Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK

MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


DALAM KEPERAWATAN

Disusun oleh kelompok 2

1. Rapitha Martiana Uspami


2. Ristina Agustin
3. Sari Rahmayani
4. Satya Gihan Prioga
5. Wanda Sulistyowati
6. Wantoro
7. Widyawati Putri Lestari
8. Wan Erni Juniati
9. Sri Setiawati

Dosen Pengajar atau Pembimbing:


Cyntia Hardivianty S.Kep,Ns, M.M.R.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH TANJUNGPINANG


TANJUNGPINANG - KEPULAUAN RIAU
TA 2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, dengan mengucap syukur kepada Sang Maha Pencipta yang
memiliki kesempurnaan dan yang telah memberikan nikmat tak terhingga
jumlahnya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Menajemen Resiko Dalam Keperawatan”
Sholawat dan salam tak lupa kami hanturkan kepada Nabi Muhammad
SAW.Yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan hingga zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Heri Priatna,, SSt. FT,SKM,S. Sos, MM, selaku ketua Stikes Hangtuah
Tanjungpinang.
2. Cyntia Hardivianty S.Kep,Ns, M.M.R.selaku dosen pembimbing.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Tanjungpinang, 19 September 2018

Kelompok Dua

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Menajemen Risiko K3 di Dalam Gedung ................................... 3
B. Menajemen Risiko K3 di Luar Gedung ...................................... 4
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 10
B. Saran ...................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan,
pasal 23 dinyatakan bahwa upaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
harus diselenggarakan disemua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari
pasal jelaslah bahwa rumah sakit (RS) termasuk kedalam kriteria tempat kerja
dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak
kesehatan, tidak hanya terhadap pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi
juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya
pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS.
Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu
kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan
instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan
kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonom.
Semua potensi bahaya tersebut diatas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan
bagi karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung yang ada
dilingkungan RS.
Hasil laporan National safety Council (NSC) tahun 1998 menunjukkan
bahwa terjadinya kecelakaan di RS 41% lebih besar dari pekerja di industri
lain. Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang,
tergores/ potong, luka bakar, dan penyakit infeksi lainnya. Sejumlah kasus
dilaporkan mendapatkan kompensasi pada pekerja RS, yaitu sprains, strains :
52%, contussion, crushing, bruising : 11%, cuts, laceration, punctures: 10,8%,
fractures: 5,6%, multiple injuries: 2,1%, thermal burns: 2%, scratches,
abrasions: 1,9%, infections: 1,3%, dermatitis: 1,2%, dan lain-lain: 12,4% (US
Department of Laboratorium, Bureau of Laboratorium Statics, 1983)
Laporan lainnya yakni di Israel, angka prevalensi cedera punggung
tertinggi pada perawat (16,8%) dibandingkan pekerja sektor industri lain. Di
Australia, diantara 813 perawat, 87% pernah low back pain, prevelensi 42%
dan di AS, insiden cedera musculoskeletal 4,62/100 perawat per tahun.
4
Cedera punggung menghabiskan biaya kompensasi terbesar, yaitu lebih dari
1 miliar $ per tahun =. Khusus di Indonesia, data penelitian sehubungan
dengan bahaya-bahaya di RS belum tergambar dengan jelas, namun diyakini
bahwa kkeluhan-keluhan dari para petugas di RS, sehubungan dengan
bahaya-bahaya yang ada di RS.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Menajemen Risiko K3 di Dalam Gedung?
2. Bagaimana Menajemen Risiko K3 di Luar Gedung?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar dapat menggetahui bagaimana menajemen risiko K3 di dalam
gedung?
2. Agar dapat mengetahui bagaimana menajemen risiko K3 di luar gedung?

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Diharapkan makalah ini dapat mendeskripsikan tentang memanejen
risiko K3 di dalam maupun di luar gedung RS, sehingga penulis mampu
memahami tentang menajemen K3
2. Bagi Instansi Terkait (Sekolah)
Diharapkan makalah ini dapat menambah informasi mengenai
memenajemen K3, sehingga pihak sekolah dapat membuatnya sebagai
bahan ajar.
3. Bagi Pembaca
Sebagai referensi dan sarana penambah pengetahuan bagi pembaca
terutama berkaitan dengan risiko K3

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Risiko K3 di dalam gedung,


1. Definisi manajemen risiko k3
Sistem manajemen k3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan
secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan memelihara kewajiban k3, dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kerugian kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Risiko adalah bagian dari manajemn risiko yang melibatkan penerapan
kebijakan, standar, prosedur perubahan fisik untuk menghilangkan atau
mengurangi risiko yang kurang baik. Menurut Griffin (2002), risiko adalah
ketidak pastian tentang peristiwa masa depan atas hasil yang diinginkan atau
tidak diinginkan.
Manajemen risiko K3 rumah sakit adalah upaya meminimalkan kerugian
terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja, pasien dan pengunjung di
rumah sakit. Risiko yang ditimbulkan dapat berupa cedera, sakit, kematian,
kerusakan aset, kerusakan lingkungan kerja dan dapat menurunkan citra.
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja rumah sakit dan fasilitas
medis lainnya perlu diperhatikan demikian pula penanganan faktor potensi
berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program
keselamatan dan kesehatan kerja dimana perlu dilaksanakan, seperti misalnya
perlindungan terhadap penyakit infeksi maupun non infeksi, penanganan
limbah medis dan penggunaan alat pelindung diri.
2. Indetifikasi risiko K3
Dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dalam kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif serta
terciptanya lingkungan kerja yang sehat, asri dan nyaman. Sistem manajemen
K3 rumah sakit perlu melakukan identifikasi bahaya di didalam gedung .
kontrol terhadap faktor risiko K3 yang meliputi:
a. Faktor fisik
Diantaranya radiasi, suhu, kebisingan, getaran, pencahayaan,
kelembaban.
6
b. Faktor kimiawi
Seperti bahan-bahan dari laboratorium, farmasi ( diantaranya Ethylene
Oxide, Formaldehyde, Ether, Mercury, Chlorine, dan lain-lain)
c. Faktor ergonomi
Cara kerja yang salah, diantaranya posisi kerja statis, angkat angkut
pasien, membungkuk, menarik, mendorong.
d. Faktor biologis
Diantaranya virus ( misal : Hepatitis B, Influenza, HIV ), bakteri ( misal : S.
Saphrophyticus ), jamur ( misal : candida ) dan parasit ( misal: S.Scabiei )
e. Faktor psikososial
Diantaranya kerja shift, stress beban kerja, hubungan kerja, post
traumatic.
f. Faktor bahaya listrik dan kebakaran
Diantaranya gas bertekanan tinggi, bahan mudah terbakar, sengatan
listrik, hubungan arus pendek.
g. Limbah RS
Diantaranya limbah medis ( jarum suntik, vial obat, nanah, darah ) limbah
non medis, limbah cairan tubuh manusia ( misal : droplet, liur, sputum )
h. Pengendalian dan pembudayaan pemakaian alat pelindung diri (APD)
i. Bahaya mekanik
Diantaranya terjepit, terpotong, tersayat, tertusuk benda tajam.
j. Kontrol terhadap infeksi nosokomial dan pasien safety

3. Penatalaksanaan manajemen risiko K3 didalam gedung rumah sakit


a. Tahap persiapan
Mengacu pada SK Menkes 432/Menkes/SK2007 tentang pedoman K3
di Rumah sakit. Pelaksanaannya harus dimulai dari direktur utama/
dikrektur Rumah sakit (Manajemen puncak) dengan tindakan nyata, agar
dapat diketahui, dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan
petugas. Bisa menggunakan jasa konsultan atau tanpa mengguanakan
jasa konsultan jika rumah sakit memiliki personil yang cukup mampu untuk
mengorganisasikan dan mengarahkan orang. Membentuk kelompok kerja
penerapan K3, anggota kelompok kerjasebaiknya terdiri dari atas seorang
wakil dari setiap unit kerja, biasanya menajer unit kerja, peran, tanggung
7
jawab dan tugas anggota kelompok kerja ditetapkan. sedangkan
mengenai kualifikasi dan jumlah anggota kelompok kerja disesuaikan
dengan kebutuhan rumah sakit menetapkan sumber daya yang
diperlukan, sumber disini mencakup orang ( mempunyai tenaga K3),
sarana, waktu dan dana.
b. Tahap perencanaan
Perencanaan K3 di rumah sakit dapat mengacu pada standar sistem
manajemen K3RS , diantaranya self assesment akreditasi K3RS dan
SMK3. Perencanaan meliputi identifikasi sumber daya, penilaian dan
pengendalian faktor risiko. Instansi terkait perlu melakukan pengkajian
serta identifikasi sumber bahaya dengan mempertimbangkan kondisi dan
kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya, jenis kecelakaan dan
PAK yang mungkin dapat terjadi
c. Identifikasi hazard (bahaya)
Identifikasi bahaya adalah suatu proses kajian kualitatif untuk
mengetahui adanya potensi bahaya dari suatu peralatan, proses,
lingkugan kerja, material atau kegiatan kerja yang ada di rumah sakit,
berikut adalah resiko bahaya yang dihadapi oleh petugas medis,
paramedis dan non medis:
1) Tertular penyakit pasien
2) Penyakit rangka akibat angkat angkut pasien
3) Stress kerja
4) Bahaya kebakaran akibat konsleting peralatan
5) Bahaya ledakan tebung gas medik
6) Bahaya radiasi pengion X ray
7) Tertusuk jarum suntik
8) Debu dari ruang koridor
9) Terpeleset, terjatuh/ kejatuhan benda yang dingkat
10) Luka terkena pisau
11) Luka bakar
12) Bahan beracun
13) Obat pasien tertukas
14) Bahaya kebakaran akibat bahan kimia yang mudah terbakar
15) Penyakit akibat kerja ( karena paparan bahan kimia)
8
16) Bahaya ledakan dari bahan kimia bersifat eksplosif, gas medik

d. Upaya manajemen resiko k3


1) Terhadap petugas
a) Melaksanakan pemeriksaan kesehatan pra kerja, rutin dan khusus
b) Pemberian alat pelindung diri dan pengupayaan budaya safety
work
c) Pembinaan mental/ bimbingan rohani secara rutin
d) Pemberian vaksinisasi penyakit menular ( hepatitis )
e) Melaksanakan pelayanan sesuai Standar Operasional prosedur
(SOP).
2) Terhadap peralatan kerja
a) Melakukan kalibrasi alat alat medis
b) Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan alat secara rutin
c) Melakukan perbaikan alat alat yang rusak
3) Terhadap lingkungan kerja
a) Melakukan pemeriksaan dan pemantauan kebersihan ruangan
b) Melakukan pemantauan dan pengukuran suhu, kebisingan,
pencahayaan, kelembaban secara rutin, pensterilan alat, baju kerja
c) Melaksanakan pemeriksaan kualitas air bersih, air minum, air
limbah, uji emisi gas, uji sterilitas alat bedah, uji kualitas udara
ruang steril, uji sterilisasi alat makan dan minum
d) Memberantas binatang penggangu secara kontinyu
4) Terhadap bangunan
a) Melaksanakan perbaikan perbaikan fasilitas gedung / bangunan
yang rusak
b) Pemeriksaan dan pemeliharaan instalasi listrik, telpon dan air
c) Melaksanakan sertifikasi peralatan penangkar petir, listrik/genset.

B. Menajemen resiko di luar gedung


1. Definisi manajemen risiko di luar gedung
Manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko serta
pengembangan strategi pengelolaannya. Manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja Manajemen sebagai suatu ilmu prilaku yang mencakup
9
aspek sosial dan spiritual yang tidak terlepas dari tanggung jawab
keselamatan dan kesehatan kerja,baik dari segi perencanaan,maupun
pengambilan keputusan dan organisasi sehingga dapat meminimalisir
terjadinya kecelakaan kerja.
Manajemen risiko K3 di luar gedung RS adalah suatu keadaan yang
menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari risiko
penderitanan,kerusakan atau kerugian di tempat kerja.RisikoRisiko adalah
sesuatu yang mengarah pada ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
selama selang waktu tertentu Pengertian K3 dan Risiko Manajemen risiko.
manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko serta
pengembangan strategi pengelolaannya.Manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja, Manajemen sebagai suatu ilmu prilaku yang mencakup
aspek sosial dan spiritual yang tidak terlepas dari tanggung jawab
keselamatan dan kesehatan kerja,baik dari segi perencanaan,maupun
pengambilan keputusan dan organisasi sehingga dapat meminimalisir
terjadinya kecelakaan kerja. Manajemen Risiko dan K3 menurut sumber-
sumber penyebabnya, risiko dapat dibedakan sebagai berikut: Sumber
Penyebab Risiko, Risiko Internal, Risiko Operasional, Risiko Keuangan,
Risiko Eksternal.

2. Kategori K3 dalam keperawatan


a. Risiko Tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaan nya
berisiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa
manusia, dan lingkungan serta terganggunya kegiatan konstruksi.
b. Risiko Sedang, Mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya
dapat berisiko membahayakan keselamatan umum, harta benda dan
jiwa manusia serta terganggunya kegiatan konstruksi.
c. Risiko Kecil, mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya tidak
membahayakan keselamatan umum dan harta benda serta
terganggunya kegiatan konstruksi.

3. Pengendalian risiko K3 diluar gedung


a) Elimiasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau mengganti material/
bahan sehingga bahaya dapat dihilangkan atau dieliminasi.
10
b) Substitusi adalah mengganti dengan metode yang lebih aman dan/ atau
material yang tingkat bahayanya lebih rendah.
c) Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi teknologi atau peralatan
guna menghindari terjadinya kecelakaan.
d) Pengendalian administrasi adalah pengendalian melalui pelaksanaan
prosedur untuk bekerja secara aman.
e) Alat Pelindung Diri adalah alat pelindung diri yang memenuhi standard
dan harus dipakai oleh pekerja pada semua pekerjaan sesuai dengan
jenis pekerjaannya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sistem manajemen k3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan
secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan memelihara kewajiban k3, dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kerugian kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
2. Manajemen risiko K3 rumah sakit adalah upaya meminimalkan kerugian
terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja, pasien dan pengunjung di
rumah sakit. Risiko yang ditimbulkan dapat berupa cedera, sakit,
kematian, kerusakan aset, kerusakan lingkungan kerja dan dapat
menurunkan citra.
3. Manajemen risiko K3 di luar gedung RS adalah suatu keadaan yang
menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari risiko penderitanan,
kerusakan atau kerugian di tempat kerja.

B. Saran
Pada pengerjaan makalah ini kurangnya pengetahuan kelompok
terhadap materi ini, sehingga masih banyak terdapat kekurangan, dan
kurangnya kerja sama kelompok terhadap pengerjaan makalah ini, semoga
apa yang kami sampaikan diatas bisa bermanfaat untuk pembelajaran
selanjutnya, dan juga bermanfaat untuk pembaca atau untuk referensi bagi
mahasiswa yang lain.
Dan saran kelompok pada suatu menajemen dapat meningkatkan
kesadaran betapa pentingnya Manajemen Risiko dalam lingkungan kerja.

12
DAFTAR PUSTAKA
http://hovi-din.blogspot.com/2011/11/makalah-manajemen-risiko.html
https://www.scribd.com/presentation/343612497/Manajemen-Risiko-k3-Di-
Luar-Gedung-Rs
Colling, A.D.1990. Industrial Safety Management and Technologi. Prentice
Hall.

13

Anda mungkin juga menyukai