Anda di halaman 1dari 4

Sumber: Girdler, N.M., Hil, C.M., and Wilson, K.E.

, 2009, Clinical Sedation in

Dentistry. Wiley-Blackwell : United Kingdom

Teknik Sedasi Inhalasi

Sedasi Inhalasi adalah obat anestesi dihirup bersama udara pernafasan ke

dalam paru-paru, masuk ke darah dan sampai di jaringan otak mengakibatkan

narkose.

Tujuan dari inhalasi sedasi yang mengurangi rasa takut dengan memproduksi

anxiolysis, untuk mengurangi rasa sakit dengan menginduksi analgesia, dan untuk

meningkatkan pasien kerjasama sehingga perawatan gigi dapat dilakukan

Keberhasilan bantuan inhalasi sedasi pada kombinasi yang seimbang

farmakologi dan manajemen perilaku. N2O akan menghasilkan tingkat sedasi

farmakologis sendiri tapi ini tidak dapat diprediksi dan harus dilengkapi dan

diperkuat dengan jaminan psikologis.

Indikasi

Manajemen kecemasan dental (anak-anak dan orang dewasa), fobia jarum,

pengelolaan refleks muntah, dan pasien dengan medis terganggu. Teknik sedasi

inhalasi ini lebih sering dilakukan pada anak dibandingkan pada orang dewasa.

Kontra indikasi

Pada pasien yang memiliki infeksi pada saluran pernapasan, pada pasien

dengan tonsil besar, pada penyakit pernapasan serius lebih baik tidak dilakukan

teknik sedasi inhalasi. Pasien yang bernapas melalui mulut, anak-anak yang telalu
muda, dan wanita hamil juga merupakan kontraindikasi dari teknik sedasi

inhalasi.

Sangat sedikit indikasi dan kontraindikasi untuk inhalasi sedasi yang mutlak.

Dalam banyak kasus, perlu hati-hati dalam menyeimbangkan risiko memberikan

sedasi pasien terhadap risiko anestesi umum, yang sering menjadi satu-satunya

pilihan bagi banyak pasien dengan kecemasan dental.

Teknik Sedasi Inhalasi pada pasien secara umum dibagi menjadi 3 fase, yaitu

fase perkenalan, fase injeksi, dan fase penyembuhan

Fase perkenalan

Mula-mula pasien diposisikan pada posisi yang nyaman dengan posisi

berbaring pada dental chair, kemudian unit sedasi inhalasi ditempatkan di

belakang pasien, jauh dari pandangan pasien. Mulai aliran O2 pada 6liter/menit,

tempatkan penutup hidung pada hidung pasien, dan ingatkan pasien untuk

bernapas melalui hidung kemudian amankan penutup hidung.

Selanjutnya, dokter menentukan flow rate yang sesuai untuk pasien. Disini

pasien harus mampu untuk bernapas secara nyaman sebelum aliran N2O

diberikan. Pada awal prosedur diberikan 6L/menit aliran O2 100%, bila kurang

nyaman maka aliran O2 ditngkatkan.

Reservoir bag juga harus dipantau. Penampakan dari resevoir bag

mengindikasikan kedalaman dan kecepatan respirasi. Reservoir bag yang

mengembang dan mengempis sebagian disetiap napas menindikasikan volume per

menit dari oksigen cukup dan nasal hood tertutup rapat.


Kemudian, titrasi dari N2O dimulai. Ketika aliran gas O2 telah adekuat, maka

administrasi dari N2O dapat dimulai. Terdapat 2 metode untuk administrasi N2O

pada pasien. Cara pertama adalah total aliran gas (N2O dan O2) per menit tetap

konstan selama prosedur (constant liter flow technique). Cara kedua, volume

oksigen tetap konstan, sedangkan volume N2O ditingkatkan (the constant O2 flow

technique). Persentase inisal dari N2O harus kira-kira 20%.

Pada fase ini, operator mengobservasi pasien. Operator harus melihat tanda

dan symptom dari sedasi. Operator menanyakan keadaan dari pasien dengan

pertanyaan terbuka. Hal ini dilanjutkan dengan melanjutkan titrasi dari N2O. Bila

konsesntrasi inisial dari N2O terbukti tidak adekuat, maka level dari N2O

ditingkatkan dengan kenaikan kurang lebih 10%.

Observasi dilanjutkan dengan melihat gejala dan tanda dari keadaan pasien.

N2O 30% biasanya memberikan respon lebih positif. Symptomnya dapat berupa

kepala terasa ringan, parastesia pada lengan, kaki, atau kavitas oral, merasa hangat

dan melayang.

Fase injeksi dan perawatan

Pada fase ini prosedur dental dimulai. Pasien terlihat mulai relax pasa saat

ini. Prosedur dental seperti administrasi anastesi lokal dapat dilakukan. Operator

juga tetap mengobservasi pasien dan unit sedasi inhalasi selama prosedur dental

Fase penyembuhan

Bila perawatan telah selesai, aliran N2O dimatikan. Aliran O2 kemudian

kembali ke aliran normal saat prosedur dimulai. Biasanya semakin panjang

prosedur sedasi N2O-O2 maka semakin besar waktu yang dibutuhkan untuk
membalik efek sedasi. Selanjutnya alat pada pasien dilepaskan dan data yang

berhubungan dengan proses sedasi direkam. Terakhir, operrator membersihkan

peralatan dari kontaminasi bakteri dan virus.

Anda mungkin juga menyukai