Anda di halaman 1dari 13

ISU ETIK DAN HUKUM KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN HIV/AIDS


Dosen Pembimbing : Ns. Ginanjar Sasmito A, M.Kep. Sp.Kep MB

Disusun Oleh :

1. Cindhy Ayu Meilani 1911012030


2. Eri Purba Utomo 1911012008

Prodi s1 Keperawatan
PENDAHULUAN
Latar Belakang | Perumusan Masalah | Tujuan Penelitian |
Manfaat Penelitian

BAB I

PRODI S1 KEPERAWATAN
LATAR BELAKANG
AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV (Djauzi S,
2006). Permasalahan HIV AIDS ini sudah menjadi permasalahan
nasional bahkan di tingkat global epidemi HIV juga masih
menjadi tantangan serta menjadi isu yang sensitif, dengan
situasi yang demikian maka tidak dipungkiri bahwa masih tinggi
Stigma dan Diskriminasi terkait HIV AIDS di masyarakat. Adanya
stigma dalam masyarakat menimbulkan masalah psikosial yang
rumit bagi penderita AIDS. Pengucilan penderita dan
diskriminasi tidak jarang membuat penderita AIDS tidak
mendapatkan hak-hak asasinya. Begitu luasnya masalah sosial
yang berkaitan dengan stigma ini, karena diskriminasi terjadi di
berbagai pelayanan masyarakat bahkan tidak jarang dalam
pelayanan kesehatan sendiri.

PRODI S1 KEPERAWATAN
Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami
konsep isu etik dan hukum
keperawatan pada pasien
HIV/AIDS

Tujuan Khusus
Tujuan 1. Menjelaskan konsep etik dan
hukum keperawatan HIV/AIDS

Penelitian
2. Menjelaskan dan menyebutkan
hak pasien HIV/AIDS
3. Menjelaskan dan menyebutkan
isu etik dan hukum pada
konseling pra dan pasca tes
HIV/AIDS
4. Menjelaskan isu terkait
HIV/AIDS
5. Menjelaskan stigma dan
diskriminasi
6. Menjelaskan etik partisipasi
dalam riset kesehatan
PRODI S1 KEPERAWATAN
MANFAAT
PENELITIAN

n-

an
ik
i
li t

na
m

at
ne

de

ya

eh
Pe

ka

la

es
Pe

K
A

Mendapatkan Sebagai Memberikan


pengetahuan dalam kepustakaan dan pengetahuan,
penerapan dan sumber refrensi pengarahan serta bahan
pengaplikasian serta sumber masukan yang
dalam memberikan bacaan untuk diperlukan dalam
asuhan mengembangkan pelaksanaan praktik
keperawatan terkait ilmu keperawatan pelayanan keperawatan
isu etik dan hukum khususnya ditinjau terutama terkait asuhan
kepada pasien dari ilmu keperawatan HIV/AIDS
HIV/AIDS. keperawatan bagi petugas kesehatan
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Etik dan Hukum dalam Asuhan Keperawatan Pasien HIV/AIDS |
Hak Pasien HIV/AIDS | Isu Etik dan Hukum pada Konseling Pra dan Pasca Tes HIV |
Isu Terkait Pekerjaan | Stigma dan Diskriminasi |
Etik Terkait Partisipasi dalam Riset Kesehatan

BAB
II
PRODI S1 KEPERAWATAN
A. Konsep Etik dan Hukum dalam Asuhan Keperawatan Pasien HIV/AIDS
Etik berasal dari bahasa Yunani “ethos“ yang berarti adat kebiasaan yang baik atau yang
seharusnya dilakukan. Dalam organisasi profesi kesehatan pedoman baik atau buruk dalam melakukan
tugas profesi telah dirumuskan dalam bentuk kode etik yang penyusunannya mengacu pada sistem etik
dan asas etik yang ada.
Kesehatan klien senantiasa akan selalu di utamakan dan tetap merupakan asas yang tidak
pernah berubah., dijabarkan menjadi enam asas etik yaitu;
1. Asas menghormati otonomi klien
2. Asas kejujuran
3. Asas tidak merugikan
4. Asas tidak merugikan
5. Asas kerahasiaan
6. Asas keadilan
Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS tidak dapat dipisahkan dari aspek hukum
dan hak Asasi manusia (HAM). Permasalahan pokok yang menyangkut hukum berkaitan dengan
maraknya kasus HIV/ AIDS adalah bagaimana menyeimbangkan antara perlindungan kepentingan
masyarakat dan kepentingan individu pengidap HIV dan penderita AIDS (Indar, 2010).

