Anda di halaman 1dari 34

Penyakit Kurang Gizi

Kelompok 2
Oktavierera Dalevta
Ihiya Aprisia Wanti
Putri Septianingrum
Achmad Fatoni
Pengertian

 Penyakit Kurang Gizi adalah penyakit yang diakibatkan kurangnya asupan gizi
pada tubuh.
 Penyebabnya berupa kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau kehilangan
besar gizi
 Selain itu, dapat disebabkan oleh faktor kurang pengetahuan, kemiskinan,
tingkat pendidikan rendah, dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai.
Marasmus

 Marasmus adalah suatu bentuk malgizi energi (kalori) karena kelaparan,


semua unsur diet kurang.
 Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai
pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan
penggantinya atau sering diserang diare.
Faktor Penyebab

- Pemasukan kalori yang tidak cukup


- Pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari
ketidaktahuan orang tua si anak ; misalnya pemakaian secara luas susu kaleng
yang terlalu encer.
- Infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung, malabsorpsi,
gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf
pusat. (Dr. Solihin, 1990:116).
Gejala

 Menurut Depkes RI tahun 2000:


- Anak tampak sangat kurus karena kehilangan sebagian besar lemak
- Wajah seperti orang tua
- Iga gambang dan perut cekung
- Otot paha mengendor
- Cengeng dan rewel, setelah makan anak masih merasa lapar
 Pemerikasaan fisik
- Mengukur TB dan BB
- Mengukur indeks massa tubuh
- Mengukur ketebalan lipatan kulit atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik
menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur,
biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper)
- Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan
jumlah otot rangka dalam tubuh
 Pemerikasaan Laboratorium
- Albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin.
Tujuan pengobatan adalah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein serta
mencegah kekambuhan.
 Penatalaksanaan penderita yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap:
- Tahap awal yaitu 24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan
untuk menyelamatkan jiwa, antara lain mengkoreksi keadaan dehidrasi atau
asidosis dengan pemberian cairan intravena.
- Tahap kedua yaitu penyesuaian. Sebagian besar penderita tidak memerlukan
koreksi cairan dan elektrolit, sehingga dapat langsung dengan penyesuaian
terhadap pemberian makanan
Upaya pencegahan

 Primordial Prevention
Pencegahan primordial disini yaitu memberikan peraturan yang tegas kepada
penderita marasmu untuk mencegah munculnya factor resiko
 Primary Prevention
Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan kejadian
penyakit atau gangguan sebelum penyakit marasmus itu terjadi.
 Secondary Prevention
penderita marasmus harus diberikan perhatian lebih untuk mempertahankan
tubuh dan stamina serta imunitasnya.
 Tertiary prevention
pencegahan dilakukan untuk mencegah jangan sampai bayi atau balita yang
menderita penyakit marasmus mengalami cacat dan bertambah parahnya
penyakit serta kematian
 Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun
 Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
tahun ke atas.
 Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap.
 Penyuluhan/pendidikan gizi
 Pemantauan teratur pada balita di wilayah endemis kurang gizi.
kwashiorkor

 Penyakit gizi buruk (busung lapar) yang disebabkan oleh kekurangan protein
yang sangat parah.
 Istilah kwashiorkor berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang artinya
Kekurangan kasih sayang ibu
 dikenal juga sebagai kekurangan gizi edematous karena tanda dominan yang
tampak adalah adanya edema atau penumpukkan cairan pada tubuh terutama
di mata, kaki, perut, dan bisa seluruh tubuh
Gejala

 Perubahan warna dan tekstur rambut (warna karat) serta mudah dicabut atau
rontok.
 Perubahan kulit, menjadi lebih sensitif, kulit mudah meradang, akan tampak
ruam bersisik dan terkadang sampai timbul borok.
 Lemas seperti tak bertenaga
 Hilangnya massa otot sehingga tampak mengecil atau menyusut (Atrofi otot)
 Diare dan gangguan pencernaan lainnya
 Edema (pembengkakan) pada mata, kaki dan perut bahkan seluruh tubuh
 Sistem kekebalan tubuh yang rusak, yang dapat menyebabkan infeksi yang
lebih sering dan parah
 Anemia yang ditandai dengan pucat dan lemas
Pemeriksaan

 memeriksa pembesaran hati (hepatomegali) dan pembengkakan pada bagian


tubuh.
 pemeriksaan darah dan tes urine mungkin mengukur kadar protein dan gula dalam
darah.
 Tes lain yang dilakukan pada darah dan urine yang dapat mencari kerusakan otot
ddan menilai fungsi ginjal. Tes meliputi:
- Gas darah arteri
- Blood urea nitrogen (BUN)
- Kadar kreatinin
- Kadar kalium ( untuk melihat Hiperkalemia atau Hipokalemia )
- Urinalisis
- Hitung darah lengkap (CBC)
Penanganan

 Kwashiorkor dapat ditangani dengan memberikan makan yang mengandung


banyak protein dan kalori secara keseluruhan, terutama bila perawatan
dimulai sejak awal.
 Namun sebelum melakukan itu, Perlu ditangani terlebih dahulu masalah
kesehatan yang mengancam nyawa, misalnya dehidrasi dengan memberikan
cairan, infeksi dengan memberikan antibiotik, pemberian vitamin A dan lain-
lain.
Pencegahan

 Kwashirokor dapat dicegah dengan memastikan makan cukup kalori dan kaya
protein. Pedoman diet dari Institute of Medicine merekomendasikan bahwa
10 sampai 35 persen dari kalori harian ‘berasal dari protein’ untuk orang
dewasa. Sedangkan pada anak-anak, lima sampai 20 persen dan remaja 10
sampai 30 persen kalori harian harus berasal dari protein.
Stunting
Deskripsi
 Stunting adalah masalah pada pertumbuhan anak-anak, dimana anak mengalami
pertumbuhan yang tidak sesuai dengan keadaan semestinya dari usianya
 Penyakit ini ditandai dengan gangguan pada tinggi badan anak yang tidak sesuai
dengan keadaan umurnya
 Penyakit ini dapat didiagnosa dengan melakukan pengukuran antopometrik
terhadap tinggi anak dan dibandingkan dengan usianya
 Penyakit ini membuat tinggi badan anak tidak bisa mencapai kondisi optimum
genetiknya
 Biasanya diakibatkan dari pola makan yang buruk
Faktor

 Faktor utama dari penyakit ini adalah kurangnya asupan gizi, baik pre natal
maupun pasca natal
 Selain itu infeksi penyakit yang terus menerus, juga berkontribusi pada
kondisi stunting pada anak
 Gangguan sistem metabolik juga berpengaruh, dimana gangguan metabolik
menyebabkan gizi yang diserap tidak maksimal
Dampak

 Gangguan pertumbuhan tinggi dan berat badan


 Gangguan kemampuan motorik
 Menurunnya kemampuan kognitif
 Ketidakseimbangan fungsi tubuh
Pencegahan

 Bila stunting terjadi pada usia balita, penyeimbanga kebutuhan gizi masih
bisa diupayakan dan tinggi badan yang kurang dapat dikejar. Namun apabila
kondisi stunting terjadi pada usia sekolah, perbaikan gizi dan pengejaran
ketertinggalan pertumbuhan akan sulit
 Cara paling ampuh untuk mencegah kondisi stunting adalah memenuhi
kebutuhan gizi sejak bayi masih dalam kandungan
Beri-beri

 Terjadi akibat tubuh kekurangan  Ciri-ciri :


vitamin B1 (thiamine) yang terlibat
dalam fungsi sistem saraf dan otot, 1. Beri-beri basah; sesak napas ketika
pencernaan, metabolisme bangun tidur di malam hari, denut
karbohidrat, dan aliran elektrolit jantung meningkat, sesak napas
menuju ke dalam dan keluar dari sel- saat beraktivitas, kaki bagian
sel saraf dan otot. bawah bengkak. Penyakit ini
mempengaruhi sistem
 Terbagi menjadi dua jenis; beri-beri kardiovaskular (jantung pembuluh
kering dan beri-beri basah darah)
2. Beri-beri kering; susah berjalan,
kaki dan tangan mati rasa, fungsi
otot kaki bagian bawah menurun,
nyeri, kesulitan bicara, muntah dan
nistagmus. Penyakit ini
mempengaruhi sistem saraf
Pencegahan

 Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B1 antara lain, susu, biji-
bijian, gandum, jeruk, daging sapi, ragi, kacang-kacangan, beras, dan sereal
dari biji-bijian utuh
Anemia

 Kondisi akibat kekurangan zat besi  Ciri-Ciri :


yang diperlukan unutk
Tubuh lemah dan lesu, merasa sangat
memproduksi sel darah merah yang
letih, kesemutan di kaki, kurang nafsu
membantu menyimpan dan
makan, detak jantung cepat, kuku
membawa O2 dalam darah ke
rapuh, nyeri dan radang lidah, tangan
jaringan tubuh.
dan kaki dingin, sakit kepala, sakit
dada, sesak napas, insomnia, dan kulit
pucat
Solusi

 Mengonsumsi suplemen/makanan yang kaya akan zat besi seperti; kismis,


telur, daging,ikan, tahu, kacang-kacangan, biji-bijian, beras merah, seafood,
dan sayuran berwarna hijau tua
Pelagra merupakan penyakit gizi yang disebabkan
karena kurangnya vitamin B3 (Niasin) atau triptofan
dari makanan. Niasin sangat diperlukan untuk segala

PELLAGRA aktivitas sel. Biasanya pada penderita pellegra ini akan


kelihatan hanya pada kulit yang terkena pada sinar.

Tanda-tanda gejala pellagra


:

 Ruam yang bersisik dan


tebal pada kulit saat kena
sinar matahari.
Mulut bengkak dan lidah
berwarna merah terang.
Muntah dan diare.
Sakit kepala
Lemas
Depresi
Linglung
Hilang ingatan
Gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat
membantu mengatasi pellagra:

 Angka kecukupan gizi (AKG) untuk niasin adalah 16 miligram per hari bagi pria
dan 14 miligram per hari bagi wanita. Sumber pangan yang kaya niasin antara
lain daging merah, ikan, daging unggas, serta roti dan sereal yang sudah
diperkaya vitamin B kompleks.
 Suplemen niasin dengan dosis 20 miligram mungkin diperlukan, tetapi Anda
tidak boleh mengonsumsinya tanpa pengawasan dokter.
 Beberapa produk suplemen niasin (vitamin B13) sudah teruji klinis dan
teregistrasi di BPOM. Namun, beberapa efek samping yang mungkin terjadi
adalah mual, muntah, biduran, sembelit, kulit memerah, dan enzim liver
naik. Karena itu, jangan minum suplemen apa pun sebelum berkonsultasi
dengan dokter.
Rakhitis merupakan kelainan karena kekurangan
vitamin D, kalsium, atau fosfat, yang mengakibatkan

RAKHITIS pelunakan dan pelemahan tulang.

Tanda-tanda gejala rakhitis


:

•Penundaan pertumbuhan.
•Nyeri pada tulang
punggung, panggul, dan
kaki.
•Otot lemah
•Kaki atau tempurung lutut
bengkok Penebalan.
•Pergelangan tangan dan
pergelangan kaki.
Gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat
membantu mengatasi rakhitis :

Untuk mencegah rakitis, pastikan anak makan makanan


yang mengandung vitamin D secara alami—ikan
berlemak, minyak ikan, dan kuning telur—atau yang telah
ditambahkan dengan vitamin D, misalnya:
 Susu formula bayi
 Sereal
 Roti
 Susu, tapi bukan makanan yang terbuat dari susu, misalnya yogurt dan keju
 Jus jeruk
Penyakit gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid

GONDOK
yang tidak normal.

Tanda-tanda gejala gondok :

•Benjolan yang terlihat di


pangkal leher (di bawah
rahang).
•Tenggorokan terasa sesak
dan kencang.
•Batuk-batuk.
•Tenggorokan kering dan
serak.
•Susah menelan.
•Susah bernapas.
Gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat
membantu mengatasi gondok :

 Cukupi asupan yodium, misalnya dari makanan laut (ikan, udang, atau
kerang) dan garam. Kalau Anda tinggal di daerah pantai, sayuran dan
buah-buahan mungkin mengandung yodium juga meski jumlahnya tak
seberapa. Anda butuh sekitar 150 mikrogram yodium setiap hari, dan ini
harus dicukupi terutama bagi ibu hamil dan menyusui serta bayi dan anak-
anak.
 Tergantung diagnosis dokter dan penyebab penyakit, beberapa orang yang
kelebihan yodium justru bisa mengalami penyakit gondok. Bila sudah
didiagnosis kelebihan yodium, batasi asupannya dan hindari makanan laut
seperti udang hingga rumput laut.
 Nisa: Kenapa buncit pada kwashiorkor?
 Haikal: penyebab stunting, tekanan dari orangtua untuk makan terus Apa
hubungannya?
 Rania: Saat remaja minum suplemen biar tinggi, apakah berpengaruh?
 Anisa: Orang Obesitas mungkin ga sih kurang gizi?

Anda mungkin juga menyukai