Anda di halaman 1dari 30

Anestesi pada Pasien dengan

Gangguan Sistem
Kardiovaskuler

dr. Muhammad Hisyam, Sp, An, M. Kes


Yang paling sering dijumpai

Hipertensi
Penyakit Jantung Koroner
Gagal Jantung
HIPERTENSI

 Definisi : Keadaan dimana TDS >140, TDD >90


 Penyebab : Idiopatik & Sekunder karena penyakit
lain ( Ginjal, Stenosis arteri renalis,
Hiperaldosteronisme primer, Cushing, akromegali,
feokromasitoma, kehamilan, terapi estrogen )
Klasifikasi Tekanan Darah Sistemik pada Dewasa

Kategori Normal Prehipertensi Hipertensi Hipertensi


Stadium 1 Stadium 2

Tekanan Darah Sistolik (mmHg) <120 120-139 140-159 ≥ 160

Tekanan Darah Diastolik (mmHg) < 80 80-89 90-99 ≥ 100


Kerusakan organ akhir pada Hipertensi

Susunan Saraf Pusat Ensefalopati Hipertensi Akut, Stroke, Perdarahan Intra Serebral, Infark Lakuner,
Demensia Vaskuler, Retinopati

Pembuluh Darah Disfungsi Endotel, Remodelling, Aterosklerosis Generalisata, Stenosis Arteriosklerotik,


Aneurisma aorta

Jantung Hipertrofi Ventrikel kiri, Fibrilasi atrium, Mikroangiopati coroner, Penyakit jantung coroner,
infark Miokard, Gagal Jantung

Ginjal Albuminuria, Proteinuri, Insufisiensi Ginjal kronis, Gagal Ginjal


Manajemen anestesi pasien Hipertensi

 Manajemen Prabedah
 Manajemen Intrabedah
 Manajemen Pascabedah
Manajemen Prabedah

 Bisa ditunda jika : TDS ≥ 180, TDD ≥ 110, ada kerusakan


end organ yg belum diterapi, dan hipertensi sekunder yg
belum jelas penyebabnya
 Obat antihipertensi dilanjutkan hingga saat operasi,
kecuali kasus tertentu
Manajemen Prabedah

  Ace

inhibitor dan ARB masih kontroversi dihentikan atau
diteruskan saat operasi.
 agonis (klonidin) tidak direkomendasikan untuk
dilanjutkan hingga saat operasi
Manajemen Prabedah

 Anamnesis : derajat dan durasi hipertensi, terapi obat AH


saat ini, ada tidaknya komplikasi hipertensi ( nyeri dada,
toleransi aktivitas, sesak nafas, edema, syncope,
gangguan visual, gejala neurologis).
 Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan TD posisi duduk dan
berdiri, Bising carotid asimtomatik, Bising Jantung
(Gallop S4), Vaskularisasi retina dengan Oftalmoscope.
Manajemen Prabedah

 Pemeriksaan Laboratorium : Kreatinin, Elektrolit,


 Premedikasi : Midazolam mengurangi kecemasan
Manajemen Intrabedah

 Tujuan : Menjaga kestabilan tekanan darah intraop, dalam


kisaran 20% TD prabedah.
 Hipertensi kronis terjadi perubahan autoregulasi aliran
darah serebral sehingga tekanan darah yg lebih tinggi
perlu dipertahankan.
Manajemen Intrabedah

 Hipertensi borderline diperlakukan seperti normotensi


 Pemantauan : EKG untuk deteksi iskemia miokard, urine
output terutama jika ada gangguan ginjal, IBP utk pasien
operasi mayor
Manajemen Intrabedah

 Induksi dan intubasi dikaitkan dengan Gejolak


hemodinamik
 Teknik induksi :
1. Memperdalam anestesi dengan inhalasi
Manajemen Intrabedah

2. Pemberian bolus opioid ( Fentanyl 2,5-5 mcg/kg, alfentanyl 15-


25 mcg/kg, sufentanyl 0,5-1 mcg/kg, remifentanyl 0,5-1
mcg/kg)
3. Memberikan Lidokain 1,5 mcg/kg iv, intratrakeal, atau topical di
saluran nafas
4. Melakukan blockade β adrenergic dengan pemberian esmolol
0,3-1,5 mg/kg, atau metoprolol 1-5 mg
Manajemen Intrabedah

 Pemilihan obat anestesi :


1. Agen induksi : Propofol, barbiturate, benzodiasepin, dan
etomidate
2. Maintenance : inhalasi atau intravena
Manajemen Intrabedah

