Anda di halaman 1dari 22

RESIKO DAN HAZARD

DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN
NS. YUNITA DWI ANGGREINI, M.KEP
HAZARD

Hazard atau bahaya adalah suatu keadaan atau perubahan atau Tindakan yg dapat
meningkatkan resiko pada pasien.
Hazard adalah sesuatu yang menimbulkan kerugian, kerugian ini meliputi pada
gangguan kesehatan dan cidera, hilangnya waktu kerja, kerusakan pada property, area
atau tempat kerja, produk atau lingkungan. Kerugian pada proses produksi ataupun
kerusakan-kerusakan lainnya.
hazard dapat didefinisikan sebagai suatu material atau kondisi yang berpotensi
ditempat kerja dimana dengan atau tanpa interaksi dengan variabel lain dapat
menyebabkan kematian, cedera, atau kerugian lain.
Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi

menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja – definisi berdasarkan OHSAS, 2007.

Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain :

Faktor Bahaya Biologi (Seperti : Jamur, Virus, Bakteri, dll.), Faktor Bahaya Kimia (Seperti: Gas, Debu, Bahan

Beracun, dll.), Faktor Bahaya Fisik/Mekanik (Seperti : Mesin, Tekanan, dll.), Faktor Bahaya Biomekanik

(Seperti : Posisi Kerja, Gerakan, dll.), Faktor Bahaya Sosial Psikologis (Seperti : Stress, Kekerasan, dll.)
KLASIFIKASI HAZARD

Tanggapan-tanggapan ini disortir untuk menghasilkan klasifikasi gabungan, biologis atau


nonbiologis :
1. bahaya biologis didefinisikan untuk dimasukkan luka/ luka/ laserasi, luka terkait yang tajam,
kontak langsung dengan spesimen yang terkontaminasi/ bahan biohazardous, bioterorisme,
yang ditularkan melalui darah patogen, penyakit infeksi/ infeksi, penyakit udara, penyakit
vektor yang ditanggung, dan kontaminasi silang dari material kotor;
2. bahaya nonbiologis didefinisikan untuk termasuk fisik, psikososial, dan ergonomis bahaya:
a) bahaya fisik termasuk slip, perjalanan, jatuh, luka bakar, fraktur,
radiasi dari sinar X, kebisingan, dan radiasi nonionisasi;
b) bahaya psikososial termasuk fisik, penyalahgunaan psikososial,
seksual, dan verbal dan menekankan;
c) bahaya ergonomis adalah muskuloskeletal cedera seperti nyeri otot/
strain/ terkilir.
RISIKO (RISK)

Menurut International Labour Organization (ILO), risiko adalah kemungkinan adanya


peristiwa atau kecelakaan yang tidak diharapkan dan dapat terjadi dalam waktu dan
keadaan tertentu.
Risiko adalah gabungan dari kemungkinan (frekuensi) dan akibat atau konsekuensi
dari terjadinya bahaya tersebut. Penilaian risiko adalah penilaian menyeluruh untuk
mengidentifikasi bahaya dan menentukan apakah risiko dapat diterima.
Manajemen risiko adalah pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, penilaian,
dan pengendalian risiko. Manajemen risiko terdiri dari 3 langkah pelaksanaan yaitu
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko (Ramli, 2010).
PENILAIAN RESIKO

Penilaian risiko adalah proses untuk menentukan pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan
kerja/ penyakit akibat kerja. Penilaian risiko adalah proses evaluasi risiko-risiko yang diakibatkan
adanya bahaya- bahaya, dengan memperhatikan kecukupan pengendalian yang dimiliki, dan
menentukan apakah risikonya dapat diterima atau tidak.

Untuk menentukan kagori suatu risiko apakah itu rendah, sedang, tinggi ataupun ekstrim dapat
menggunakan metode matriks risiko seperti pada tabel matriks risiko :
Keparahan

Tabel Matriks Risiko Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat

  Sangat Sering Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim

  Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim

Frekuensi Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim

  Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi

  Sangat Jarang Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi


PENGENDALIAN RESIKO

Pengendalian risiko terhadap bahaya yang teridentifikasi dilakukan setelah dilakukan penilaian sebelumnya,
sehingga pengendalian risiko bahaya diprioritaskan pada bahaya dengan kategori paling tinggi ke rendah.
1. High dapat dilakukan dengan mengurangi risiko bahaya serendah mungkin sehingga risiko bahaya dapat
diterima. Pengendalian pada tingkat ini dilakukan dengan kontrol dari teknisi serta isolasi terhadap
sumber bahaya.
2. Moderate, dimana risiko bahaya pada kategori ini dapat ditoleransi. Pengendalian risiko pada kategori
Moderate dapat dilakukan dengan mengatur manajemen, misalnya degan program berupa tindakan dan
referensi dari HSE (Health Safety Executive), JSEA (Job Safety Environment Analysis).
3. Risiko bahaya kategori Low yaitu kategori bahaya paling rendah dan dapat ditoleransi. Pengendalian
risiko pada kategori ini dapat dilakukan dengan manajemen risiko harian maupun dengan referensi JSEA
(Job Safety Environment Analysis)
ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang


memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan.
Standar asuhan yang tercantum dalam Standar Praktik Klinis Keperawatan
terdiri dari lima fase asuhan keperawatan: Pengkajian; Diagnosa; Perencanaan;
Implementasi; dan Evaluasi. Salah satu manfaat dari penerapan asuhan
keperawatan yang baik adalah meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan
dalam bidang keperawatan (Kozier, 2010).
RISIKO DAN HAZARD DALAM PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Dalam proses
pengkajian, seorang perawat bertugas untuk mengumpulkan informasi berkenaan dengan
kondisi pasien.
Seluruh kegiatan yang dilakukan baik yang dilakukan perseorangan ataupun organisasi atau bahkan
perusahaan juga mengandung risiko. Semakin besar risiko yang dihadapi pada umumnya dapat
diperhitungkan bahwa pengembalian yang diterima juga akan lebih besar (Qoriawaty, 2016).
Risiko melekat dari tindakan pelayanan kesehatan dalam hal ini pada saat melakukan pengkajian asuhan keperawatan adalah
bahwa dalam kegiatan ini yang diukur adalah upaya yang dilakukan. Pada proses pengkajian data, hal-hal yang dapat terjadi
seperti:
1. Kurangnya informasi atau data yang diberikan keluarga pasien/ pasien tersebut (menyembunyikan sesuatu hal) sehingga
dalam proses pengkajian kurang lengkap. Akibatnya perawat/dokter akan salah dalam memberikan perawatan sehingga
berbahaya terhadap pasien.
2. Tertularnya penyakit saat melakukan pengkajian dalam hal ini seperti kontak fisik maupun udara. Pada saat perawat
melakukan perawatan/pengkajian pasien maka perawat mempunyai resiko tertular penyakit dari pasien.
3. Mendapatkan cacian atau pelecehan verbal saat melakukan pengkajian ataupun pada proses wawancara.
4. Mendapatkan kekerasan fisik dari pasien ataupun dari keluarga pasien pada saat melakukan pengkajian/pemeriksaan.
RISIKO DAN HAZARD DALAM PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN
Rencana Tindakan keperawatan merupakan serangkaian Tindakan yg dpt mencapai
tiap tujuan khusus. Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan, Tindakan,
dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klienberdasarkan analisis
pengkajian. Perencanaan merupakan dasar dari seorang perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan.
Menurut Prayitno, dkk (2017) jika perawat salah dalam mengkaji, maka perawat akan
salah dalam memberikan proses perawatan/pengobatan yang pada akhirnya akan
mengakibatnya kesehatan pasien malah semakin terganggu. Hal lainnya yang dapat
terjadi yaitu jika perawat salah dalam merencanakan tindakan keperawatan maka
perawatnya juga akan mendapatkan bahaya seperti misalnya tertularnya penyakit dari
pasien karena kurangnya perlindungan diri terhadap perawatnya.
RISIKO DAN HAZARD DALAM IMPLEMENTASI
ASUHAN KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik.
Kesalahan saat melakukan implementasi ataupun pelaksanaan tindakan
keperawatan adalah salah satu yang sangatlah fatal. Dan mengakibatkan
kecelakaan pada pasien ataupun perawat, contohnya misal kesalahan dalam
pemberian obat kepada pasien oleh perawat di karenakan perawat lupa membaca
instruktur atau catatan atau dokumen rekam medik pada pasien.
UPAYA PENCEGAHAN HAZARD DAN RISIKO
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
 membantu dalam aktifitas sehari-hari
 Konseling
 Memberikan asuhan keperawatan langsung
 kompensasi untuk reaksi yg merugikan
 Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien untuk prosedur
 mencapai tujuan perawatan mengawasi dan mengevaluasi kerja dari anggota staf lain
PEDOMAN IMPLEMENTASI ASUHAN
KEPERAWATAN
Terdapat 3 prinsip pedoman implementasi asuhan keperawatan yaitu :
1. Mempertahankan keamanan klien
2. Memberikian asuhan yg efektif
3. Memberikan asuhan yg seefisien mungkin
KASUS

Seorang perawat di RSUD Gunung Jati, kota Cirebon, diketahui positf difteri pasca
menangani pasien yang menderita penyakit yang sama. CIREBON – seorang perawat di
RSUD Gunung Jati, kota Cirebon, diketahui positif difteri pasca menangani pasien difteri.
Berdasarkan informasi, perawat tersebut diduga tertular pasca menangani dan melakukan
tindakan awal pada pasien positif difteri tersebut, perawat terkena diffteri berinisal Ru dan
bertugas di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Gunung Jati. Ru diketahui merupakan
perawat pertama difteri yang masuk rumah sakit tersebut.
Bagaimana upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh RS dan perawat dari kasus tersebut?
RISIKO DAN HAZARD DALAM EVALUASI
ASUHAN KEPERAWATAN
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan
penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. Jika pada saat melakukan
proses evaluasi perawat menemukan Tindakan atau kejadian yang salah, maka hal-hal tersebut
dapat segera diperbaiki sehingga mencegah terjadinya kondisi buruk pada pasien serta menjaga
keselamatan pada pasien
Kesalahan pada saat melakukan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan mengakibatkan
pendokumentasian dalam asuhan keperawatan kurang data yang sudah di lakukan oleh perawat. Terkadang
perawat lupa mengonfirmasikan ke dalam catatan atau dokumentasi dalam asuhan keperawatan sehingga
dokumen yang tertulis atau yang tadi di laksanakan oleh perawat kepada klien tidak ada di dokumentasi
asuhan keperawatan.
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN
RISIKO
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan identifikasi bahaya dan
penilaian risiko di tempat kerja, di antaranya:

• Aktivitas rutin dan non-rutin di tempat kerja

• Aktivitas semua pihak yang memasuki tempat kerja termasuk kontraktor,


pemasok, pengunjung, dan tamu
• Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor manusia lainnya
• Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja
• Bahaya yang timbul di tempat kerja
1. Kumpulkan semua informasi mengenai bahaya yang ada di tempat kerja
2. Lakukan inspeksi secara langsung untuk menemukan potensi bahaya yang ada di tempat
kerja
3. Lakukan identifaki bahay terhadap Kesehatan kerja
4. Lakukan investigasi pada setiap insiden yang terjadi
5. Lakukan identifikasi bahaya yang terkait dengan situasi darurat dan aktivitas non rutin
6. Kelompokkan sifat bahay yang teridentifikasi, tentukan Langkah-Langkah pengendalian
sementara, dan tentukan prioritas bahaya yang perlu pengendalian secara permanen
UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

Upaya pencegahan kecelakaan kerja secara umum yaitu :


1. Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui pengendalian bahaya yang di tempat kerja yaitu
pemantauan dan pengendalian kondisi tidak aman di tempat kerja
2. Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui pembinaan dan pengawasan pelatihan dan
Pendidikan, konseling dan konsultasi, pengembangan sumber daya atau teknologi terhadap
tenaga kerja tentang penerapan K3
3. Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui system manajemen prosedur dan aturan k3,
penyediaan sarana dan prasarana k3 dan pendukungnya, penghargaan dan sanksi terhadap
penerapan K3 di tempat kerja
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai