Anda di halaman 1dari 29

PSIKOSEKSUAL

PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL

Perkembangan Psikoseksual
adalah serangkaian tahapan dari bayi sampai dewasa,
relatif tetap dalam waktu, ditentukan oleh interaksi antara
dorongan biologis seseorang dan lingkungan.
Teori Perkembangan Psikoseksual
Sigmund Freud
Freud percaya kepribadian yang berkembang, melalui
serangkaian tahapan masa kanak-kanak di mana mencari
kesenangan-energi dari dirinya menjadi fokus pada area sensitif
seksual tertentu.

Energi psikoseksual, atau libido, digambarkan sebagai kekuatan


pendorong di belakang perilaku.
 Sigmund Freud (born May 6
1856 – 23 September 1939) was an
Austrian neurologist who became
known as the founding father of
psychoanalysis.

 Freud qualified as a doctor of


medicine at the University of
Vienna in 1881, and then carried
out research into cerebral palsy,
aphasia and microscopic
neuroanatomy at the Vienna
General Hospital. He was
appointed a university lecturer in
neuropathology in 1885 and
became a professor in 1902.
1. Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar
dibentuk sejak usia lima tahun.
2. Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan
kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian
hari.
3. Freud mendasari teorinya dari analisis mengeksplorasi jiwa
pasien antara lain dengan mengembalikan mereka ke
pengalaman masa kanak-kanaknya.
4. Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya
adalah kepribadian yang sehat.
 Jika masalah tidak diselesaikan pada tahap yang tepat,
fiksasi dapat terjadi. Sampai konflik ini diselesaikan,
individu akan tetap “terjebak” dalam tahap ini.
 Misalnya, seseorang yang terpaku pada tahap oral mungkin
terlalu bergantung pada orang lain dan dapat mencari
rangsangan oral melalui merokok, minum, atau makan.
TAHAPAN DAN TUGAS PERKEMBANGAN
MENURUT TEORI PSIKOSEKSUAL FREUD

1. Fase Oral (usia 0 – 1 tahun)


2. Fase Anal (usia 1 – 3 tahun)
3. Fase Phalic (usia 3 – 5/6 tahun)
4. Fase Latent (usia 5/6 – 12/13 tahun)
5. Fase Genital (usia 12/13 – dewasa)
1. FASE ORAL (USIA 0 – 1 TAHUN)
 Mulut merupakan daerah pokok aktivitas dinamik atau daerah
kepuasan seksual.

 Makan/minum menjadi sumber kenikmatan.

 Kenikmatan diperoleh dari rangsangan terhadap bibir-rongga


mulut-kerongkongan, tingkah laku menggigit dan menguyah
(sesudah gigi tumbuh), serta menelan dan memuntahkan
makanan.
 Oral agression personality ditandai oleh kesenangan berdebat
dan sikap sarkatik, bersumber dari sikap protes bayi (menggigit)
terhadap perlakuan ibunya dalam menyusui.
 Tugas perkembangan utama fase oral adalah memperoleh rasa
percaya, yakni percaya kepada orang lain, kepada dunia, dan
kepada diri sendiri.
 Efek penolakan pada fase oral adalah kecenderungan di masa
kanak-kanak selanjutnya untuk menjadi penakut, tidak aman,
haus akan perhatian, iri, agresif, benci dan kesepian.
2. FASE ANAL (USIA 1 – 3 TAHUN)

 Pada tahap anal, Freud mengemukakan bahwa fokus utama


dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan
buang air besar.
 Sepanjang tahap anal, latihan defakasi (toilet training)
memaksa anak untuk belajar menunda kepuasan bebas dari
tegangan anal.
 Freud yakin toilet training adalah bentuk mulai dari belajar
memuaskan id dan superego sekaligus, kebutuhan identitas
diri dalam bentuk kenikmatan sesudah defekasi dan
kebutuhan superego dalam bentuk hambatan sosial atau
tuntutan sosial untuk mengontrol kebutuhan defekasi.
Tugas-tugas yang harus diselesaikan
selama fase anal adalah belajar mandiri,
memiliki kekuatan pribadi dan otonomi, serta
belajar bagaimana mengakui dan menangani
perasaan-perasaan yang negatif.
3. FASE PHALIC (USIA 3 – 5/6 TAHUN)

 Pada fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen


terpenting.
 Masturbasi menimbulkan kenikmatan yang besar.

 Perkembangan terpenting pada masa ini adalah


timbulnya Oedipus complex, yang diikuti
fenomena castration anxiety (pada laki-laki) dan
penis envy (pada perempuan).
 Oedipus Complex (rasa dimana anak laki-laki ingin memiliki
ibunya dan membenci ayahnya),
 Electra Complex (rasa dimana anak perempuan ingin memiliki
ayahnya dan membenci ibunya )
 Penis Envy (perasaan iri kepada ayah karena ia tidak memiliki
penis/alat kelamin yang tidak ia punyai dan perasaan marah
kepada ibu karena ia tidak dilahirkan memiliki alat kelamin
seperti ayah ).
4 . FASE LATENT (USIA 5/6 – 12/13 TAHUN)

 Pada saat ini seorang anak dipengaruhi oleh aktivitas


sekolah, teman-teman dan hobinya.
 Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi
seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain
seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial.
 Tahap ini sangat penting dalam pengembangan
keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan
diri.
 Kegagalan pada fase ini akan menyebabkan
kepribadian yang kurang bersosialisasi dengan
lingkungannya.
5. FASE GENITAL (USIA 12/13 – DEWASA)
 Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi
dalam diri remaja.
 Sistem endokrin memproduksi hormon-hormon yang
memicu pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder (suara,
rambut, buah dada, dll) dan pertumbuhan tanda seksual
primer.
 Pada fase genital, impuls seks itu mulai disalurkan ke obyek di
luar, seperti; berpartisipasi dalam kegiatan kelompok,
menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan dan keluarga.
 Anak mulai menyukai lawan jenis dan melakukan hubungan
percintaan lewat berpacaran.
• Fase genital berlanjut sampai orang tutup usia
• Puncak perkembangan seksual dicapai ketika orang
dewasa mengalami kemasakan kepribadian.
• Ditandai dengan kemasakan tanggung jawab seksual
sekaligus tanggung jawab sosial, mengalami kepuasan
melalui hubungan cinta heteroseksual tanpa diikuti
dengan perasaan berdosa atau perasaan bersalah.
Berikut beberapa gambaran tingkah laku dewasa yang masak,
ditinjau dari dinamika kepribadian Freud :
1. Menunda kepuasan : dilakukan karena obyek pemuas yang
belum tersedia, tetapi lebih sebagai upaya memperoleh
tingkat kepuasan yang lebih besar pada masa yang akan
datang.
2. Tanggung jawab : kontrol tingkah laku dilakukan oleh superego
berlangsung efektif, tidak lagi harus mendapat bantuan
kontrol dari lingkungan.
3. Pemindahan/sublimasi : mengganti kepuasan seksual menjadi
kepuasan dalam bidang seni, budaya dan keindahan.
4. Identifikasi memiliki tujuan-tujuan kelompok, terlibat dalam
organisasi sosial, politi dan kehidupan sosial yang harmonis.
HAMBATAN PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL
Hambatan yang terjadi pada proses pemenuhan kebutuhan
seksual pada setiap tahap disebut fiksasi. (perasaan yg
mendalam)
1. Fase Oral
 Menyebabkan orang mengembangkan kepribadian oral,
yakni menjadi orang yang tergantung dan lebih senang
bertindak pasif dan menerima bantuan dari orang lain.
 Ketidakpuasan pada fase oral, sesudah dewasa orang
menjadi tidak pernah puas dan berakibat pada
ketamakan.
2. Fase Anal
 Jika ibu terlalu keras, anak akan menahan fesesnya dan
mengalami sembelit. Ini adalah prototip tingkah laku keras
kepala dan kikir (anal retentiveness personality).
 Jika Ibu yang membiarkan anak tanpa toilet training, akan
membuat anak bebas melampiaskan tegangannya dengan
mengelurkan kotoran di tempat dan waktu yang tidak tepat,
yang di masa mendatang muncul sebagai sifat
ketidakteraturan/ jorok, deskruktif, semaunya sendiri, atau
kekerasan/kekejaman (anal exspulsiveness personality).
3. Fase Phalic
 Kegagalan pada fase ini akan menciptakan kepribadian yang
imoral dan tidak tahu aturan.
 Pada anak laki-laki akan berkembang menjadi homoseksual
atau heteroseksual yang tidak benar-benar mencintai
pasangannya tetapi hanya menjadikannya sebagai obyek
kepuasan seksual.
 Pada anak perempuan akan berkembang menjadi wanita yang
genit, penggoda pria, atau menjadi lesbian.
4. Fase Laten
Pada fase ini berbeda dengan fase sebelumnya
karena pada fase ini tidak ada fiksasi karena
perilakunya sudah menetap serta pada tahap
ini dimana anak mulai berorientasi pada
interaksi sosial seperti anak sudah mulai
bersosialisasi dan mulai berorientasi pada
intelektual dan keterampilan .
5. Fase Genital
Pada fase ini sama seperti fase sebelumnya karena pada
fase ini tidak ada fiksasi karena perilakunya sudah
menetap serta pada tahap ini dimana anak mulai
berorientasi pada interaksi sosial seperti anak sudah
mulai bersosialisasi
Pada fase genital, impuls seks itu mulai disalurkan ke
obyek di luar, seperti; berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan
dan keluarga.
KELAINAN SEKSUAL / GANGGUAN
PSIKOSEKSUAL

Gangguan Psikoseksual atau Kelainan Seksual


adalah Gangguan dalam bidang seks yang
disebabkan oleh faktor Kejiwaan.
Faktor kejiwaan antara lain :

A. Difungsi seksual
Disfungsi Seksual bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit
organik, termasuk dalam kelompok diagnosis F50-F59 Sindrom
perilaku yang berhubungan dengan gangguan Fisiologis dan
Faktor fisik.
1. Kurang atau Hilangnya Nafsu Seksual : Diagnosis ini dibuat
bila hal itu merupakan masalah utama dan tidak merupakan
gangguan sekunder dari gangguan seksual lain, seperti
disfungsi ereksi.
2. Dorongan seksual yang berlebihan : Umumnya disebut
Hipersexualitas. Terdapat baik pada Pria maupun Wanita.
B. Gangguan Identitas Jenis Kelamin

Gangguan seksual ini termasuk dalam kelompok diagnosis F60-


F69 Gangguan Kepribadian dan Perilaku masa Dewasa.
1. Transseksualisme
Ialah Penolakan jenis kelamin. Identitas gendernya berlawanan
dengan jenis Kelamin Biologisnya. Adanya keinginan untuk
melakukan operasi pada tubuhnya (Genitalia, buah dada, kulit
dll) agar sesuai dengan identitas gender yang diinginkannya.
2. Transvestisme Peran Ganda
Ialah Peran Ganda seperti mengenakan pakaian lawan jenisnya
dengan tujuan untuk eksistensi dirinya untuk menikmati
sejenak pengalaman sebagai anggota lawan jenisnya.
C. Gangguan Preferensi Seksual

Gangguan Prefensi Seksual adalah Gangguan arah Tujuan


Seksual. Pada Gangguan ini, cara utama untuk
mendapatkan rangsangan dan kepuasan seksual adalah
dengan objek lain atau dengan cara lain dari yang
umumnya dianggap biasa.
1. ANACLITISM
Hubungan seks dimana salah satu pelaku berpura-pura menjadi
bayi dan diperlakukan seperti bayi.
2. BACKSWINGING
Anal seks yang dilakukan dengan posisi objek yang digarap tidur
tengkurap.
3. BELONEPHILA
Perasaan bergairah jika melihat benda benda kecil dan tajam
seperti jarum.
4. BEASTIALITY
Kegiatan berhubungan seks dengan binatang.
5. CUTTING
Sesuai namanya, ini kegiatan menyanyat kulit untuk
mendapatkan kepuasan seksual.
6. COPROPHILIA
Merasa kenikmatan seksual dengan bermain main dengan
kotoran atau tinja.
7. URTLING
Kegiatan menghidupkan tokoh di majalah atau foto yang
dilubangi, lalu memasukan kelaminnya ke lubang dan
bermasturbasi.
8. DOGGING
Disebut juga park and ride. Ini kegiatan bercinta dalam mobil di
tempat parkir yang terpencil dengan ditonton orang yang
mengelilingi mobil itu.
9. DOUCHING
Menyemprotkan air ke vagina untuk mendapat kepuasan.
10. ELECTROPHILIA
Terangsang jika mendapat kejutan listrik.
11. EXHIBITIONISM
Perasaan puas yang timbul kalau memamerkan organ seksualnya
atau melakukan aktivitas seksual di muka umum. Semakin puas
kalau yang melihatnya ketakutan.
12. FLASHING
Penggemarnya suka memamerkan alatnya (bisa pria , bisa wanita)
di depan umum, mirip exhibitionist, tapi hanya dikeluarkan
sekilas.
13. FROTTAGE
Mendapat kepuasan dengan menggesek-gesekan kelaminnya ke
objek terdekat (perempuan), biasa terjad di kereta.
14. NECROPHILIA
Aktivitas menyetubuhi mayat.
15. Sadisme
16.masochime

Anda mungkin juga menyukai