1. Vasopressor : jika terjadi hipotensi intraoperative, bias


diberikan fenilefrin (25-50 mcg), vasopressin, dan efedrin
2. Β blocker, nicardipin, nitrogliserin bisa diberikan jika
terjadi hipertensi intrabedah,
Manajemen Pascabedah

 Hipertensi Pascabedah sering terjadi


 Hipertensipada periode pemulihan : gangguan
pernafasan, kecemasan, nyeri, overload cairan, distensi
kandung kemih.
Manajemen Pascabedah

 Hipertensipascabedah dapat menyebabkan hematoma,


gangguan jahitan pembuluh darah vaskuler
 Koreksi factor penyebab, obat anti hipertensi parenteral
jika diperlukan, Antihipertensi oral dilanjutkan jika sudah
bisa intake oral
PENYAKIT JANTUNG KORONER

Tujuan Manajemen prabedah :


a. Menentukan luasnya penyakit jantung iskemia dan intervensi yang
telah diberikan (CABG, PCI).
b. Menilai tingkat keparahan dan stabilitas penyakit
c. Meninjau obat dan antikoagulan yang telah didapat
Stratifikasi Risiko

Enam predictor independen dari komplikasi jantung

1 Pembedahan Resiko tinggi (vaskuler, intraperitoneal terbuka, intratorasik)

2 Riwayat jantung iskemik (IMA, terapi nitrat, EKG dg Q patologis)

3 Riwayat CHF

4 Riwayat penyakit serebrovaskuler

5 DM dengan terapi insulin

6 Kreatinin lebih dari 2,0 mg/dl


Manajemen setelah Stratifikasi risiko

 Semakin banyak factor resiko semakin tinggi kemungkinan


terjadinya komplikasi kardiak perioperative.
 Pilihan terapi pasien resiko tinggi sebelum pembedahan elektif non
kardiak :
Manajemen setelah Stratifikasi risiko

1. Revaskularisasi dengan pembedahan jantung


2. Revaskularisasi dengan PCI (percutaneous coronary
intervention)
3. Mengoptimalkan manajemen pengobatan
Manajemen setelah Stratifikasi risiko

 Pasien dengan pemasangan DMS (Drug Eluting Stent) ditunda


pembedahan setelah 12 bulan
 Pasien dengan pemasangan BMS (Bare Metal Stent) ditunda
pembedahan sampai 3 bulan atau minimal 4 minggu.
 Pasien dengan pemasangan balloon angioplasty ditunda
pembedahan sampai 2 minggu setelah intervensi.
GAGAL JANTUNG

 Definisi : suatu sindrom klinis karena disfungsi atau kegagalan


pompa jantung (supply) dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan
oksigen (demand) tubuh.
 Gagal jantung dapat terjadi karena : iskemia jantung, penyakit
katup jantung, infeksi, kardiomiopati.
 ARB atau Ace inhibitor dapat menyebabkan hipotensi pada pasien
gagal jantung yang dilakukan pembedahan
MANAJEMEN ANESTESI

 Pasien gagal jantung memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita


gagal ginjal, sepsis, pneumonia, henti jantung, ventilasi mekanik
yang lama, dan peningkatan mortalitas 30 hari pascabedah
 Biasanya konsumsi beberapa obat yg berpengaruh terhadap
manajemen anestesi
 Diuretik dihentikan pada hari pembedahan
MANAJEMEN ANESTESI

 Β Blocker tetap diberikan pd hari pembedahan


 ARB dan Ace inhibitor tetap dilanjutkan perioperative
 Lab : Elektrolit, Fungsi ginjal, fungsi hati,
 EKG, Echocardiografi
MANAJEMEN ANESTESI

 Dosis obat anestesi umum perlu disesuaikan


 Opioid sangat bermanfaat seiring efeknya terhadap δ – reseptor
menghambat aktivasi adrenergic
 Ventilasi tekanan positif dan PEEP bermanaat mengurangi
sumbatan paru dan meningkatkan oksigenasi arteri
MANAJEMEN ANESTESI

 Pemantauan tekanan intra arteri invasif pada pembedahan mayor


 Kateter arteri pulmonal utk evaluasi kecukupan cairan
 Anestesi regional masih kontroversi sehubungan dengan penurunan
resistensi vaskuler sistemik yg tidak selalu dapat diprediksi dan
dikendalikan
MANAJEMEN ANESTESI

 Pascabedah pasien dirawat di ICU untuk monitoring ketat


 Penanganan nyeri harus adekuat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai