1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-nya kami dapat menyusun makalah ini sampai
selsesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap batuan dari pihak
yang telah membantu berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Dan kami juga berterima kasih kepada Dosen
pengampu yaitu Ns. Yunita Anggraeni M.Kep ini tanpa suatu halangan apapun ,
makalah ini dapat disusun guna memenuhi tugas mata kuliah tersebut.
Disamping itu kelompok berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kelompok dan peembacanya dapat mengetahui tentang “Peningkatan Kualitas
Berdasarkan Penerapan Program Patients Safety” khususnya bagi layanan
asuhan keperawatan pada peningkatan program patients safety dalam riset
keperawatan
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini telah kami kerjakan
dengan berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu kami berharap kritik
dan aran dari pembaca sehingga dalam pembuatan makalah lainnya dapat lebih
baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya
Rabbal Alamin.
Pontianak 04 November 2021
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BABI. PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................5
A. Pengertian..........................................................................................................9
B. Ketetapan indentifikasi pasien...........................................................................7
C. Peningkatan komunikasi efektif........................................................................7
D. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai …………………………10
E. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi………………….11
F. Pengurangan resiko Infeksi terkait pelayanan kesehatan……………………..11
G. Pengurangan resiko pasien jatuh ……………………………………………..11
BAB IV.
PENUTUP……………………………………………………………………………….13
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………...14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai instansi pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung dengan
pasien harus mengutamakan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi dan
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien s esuai dengan standar pelayanan rumah
4
sakit (Undang-Undang tentang Kesehatan dan Rumah Sakit Pasal 29b UU No.44/2009).
Pasien sebagai pengguna pelayanan kesehatan berhak memperoleh keamanan dan
keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit (Undang-Undang tentang
Kesehatan dan Rumah Sakit Pasal 32n UU No.44/2009).Patient Safety atau Keselamatan
pasien rumah sakit adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman. Sistem tersebut meliputi: asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
(KKP RS, 2007).
Institut of Mediciene(IOM) Amerika Serikat tahun 2000 dalam laporan “To Err is
Human, Building to Safer Health System” mengemukakan bahwa rumah sakit di Utah dan
Colorado ditemukan KTD sebesar 2,9% dan 6,6% di antaranya meninggal, sedangkan di New
York ditemukan 3,7% KTD dan 13,6% di antaranya meninggal. Lebih lanjut, angka kematian
akibat KTD pada pasien rawat inap di Amerika Serikat berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar
44.000 jiwa sampai 98.000 jiwa. Selain itu publikasi WHO tahun 2004 menyatakan KTD
dengan rentang 3,2 -16,6% pada rumah sakit di berbagai Negara yaitu Amerika, Inggris,
Denmark dan Australia (Depkes 2006).
Keselamatan Pasien (patient safety) merupakan isu global dan nasional bagi rumah sakit,
komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien dan
komponen kritis dari manajemen mutu (WHO, 2004). Ada 5 (lima) isu penting yang terkait
dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu : keselamatan pasien (patient safety),
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah
sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan
(green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan
“bisnis” rumah sakit yang terkait kelangsungan hidup rumah sakit.Namun harus diakui
kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan
pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu
mutu dan citra perumah sakitan (Depkes RI, 2008).
B. Rumusan masalah
Patient safety merupakan prinsip dasar dari pelayanan kesehatan yang memandang bahwa
keselamatan merupakan hak bagi setiap pasien yang di rawat di rumah sakit Patient safety
secara optimal. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya insiden keselamatan yang terjadi.
Selama masa persiapan akreditasi, kualitas cenderung meningkat secara signifikan terlihat
dari hasil scoring pencapaian standar akreditasi yang dilakukan dan dibuktikan dengan
diraihnya skor 90% pada chapter IPSG, namun setelah akreditasi pencapaian standar sedikit
demi sedikit menurun terlihat dari hasil audit mutu internal.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Memenuhi tugas makalah mengenai peningkatan kualitas penerapan berdasarkan
patients safety
b. Untuk memberitahu dan menjelaskan kepada pembaca mengenai peningkatan
kualitas penerapan berdasarkan patients safety
2. Tujuan Khusus
5
a. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami peningkatan kualitas penerapan
berdasarkan patients safety
b. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami definisi peningkatan kualitas
penerapan berdasarkan patients safety
c. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami aspek peningkatan kualitas penerapan
berdasarkan patients safety
d. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami strategi peningkatan kualitas
penerapan berdasarkan patients safety
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Menurut simamora, R. H. (2018)upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
keselamatan pasien, yaitu:
1. Hak Pasien
Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban bahkan dari mereka belum lahir begitu
juga dengan pasien, pasien memiliki hak yang harus mereka dapatkan dan perawat
memiliki kewajiban yang harus mereka laksanakan yaitu memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan baik.jika hak pasien tidak dijunjung tinggi maka tidak
terciptanya asuhan keperawatan dengan baik dan benar. Oleh sebab itu dengan adanya
hak pasien maka inilah sebagai ajang upaya untuk meningkatkan keselamatan pasien
dimana setiap pasien memiliki hak yaitu mendapatkan keselamatan saat di rawat di rumah
sakit. Keselamatan pasien di rumah sakit sangat penting untuk meningkatkan kualitas
kesehatan pasien itu sendiri.
2. Mendidik Pasien dan Keluarga
Dengan mendidik pasien dan keluarga maka ini menjadi salah satu langkah upaya
untuk meningkatkan keselamatan pasien. Tugas perawat yaitu mendidik pasien dan
keluarga dan mengingatkan selalu bahwa keselamatan pasien sangat penting untuk
meningkatkan derajat kesehatan pasien itu sendiri. Contohnya yaitu memasang
bedsetdrail di tempat tidur pasien jika keluarga ingin meninggalkan pasien sendiri
ataupun istirahat karena dengan memasang bedsetdrail pasien tidak akan jatuh dari tempat
tidur saat sedang istirahat karena dengan upaya tersebut dapat meningkatkan keselamatan
pasien.
3. Keselamatan Pasien dalamKesinambungan Pelayanan
Keselamatan pasien merupakan kualitas dari pelayanan yang di dapat oleh perawat itu
sendiri. Jika perawat tidak meningatkan keselamatan kepada pasien maka akan banyak
sekali pasien yang tidak mendapatkankeselamatan saat di rawat di rumah sakit. Oleh
sebab itu peran perawat sangat penting dalam upaya peningkatan keselamatan pasien. Jika
banyak pasien yang celaka maka akan semakin buruk juga pelayanan tersebut dan nama
dari perawat tersebut akan buruk begitu juga dengan rumah sakitnya. Oleh sebab itu,
setiapperawat bekerja sama dalam upaya peningkatan keselamatan pasien akan kualitas
pelayanan dan rumah sakit itu sendiri tetap baik dan terjaga.
4. Penggunaan Metode Peningkatan
Keselamatan Pasien Ada banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk
meningkatkan keselamatan pasien. Contohnya penggunaan gelang yang bisa di tulisan
sebuah tulisan: (NURSING AND PATIENT SAFETY) dimana gelang tersebut dipakai
untuk perawat yang tujuannya ketika melihat tulisan di gelang tersebut perawat selalu
teringat tentang keselamatan pasien. Dan ada metode yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan keselamatan pasien yaitu bisa setiap kamar diberi atau di tempelkan sebuah
tulisan dimana tulisan tersebut mengingatkan bahwa keselamatan pasien untuk untuk
dirinyasendiri itu sangat penting.
5. Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien
7
Setiap manusia harus memiliki peran kepemimpinan yang tepat dalam menjalankan
kehidupannya. Begitu juga dengan perawat harus mempunya peran kepemimpinan dalam
upaya meningkatkan keselamatan pasien karena jika perawat memiliki rasa kepimpinan
yang tinggi dalam upaya peningkatan keselamatan pasien maka akan terciptalah sebuah
keselamatan pasien tersebut dengan tepat.
6. Mendidik Perawat tentanng Keselamatan Pasien
Semua perawat harus memiliki rasa kekeluargaan, kerjasama yang inggi antara
perawat yang lain. Karena jika dengan kerjasama yang baik untu meningkatkan
keselamatan pasien maka akan terciptalah sebuah upaya keselamatan pasien yang tinggi.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi Perawat untuk Mencapai Keselamatan Pasien
Malu bertanya sesat dijalan, sepertiitulah pepatah mengatakan bahwa jikakita tidak
mau bertanya atau berkomunikasi maka akan bisa tersesat.Begitu juga dalam memberikan
asuhankeperawatan dan penerima asuhan keperawatan. Semakin tinggi tingkat
komunikasi yang baik maka akan terciptalah asuhan keperawatan yang baik pula. Disini
tugas perawat yaitu berkomunikasi dengan baik dalam memberikan asuhan keperawatan
terutama untuk keselamatan pasien,perawat selalu mengingatkan kepada pasien bahwa
sangat penting sekali peningkatan keselamatan tersebut untuk dirinya sendiri. Jika tingkat
komunikasi perawat yang baik maka akan terciptalah sebuah suasana asuhan keperawatan
yang baik terutama dalam keselamatan pasien akan tercipta dengan baik pula.
8
pengumpulan data adalah kuisioner dalam bentuk skala Likert. Metode analisis data
menggunakan analisis deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan patient safety oleh perawat di Ruang Rawat Inap Kelas
III Rumah Sakit Umum Daerah dr. zainoel Abidin Banda Aceh yang baik dengan
frekuensi sebanyak 31 orang perawat (50, 8%). Direkomendasikan untuk pengambil
kebijakan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dapat meningkatkan upaya
penerapan pasient safety di RSUZA dengan memfasilitasi pelatihan pada perawat tentang
patient safety.Muhamad Yusuf,2017.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut Depkes, 2006 keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Dan salah satu tujuan pentingnya adalah
mencegah danmengurangi terjadinya insiden keselamatan pasien. Perilaku perawat yang tidak
menjaga keselamatan akan berkontribusi terhadap insiden keselamatan pasien. Perawat yang
tidak memilki kesadaran terhadap situasi yang cepat memburuk gagal mengenali apa yang
terjadi dan mengabaikan informasi klinis penting yang terjadi pada pasien dapat mengancam
keselamatan pasien (Reid,2012)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Ruang Akut Instalasi Gawat Darurat
RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado, di simpulan bahwa responden terbanyak berumur 20-
30 tahun, tingkat pendidikan responden paling banyak adalah diploma tiga (DIII), dan masa
kerja paling banyak yaitu 2-5 tahun;responden memiliki perilaku baik lebih banyak dari pada
perilaku yang kurang, begitu juga dengan kemampuan melaksanakan patient safety dalam
mengidentifikasi pasien, pengurangan resiko infeksi dan pengurangan resiko infeksi,
keseluruhannya semua baik; terdapat hubungan antara perilaku dengan kemampuan perawat
dalam melaksanakan keselamatan pasien (patient safety) tentang mengidentifikasi pasien di
Ruang Akut IGD RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado; terdapat hubungan antara perilaku
dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan keselamatan pasien (patient safety) tentang
pengurangan resiko infeksi di Ruang Akut IGD RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado;
terdapat hubungan antara perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan
keselamatan pasien (patient safety) tentang pengurangan resiko pasien jatuh di Ruang Akut
IGD RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado. Perawat yang mampu menerapkan pasien safety
dapat mencegas terjaninya resiko, sehingga kualitas asuhan keperawatan pun meningkat.
Bersamaan dengan hasil penelitian dari Selleya C.B., yang judul “Hubungan Pengetahuan
dan Sikap perawat Dengan pelaksanaan Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Ruang Rawat
Inap RSUD Liun Kendade Tahuna”. menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan perawat
dengan pelaksanaan keselamatan pasien (patient safety) di Ruang Rawat Inap RSUD Liun
Kendage Tahuna Bandingkan dengan Tatakelola patient Safety pada penyakit Strok di RSK
yang belum pernah ada. Dalam penelitian ini berhasil disusun Tatakelola patient safety
penyakit Strok. Kepatuhan penerapan sasaran patient safety penyakit Strok di RSKD belum
optimal. Dari 10 sasaran patient safety yang mencapai kepatuhan BAIKsesuai standar ada 5
yaitu: Identifikasi Pasien, Risiko Pasien Jatuh, Akurasi pemberian obat, Pemasangan keteter/
Selang, Spuit sekali pakai. Sedangkan kepatuhan KURANG BAIK yaitu: Obat high Alert,
Komunikasi Efektif, Ketepatan Operasi, Risiko infeksi, Obat Mirip. Dapat Kita lihat bahwa
rumah sakit yang Belum mampu menerapkan patients safety Dapat berdampak Pada kualitas
asuhan keperawatan yang di berikan.
Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh fitriyani, dkk dimana pelaksanaan
patient safety ini masih ditemukan beberapa item yang masih kurang seperti di Rumah Sakit
Umum Daerah Bantul tentang pengendalian cairan elektrolit masih ditemukn 35,0% yang
tidak baik, item keselamatan yang berkaitan dengan menghindari kesalahan kateter dan salah
10
sambung selang masih ditemukan 37;5 % kurang baik. Sehinga kekurangan ini akan
berdampak pada pasien dan juga kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.
B. Ketepatan Indentifikasi Pasien
Indentifikasi pasien dan pencocokan pasien dengan pengobatan merupakan kegiatan yang
dilakukan secara rutin disemua rangkaian parawatan (Australian Comission On Safetynd
Quality In HealthCare 2017). Karna hal ini merupakan sesuatu yang rutin maka sebelum
melakukan tindakan pasien harus mengindentifikasikan terlebih dahulu. Resiko terhadap
keselamatan pasien terjadi apabila ada ketidakcocokan antara pasien dan komponen
perawatan yang diberikan, baik itu komponen diagnostic, teraupetik maupun pendukung.
Kesalahan karena keliru saat mengindentifikasi pasie dapat terjadi saat pasien trbius
mengalami disiorentasi, tidak sadar, bertukar tempat, kamar, lokasi dirumah sakit, ada
kelainan sensoria tau akibat situasi lain (KARS, 2001).
C. Peningkatan Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap,jelas dan yang dipahami oleh
pasien, akan mengurangi kesalahan dan meningkatkan peningkatan keselamatan pasien.
Berdasarkan laporan FDA Safety, Thomas Maria R, et al (2014) menemukan bahwa
komunikasi dapat menyebabkan terjadinya kesalahan obat 19%. Komunikasi yang bai kantar
perawat dapat menjalin Kerjasama yang baik dalam melakukan pelayanan keperawatan.
Misalnya dalam organtian shif perawat yang disebut dengan operan perawat, salah satu cara
untuk mendapatkan Kerjasama yang baik dalam hal komunikasi maka perawat bisa
melakukan pelaporan pelayanan dengan menggunakan metode Situation,background,
Assesment, Recommendation (SBRA).
11
- Kebenaran umur/tanggal lahir pasien
- Kebenaran alamat rumah pasien
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi
E.Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur danpasien adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang di rumah sakit untuk menjamin pasien yang akan menjalani suatu
tindakan operasi mendapatkan tindakan operasi yang sesuai dengan lokasi keadaan yang
perlu di tindak, prosedur yang tepat untuk melakukan tindakan dan diberikan pada pasien
yang benar membutuhkan tindakan operadid.
Salah lokasi, salah prosedur dan pasien salah pada operasi adalah suatu yang
mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Untuk menghindari terjadinya hal
tersebut agar menjamin sisi operasi yang tepat, prosedur yang tepat, serta pasien yang tepat
dengan penerapan checklist keselamatan pasien atau mengurangi tindakan berisiko maka
sebelum pasien di lakukan tindakan akan melalui prosedur Check In, Sign In, Time Out,
Sign Out, Check Out.
F.Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
Infeksi umumnya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi
saluran kemih – terkait kateter, infeksi aliran darah (blood stream infections) dan pneumonia
(seringkali dihubungkan dengan ventilasi mekanis). Pokok dari eliminasi infeksi adalah cuci
tangan (hand hygiene) yang tepat.
a. Kebersihan tangan merupakan proses membersihkan tangan dengan menggunakan
sabun dan air yang menghalir (hand wash) atau dengan menggunakan antiseptik
berbasis alkohol (hand rub)
b. Semua orang yang berada di RS wajib menjaga dan melaksanakan kebersihan
tangan
c. Rumah Sakit memfasilitasi sarana prasarana kebersihan tangan yang dibutuhkan.
G. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
a. Perawat wajib melakukan pengkajian resiko jatuh untuk setiap pasien yang dirawat,
guna meminimalkan resiko jatuh dengan metode “Morse Fall” untuk pasien dewasa
dan metode “Humpty Dumpty” untuk pasien anak.
b. Pengurangan resiko jatuh dilakukan dengan memberikan identifikasi j atuh pada
setiap pasien, memberikan intervensi pada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.
Keselamatan pasien (pasien safety) merupakan pencegahan kesalahan dan efek
samping yang terjadi pada pasien berkaitan dengan kelayanan kesehatan (WHO, 2016).
Pasien safety juga bisa di artikan sebagao suatu disiplin dalam sektor pelayanan kesehatan
yang mengaplikasikan metode ilmu keselamatan (safety) untuk menuju sistem pelayanan
12
kesehatan yang terpercaya (Stavert, 2016). Pengertian lain yang di ungkapkan bahwa
keselamatan pasien merupakan suatu atribut dari sistem pelayanan kesehatan yang
meminimalisir insiden beserta efeknya dan memaksimalkan proses pemulihan (recovery)
dan adverseevent (Stavert, 2016).
Keselamatan pasien di rumah sakit merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan
kepada pasien dirumah sakit yang aman dan tidak merugikan pasien. Seluruh komponen
pelayanan kesehatan rumah sakit meliputi dokter, perawat, tenaga kesehatan lainnya
(Setiowati, 2010). Keselamatan pasien merupakan sistem yang dibentuk rumah sakit untuk
mencegah dan mengurangi kesalahan dalam perawatan terhadap pasien akibat dari kelalaian
atau kesalahan asuhan yang diberikan. Joint Commossion International (JCI) menetapkan
salah satu standar keselamatan pasien yaitu sasaran pelaksanaan keselamatan pasien di
rumah sakit atau disebut dengan National Patient Safety Goals for Hospital merangkap pada
identifikasi pasien dengan benar, meningkatkan komunikasi efektif, menggunakan obat
secara aman, kepastian tepat lokasi, prosedur dan tepat pasien, menurunkan risiko infeksi
pasien dan mendeteksi risiko jatuh pasien (JCI, 2011).
Keselamatan pasien juga memberikan asuhan kepada pasien secara aman serta
mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya di lakukan atau di ambil. Sistem tersebut
meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
resiko pasien pelaporan dan analissis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tidak lanjut
dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (depkes, 2008).
Pelayanan keperawatan yang baik adalah pelayanan keperawatan yang memperhatikan
keselamatan pasien. Setiap tindakan keperawatan yang dilakukan beserta dengan peralatan
dan lingkungan sekitar sudah seharusnya dikondisikan secara sempurna untuk menunjang
keselamatan pasien. Oleh karena itu, diperlukan pengkajian terhadap keselamatan pasien.
Pengkajian tersebut meliputi pengkajian dalam bidang sebagai berikut :
1. Struktur
2. Lingkungan
3. Peralatan dan teknologi
4. Proses
5. Orang
6. Budaya
BAB IV
13
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Keselamatan pasien adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan
pelayanan pasien secara aman. Proses tersebut meliputi pengkajian mengenai resiko,
identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta
meminimalisir timbulnya risiko. Pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga medis kepada
pasien mengacu kepada tujuh standar pelayanan pasien rumah sakit yang meliputi hak
pasien, mendididik pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan,
penggunaan metode- metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien, peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien, mendidik staf tentang keselamatan pasien, dan komunikasi merupakan kunci bagi
staf untuk mencapai keselamatan pasien. Selain mengacu pada tujuh standar pelayanan
tersebut, keselamatan pasien juga dilindungi oleh undang-undang kesehatan sebagaimana
yang diatur dalam UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 serta UU Rumah Sakit No. 44 tahun
2009. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara penerapan pasien safety di rumah sakit
dengan kualitas asuhan keperawatan. Dimana perawat atau para medis yang melaksanakan
atau menerapkan pasient safety lebih mampu mencegah/mengurangi resiko terjadinya cedera
pada pasien sehingga kualitas asuhan keperawatan yang di berikanpun lebih berkualitas.
Penerapan patient safety ini sangat akan menjamin peningkatan mutu dari rumah sakit.
Karena suatu rumah sakit dapat dikatakan baik jika pelayanan untuk keselamatan pasien
juga sudah baik .
B.SARAN
Agar para pihak Rumah Sakit yang belum mampu menerapkan keselamatan pasien
agar lebih meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang berkaitan dengan keselamatan
pasien (patient safety) sesuai dengan panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
14
Simamora,R.H.(2018)’’Buku ajar keselamatan pasien melalui timbang terima
pasien berbasis komunikasi efektif;SBAR
Depkes RI. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient
Safety Incident Report), 2 ed, Bakti Husada, Jakarta . 2008
Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien. Jakarta: Kemenkes RI; 2017.
Lestari, Ferdika dan Wardi.(2012). Kitab undang-undang tentang kesehatan
dan kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Buku Biru
Myers, S.A. (2012). Patient safety and hospital accreditation: a model for
ensuring success. New York: Springer Publishing Company.
National Patient Safety Agency. Seven Steps to Patient Safety for Primary
Care. London: The National Patient Safety Agency; 2017.
R.H.Simamora (2019). Buku ajar pelaksanaaan indentifikasi pasien. Uwais
Inspirasi indonesi
R.H. Simamora. (2019). The infiuence of Training handover based SBAR
Communication for Improving patients safety. Indian journal of public heath
research & Deveopment
R.H. Simamora (2019). Documentation of Patient Identifikasi Into the
hectronic system to improve the quality of nursing serviceec International)
journal of soenrifio & technology tesearch
Valencia. Analisis Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien di RSUD Lubuk
Basung [Tesis]. Padang. Fakultas Kedokteran. Universitas Andalas; 2017.
WHO.(2007).Collaborating centre for patient safety solutions.Diakses
Desember 3, 2019
15