RAWAT JALAN
Amiruddin,Widya Istanto
PENDAHULUAN
Pembedahan rawat jalan 60% dari seluruh tindakan
bedah elektif di Amerika Serikat
Kriteria Pasien
Status fisik ASA 1 atau ASA 2
Tidak ada riwayat pasca bedah atau anestesia
yang kurang baik
Umur
Pasien mengerti dan memahami instruksi
prabedah dan pascabedah atau anestesia
Tempat tinggal dekat dari rumah sakit
Keinginan pasien tersendiri
Kriteria Pembedahan
Lama pembedahan tidak melebihi 60 menit
Pembedahan superfisial
Tidak memerlukan pelemas otot yang sempurna
Tidak banyak menimbulkan perubahan fisiologis
Diduga tidak menyebabkan banyak perdarahan
Kemungkinan komplikasi pascabedah rendah
TATA LAKSANA
Persiapan prabedah sama seperti pada pasien
rawat inap karena resiko anestesinya sama
Persiapan dilakukan 1-2 hari sebelum hari
pembedahan:
Keadaan umum pasien
Kondisi sistem pernapasan
Kondisi sistem kardiovasikuler
Penyakit ginjal, hepar dan kelainan endokrin
(diabetes melitus), kalau perlu diperiksa labih lanjut
Obat-obat yang sedang diminum, antara lain obat
anti hipertensi, MAO inhibitor, insulin antibiotik
tertentu, kortikosteroid
PERSIAPAN PRA-BEDAH
Wawancara
Pemeriksaan fisik
Status psikologis pasien dan pengantar dapat
memahami dan mengerti instruksi yang
diberikan: misal : puasa + 6-8 jam, instruksi pra
dan pascabedah
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan foto thoraks dan EKG, terutama
untuk penderita usia >40 tahun.
PREMEDIKASI
Umumnya ambulatory anestesia tidak diberikan
premedikasi, kecuali pasien telalu gelisah atau
sulit dikendalikan
Obat premedikasi bersifat short acting dan
diberikan dalam dosis rendah
Contoh obat premedikasi: Ranitidin,
metoclopramid atau natrium sitrat profilaksis
aspirasi
TEKHNIK ANESTESI
Memenuhi kriteria:
Induksi cepat, lancar dan nyaman
Pemeliharaan anestesi cukup sempurna,
aman dan nyaman bagi pasien dan Operator
bedah
Bebas dari rasa sakit, takut dan
pemulihannya cepat tanpa komplikasi (mual,
muntah, vertigo, dan lain-lain)
Tonus simpatis/refleks protektif cepat kembali
Contoh tehnik anestesi
Blokade saraf
Anestesi umum
Pernapasan
Kardiovaskuler
Monitoring
sianosis atau pucat
Suhu
RUANG PULIH SADAR (Recovery Room)
Perlengkapan ruang pulih sadar untuk bedah
ambulatory sama untuk bedah elektif
Khusus pasien paska intubasi perlu pengawasan
minimal 2 jam, karena resiko edema laring.
KOMPLIKASI PASCA BEDAH
Kategori komplikasi
Ringan ; bila berlangsung 1-2 hari.
Sedang ; bila berlangsung 2-5 hari.
Berat ; bila berlangsung lebih dari 5 hari.
Pencegahan dan penatalaksanaan komplikasi
Ringan tidak perlu tindakan
Mual muntah droperidol, hidroksizin
Nyeri otot analgetik
Croup doxapram
Nyeri/perdarahan hebat rawat inap RS
ALASAN RAWAT INAP PASCAAMBULATORY ANESTHESIA
Faktor Faktor
pembedahan medis
(63,2%) (19,9%)
Faktor Faktor
lain anestesi
(4,7%) (12,7%)
Kriteria rawat jalan fast-tracking setelah pembedahan
rawat jalan
I. Tingkat kesadaran Terjaga dan sadar Skor 2
Dapat dibangunkan dengan stimulasi minimal 1
Responsif hanya terhadap stimulasi taktil 0
II. Aktivitas fisik Dapat menggerakkan semua ekstremitas saat diperintah 2
Beberapa kelemahan saat menggerakkan ekstremitas 1
Tidak dapat menggerakkan ekstremitas secara volunter 0
III. Stabilitas hemodinamik Tekanan darah <15% dari nilai MAP awal 2
Tekanan darah 15-30% dari nilai MAP awal 1
Tekanan darah >30% di bawah nilai MAP awal 0
IV. Stabilitas pernapasan Dapat bernapas dalam 2
Takipneu dengan batuk kuat 1
Dispneu dengan batuk lemah 0
V. Status saturasi oksigen Mempertahankan nilai >90% pada udara ruang 2
Memerlukan tambahan oksigen (nasal prong) 1
Saturasi <90% dengan tambahan oksigen 0
VI Assesmen nyeri pasca bedah Tidak ada atau tidak nyaman minimal 2
Nyeri sedang-berat dikendalikan dengan analgetik iv 1
Nyeri berat persisten 0
VII. Gejala emetik pasca bedah Tidak ada atau mual tanpa muntah aktif 2
Muntah atau retching transien 1
Mual muntah sedang-berat persisten 0
Skor minimal 12 ,dengan tanpa skor <1 pada tiap kategori individu, dibutuhkan pada
seorang pasien untuk rawat jalan setelah di-fast-track anestesi umum
kriteria pemulangan pasien dengan tekhnik anestesi
spinal atau epidural :