Anda di halaman 1dari 10

Remedial IDK II

Obat Kardiovaskuler

Di susun oleh:
Maulana Ainul Yaqin
2016720137

Faklutas Ilmu Keperawatan


Universitas Muhammadiyah Jakarta
2020
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul

“Obat Kardiovaskular” dengan baik dan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk membahas tentang obat-

obat kardiovaskular serta cara penanganannya. Kami menyadari dalam penulisan makalah

ini masih terdapat banyak kekurangan. Baik dari segi materi maupun penulisannya. Maka

dari itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari pembaca. Akhirnya, semoga makalah

ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 10 Juli 2020

Penulis
Daftar isi

Judul makalah......................................................................................................................

Kata pengantar....................................................................................................................

Daftar isi..............................................................................................................................

BAB I Pendahuluan.............................................................................................................

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................

BAB II Pembahasan............................................................................................................

2.1 Obat Kardiovaskuler.....................................................................................................

BAB III Penutup.................................................................................................................

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................

Daftar Pustaka.....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jantung dan pembuluh darah merupakan alat dalam tubuh yang mengatur peredaran
darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut
dengan baik. Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah
sebagai penyalur darah ke jaringan. Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh sistem
saraf otonom melalui nodus SA, nodus AV, berkas His, dan serabut Purkinye.
Pembuluh darah juga dipengaruhi sistem saraf otonom melalui saraf simpatis dan
parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan mengakibatkan kelainan
pada sistem kardiovaskuler. Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang
mempengaruhi dan memperbaiki sistem kardiovaskuler secara langsung ataupun tidak
langsung. Terbagi menjadi Obat yang bekerja pada jantung dan pembuluh darah, baik
arteri maupun vena dibagi dalam sembilan sub kelas yaitu.Obat inotropik positif, Obat
anti-aritmia, Obat antihipertensi, Obat anti-angina, Diuretik, Obat yang mempengaruhi
sistem koagulasi darah, Obat hipolipidemik, Obat untuk syok dan hipotensi, Obat
untuk gangguan sirkulasi darah (serebral, arteri, vena)

1.2 Rumusan masalah


 Definisi obat
 Macam – macam obat kardiovaskuler
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Obat

Obat merupakan sediaan atau panduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi, keadaan patologi dalam rangka

penetapan diagnosis, pencegahan, peningkatan, penyembuhan dan pemulihan

kesehatan (Depkes RI, 2012).

Obat kardiovaskuler merupkan kelompok obat yang mempengaruhi dan memperbaiki

sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) secara langsung maupun tidak

langsung (BPOM, 2012).

Obat-obatan kardiovaskuler di bedakan menjadi 5 yaitu: antiangina, antiaritmia,

glokosida, antihipertensi, inotropik positif.

2.2 Obat Kardiovaskuler

A. Obat Anti Angina

Obat antiangina adalah obat untuk angina pektoris atau suatu kondisi
ketidakseimbangan antara permintaan dan penyediaan oksigen pada salah satu
bagian jantung. Cara kerja obat antiangina: dapat menurunkan kebutuhan jantung
akan oksigen dengan cara menurunkan kinerja jantung, melebarkan pembuluh
darah koroner atau memperlancar aliran darah. Ada beberapa jenis obat antiangina
yaitu:

1. Nitrat Organik

- Farmakodinamik: terjadi dilatasi pembuluh darah yang dapat menyebabkan


hipotensi, dan juga dapat menghilangkan nyeri dada karena menurunnya
kinerja jantung

- Farmakokinetik: metabolisme nitrat organic terjadio dihati, dan kadar puncak


terjadi setelah 4 menit pemeberian obat secara sublingual / bawah lidah

Efek samping dari penggunaan obat nitrat organik adalah sakit kepala,
hipotensi, dan meningkatnya daerah iskemia

2. Beta Blocker

- Farmakodinamik: dapat mengurangi denyut jantung, kontraktilitas miokard


dan menurunkan tekanan darah.

- Farmakokinetik: dapat larut dalam lemak, dan juga larut dalam air

Efek samping dari penggunaan obat beta blocker adalah halusinasi, sakit
kepala, gangguan pencernaan.

3. Kalsium antagonis

- Farmakodinamik: dapat menghambat masuknya kalsium kedalam membrane


sel dan dapat menurunkan kontraktilitas.

- Farmakokinetik: dapat larut dalam lemak dan mudah diabsorbsi pada


pemberian oral dan sublingual

Efek samping dalam penggunaan obat beta blocker adalah nyeri kepala,
hipotensi, edema perifer.

