut.
REDUCE
Pegurangan sampah merupakan langkah penting selanjutnya dalam memelihara
sumber daya alam, menjaga pengeluaran energy, dan menjaga tanah dan air aar tidak
terkontaminasi. Ketika kita membeli sesuatu, pastikan kita memikirkan sampah yang
dihasilkan dan memilih bahan yang bisa digubakab berkali-kali untuk pembungkus. Pilihlah
kertas, kardus atau tidak membungkusnya daripada memilih plastic yang sulit dan
membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses penguraiannya.
RECYCLE
Ketika kita membicarakan tentang daur ulang berbagai material secara tidak
langsung kunci utama dalam proses tersebut adalah pengurangan penggunaan sumber daya
sebagai pengaruh langsung proses daur ulang. Kita bisa memakai tiga bahan yang biasa kita
pakai dalam kehidupan sehari-hari yaitu kertas, plastik, dan alumunium.
Kertas
Ketika kita memutuskan untuk tidak memakai kertas baru, kita sudah memberikan
dampak bagi 2 hal penting yaitu pengurangan penggunaan sumber daya dan
pengurangan emisi karbon. Dalam beberapa penelitian yang pernah dilakukan,
menunjukkan bahwa tingkat emisi karbon yang dihasilkan dalam proses daur ulang
kertas berkurang dua kali lipat dibandingkan dengan proses pembuatan kertas baru.
Sebagai contohnya dalam proses pembuatan kertas baru gas karbon yang
dihasilkan pada saat penebangan kayu memakai mesin pemotong kayu dan truk-
truk yang membawa kayu tersebut berbahan bakar diesel, proses yang terjadi ketika
kayu tersebut diolah menjadi bubur kayu, ketika kertas tersebut menglamai
penguraian akan menghasilkan gas metana yang membahyakan manusia.
Sedangkan kertas daur ulang tidak perlu melalu proses-proses tersebut. Secara
otomatis gas karbon dan gas metana yang dihasilkan berkurang dibandingkan
dalam proses pembuatan kertas baru.
Plastik
Saat ini plastik merupakan barang yang sering digunakan untuk membungkus
barang, dengan begitu permintaan akan plastik terus bertambah. Berbeda dengan
kertas, daur ulang plastik tidak menambah efisiensi dalam penggunaan sumber
daya akan tetapi semakin banyaknya sampah plastik memaksa kita untuk mendaur
ulangnya. Pandangan tentang plastik sebagai barang yang dapat didaur ulang malah
menambah tingkat permintaan akan plastik itu sendiri. Dan kebanyakan plastik
daur ulang dijadikan bahan baku untuk pembuatan barang yang tidak bisa didaur
ulang kembali.
Alumunium
Alumunium merupakan bahan yang 100 % dapat di daur ulang dan bisa dilakukan
sampai beberapa kali. Berbeda dengan plastik dimana dalam proses daur ulangnya
komponen plastik akan melemah sehingga batas waktu daur ulang plastik sangat
terbatas, sedangkan alumunium merupakan materi yang bisa didaur ulang sampai
waktu yang tidak terbatas. Amerika Serikat sudah memulai usaha daur ulang
alumunium sebagai alternatif utama dalam pelaksanaan program ramah
lingkungan, daripada mendaur ulang plastik.
DAFTAR PUSTAKA
· Clapp, Jeniffer, dkk. “Path To A Green World : The Political Economy Of The Global
· Tietenberg, Tom, dkk. “Enviromental And Natural Resource Economics 9th Edition”.
· Byron, Michael P. “Infinity’s Rainbow : The Politics Of Energy, Climate and
Group. 2006
· Steger, Manfred S. “Globalization : A Very Short Introduction”. Oxford Ubiversity Press,
Oxford. 2003
· Wagner, Vigi. “Recycling : Issues That Concern You”. Greenhaven press, Farmingtom
Hills. 2009