Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PAPER

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Dosen Pengampu : Ns. Masmuri, M. Kep

Nama Kelompok 1 :

1. Fridya Nur Shina (841201002)


2. Putri Frisxkhiya Pangesti (841201003)
3. Ristania Oasis (841201004)
4. Siti Nurfatimah (841201005)
5. Ending Dwi Lestari (841201006)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI PONTIANAK

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMESTER 3

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur dengan tulus dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Tugas Paper dengan judul “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)” ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Penyusunan Paper ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas pendidikan DIII
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Pontianak. Penulis berterima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Promosi Kesehatan ibu Ns. Masmuri M.Kep. Kami juga
berterima kasih kepada para pihak yang mendukung penulisan paper ini. Ungkapan terima
kasih juga disampaikan kepada kedua orang tuaku yang selalu memberi do'a, dukungan dan
semangat tiada henti dan selalu memberi dukungan baik moral maupun material dalam
penyusunan tugas makalah ini.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya dan semua pihak yang telah memberikan
kesempatan, dukungan dan bantuan menyelesaikan tugas literature ini. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan tugas paper ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan
kemampuan penulis, namun peneliti berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan. Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan Literature ini. Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Pontianak, 25 Oktober 2021

Kelompok 1

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari
penyakit. Merupakan suatu yang mahal jika dibandingkan dengan hal-hal yang lain.
Bagaimana tidak, harta yang melimpah, memiliki paras tampan atau cantik, memiliki
badan tegap dan gagah, semuanya itu akan sirna dengan sekejap jika kita terserang
penyakit atau tidak sehat. Dengan penyakit harta bisa habis digunakan untuk berobat,
paras tampan atau cantik berubah menjadi pucat dan tidak enak untuk dipandang, badan
yang tegap dan gagah seketika roboh dikarenakan lemas dan lesu akibat kondisi tubuh
yang menurun drastis.
Beginilah alur kehidupan, semuanya menjadi seimbang. Ada sehat dan ada
sakit, kita tidak akan selalu sehat dan kita juga tidak akan selalu sakit. Semuanya itu
bagaimana kita bisa menjaga diri untuk terhindar dari penyakit sehingga kesehatan itu
merupakan hal yang mutlak harus dijaga.
Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah dari pada mengobati seseorang
apabila jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan bergaya
hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang
baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang
dapat mengganggu kesehatan. Dengan semakin banyaknya penderita penyakit tidak
menular (degeneratif) seperti jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stress dan penyakit
tidak menular lainnya yang disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, maka untuk
menghindarinya kita perlu bergaya hidup yang sehat
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari
kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung
mengetahui apa itu PHBS, singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut
kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari
dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi dan penyakit lain
sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan PHBS ?
2. Apa saja bidang-bidang dalam PHBS ?

1
3. Apa saja manfaat PHBS ?
4. Apa saja indikator PHBS dalam setiap tatanan ?
5. Apa saja faktor penunjang PHBS ?
6. Apa Sasaran dari penerpan PHBS ?
7. Bagaimana Strategi yang digunakan dalam penerapan PHBS ?
8. Apa Faktor yang mempengaruhi prilaku PHBS ?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umumnya adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang
materi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
2. Tujuan khusus
1. Menjelaskan pengertian PHBS
2. Menjelaskan bidang-bidang dalam PHBS
3. Menjelaskan manfaat PHBS
4. Menjelaskan indikator PHBS dalam setiap tatanan
5. Menjelaskan faktor penunjang PHBS
6. Menjelaskan Sasaran dari penerpan PHBS
7. Mendeskripsikan Strategi yang digunakan dalam penerapan PHBS
8. Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi prilaku PHBS

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian PHBS
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk
memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya (Dinkes Kabupaten
Buleleng, 2018).
Jadi PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara
dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya.
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.PHBS itu jumlahnya
banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan,
minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan
balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah
pada tempatnya, membersihkan lingkungan.Setiap rumah tangga dianjurkan untuk
melaksanakan semua perilaku kesehatan.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang
dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan
kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap lini kehidupan manusia kapan
saja dan dimana saja. Seperti halnya PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi
kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku
tersebut merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan seseorang
untuk berperilaku sehat.

3
Salah satu manfaat diterapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah
tangga/keluarga ialah; anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah
sakit, produktivitas anggota keluarga meningkat, dan anak tumbuh sehat dan cerdas.

B. Bidang PHBS
Menurut (Depkes RI, 2017) Bidang PHBS diantaranya:
1. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
dengan sabun, mandi minimal 2x sehari, dan lain-lain.
2. Bidang gizi, seperti makan sayur dan buah tiap hari, mengkonsumsi garam
beryodium, menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dan
lain-lain.
3. Bidang kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban,
memberantas jentik, dan lain-lain.

C. Manfaat PHBS
Menurut (Depkes 2017) Manfaat dari PHBS diantaranya :
1. Setiap orang harus meningkatkan kesehatannya agar tidak mudah sakit
2. Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga
3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah
tangga
4. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/
Kota di bidang kesehatan
5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
6. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan


preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup sehat
merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku perorangan,
keluarga, kelompok, dan masyarakat yang berorientasi sehat dapat meningkatkan,
memelihara, dan melindungi kualitas kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun
sosial. Perilaku hidup sehat meliputi perilaku proaktif untuk :

4
1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga teratur dan hidup
sehat;
2. Menghilangkan kebudayaan yang berisiko menimbulkan penyakit;
3. Usaha untuk melindungi diri dari ancaman yang menimbulkan penyakit;
4. Berpartisipasi aktif daalam gerakan kesehatan masyarakat.

Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah yang


bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi
dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang
berdampak pada prestasi belajar siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan
semakin meningkat sehingga mampu minat orang tua dan dapat mengangkat citra dan
kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta menjadi percontohan sekolah sehat bagi
daerah lain (Depkes RI, 2008).

D. Indikator PHBS di Tiap Tatanan


Indikator tatanan sehat terdiri dari indikator perilaku dan indikator lingkungan di lima
tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum,
tatanan sekolah, dan tatanan institusi kesehatan. (BPS, 2015).
1. PHBS Di Tatanan Rumah Tangga
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi bayi ASI ekslusif
c. Menimbang bayi dan balita setiap bulan
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun
e. Menggunakan air bersih
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik di ruma
h. Makan sayur dan buah setiap hari
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok di dalam rumah (Depkes RI, 2007).

5
2. PHBS Di Tatanan Tempat Umum
PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum
yang ber-PHBS.
Melalui penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada
di tempat-tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau
menularkan penyakit.
Indikator tatanan tempat-tempat umum :
a. PHBS di pasar
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di pasar
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk
b. PHBS di tempat umum
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di tempat ibadah
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk
c. PHBS di rumah makan
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5) Tidak merokok di rumah makan
6) Menutup makanan dan minuman
7) Tidak meludah sembarangan
8) Memberantas jentik nyamuk
d. PHBS di angkutan umum
1) Menggunakan air bersih
6
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di angkutan umum
5) Tidak meludah sembarangan

E. Fasilitas Penunjang PHBS


Fasilitas penunjang PHBS di sekolah antara lain adalah : (Depkes Kab Bone Bolango,
2018)
1. Ketersediaan air bersih yang bebas dari jentik nyamuk
Air bersih yang tersedia di sekolah dapat digunakan oleh siswa dan guru
untuk berbagai keperluan. Siswa dan guru dapat menggunakan air bersih untuk
mencuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir sebelum makan dan
sesudah buang air besar. Perilaku cuci tangan dengan air mengalir dan
menggunakan sabun mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri,
typus, cacingan, penyakit kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung, dan lain sebagainya.
Kegiatan pemeriksaan tandon air bersih dilakukan untuk memberantas penyakit
yang disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah.
Memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah dilakukan dengan gerakan 3 M
(menguras, menutup, dan mengubur) tempat-tempat penampungan air (bak mandi,
drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum, dan lain-lain) minimal seminggu
sekali. Hasil yang didapat dari pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian
disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.
2. Fasilitas penunjang PHBS disekolah yang lain adalah tersedianya kantin sekolah
dengan jajanan yang sehat
Ketersediaan jamban yang bersih, tempat dan program olahraga yang
teratur dan terukur, dan juga adanya tempat sampah. Dimana fasilitas tersebut dapat
menunjang siswa dan siswi dalam berperilaku hidup bersih dan sehat dilingkungan
sekolah.
F. Sasaran PHBS
Sasaran PHBS menurut Depkes RI (2017) dikembangkan dalam lima tatanan
yaitu di rumah atau tempat tinggal, di tempat kerja, di tempat-tempat umum, institusi
pendidikan, dan di sarana kesehatan. Sedangkan sasaran PHBS di institusi pendidikan
adalah seluruh warga institusi pendidikan yang terbagi dalam:

7
1. Sasaran primer
Sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah perilakunya atau
murid dan guru yang bermasalah (individu/ kelompok dalam institusi pendidikan
yang bermasalah).
2. Sasaran sekunder
Sasaran yang mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang bermasalah
misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh
masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait.
3. Sasaran tersier
Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam mendukung
pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di
institusi pendidikan seperti, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas,
guru, tokoh masyarakat, dan orang tua murid.

G. Strategi PHBS
Kebijakan Nasional Promosi kesehatan menetapkan tiga strategi dasar promosi
kesehatan dan PHBS yaitu (Dinkes Sulawesi Selatan, 2016):
1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)
Merupakan proses pemberian informasi secara terus menerus dan
berkesinambungan agar sasaran berubah dari aspek knowledge, attitude, dan
practice. Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta
kelompok masyarakat.
2. Bina Suasana (Social Support)
Upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota
masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Terdapat tiga
pendekatan dalam bina suasana antara lain:
a. Pendekatan individu
b. Pendekatan kelompok
c. Pendekatan masyarakat umum
3. Advokasi (Advocacy)
Upaya yang terencana untuk mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait
(stakeholders). Pihak-pihak terkait ini dapat berupa tokoh masyarakat formal yang
berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan Dan penyandang dana
8
pemerintah. Selain itu, tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh
pengusaha, dan lain sebagainya dapat berperan sebagai penentu kebijakan tidak
tertulis dibidangnya atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Sasaran
advokasi terdapat tahapan-tahapan yaitu:
a. Mengetahui adanya masalah
b. Tertarik untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan alternatif
pemecahan masalah
d. Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif
pemecahan masalah
e. Memutuskan tindak lanjut kesepakatan

H. Faktor yang Memengaruhi Perilaku


Penerapan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi. membedakan adanya dua determinan masalah kesehatan yaitu faktor
perilaku (behavioral factors) dan faktor non perilaku (non behavioral factors). Green
menjelaskan bahwa faktor perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama (SKN, 2014):
1. Faktor Predisposisi
Terbentuknya suatu perilaku baru dimulai pada cognitive domain dalam arti
subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus sehingga menimbulkan pengetahuan
baru pada subyek tersebut, selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk
sikap subyek. Pengetahuan dan sikap subyek terhadap PHBS diharapkan akan
membentuk perilaku (psikomotorik) subyek terhadap PHBS. Faktor-faktor yang
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya prilaku seseorang antara lain
pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan dan juga nilai-nilai tradisi.
2. Faktor Pendukung atau Pemungkin
Hubungan antara konsep pengetahuan dan praktek kaitannya dalam suatu
materi kegiatan biasanya mempunyai angapan yaitu adanya pengetahuan tentang
manfaat sesuatu hal yang akan menyebabkan orang mempunyai sikap positif
terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap positif ini akan mempengaruhi untuk ikut
dalam kegiatan ini. Niat ikut serta dalam kegiatan ini akan menjadi tindakan apabila
mendapatkan dukungan sosial dan tersedianya fasilitas kegiatan ini disebut
perilaku. Berdasarkan teori WHO menyatakan bahwa yang menyebabkan

9
seseorang berperilaku ada tiga alasan diantaranya adalah sumber daya(resource)
meliputi fasilitas, pelayanan kesehatan dan pendapatan keluarga.
3. Faktor Penguat
Faktor yang mendorong untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan yang
terwujud dalam peran keluarga terutama orang tua, guru dan petugas kesehatan
untuk saling bahu membahu, sehingga tercipta kerjasama yang baik antara pihak
rumah dan sekolah yang akan mendukung anak dalam memperoleh pengalaman
yang hendak dirancang, lingkungan yang bersifat anak sebagai pusat yang akan
mendorong proses belajar melalui penjelajah dan penemuan untuk terjadinya suatu
perilaku. Hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit sendiri
maupun orang lain (terutama keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku
orang sakit.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi PHBS anak sekolah menurut Adiwiryono
(2010) berasal dari :
a. Dukungan dari orang tua
b. Dukungan teman sekolah
c. Dukungan guru di sekolah.
d. Sarana prasarana menjadi pendukung dalam mewujudkan perilaku hidup
bersih sehat di sekolah seperti tempat pembuangan air yang bersih, tempat
pembuanga air besar (jamban) yang sehat, tempat pembuangan sampah,
tempat dan program olah raga yang tepat, ketersediaan makanan bergizi di
warung sekolah, UKS, dan sebagainya.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong
diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya. PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk
memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan
dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya.
Penerapan PHBS bukan hanya diterapakan di lingkungan rumah saja tangga tapi
PHBS juga bisa diterapkan di lingkungan sekolah. Penerepan PHBS juga sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu strategi, fasilitas pendukung dan yang
mempengeruhi dari prilaku PHBS itu sendiri.

B. Saran
Penerapan PHBS harus diterapkan dimanapun berada terutama di lingkungan
sekolah, karena pendidikan kebersihan akan lebih efektif diterapkan dari sejak dini
agar kelak saat dewasa anak tersebut tumbuh menjadi anak yang pembersih dan
pandai menjaga kesehatan, baik kesehatan diri maupun kesehatan lingkungan.

11
DAFTAR PUSTAKA

BPS, 2015. Kesempatan kerja di sektor formal semakin terbatas. www.bps.susenas.

Depkes RI, 2017. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi

Kesehatan, Jakarta, 2017.

Depkes. 2017. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2017. www.depkes.riskesdas.

Dinkes Kab Bone Bolango, 2018. Gambaran PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga Di

Kab. Bone Bolango.


http://dinkesbonebolango.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=186

Dinkes Kabupaten Bullelng, 2018. Panduan PHBS Bagi Petugas Puskesmas.

http://dinkes.bulelengkab.go.id/ ?p=260

Dinkes Sulawesi Selatan, 2016. Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota

Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )


http://dinkessulsel.go.id/pdf/ Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf

Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Keputusan Menteri Kesehatan

No.131/Menkes/SK/II/ 2014. Depkes RI. Jakarta. 2014

12

Anda mungkin juga menyukai