B. Obat antiaritmia

Aritmia adalah gangguan ritme atau irama jantung dapat berupa kelainan seperti
denyut jantung dimana jantung berdetak lebih cepat atau lebih lambat dari normal,
hal ini dapat terjadi karena kebocoran katup jantung atau hipertensi. Untuk
pemberian obat biasanya di tunjukan untuk memperbaiki frekuensi dan ritme pada
jantung. Ada dua jenis obat yang umumnya di berikan kepada pasien dengan
aritmia yaitu: quinidine sulfat dan prokainamid. Antiaritmia yang digunakan pada
gagal jantung hanyalah B-Blocker, Amiodaron, digoksin. obat ini dapat diberikan
secara oral dan juga intramuskular. Efek samping dari antiaritmia: gagal jantung,
gangguan pencernaan, efek neurologis.
C. Glikosida

Obat glikosida jantung adalah obat penderita gagal jantung, jenis obat ini mampu
meningkatkan kinerja otot jantung namun eksresi obat ini sangat lambat cenderung
menimbulkan kumolasi.

- Farmakodinamik: dapat meningkatkan kontraksi otot jantung

- Farmakokinetik: absorpsi obat glikosida jantung dipengaruhi oleh makanan dan


asam lambung

Obat gagal jantung (glikosida jantung dengan digitalis sebagai prototype)

- penghambat Ace: captropil, enalapril, lisionopril, ramipril, trandolapril,

- antagonis angiotensin II : AT1-bloker

- Diuretik: diuretik kuat ( furosemid, bumetanid, torasemid), diuretik tiazid


(HCT, klortalidon, indapamid), diuretik K (amilorid, triamteren)

Efek samping dari obat glikosida adalah sinus bradikardi, blokade SA Node,
takikardi ventrikel, fibrilasi ventrikel, gangguan neurologis, penglihatan kabur

D. Antihipertensi

Obat antihipertensi digunakan untuk menurunkan tekanan darah, selain


menggunakan obat antihipertensi juga dapat diatasi dengan terapi seperti modifikasi
gaya hidup, aktivitas fisik yang teratur, dan pembatasan garam/alkohol

Obat antihipertensi: kaptropil, enalapril, benazepril, fosinopril, moexipril, quinapril,


lisinopril, atenolol
D. Obat inotropik positif

Obat inotropik positif bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot jantung


(miokardium) dan digunakan untuk gagal jantung, yakni keadaan dimana jantung
gagal untuk memompa darah dalam volume yang dibutuhkan tubuh. Keadaan
tersebut terjadi karena jantung bekerja terlalu berat atau karena suatu hal otot
jantung menjadi lemah. Beban yang berat dapat disebabkan oleh kebocoran katup
jantung, kekakuan katub, atau kelainan sejak lahir dimana sekat jantung tidak
terbentuk dengan sempurna.

 Dopamine (Katagori C). Indikasi: ketidakseimbangan hemodinamik pada


pasien syok yang berhubungan dengan kardiogenik, septikemia, endotoksin.
Pemberian: Injeksi. Dosis: 2,5 mg per 15 menit sampai dengan respon
hemodinamik stabil. Efek samping: mual, muntah, iskemia perifer, stimulasi
SSP.

 Dobutamine (katagori B). Indikasi: terapi pendukung inotropik pada pasien


dekompensasi jantung karena penurunan kontraktilitas jantung. Pemberian:
injeksi. Dosis: 2,5 -10 mg / per 15 menit sampai dengan respon inotropik stabil.
Efek samping: mual muntah, palpitasi, parestesia.

 Ephineprine 1:1000 (katagori C). Indikasi: terapi anafilaksis akut, gangguian


hemodinamik karena syok kardiogenik dan distributif, cardiac arrest, asma dan
coup (pada anak), resusutasi bayi baru lahir. Pemberian: injeksi. Dosis: dewasa
0,3-0,5 ml. Anak 0,01 ml. Efek samping: mual muntah, parestesia, palpitasi.

 Norepinephrine (Katagori C). Indikasi: Hipotensi akut, terpi penunjang untuk


cardiac arrest, syok dengan TD < 70 mmhg. Pemberian: injeksi, bisa
diencerkan dengan NS 50 cc – 1000 cc. Dosis: 0,05- 2 mg/ menit, dengan
monitoring TTV. Efek samping: hipoksia jaringan, bradikardi, aritmia, dispneu.
BAB III
Kesimpulan

Obat adalah reaksi yang terjadi karena dosis berlebih atau penumpukkan zat dalam darah
akibat dari gangguan metabolisme atau ekskresi. Perhatian harus diberikan pada dosis
obat, dengan mengevauasi fungsi ginjal dan hepar. Beberapa obat dapat langsung berefek
setelah diberikan, namun obat lainnya tidak menimbulkan efek apapun selama berhari-
berhari lamanya.
Daftar Pustaka

Katzung,B. Masters,S. Trevor,A. 2012. Basic and Clinical Pharmacology 12th edition. Mc-
Graw Hill. Connecticut

Muchtar A dan Suyatna, F.D. 2009, farmakologi dan terapi edisi , obat-obat

kardivaskuler, Jakarta: balai penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai