Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

K3 RUMAH SAKIT & SEKTOR KESEHATAN

MANAJEMEN RISIKO & PEMBAGIAN KELOMPOK

PROGRAM STUDI K3 PAGI

SEMESTER 5

DISUSUN OLEH :

1. Handayani mandaya 182410048


2. Maria Ulfa 182410049
3. Muhammad Afif 182410050

STIkes IBNU SINA BATAM


TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan


karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah K3 Rumah Sakit dan
Sektor Kesehatan. Dalam menyelesaikan makalah ini kami juga berterima
kasih kepada ibu Rizqi Ulla Amaliah, SKM, M.KKK selaku dosen dari
mata kuliah K3 Rumah Sakit dan Sektor Kesehatan. Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca. Di
samping itu, makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah.
Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna harus
sadar akan keberadaan dirinya, tidak takut untuk mengubah kehidupannya
untuk menjadi lebih baik, dan tidak berhenti untuk terus menimba ilmu
dalam kehidupan guna menuju masa depan yang lebih baik dan menuju
peningkatan nilai dan kecerdasan takwa dirinya kepada Sang Maha
Pencipta.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan
ini. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharap kritik dan saran. Tak
ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT
semata. Semoga makalah ini menjadi pelita bagi individu yang ingin
mengembangkan kepribadian dirinya. Aamiin.

Batam, 29 Agustus 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.……………………………..……………………………….i
Daftar Isi…………....……………………..………………………………..ii
BAB I
Pendahuluan………………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang………...……………...……………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………...…………………...…………………… 1
1.3 Tujuan……………………………...………………………………..2

BAB II
Pembahasan……………………………………………………..…………..3
2.1 Pengertian K3RS……………………...……………………………..3
A. Bahaya dan Risiko di Rumah Sakit………...………………..3
B. Tujuan penerapan K3 Rumah Sakit…………...……………..4
C. Penerapan SMK3 Rumah Sakit…………...…………………4
2.2 Dasar Hukum yang mengatur K3RS………………………...………8
BAB III
Penutup……………………………………………………………………...9
3.1 Kesimpulan…………………..……………………………………...9
3.2 Saran……………………………………………………………...…9
Daftar Pustaka……………………………………………………………..10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan


kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat
pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Rumah sakit merupakan salah
satu tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan pengobatan dan
pemeliharaan kesehatan dengan berbagai fasilitas dan peralatan
kesehatannya. Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi suatu rumah
sakit maka semakin kompleks peralatan dan fasilitasnya. Kerumitan yang
meliputi segala hal tersebut menyebabkan rumah sakit mempunyai potensi
yang bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien dan tenaga medis,
risiko ini juga membahayakan pengunjung rumah sakit tersebut.

Segala kegiatan di rumah sakit berpotensi menimbulkan bahaya baik itu


fisik, biologi, kimia, ergonomi dan psikologi yang dapat membahayakan
kesehatan dan keselamatan pada pekerja, pasien, pengunjung maupun
masyarakat disekitar rumah sakit.

Data penelitian sehubungan dengan bahaya-bahaya di rumah sakit belum


terganbar dengan jelas namun diyakini bahwa banyak keluhan-keluhan dari
para petugas di rumah sakit, sehubungan dengan bahaya-bahaya yang ada di
rumah sakit. Selain itu, Gun (1983) memberikan catatan bahwa terdapat
beberapa kasus penyakit kronis yang diderita petugas rumah sakit, yaitu
hipertensi, varises, anemia (kebanyakan wanita), penyakit ginjal dan saluran
kemih (69% wanita), dermatitis dan urtikaria (57% wanita), serta nyeri
tulang belakang dan pergeseran discus intervertebrae.
Dari berbagai potensi bahaya tersebut maka perlu diadakan upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi bahkan meniadakan bahaya-bahaya
tersebut, Sehingga pihak rumah sakit wajib menerapkan K3 Rumah sakit
yang terkelola dengan baik.

1.2 Rumusan masalah


1. Pengertian K3 Rumah Sakit.
2. Gambaran mengenai masalah K3 di Rumah Sakit.
3. Tujuan penerapan K3 Rumah Sakit.

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui potensi bahaya yang ada di Rumah Sakit.
2. Mengetahui cara kerja dan lingkungan kerja yang aman, nyaman,
dan sehat.
3. Mengetahui tata cara pelaksanaan K3 di Rumah Sakit dan dasar
hukum nya.

2
BAB Il
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian K3RS

K3RS (Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit) yaitu segala


kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi
sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung,
maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja
dan penyakit akibat kerja di rumah sakit (PERMENKES No. 66 Thn 2016).

A. Bahaya dan Risiko di Rumah Sakit

Bahaya adalah suatu keadaan/kondisi yang dapat mengakibatkan


(berpotensi) menimbulkan kerugian (cedera/injury/penyakit) bagi pekerja,
menyangkut lingkungan kerja, pekerjaan (mesin, metoda, material),
pengorganisasian pekerjaan, budaya kerja dan pekerja lain. Risiko yaitu
kemungkinan/peluang suatu hazard menjadi suatu kenyataan, yang
bergantung pada pajanan, frekuensi, konsekuensi serta dose-response.
Berikut adalah potensi bahaya di rumah sakit :
 Fisik, contohnya kebisingan, suhu, getaran, lantai licin.
 Kimia, contohnya formaldehid, alkohol, ethiline okside, bahan
pembersih lantai, desinfectan, clorine.
 Biologi, contohnya bakteri, virus, mikroorganisme, tikus, kecoa,
kucing dan sebagainya.
 Ergonomi, contohnya posisi statis, manual handling, mengangkat
beban.
 Psikososial, contohnya beban kerja, hubungan atasan dan bawahan,
hubungan antar pekerja yang tidak harmonis.
 Mekanikal, contohnya terjepit mesin, tergulung, terpotong, tersayat,
tertusuk.
 Elektrikal, contohnya tersengat listrik, listrik statis, hubungan arus
pendek kebakaran akibat listrik.
 Limbah, contohnya limbah padat medis dan non medis, limbah gas
dan limbah cair.
 Serta bahaya lainnya seperti Bahaya kebakaran dan ledakan dari
zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak (obat– obatan) dan
Bahan beracun, korosif dan kaustik.

3
B. Tujuan penerapan K3 Rumah Sakit
mencegah terjadinya kecelakaan, untuk meminimalkan risiko
keselamatan dan kesehatan di Rumah Sakit sehingga tidak menimbulkan
efek buruk terhadap keselamatan dan kesehatan SDM Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, dan pengunjung, menciptakan lingkungan kerja yang
aman,nyaman dan sehat, dan mengurangi angka penyakit akibat kerja pada
tenaga medis serta bertujuan untuk mengatur pengelolaan limbah medis
yang termasuk dalam kategori limbah B3.

K3RS sangat perlu untuk dilaksanakan karena banyaknya risiko yang


dialami oleh tenaga medis di fasilitas rumah sakit. Selain itu, K3RS juga
disyaratkan oleh regulasi-regulasi di Republik Indonesia.

C. Penerapan SMK3 Rumah Sakit


Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (SM K3RS)
meliputi 5 hal berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun
2016 :

1.Kebijakan K3 Rumah Sakit.

Kebijakan K3RS ditetapkan secara tertulis dengan Keputusan Kepala


atau Direktur Rumah Sakit dan disosialisasikan ke seluruh SDM Rumah
Sakit. Kebijakan K3RS meliputi:
a. Penetapan kebijakan dan tujuan dari program K3 Rumah Sakit.

Kebijakan dan tujuan K3RS ditetapkan oleh pimpinan tertinggi


Rumah Sakit dan dituangkan secara resmi dan tertulis. Kebijakan
tersebut harus jelas dan mudah dimengerti serta diketahui oleh
seluruh SDM Rumah Sakit baik manajemen, karyawan, kontraktor,
pemasok dan pasien, pengunjung, pengantar pasien, tamu serta pihak
lain yang terkait dengan tata cara yang tepat.

b. Penetapan organisasi K3 Rumah Sakit.

Dalam pelaksanaan K3 Rumah Sakit memerlukan organisasi yang


dapat menyelenggarakan program K3RS secara menyeluruh dan
berada di bawah pimpinan Rumah Sakit yang dapat menentukan
kebijakan Rumah Sakit. Semakin tinggi kelas Rumah Sakit
umumnya memiliki tingkat risiko keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang lebih besar karena semakin banyak pelayanan, sarana,
prasarana dan teknologi serta semakin banyak keterlibatan manusia
di dalamnya (sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien,
pengunjung, pengantar, kontraktor, dan lain sebagainya).

4
Untuk terselenggaranya K3 Rumah Sakit secara optimal, efektif,
efesien dan berkesinambungan, Rumah Sakit membentuk atau
menunjuk satu unit kerja fungsional yang mempunyai tanggung
jawab menyelenggarakan K3Rumah Sakit. Unit kerja fungsional
dapat berbentuk komite tersendiri atau terintegrasi dengan komite
lainnya, dan/atau instalasi K3 Rumah Sakit.

c. Penetapan dukungan pendanaan, sarana, dan prasarana.

Dalam pelaksanaan K3RS diperlukan alokasi anggaran yang


memadai dan sarana prasarana lainnya. Hal ini merupakan bagian
dari komitmen pimpinan Rumah Sakit.

2. Perencanaan K3 Rumah Sakit

Perencanaan K3RS meliputi :

1. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor


risiko. RS harus melakukan kajian dan identifikasi sumber
bahaya, penilaian serta pengendalian faktor risiko.
a. Identifikasi sumber bahaya Dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan :

 Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi


bahaya.
 Jenis kecelakaan dan PAK yang mungkin dapat terjadi.

Sumber bahaya yang ada di Rumah Sakit harus diidentifikasi


dan dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan
tolok ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan.

b. Penilaian faktor risiko Adalah proses untuk menentukan ada


tidaknya risiko dengan jalan melakukan penilaian bahaya
potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan
keselamatan.

c. Pengendalian faktor risiko Dilaksanakan melalui 4


tingkatan pengendalian risiko yakni menghilangkan bahaya,
menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan lain
yang tingkat risikonya lebih rendah/tidak ada
(engineering/rekayasa), administrasi dan alat pelindung pribadi
(APP).

2. Membuat peraturan Rumah Sakit harus membuat, menetapkan


dan melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) sesuai
dengan peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai K3

5
lainnya yang berlaku. SOP ini harus dievaluasi, diperbaharui
dan harus dikomunikasikan serta disosialisasikan pada karyawan
dan pihak yang terkait.

3. Tujuan dan sasaran Rumah Sakit harus mempertimbangkan


peraturan perundang-undangan, bahaya potensial dan risiko K3
yang bisa diukur, satuan/indikator pengukuran, sasaran
pencapaian dan jangka waktu pencapaian (SMART).

4. Indikator kinerja, Indikator harus dapat diukur sebagai dasar


penilaian kinerja K3 yang sekaligus merupakan informasi
mengenai keberhasilan pencapaian SMK3 RS.

5. Program K3 Rumah Sakit harus menetapkan dan melaksanakan


program K3 Rumah Sakit, untuk mencapai sasaran harus ada
monitoring, evaluasi dan dicatat serta dilaporkan.
Perencanaan K3 Rumah Sakit tersebut disusun dan ditetapkan oleh
pimpinan Rumah Sakit dengan mengacu pada kebijakan pelaksanaan
K3 Rumah Sakit yang telah ditetapkan dan selanjutnya diterapkan
dalam rangka mengendalikan potensi bahaya dan risiko K3 Rumah
Sakit yang telah teridentifikasi dan berhubungan dengan operasional
Rumah Sakit. Dalam rangka perencanaan K3 Rumah Sakit perlu
mempertimbangkan peraturan perundangundangan, kondisi yang ada
serta hasil identifikasi potensi bahaya keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

3.Pelaksanaan Rencana K3 Rumah Sakit.

a. Penyuluhan K3 ke semua petugas Rumah Sakit.

b. Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan


kelompok di dalam organisasi RS. Fungsinya memproses
individu dengan perilaku tertentu agar berperilaku sesuai
dengan yang telah ditentukan sebelumnya sebagai produk akhir
dari pelatihan.

c. Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku


diantaranya :
 Pemeriksaan kesehatan petugas (prakarya, berkala dan
khusus)
 Penyediaan alat pelindung diri dan keselamatan kerja
 Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan
keadaan darurat

6
 Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi
kesehatan
 Pengobatan pekerja yang menderita sakit.
 Menciptakan lingkungan kerja yang hIgienis secara teratur,
melalui monitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada
 Melaksanakan biological monitoring
 Melaksanakan surveilans kesehatan pekerja.

4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 Rumah Sakit.

Pemantauan dan evaluasi meliputi :

a) Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi ke dalam sistem pelaporan


RS (SPRS)
 Pencatatan dan pelaporan K3
 Pencatatan semua kegiatan K3
 Pencatatan dan pelaporan KAK
 Pencatatan dan pelaporan PAK

b) Inspeksi dan pengujian Inspeksi K3 merupakan suatu kegiatan untuk


menilai keadaan K3 secara umum dan tidak terlalu mendalam.
Inspeksi K3 di RS dilakukan secara berkala, terutama oleh
petugas K3 RS sehingga kejadian PAK dan KAK dapat dicegah
sedini mungkin. Kegiatan lain adalah pengujian baik
terhadap lingkungan maupun pemeriksaan terhadap pekerja
berisiko seperti biological monitoring (Pemantauan secara
Biologis).

c) Melaksanakan audit K3 Audit K3


Tujuan Audit K3 :
 Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan
keselamatan
 Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan
sesuai ketentuan
 Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial
serta pengembangan mutu. Perbaikan dan pencegahan
didasarkan atas hasil temuan dari audit, identifikasi, penilaian
risiko direkomendasikan kepada manajemen puncak.

5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3 Rumah Sakit.

Pimpinan Rumah Sakit harus melakukan evaluasi dan kaji ulang


terhadap kinerja K3 Rumah Sakit. Hasil peninjauan dan kaji ulang
ditindaklanjuti dengan perbaikan berkelanjutan sehingga tercapai tujuan

7
yang diharapkan. Kinerja K3 Rumah Sakit dituangkan dalam indikator
kinerja yang akan dicapai dalam setiap tahun. Indikator kinerja K3RS
yang dapat dipakai antara lain:
 Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
 Menurunkan angka kecelakaan kerja.
 Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
 Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.

Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen secara


berkesinambungan untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan dalam
pencapaian kebijakan dan tujuan.

2.2 Dasar Hukum yang mengatur K3 Rumah Sakit


Dasar Hukum yang mengatur K3 Rumah Sakit diantaranya yaitu :

 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970.


tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2918).

 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009.


tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5072).

 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012.


tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5309).

 Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014.


tentang Kesehatan Lingkungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 184, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5570).

 Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015.


tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159).

 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66


Tahun 2016.
tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pelaksanaan dan pengelolaan K3 Rumah Sakit sangat penting bukan


hanya untul management, karyawan maupun petugas medis namun juga
untuk pasien, pengunjung serta masyarakat disekitar rumah sakit,agar
terciptanya lingkungan rumah sakit yang aman nyaman dan sehat.
Komitmen pihak top manajemen sangat berpengaruh terhadap jalannya
K3RS ,karena semakin kuat komitmen top manajemen maka K3RS akan
berjalan baik dan lancar serta tujuan dilaksanakannya K3RS dapat tercapai.

3.2 Saran

Pekerja medis yang mengalami PAK maupun kecelakaan kerja yang ada
dirumah sakit tidak bisa diabaikan jumlahnya, maka dari itu pihak rumah
sakit maupun fasyankes lainnya wajib melakukan upaya pencegahan yang
dapat dilakukan dengan menerapkan sistem manajemen K3.

9
DAFTAR PUSTAKA

PERMENKES NO. 66 TAHUN 2016 tentang K3RS

KEPMENKES NO. 432 THN 2007 tentang PEDOMAN MANAJEMEN


K3RS

https://katigaku.top/2019/04/30/k3rs-keselamatan-kesehatan-kerja-rumah-
sakit/

10

Anda mungkin juga menyukai