Anda di halaman 1dari 23

AMBULATORY

ANESTHESIA

SMF ANESTESIOLOGI
FK UNLAM-RSUD ULIN BANJARMASIN
PENDAHULUAN
• Sejarah anestesi rawat jalan bisa
disejajarkan dengan sejarah ilmu anestesi.
Pada awal perkembangan ilmu
kedokteran, pembedahan benar-benar
dilakukan pada pasien rawat jalan &
dilakukan di rumah pasien, di atas meja
dapur,bahkan di bawah pohon.

• Fasilitas perawatan bedah rawat jalan


semakin bertambah terutama karena
terbatasnya jumlah tempat tidur di RS dan
tinginya biaya rawat inap.
PENDAHULUAN

Tempat, prosedur, & seleksi pasien


pembedah rawat jalan (ODS) bisa
dilakukan di RS atau fasilitas kesehatan
disekitar RS

Prosedur yg sesuai utk ODS  prosedur


yg perawatan pasca bedahnya sederhana,
bisa di rawat di rumah dgn tingkat kejadian
komplikasi pasca bedah yg rendah
SELEKSI PASIEN
• Pasien harus cukup sehat sehingga stress
operasi & anestesi tidak mengganggu
recovery & bisa pulang dgn aman.
• Berdasarkan klasifikasi ASA, saat ini pasien
dgn ASA 3 & 4 yg stabil dengan obat-obatan
dapat menjadi pasien ODS, sebagaimana
pasien dengan ASA1 & 2.
• Komplikasi dan rawat inap lebih terkait
dengan jenis prosedur, jalannya pembedahan,
penggunaan anestesi umum & usia pasien
dibanding dgn klasifikasi ASA
KONTRA INDIKASI
pediatrik :
- Bayi baru lahir dgn usia kehamilan < 46 minggu 
resiko apnea pasca anestesi. Pasien ini harus
menjalani rawat inap 1 hari pasca bedah.
- Anak dgn penyakit saluran napas, seperti displasia
bronchopulmoner yg berat, apnea atau
bronchospasme.
- Anak dengan penyakit jantung, seperti gagal jantung
kongestive atau dengan kondisi hemodinamik yg
menunjukkan adanya kelainan jantung bawaan.
- Anak-anak dengan demam, batuk, suara serak,
coryza atau tanda lain dari akut onset atau
memburuknya infeksi saluran napas atas (ISPA).
KONTRA INDIKASI
Dewasa
• Pasien yg diperkirakan akan kehilangan banyak
darah atau akan menjalani operasi besar.
• ASA 3 & 4 yang memerlukan monitoring yang
kompleks dan luas atau harus menjalani terapi
pascabedah.
• Morbid obesity dengan gangguan respirasi yg jelas,
termasuk sleep apnea.
• Pasien yg memerlukan penanganan nyeri pasca
bedah yang kompleks.
• Pasien dengan demam, wheezing, kongesti nasal,
batuk atau gejala lain dari munculnya ISPA.
PERSIAPAN PREOPERATIVE
• Persiapan preoperative yg optimal akan
membuat ODS lebih aman dan lebih bisa di
terima pasien & staf RS.
• Proses persiapan ditujukan untuk mengurangi
resiko ODS, membuat pengalaman
pembedahan bisa diterima pasien &
keluarganya
• Persiapan ditujukan utk meminimalkan
kegelisahan pasien dengan farmakologi
maupun nonfarmakologi & mengurangi
problem pascabedah yg potensial.
TEKNIK ANESTESI
• Kualitas, keamanan, efisiensi & harga obat &
alat menjadi pertimbangan penting dalam
memilih teknik anestesi pasien ODC.
• Anestesi ideal : onset cepat, smooth, sehingga
memberikan kondisi bedah yg ideal, masa
pulih cepat & tanpa efek samping.
• Pemilihan teknik anestesi tergantung pada
faktor pasien & pembedahan.
• Anestesi umum masih menjadi pilihan utama
untuk pasien maupun prosedur bedah.
ANESTESI REGIONAL
• Anestesi regional menawarkan banyak
keuntungan.
• Anestesi terbatas pada daerah yg akan di
operasi, sehingga efek samping yg biasa
terjadi pada anestesi umum (nausea, vomitus,
pusing & letargi) bisa dihindari.
• Faktor penting penunjang suksesnya anestesi
regional adalah tersedianya ruang induksi utk
pelaksanaan blok anestesi sebelum pasien
memasuki ruang operasi agar tidak
memperpanjang masa perioperatif.
MAC (monitored anesthesia care)
• Pada pasien dengan problem medis yg
kompleks dimana biasanya prosedur
pembedahan yg akan dijalaninya dilakukan
dgn anestesi lokal, biasanya ahli anestesi akan
di minta utk memonitor pasien tsb dan
memberikan medikasi, biasanya sedatif atau
opioid, sebagai suplemen dari lokal anestesi
yg diberikan oleh ahli bedah.
• Monitoring yg standard harus digunakan &
ahli anestesi harus mempersiapkan tindakan
anestesi umum jika anestesi lokal plus sedasi
tidak cukup.
KONSEP FAST-TRACKING
• Anestesi rawat jalan diberikan pada pasien
dengan 2 tujuan, yaitu kondisi terbaik yg aman &
cepat utk kelancaran prosedur
diagnostik/terapeutik sambil tetap menjamin
masa pulih yg cepat dengan sequele
postoperative yg minimal.
• Dengan titrasi obat anestesi yg hati-hati, pasien
ODC bisa dgn aman dipindahkan ke ruang pulih
sadar dan beberapa pasien bisa langsung pulang
dalam 1 jam pasca bedah, sehingga mengurangi
biaya perawatan.
• Konsep ini disebut “FAST-TRACKING”
KRITERIA PASIEN PULANG
• Postanesthetic discharge scoring system
(PADS) adalah indeks kumulatif sederhana
yg menilai kesiapan pasien utk pulang &
berdasarkan pada 5 kriteria mayor :
1. tanda vital : TD, HR, RR & temperature
2. status mental & aktifitas
3. nyeri & PONV
4. perdarahan akibat pembedahan
5. intake/output cairan
KRITERIA PASIEN PULANG

• Pasien yang mencapai skor ≥ 9 dan


tidak pulang sendirian, dianggap
layak utk pulang
• Minum & kemampuan BAK sebelum
pulang sekrang tidak lagi dianjurkan.
KRITERIA PULANG
• Pasien yg pulih dari anestesi regional harus
memenuhi kriteria pemulihan yg sama dgn pasien
anestesi umum disertai kriteria lain yg menjamin
keamanan pasien setelah blok neuroaxial sentral.
• Pada anestesi spinal & epidural, dikatakan bahwa
fungsi sensorik & motorik akan pulih sebelum fungsi
simpatis. Residual blok saraf simpatis yg
mempersarafi urethra & vesivca urinaria bisa
menyebabkan retensi urine.
• Sangat disarankan pada pasien ODS dengan anestesi
spinal & epidural harus bisa BAK , maka
penggunaan anestetik lokal long acting (misal :
bupivacaine, tetracaine) sebaiknya dihindari.
KRITERIA PULANG
• Penggunaan obat lokal anestesi short acting ( misal:
lidokain, prokain) dengan penambahan fentanyl bisa
memberikan blok yg adekuat tanpa memperlama
masa pemulihan.
• Sebelum pasien dipulangkan,pasien ini harus normal
sensai perianalnya (S4-5), mampu memplantar-
fleksikan kaki & proprioceptive dari ibu jari kaki.
• Jadi kriteria pulang bagi pasien dgn anestesi spinal &
epidural sebaiknya meliputi pulihnya sensasi
normal,kekuatan otot & proprioseptif & kembalinya
fungsi saraf simpatis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai