Kelompok 2
Oktavierera Dalevta
Ihiya Aprisia Wanti
Putri Septianingrum
Achmad Fatoni
Pengertian
Penyakit Kurang Gizi adalah penyakit yang diakibatkan kurangnya asupan gizi
pada tubuh.
Penyebabnya berupa kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau kehilangan
besar gizi
Selain itu, dapat disebabkan oleh faktor kurang pengetahuan, kemiskinan,
tingkat pendidikan rendah, dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai.
Marasmus
Primordial Prevention
Pencegahan primordial disini yaitu memberikan peraturan yang tegas kepada
penderita marasmu untuk mencegah munculnya factor resiko
Primary Prevention
Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan kejadian
penyakit atau gangguan sebelum penyakit marasmus itu terjadi.
Secondary Prevention
penderita marasmus harus diberikan perhatian lebih untuk mempertahankan
tubuh dan stamina serta imunitasnya.
Tertiary prevention
pencegahan dilakukan untuk mencegah jangan sampai bayi atau balita yang
menderita penyakit marasmus mengalami cacat dan bertambah parahnya
penyakit serta kematian
Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun
Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
tahun ke atas.
Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap.
Penyuluhan/pendidikan gizi
Pemantauan teratur pada balita di wilayah endemis kurang gizi.
kwashiorkor
Penyakit gizi buruk (busung lapar) yang disebabkan oleh kekurangan protein
yang sangat parah.
Istilah kwashiorkor berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang artinya
Kekurangan kasih sayang ibu
dikenal juga sebagai kekurangan gizi edematous karena tanda dominan yang
tampak adalah adanya edema atau penumpukkan cairan pada tubuh terutama
di mata, kaki, perut, dan bisa seluruh tubuh
Gejala
Perubahan warna dan tekstur rambut (warna karat) serta mudah dicabut atau
rontok.
Perubahan kulit, menjadi lebih sensitif, kulit mudah meradang, akan tampak
ruam bersisik dan terkadang sampai timbul borok.
Lemas seperti tak bertenaga
Hilangnya massa otot sehingga tampak mengecil atau menyusut (Atrofi otot)
Diare dan gangguan pencernaan lainnya
Edema (pembengkakan) pada mata, kaki dan perut bahkan seluruh tubuh
Sistem kekebalan tubuh yang rusak, yang dapat menyebabkan infeksi yang
lebih sering dan parah
Anemia yang ditandai dengan pucat dan lemas
Pemeriksaan
Kwashirokor dapat dicegah dengan memastikan makan cukup kalori dan kaya
protein. Pedoman diet dari Institute of Medicine merekomendasikan bahwa
10 sampai 35 persen dari kalori harian ‘berasal dari protein’ untuk orang
dewasa. Sedangkan pada anak-anak, lima sampai 20 persen dan remaja 10
sampai 30 persen kalori harian harus berasal dari protein.
Stunting
Deskripsi
Stunting adalah masalah pada pertumbuhan anak-anak, dimana anak mengalami
pertumbuhan yang tidak sesuai dengan keadaan semestinya dari usianya
Penyakit ini ditandai dengan gangguan pada tinggi badan anak yang tidak sesuai
dengan keadaan umurnya
Penyakit ini dapat didiagnosa dengan melakukan pengukuran antopometrik
terhadap tinggi anak dan dibandingkan dengan usianya
Penyakit ini membuat tinggi badan anak tidak bisa mencapai kondisi optimum
genetiknya
Biasanya diakibatkan dari pola makan yang buruk
Faktor
Faktor utama dari penyakit ini adalah kurangnya asupan gizi, baik pre natal
maupun pasca natal
Selain itu infeksi penyakit yang terus menerus, juga berkontribusi pada
kondisi stunting pada anak
Gangguan sistem metabolik juga berpengaruh, dimana gangguan metabolik
menyebabkan gizi yang diserap tidak maksimal
Dampak
Bila stunting terjadi pada usia balita, penyeimbanga kebutuhan gizi masih
bisa diupayakan dan tinggi badan yang kurang dapat dikejar. Namun apabila
kondisi stunting terjadi pada usia sekolah, perbaikan gizi dan pengejaran
ketertinggalan pertumbuhan akan sulit
Cara paling ampuh untuk mencegah kondisi stunting adalah memenuhi
kebutuhan gizi sejak bayi masih dalam kandungan
Beri-beri
Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B1 antara lain, susu, biji-
bijian, gandum, jeruk, daging sapi, ragi, kacang-kacangan, beras, dan sereal
dari biji-bijian utuh
Anemia
Angka kecukupan gizi (AKG) untuk niasin adalah 16 miligram per hari bagi pria
dan 14 miligram per hari bagi wanita. Sumber pangan yang kaya niasin antara
lain daging merah, ikan, daging unggas, serta roti dan sereal yang sudah
diperkaya vitamin B kompleks.
Suplemen niasin dengan dosis 20 miligram mungkin diperlukan, tetapi Anda
tidak boleh mengonsumsinya tanpa pengawasan dokter.
Beberapa produk suplemen niasin (vitamin B13) sudah teruji klinis dan
teregistrasi di BPOM. Namun, beberapa efek samping yang mungkin terjadi
adalah mual, muntah, biduran, sembelit, kulit memerah, dan enzim liver
naik. Karena itu, jangan minum suplemen apa pun sebelum berkonsultasi
dengan dokter.
Rakhitis merupakan kelainan karena kekurangan
vitamin D, kalsium, atau fosfat, yang mengakibatkan
•Penundaan pertumbuhan.
•Nyeri pada tulang
punggung, panggul, dan
kaki.
•Otot lemah
•Kaki atau tempurung lutut
bengkok Penebalan.
•Pergelangan tangan dan
pergelangan kaki.
Gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat
membantu mengatasi rakhitis :
GONDOK
yang tidak normal.
Cukupi asupan yodium, misalnya dari makanan laut (ikan, udang, atau
kerang) dan garam. Kalau Anda tinggal di daerah pantai, sayuran dan
buah-buahan mungkin mengandung yodium juga meski jumlahnya tak
seberapa. Anda butuh sekitar 150 mikrogram yodium setiap hari, dan ini
harus dicukupi terutama bagi ibu hamil dan menyusui serta bayi dan anak-
anak.
Tergantung diagnosis dokter dan penyebab penyakit, beberapa orang yang
kelebihan yodium justru bisa mengalami penyakit gondok. Bila sudah
didiagnosis kelebihan yodium, batasi asupannya dan hindari makanan laut
seperti udang hingga rumput laut.
Nisa: Kenapa buncit pada kwashiorkor?
Haikal: penyebab stunting, tekanan dari orangtua untuk makan terus Apa
hubungannya?
Rania: Saat remaja minum suplemen biar tinggi, apakah berpengaruh?
Anisa: Orang Obesitas mungkin ga sih kurang gizi?