PRODI S1 KEPERAWATAN
B. Hak Pasien HIV/AIDS
Menurut Pasal 4 UU Kesehatan No. 36/2009 dinyatakan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan.
Permasalahan HIV dan AIDS sangat terkait dengan hak atas kesehatan. Hak atas kesehatan adalah aset
utama keberadaan umat manusia karena terkait dengan kepastian akan adanya pemenuhan atas hak yang
lain, seperti pendidikan dan pekerjaan. Secara garis besar di dalam UU Kesehatan perlindungan hukum
terhadap penderita HIV/ AIDS diatur mengenai :
1. Hak atas Pelayanan Kesehatan
Dalam Pasal 5 UU Kesehatan  dinyatakan bahwa terdapat kesamaan hak tiap orang dalam
mendapatkan akses atas sumber daya kesehatan, memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu dan terjangkau.
2. Hak atas Informasi
Pasal 7 UU Kesehatan secara tegas mengatakan bahwa setiap orang berhak mendapatkan informasi
dan edukasi tentang kesehatan serta informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan
pengobatan atas dirinya
3. Hak atas Kerahasiaan
Hak atas kerahasiaan dalam UU Kesehatan diatur dalam Pasal 57 dimana setiap orang berhak atas
rahasia kondisi kesehatannya. Selain itu UUPK No. 29/2004 juga mengatur mengenai rahasia medis
dan rekam medis ini pada paragraph 3 dan 4 tentang rekam medis dan rahasia kedokteran. Rahasia
Medis itu bersifat pribadi, hubungannya hanya antara dokter – pasien
4. Hak atas Persetujuan Tindakan Medis
Dalam pasal 56 UU Kesehatan diatur tentang persetujuan tindakan medis atau informed consent.
C. Isu Etik dan Hukum pada Konseling Pra dan Pasca Tes HIV
1. Konseling Pra dan Pasca-tes HIV
Konseling adalah proses pertolongan dimana seseorang dengan tulus ikhlas dan tujuan yang jelas
memberikan waktu, perhatian dan keahliannya untuk membantu klien mempelajari dirinya,
mengenali dan melakukan pemecahan masalah terhadap keterbatasan yang diberikan lingkungan.
Konseling dilakukan oleh konselor terlatih dengan modul VCT(Voluntary counseling and tesing).
Mereka dapat berprofesi perawat, pekerja sosial, dokter, psikolog, psikiater atau profesi lain.
2. Informed Consend untuk Test HIV
Tes HIV adalah sebagai tes darah yang digunakan untuk memastikan apakah seseorang sudah
positif terinfeksi HIV atau tidak, yaitu dengan cara mendeteksi adanya antibodi HIV didalam sampel
darahnya, Tes HIV Harus Bersifat : sukarela, rahasia, individu
3. Aspek Etik dan Legal Tes HIV
Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut (Permenkes, 1989)
4. Kerahasiaan Status HIV
Pasien HIV berhak atas kerahasiaan, ini sesuai dengan prinsip etik asas kerahasiaan yaitu
kerahasiaan klien harus dihorma! meskipun klien meninggal.
E. Isu Terkait Pekerjaan
Karena keterkaitannya yang erat dengan perilaku seksual, penggunaan obat-obatan terlarang, dan
penurunan kondisi fisik dan kematian, AIDS menimbulkan stigma sosial, menurut pernyataan sikap
ANA, kewajiban moral untuk merawat klien yang terinfeksi HIV tidak dapat di kesampingkan, kecuali
jika resikonya melebihi tanggung jawab. “bukan hanya asuhan keperawatan yang harus diberikan,
tetapi perawat harus diberi tahu juga mengenai resiko dan tanggung jawab yang mereka hadapi dalam
memberikan asuhan keperawatan menerima resiko pribadi yang melebihi batasan tugas bukan
kewajiban moral, melainkan pilihan moral” (ANA, 1998 dalam Kozier, 2010).
F. Stigma dan Diskriminasi
Stigma atau cap buruk adalah tindakan memvonis seseorang buruk moral/perilakunya sehingga
mendapatkan peyakit tersebut. Orang-orang yangdi stigma biasanya di anggap memalukan untuk
alasan tertentu dan sebagaiakibatnya mereka dipermalukan, dihindari, dideskreditkan, ditolak, ditahan.
G. Etik Terkait Partisipasi dalam Riset Kesehatan
Norma etik dalam riset biomedik berdasarkan pada empat prinsip yaitu autonomy, beneficience, non
maleficience dan Justice (Declaration of Helsinki,1975). Dalam kaitannya dengan HIV, pasien sebagai
obyek riset berhak atas informed consent sebelum mereka berpartisipasi dalam riset.
PENUTUP
Kesimpulan | Saran

BAB
III
PRODI S1 KEPERAWATAN
A. Kesimpulan

Dengan di terapkannya prinsip etik keperawatan pada klien dengan gangguan pisikososial HIV/AIDS,
dapat mengurangi diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS dan dengan diterapkannya prinsip etik
juga perawat dapat menghargai hak-hak asasi pasien sesuai prinsip etika otonomi.

B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan hendaknya kita memahami betul tentang HIV, sehingga kita
mampu memberikan peran perawat yang tepat bagi penderita HIV/ AIDS.

PRODI S1 KEPERAWATAN
Prodi S1 Keperawatan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai