Anestesi umum seperti yang diberikan pada pasien rawat inap mewakili teknik dasar dari
bentuk anestesi umum lain yang baru. Bentuk anestesi ini juga digunakan dalam
kedokteran gigiuntuk pasien medically compromised dan pasien yang sedang menjalani
Pasien biasanya dirujuk ke rumah sakit sehari sebelum prosedur terjadwal sehingga
hematokrit, hemoglobin, complete blood count (CBC) dan perbedaan, dan urinalysis
membentuk evaluasi minimal. Pada pasien dewasa, anestesi umum mengharuskan chest x
preanestetik. Tujuanya adalah untuk mengevaluasi pasien akan resiko anestetik khusus
(cth : masalah pernapasan), untuk meninjau ulang pemeriksaan fisik pasien dan hasil tes
laboratorium, menjelaskan presedur anestetik yang akan dilakukan pada pasien, dan
Anestesiologit akan menulis perintah preanestetik pada pasien. Perintah tipikal termasuk
pasien berpuasa sebelum pembedahan (NPO setelah tengah malam) dan pengobatan
terjadwal atau saat di ruang operasi. Kombinasi resep obat preoperative yang paling
antikollinergik (scopolamine atau atropine). Jika perlu, pasien juga akan diberi sedative
seperti fluarzepam atau triazolam per oral sebelum tiduruntuk memastikan tidur yang
perlengkapan. Saat tiba di ruang operasi, pasien akan diidentifikasi dengan baik oleh staf
perawat dan ditempatkan di ruang meja operasi. Monitor fisiologis seperti manset
tekanan darah, precordial stetoskop, ECG lead, dan pulse oximeter, dipasang.
Infusi IV dipasang, biasanya berlawanan dengan blood pressure cuff. Sebuah Indwell
catheter , tidak kurang dari 18 gauge, dimasukkan dan diamankan. Pada prosedur dimana
terdapat transfuse darah, 16-gauge indwelling catheter bisa digunakan untuk infuse IV.
1000-ml dextrose maupun ringer laktat bisa digunakan untuk keseimbangan infuse.
Pada saat tim bedah dating, anestesi langsung dilakukan. Pasien bisa diberikan
(IV)benzodiazepine dengan dosis kecil untuk menghasilkan sedasi yang tinggi sambil
menunggu tim bedah. Anestesi topical, biasanya kokain, daplikasikan pada tiap nostril
pasien dengan stik aplikator kapas untuk menghasilkan analgesia dan hemostasis selama
intubasi nasal. Full-faced mask diletakkan pada pasien dengan aliran kurang lebih 5-7
Thiopental, Thiomylal, dan propofol dititrasi sampai pasien tidak sadar. Anestesiologist
terdapat aliran udara sebelum diberikan muscle relaxant. Fasciculation terjadi, dan pasien
Ketika terjadi fasciculation dan pasien apneic, lubricated nasotracheal tube ditaruh di
endotrakeal dengan pelan dan dimasukkan ke dalam trakea. Ketika dimasukkan, tube
endotrakeal, dipasang ke mesin anestesi, dan pasien bernafas. Obat yang digunakan untuk
menjaga anestesi dimasukkan, seperti sevoflurane atau obat IV seperti meperidine. Gas
yang mengalir pada mesin anestesi disesuaikan pada 3L/min N2O dan 2L/min O2. Tube
apakah suara napas kiri dan kanan sama. Tube nasogastric biasanya dimasukkan nostril
lain untuk membuang sekresi udara dan gastric yang terjadi selama prosedur. Pasien yang
telah dianestesi di drape dan dipersiapkan untuk pembedahan. Pada saat ini, anestesiologi
memberikan dosis tambahan obat dan kembali memonitor tanda vital pasien. Untuk
kebanyakan prosedur dental, anestesi local diberikan untuk mengontrol nyeri dan
hemostasis. Ephinephrin juga bisa dimasukkan di solusi anestesi local. Respon pasien
pada stimulasi termasuk tanda vitalnya, menentukan perlu tidaknya obat anestetik
tambahan. Dengan anestesi inhalasi, konsentrasi obat akan menurun serendah mungkin.
Dosis minimal obat anestesi injeksi , diberikan secara periodic dengan melihat respon
Selama prosedur rekostruksi dental (impaksi dsb), mungkin diperlukan relakasi otot
sehingga dokter bisa lebih siap mengerjakan di rongga mulut. Pada beberapa contoh,
derajat muscle relaxation yang diberikan oleh obat anestesi primer seperti anestesi
inhalasi adalah cukup. Namun, adakalanya menjadi penting untuk memberikan muscle
atracurium.
Setelah selesai prosedur bedah, pemberian anestesi inhalasi dihentikan dan pasien
diperbolehkan bernafas 100% )2 atau kombinasi N2O-O dan lalu 100% O2. Penggunaan
anestetik inhalasi biasanya lebih cepat timbulnya daripada anestesi umum. Pada kasusu
respirattori yang disebabkan opioid, dan flumazenil untuk kerja residual benzodiapine,
Setelah pembalikan opioid dan muscle relaxant atau penghentian anestesi inhalasi,
pasien biasanya lebih cepat sadar dari anestesi. Ketika pergerakan respirasi pasien
hati menyedot faring untuk membuang sekresi saliva apapun, cairan, atau debris yang
terkumpul di area ini. Manset dari tube endotrakeal dikempiskan dan tube dilepas.
bedah. Pasien pada area penyembuhan akan menerima O2 dari nasal canula dan
dimonitor tekanan darahnya, denyut, respirasi, dan ECG sampai tanda vital stabil (VSS)
Setelah pasien cukup sembuh dari efek anestesi, dia akan dikeluarkan dari ruang
penyembuhan dan diizinkan kembali ke ruang bedah. Pasien akan tetap berada di area ini
sampai dokter bedah memperbolehkannya untuk meninggalkan rumah sakit. Pada
banayak kasus dental rawat inap, pasien tinggal di rumah sakit semalaman dan diizinkan
pulang setelah pembedahan. Pada kasus ASA IV, ASA III, dan beberapa pasien ASA II,
stabilisasi kondisi medis memerlukan waktu rawat di rumah sakit yang lebih lama. Untuk
pasien ASA I dan II yang dirujuk untuk perawatan dental yang lebih luas dibawah
Teknik kedua anestesi umum ialah tipe anestesi umum rumah sakit pada pasien rawat
jalan. Teknik anestesi yang dilakukan sama dengan yang dilakukan pada pasien rawat
inap, dengan pengecualian obat yang digunakan memiliki durasi yang lebih pendek untuk
menghasilkan penyembuhan luka yang cepat dan sempurna pada prosedur bedah. Untuk
alasan ini, inhalasi anstesi lebih sering digunakan untuk mempertahankan anestesi
Pasien menjalani pemeriksaan fisik, termasuk tes laboratorium, tidak lebih dari 48 jam
sebelum prosedur dilakukan. Pasien akan menerima secara tegas instruksi preoperatif
yang termasuk NPO selama kurang lebih 6-8 jam sebelum perawatan.
Premedikasi IM tidak dibutuhkan sebelum anestesi umum pada pasien rawat jalan karena
Pasien ditempatkan pada dental chair atau meja operasi dimana prosedur akan dilakukan.
Dokter anestesi menempatkan alat untuk memonitor ( ECG, precordial stethoscope, blood
pressure cuff, dan pilse oximeter) lalu memulai infus intravena dengan 18 gauge
indwelling chateter, gunakan juga 5% dextrose dan air atau ringer lactate solution
phenylephrine.
propofol, atau dengan anestesi inhalasi. Pada anak-anak biasanya sulit untuk memulai
infus IV karena itu induksi dengan anestesi inhalasi sering digunakan pada anak-anak.
dipertahankan dengan kombinasi dari N2O, O2, dan anestesi inhalasi yang tepat
prosedur ini digunakan. Ventilasi bersifat spontan namun dibutuhkan asisten dari dokter
pharynk. Hal ini untuk mencegah masuknya debris-debris pada saat prosedur
Pada penghentian prosedur, pasien menerima 100% oksigen, dan ketika refleks
protektifnya lengkap
Waktu minimum yang diperlukan untuk penyembuhan adalah 1 jam, lebih lama jika
dokter menghendaki. Keadaan itu berlaku pada pasien yang dirawat inap untuk
penyembuhan yang sempurna jika terlihat penyembuhan yang lambat dan tidak
sempurna. Kemungkinan rawat inap di rumah sakit harus didiskusikan kepada pasien
sebelum direncanakan prosedur dan dirangkai rumah sakit terdekat dengan pasien agar
Meskipun beberapa barbiturat tersedia, thiopental dan methothexital menjadi yang utama
pada praktik anestesi di USA. Propofol merupakan agen yang efektif dengan berbagai
kuntungan. Pasien rawat jalan yang menerima anastesi umum intravena pada perawatan
dan urinalysis).
Pasien dengan usia lebih dari 35 tahun juga akan menerima tes chest x-ray film dan ECG.
Monitor termasuk precordial stethoscope, ECG, blood pressure cuff, dan pulse oximeter.
IV line menggunakan kateter (21 gauge) dan 250ml kantong infus. Tes dosis kecil dari 1
diadministrasikan, dan bite block diposisikan diantara gigi pasien untuk mencegah
hingga pasien hilang kesadaran. Hilangnya refleks kelopak mata biasanya terjadi,
meskipun tidak selalu terjadi, sebagai indikator dari ketidaksadaran. Hilangnya kesadaran
biasanya 30-40 detik setelah titrasi obat. Jika pulse okdimeter atau ECG biasanya
digunakan, peningkatan yang signifikan pada kecepatan jantung akan trlihat menandakan
Sebagai pasien yang hilang kesadaran, jalan nafas harus dipertahankan. Dikerjakan oleh
head holder atau chinner, dokter anestesi, dokter gigi, perawat anestesi, atau asisten
anestesi yang bertanggung jawab untuk menjaga jalan nafas pasien selama perawatan
Seluruh prosedur nasal hood dipertahankan, diberikan 100% O2 atau kombinasi N2O-O2.
Belakangan ini yang paling baru digunakan selama prosedur yang lebih lama untuk
benzodiazepin dalam dosis kecil secara intravena digunakan untuk melancarkan anestesi
sebagai tambahan O2 atau N2O-O2 telah menjadi populer. Pemberian IV diazepam atau
midazolam tidak menambahkan waktu penyembuhan dari teknik ini. Pemberian propofol,
penghentian infusi. Bagian belakang rongga mulut ditutup dengan kain penghalang.
area bedah dan mengganti kain pelapis tadi sesering mungkin jika diperlukan. Anestesi
mengurangi dosis total dari anastesi IV yang diperlukan untuk mencapai anestesi yang
cukup secara klinis. Adanya anestesi lokal yang lebih lanjut pada periode post op[eratif
Setelah prosedur selesai pasien biasanya sembuh dari ketidaksadaran cukup cepat, namun
tidak dari metabolisme pemberian obat intravena, namun dari redistribusi ke organ lain
dan bagian penyimpanan dalam tubuh. Biarkan seperti itu, paisen terlihat sembuh cukup
cepat lalu dipindahkan ke area penyembuhan, dimana dia akan berada disitu sampai
dianggap cukup lalu diizinkan pulang kerumah diikuti oleh orang dewasa yang
bertanggung jawab.
Prosedur
a. Pada awal tiap tahap mesin dicek oleh dental surgeon atau asisten dental surgery
untuk melihat pekerjaan dengan baik. Hal ini benar-benar penting untuk membuat
yakin bahwa ada suplai yang cukup oksigen untuk tahap yang selanjutnya. Di
samping itu, cutout yang aman pada mesin harus dicek untuk memastikan bahwa
alat berfungsi dengan benar-jika tidak, mesin tidak boleh digunakan.
b. Tiga ukuran nasal mask/ttopeng hidung diuji sehingga dental surgeon dapat
memilih salah satu yang tepat (150).
c. Nasal mask terhubung pada corrugated hose (diameter 2,5 cm) sehingga siap
untuk digunakan. Katup ekspirasi (expiratory valve) tetap terbuka dalam silinder
plastik putih pada sisi sebelah kiri, atau jalan keluar,sisi dari nasal mask.
d. Mixture dial (putaran campuran) diatur pada 100 persen oksigen dan pasien
dimantapkan pada dental chair.
e. Flow control diatur kira-kira 3l/min dan bag reservoir dibiarkan terisi dengan
oksigen. Nasal mask diposisikan secara hati-hati dan nyaman pada pasien-pasien
yang takut dapat dianjurkan untuk memegangya sendiri.
f. Ketika pasien bernafas (menghirup/breathes in), aliran oksigen meningkat-sebagai
contoh, hingga 5l/min; pada beberapa kasus, lebih lagi.
g. Reservoir bag diamati meratakan (flatten) atau mengempiskan (deflate) (151).
h. Ketika pasien bernafas (melepaskan/breathes out) reservoir bag mengembang
lagi. Pengembangan ini disebabkan oleh gas dari mesin.
i. Proses diulang: pasien bernafas (menghirup) lagi dan reservoir bag mengempis
lagi. Sejumlah pengembangan dan pengempisan dinilai pada kadar sedasi yang
cukup, aliran dari mesin dalam liter per menit telah dicocokan pada menit volume
pasien (disini, 7l/min). Proses ini kira-kira 15-20 detik.
j. Mixture dial diatur pada 90 persen oksigen, memberikan sebuah tambahan 10
persen nitrous oksida (N2O), dan diwaktu secara hati-hati pada periode 60 detik.
k. Flow meter diawasi oleh dental surgeon atau asisten dental surgery, untuk
meyakinkan bahwa pengaturan benar.
l. Setelah 60 detik, mixture control dial diatur 80 persen oksigen, diseimbangkan
dengan 20 persen nitrous oksida. Hal ini dipertahankan selama 60 setik ke depan,
selama dental surgeon menenangkan pasien, menjelaskan apa yang akan terjadi
dan apa yang akan dirasakan.
m. Pada akhir 60 detik mixture dial diatur 70 persen oksigen, dengan disembangkan
30 persen nitrous oksida (N2O). Hal ini diperhatikan selama 60 detik ke depan.
Biasanya pasien mulai merasa benar-benar gejala profunda sedasi. Namun
demikian, sedasi dapat diperdalam dengan menaikkan aliran nitrous oksida (N2O)
dengan menambahkan lima sampai sepuluh persen, ketika dianggap tepat atau
cukup. Sekali level optimum sedasi telah tercapai,dental surgery dapat
menjalankan perawatan.
n. Dengan sedasi yang lengkap, pasien dapat dipulihkan. Hal ini dapat dicapai
dengan mengatur mixture dial pada 100 persen oksigen lagi. Flow meter terbaca 7
/min untuk oksigen dan 0l/min (0 litre per minute). Aliran 100 persen oksigen
dipertahankan selama dua menit dengan tujuan :
1) Mencegah anoxia difusi (disebabkan oleh eliminasi yang sangat cepat
nitrous oksida dari darah ke dalam alveoli paru-paru).
2) Mengurangi sejumlah polusi pada dental surgery (jika pasien
menghembuskan nafas ke dalam pembedahan yang menyebabkan polusi
atmosferik.
3) Mempercepat laju penyembuhan.
4) Mesin dimatikan dan silinder oksigen dimatikan dengan sepenuhnya.
subjective symptoms
1. sedasi psikis dan somatis
2. relaksasi mental dan psikis
3. penurunan kesadran terhadap nyeri
4. parestesi atau sensasi tingling pada satu atau lebih dari berikut ini : bibir, jari,
jari kaki,kaki, lidah, atau seluruh badan.
5. Perasaan lesu atau intoksikasi ringan,
6. Euphoria
7. Indera detachment kadang-kadang diinterpretasikan sebagai sebuah sensasi
melayang (floating ) atau drifting.
8. Perasaan keramahan
9. Pengabaian terhadap sekitar atau perjalanan waktu.
10. Bermimpi.
Titik minimal pemberian obat penenang yang memadai, belum tentu terkait
dengan dosis dalam mg/kg berat badan.ini juga harus ditentukan oleh pemberian obat
dengan perlahan dan hati hati dan titrasi dari pemberian obat penenang terhadap respon
individu pasien (262).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi respon dari pemberian obat penenang
adalah :
1. Usia pasien
2. kepekaan pasien pada obat penenang yang di berikan
3. profil psikologis
4. kecemasan pasien
5. berat badan
6. dosis pemberian obat penenang yang telah di berikan kepada pasien
7. kecepatan pada saat obat penenag di berikan kepad pasien
8. ketidaknyamanan yang dapat terjadi kepada pasien selama prosedur dental dan
lamanya waktu yang di butuhkan.
Kecil tetapi sejumlah besar pasien enggan untuk menjalani sedasi intravena
karena ketakutan mereka akan jarum dan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang
dihasilkan oleh venepuncture. Bagaimanapun, ketakutan ini dapat di atasi dengan
menggunakan analgesik lokal yang terbaru yang telah di temukan efektif untuk
menghilangkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Analgesik ini merupakan campuran dari
2,5 persen prilokain, dan dapat diaplikasikan pada kulit sebelum venepuncture.setiap
gram dari krim putih terdiri atas 25 mg lignokain dasar, dan 25 mg prilokain dasar dalam
campuran eutektik seperti emulsi air minyak.