Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang

berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.

Dalam komunitas manusia, individu - individu di dalamnya dapat memiliki

maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan

sejumlah kondisi lain yang serupa. (1)

Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang

baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk

yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan semakin banyaknya penderita

penyakit tidak menular (degeneratif) seperti jantung, tekanan darah tinggi, kanker,

stress dan penyakit tidak menular lainnya yang disebabkan karena gaya hidup

yang tidak sehat, maka untuk menghindarinya kita perlu bergaya hidup yang

sehat.Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari

kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung

mengetahui apa itu PHBS, singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut

kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat

dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi

yang akhir-akhir ini marak.(2)

1
2

Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan

penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat

dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang

sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan

terpadu. Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan

mortalitasnya (kematian) yang tinggi.(2)

Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya

interaksi dari berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian

telah menghubungkan antara berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Desa Pasanggrahan RW 05

Kecamatan Plumbon tenyata prevalensi (angka kejadian) hipertensi meningkat

pada lanjut usia yaitu 79% Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap

orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat

sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55 - 60

tahun.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan, memberdayakan,dan membangun kemandirian

masyarakat di bidang kesehatan di desa pesanggrahan kecamatan plumbon

kabupaten Cirebon.
3

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui permasalahan kesehatan yang ada di RW 01-05 desa

pesanggrahan

2. Mengimplementasikan proses pendekatan masyarakat melalui

pendekatan yang sistematis mulai dari pengkajian sampai dengan

evaluasi

3. Mengimpormasikan hasil pelaksanaan kepada masyarakat

4. Merekomendasikan atau melaksanakan program lanjutan

1.3 MANFAAT

1. Bagi Masyarakat

Adapun manfaat dari pembuatan laporan ini adalah untuk

mengaktifkan peran serta masyarakat dan mampu bekerjasama dengan

masyarakat dalam mengatasi masalah PHBS serta penyakit hipertensi pada

masyarakat.

2. Bagi Puskesmas

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan profil ini adalah sebagai

suatu alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi program-program

yang telah dilaksanakan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan masukan

dalam penyusunan langkah-langkah selanjutnya khusunya pembangunan

di bidang kesehatan.Juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten.


4

3. Bagi Mahasiswa

Dapat memberikan wawasan tentang masalah kesehatan prilaku hidup

bersih sehat dan hipertensi yang terjadi pada masyarakat desa

Pesanggrahan kecamatan Plumbon kabupaten Cirebon.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Prilaku Hidup Bersih Sehat

PHBS adalah prilaku yang dipraktekan oleh setiap individu dengan

kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif

dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku kesehatan pada

dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,

serta lingkungan. Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri

seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman

yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah

suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang

bersangkutan.(3)

2.1.1 Tatanan Prilaku Hidup Bersih Sehat pada rumah tangga

Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit harus ada kesadaran,

keinginan dan kemauan untuk memulainya. Setiap keluarga dapat

menerapkan prinsip untuk hidup bersih serta menjadikan perilaku sehat

menjadi kebiasaan setiap anggota keluarga. Jika kebiasan yang baik telah

ditanamkan sejak dini maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu

yang dilakukan sebagai kebiasaan sangat mudah untuk dikerjakan.

Tanamkan prinsip bahwa kesehatan merupakan suatu "kebutuhan", sehingga

5
6

kita akan termotivasi untuk mencapainya dan melakukannya. Sepuluh

indikator PHBS di tatanan rumah tangga:

1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko

gangguan pasca persalinan dan mencegah infeksi neonatus.

2) Memberi Asi esklusif

Asi ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita,

memberikan Asi ekslusif tidak hanya memberikan manfaat bagi bayi

namun bermanfaat juga bagi ibu. Ibu yang menyusui 20 persen terhindar

dari resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim.

2) Menimbang balita setiap bulan.

jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke pos yandu untuk

dilakukan penimbangan. Menimbang berat badan merupakan parameter

untuk menentukan status gizi balita, dengan melakukan penimbangan

setiap bulan dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangan balita serta

dapat diketahui lebih awal jika terdapat indikasi kekurangan gizi.

3) Menggunakan air bersih

Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak

bersih. Jika kondisi air yang digunakan tidak jernih, keruh atau berbau

sebaiknya air yang digunakan diolah terlebih dahulu agar menjadi air

bersih dengan menggunakan saringan sederhana.


7

4) Mencuci tangan dengan air dan sabun

Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan

dan ketika akan mengerjakan suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah

mencegah perpindahan kuman dan penyebaran penyakit yang disebabkan

oleh berbagai bakteri penyebab infeksi antara lain hepatitis B, HIV/AIDS.

5) Menggunakan jamban sehat.

Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang

sangat kompleks antara lain tipus, disentri, kolera, berbagai macam

penyakit cacing, schisosomiasis dan sebagainya. Secara langsung kotoran

ini dapat mengkontaminasi makanan, minuman, sumber air, tanah dan

sebagainya.

6) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat

penyimpanan air minimal seminggu sekali dan mengubur kaleng-kaleng

bekas tindakan ini merupakan cara memberantas jentik-jentik nyamuk

demam berdarah. Karena nyamuk demam berdarah bertelur di tempat

genangan/penampungan air jernih bukan air got atau sejenisnya.

7) Makan buah dan sayur setiap hari

Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat

serta mudah didapatkan. Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap

hari kebutuhan gizi dapat terpenuhi.


8

8) Melakukan aktifitas fisik setiap hari

Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah

akan meningkatkan kekuatan otot dan menyehatkan badan.

9) Tidak merokok didalam rumah

Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap

orang–orang disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di

dalam rumah.

2.1.2 Manfaat Rumah Tangga Sehat Bagi Rumah Tangga:

1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.

2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.

3. Anggota keluarga giat bekerja.

4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi

keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan

keluarga.

2.1.3 Manfaat Rumah Tangga Sehat Bagi Masyarakat:

1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

2. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah

kesehatan.

3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber

Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan

jamban, ambulans desa dan lain-lain.


9

2.2 Definisi Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan

darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat

menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke

seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit,

seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.

2.3 Etiologi

Sedangkan batasan hipertensi dengan memperhatikan perbedaan usia

dan jenis kelamin oleh Kaplan dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh

Soeparman, Sarwono Waspadji, hal. 205 diajukan sebagai berikut :

1) Pria usia < 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada

waktu berbaring di atas atau sama dengan 130/90 mmHg.

2) Pria usia > 46 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya di atas

145/95 mmHg.

3) Pada wanita tekanan darah di atas atau sama dengan 160/95 mmHg

dinyatakan hipertensi.

Pada tahun 1984, The Joint National Committee on Detection, Evaluation

and Treatment of High Blood Pressure, dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh

Soeparman, Sarwono Waspadji, hal. 206 membagi hipertensi berdasarkan tekanan

diastolik sebagai berikut :

1. Tekanan diastolik kurang dari 85 mmHg adalah normal.

2. Hipertensi ringan bila tekanan diastole 90 – 140 mmHg.

3. Hipertensi sedang bila tekanan diastole 105 – 114 mmHg.


10

4. Hipertensi berat bila tekanan diastole lebih dari 114 mmHg.

Pasien-pasien dengan tekanan darah yang kadang-kadang naik dinamakan

hipertensi labil.

Klasifikasi tekanan darah tinggi menurut WHO :

Kategori Sistolik Diastolik

Normal 140 mmHg 90 mmHg

Bordeline/Perbatasan 140 – 159 mmHg 90 – 94 mmHg

Hipertensi defenitif 160 mmHg 95 mmHg

2.4 Patofisiologi

Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan

tahanan perifer. Curah jantung pada pasien hipertensi umumnya normal. Kelainan

terutama pada peningkatan tahanan perifer. Peningkatan tahanan perifer ini

disebabkan karena penyempitan pembuluh darah akibat ketegangan otot polos

pada pembuluh darah tersebut.

Meningkatnya tekanan darah semakin menegangkan dinding pembuluh

darah sehingga menyebabkan dinding pembuluh darah semakin tebal dan ronggan

pembuluh darah semakin sempit yang meningkatkan tahanan terhadap

mengalirnya darah.

Perubahan struktur inilah yang dianggap sebagai salah satu faktor utama

sukarnya tekanan darah dikendalikan dengan obat-obatan anti hipertensi pada

kasus-kasus tertentu. Kerja jantung pada penderita hipertensi akan bertambah

berat karena naiknya tahanan perifer yang lama kelamaan akan menyebabkan
11

terjadinya hipertropi ventrikel kiri. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasia

ventrikel kiri maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi

sehingga terjadi anoksia (kekurangan oksigen).

Hal ini dapat diperberat oleh adanya sklerosis koroner dan jika hal ini

berlangsung lama akan terjadi decompensasi cordis di samping ini juga akan

menyebabkan gagal jantung. Pusat vasomotor di batang otak yang akibat

terjadinya vasokontriksi arteri otak sistemik yang akan meningkatkan tekanan

darah.

Gejala hipertensi tidak selalu ada hubungannya dengan berat ringannya

hipertensi. Secara dini dari penyakit hipertensi ringan pasien sakit kepala karena

vasokontriksi atau epitaksis dari perdarahan kapiler basial. Pada hipertensi ringan

ada kelompok pasien yang sama sekali tidak memberikan keluhan-keluhan.

Sedang pada sekelompok yang lain sudah memberikan gejala-gejala yang sangat

terasa mengganggu. Demikian pula hipertensi yang sedang dan berat, ada pasien

yang tidak mengeluh apa-apa dan ada pasien yang sudah memberikan keluhan

yang begitu berat sehingga tidak dapat bekerja dengan baik karena sangat

terganggu.

Pada umumnya pasien hipertensi memberikan keluhan-keluhan sebagai

berikut : pusing, sakit kepala, vertigo, sukar tidur, mata berkunang-kunang, kaku

kuduk, mual dan muntah, epitaksis, telinga berdengung.

Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran,

hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan

yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis. Oleh
12

karena itu, setiap pasien hipertensi harus diperiksa secara keseluruhan yang

meliputi riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium.

1. Riwayat penyakit

Pada pasien hipertensi perlu ditonjolkan lamanya menderita,

riwayat dan gejala penyakit yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner,

gagal jantung dan lain-lain. Apakah ada riwayat penyakit dalam keluarga,

gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan

aktivitas/kebiasaan seperti merokok, komsumsi makanan (khususnya makanan

yang banyak mengandung garam, lemak, dan protein), riwayat komsumsi

obat-obat bebas, hasil dan efek samping terapi hipertensi sebelumnya bila ada,

dan faktor psikososial lingkungan (keluarga, pekerjaan, dan sebagainya).

2. Pemeriksaan fisik

Dalam pemeriksaan fisik perlu dilakukan pengukuran tekanan

darah dua kali atau lebih dengan jarak dua menit, kemudian diperiksa ulang

dalam hal ini juga dilakukan pengukuran berat badan untuk membandingkan

antara berat badan dan tinggi pasien. Karena obesitas dan hipertensi

mempunyai prognosa yang kurang baik. Kemudian dilakukan pemeriksaan

funduskopi untuk mengetahui adanya retinopati hipertensif.

3. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit,

ureum, dan kreatinin untuk menilai fungsi ginjal.

1) Elektrolit untuk melihat kemungkinan adanya kelainan hormonal

aldosteron.
13

2) Pemeriksaan urinalis (protein dalam urine) untuk melihat adanya kelainan

pada ginjal.

4. Pemeriksaan radiologi

yaitu untuk melihat adanya pembesaran jantung kiri pada

hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh darah pada

stadium payah jantung hipertensi.

5. Pemeriksaan echokardiografi

Echokardiografi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang

yang akurat untuk memantau terjadinya hipertropi ventrikel. Hemodinamik

kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia miokard yang menyertai penyakit

jantun hipertensi pada stadium lanjut.

Apabila pemeriksaan tersebut di atas tidak cukup untuk

membuktikan etiologi penyakit atau ada kecurigaan terhadap suatu penyakit

yang menyebabkan hipertensi maka dilakukan pemeriksaan khusus seperti :

1) Pielografi intravena dapat membantu menilai keadaan ginjal, dapat dilihat

dari fungsi ekskresi ginjal dan ureter serta bentuk dan besarnya ginjal.

2) Arteriografi renal dilakukan bila ada dugaan stenosis arteri renalis.

3) Pemeriksaan kadar renin plasma untuk mengevaluasi pasien untuk stenosis

arteri renalis juga dipakai untuk menentukan pola pengobatan

4) Pengobatan dan perawatan


14

6. Komplikasi

Komplikasi yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah menyebabkan

kelainan-kelainan pada organ-organ seperti jantung, otak, pembuluh darah,

ginjal dan mata.

1) Komplikasi pada jantung

Penyakit jantung yang timbul akibat penyakit hipertensi adalah penyakit

jantung koroner dan penyakit jantung hipertensi yang juga dapat

menyebabkan terjadinya patah jantung ischemik yang pada banyak negara

merupakan sebab kematian utama.

2) Komplikasi pada otak dapat berupa pendarahan otak (stroke) enselopati

dan intracranial hemorhagis. Enselopati hipertensi biasanya ditandai oleh

sakit kepala hebat, bingung, lamban dan gangguan penglihatan. Gejala-

gejala ini umumnya tambah berat dalam waktu 12 – 48 jam dan dapat

timbul kejang-kejang. Kesadaran menurun serta dapat menyebabkan

kebutaan.

3) Komplikasi pada pembuluh darah dapat berupa :

a. Radang pembuluh nadi yang menutup jalannya aliran darah.

b. Adanya penumpukan aliran darah dalam pembuluh darah yang dapat

mengembangkan vena.

c. Robeken pembuluh darah akibat tekanan yang meningkat.

d. Regang pembuluh nadi akibat penumpukan darah.


15

4) Komplikasi pada ginjal dapat berupa

a. Glomerulus

b. Gangguan fungsi ginjal

5) Komplikasi pada mata dapat diketahui dengan pemeriksaan

funduskopidengan melihat kelainan fundus/retina berupa :

a. Oklusi vena retina (OVEC) gambaran fundusnya yaitu vena berkelok-

kelok, odem retina, dan odem macula, pendarahan di sekitar papil saraf

optik, ketajaman penglihatan sangat buruk.

b. Oklusi vena retina cabang-cabang yang sering tersumbat adalah cabang

temporal atas sehingga akibatnya langsung mengenai macula dan

menimbulkan tajam penglihatan yang buruk.

6) Prognosa

Pada umumnya prognosa pada pasien hipertensi tergantung dari penyakit

primernya, berat ringannya penyakit hipertensi itu sendiri, serta komplikasi

yang timbul dan cepatnya tindakan atau pengobatan.Ada beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi prognosa hipertensi yaitu :

a. Etiologi hipertensi yang ditemukan secara dini dan sebabnya dapat

dikoreksi tentu mempunyai prognosa yang baik misalnya akibat

kelainan ginjal dan kelainan hormon, neurologi dan lain-lain.

b. Ada tidaknya komplikasi dari organ tubuh, makin banyak komplikasi

yang ditemukan pada organ tubuh makan prognosa makin jelek.

c. Ada tidaknya resiko payah jantung, ischemik, diabetes millitus,

hipercolesteronemia, merokok juga sangat menentukan prognosis.


16

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Survei

TABULASI DATA PENDUDUK

Desa : Pesanggrahan
RW : 04 dan 05

1. Berdasarkan tahap perkembangan


No Umur Jumlah % Ket
1 0-3 th 4,03
2 3-5 th 63 6,35
3 5-12 th 70 7,06
4 15-18 th 68 6,8
5 18-21 th 66 6,6
6 21-55 th 581 58,6
7 55th keatas 103 10,3
Total 991

2. Berdasarkan Demografi
No Umur Jumlah % Ket
1 0-1 th 8 0,8
2 1-3 th 32 3,3
3 3-5 th 31 3,12
4 5-10 th 70 7,0
5 10-15 th 76 7,6
6 15-20 th 68 6,8
7 20-25 th 88 8,9
17

8 25-30 th 105 10,5


9 30-35 th 89 8,10
10 35-40 th 109 10,9
11 40-45 th 82 8,3
16
12 45-50 th 64 6,4
13 50-55 th 45 4,5
14 55-60 th 43 4,3
15 60-65 th 32 3,2
16 65-70 th 28 2,8
17 >70 th 21 2,1
Total 991

3. Kematian 6 bulan terakhir


No Kematian Jumlah % Ket
1 YA 14
2 TIDAK 991
Total 977
4. Penyebab Kematian
No Penyebab Jumlah % Ket
Kematian
1 Sakit 14
2 Kecelakaan -
Total 977
18

A. BILA DALAM KELUARGA TERHADAP PUS


1. Usia PUS saat ini
No Usia PUS Jumlah % Ket
1 <20 th 74 12,9
2 20-25 80 13,9
3 25-30 78 13,6
4 30-35 76 13,1
5 35-40 108 18,8
6 40-45 93 16,2
7 >45 th 63 11,0
Total 572 100

2. Penggunaan Alat Kontrasepsi


No Penggunaan Jumlah % Ket
Kontrasepsi
1 Ya 145 25,3
2 Tidak 427 74,6
Total 572 100

3. Jenis Kontrasepsi
No Jenis Jumlah % Ket
Kontrasepsi
1 IUD 14 9,6
2 Pil 37 25,5
3 Suntik 83 57,2
4 Implant 8 5,5
19

5 Lain-lain 3 2,0
Total 145 100

4. Alasan Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi


No Alasan Jumlah % Ket
1 Tidak tahu -
2 Tidak -
nyaman
3 Mahal -
4 Dilarang -
agama
Total -

5. Sumber Informasi KB
No Informasi Jumlah % Ket
1 Petugas 145
kesehatan
2 Orang lain -
3 Media -
elektronik
4 Media masa -
Total 145

6. Kondisi kesehatan KB
No Kondisi Jumlah % Ket
1 Sehat 145
2 Sakit -
Total 145
20

7. Tindakan yang dilakukan bila sakit


No Tindakan Jumlah % ket
1 Ke Yan.kes 145
2 Didiamkan -
saja
3 Obat warung -
4 alternatif -
total 145

8. Masalah kesehatan pada PUS


No Masalah Jumlah % ket
1 Infertil 2
2 Kista -
3 Impotensi -
Total 2
21

B. BILA DALAM KELUARGA TERHADAP IBU HAMIL


1. Usia Kehamilan
No Usia Jumlah % Ket
kehamilan
1 1-3 bulan 6
2 3-6 bulan 2
3 6-9 bulan 2
Total 9

2. Pemeriksaan kehamilan
No Pemeriksaan Jumlah % ket
1 Ya 9
2 Tidak -
Total 9

3. Tempat pemeriksaan
No tempat Jumlah % Ket
1 Bidan 9
2 Dokter -
3 Dukun -
terlatih
4 Lain-lain -
Total 9
22

4. Kondisi ibu hamil


No kondisi jumlah % ket
1 Sehat 9
2 Sakit -
Total 9

5. Masalah kesehatan ibu hamil


No masalah Jumlah % ket
1 Anemia -
2 DM -
3 Pre eklamsi -
Total -

J. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT LANSIA

1. Jumlah Lansia Dalam Rumah

NO Lansia Jumlah % Ket


1. Laki-laki 7 26,9
2. Perempuan 19 73,0
Total 26 100

2. Penyakit keturunan dalam keluarga


23

No Jenis penyakit Jumlah % ket


1 Jantung -
2 Hipertensi 9 60
3 DM 5 33,3
4 Asma 1 6,6
Total 15 100

5. Kondisi lansia saat ini

No Kondisi Jumlah % Ket


1. Sehat 19
2. Sakit 15
Total 26 100

6. Masalah kesehatan Lansia

No Masalah Jumlah % Ket


1. Katarak 1 4,7
2. Rematik 9 42,8
3. Hipertensi 9 42,8
4 Stroke 2 9,52
Total 21 100
24

3.2. PLANNING OF ACTION (POA)/INTERVENSI

Masalah Rencana
NO Sasaran Sumber Tempat Tanggal/waktu Keterangan
Kesehatan Kegiatan

1. Penyuluhan
Lansia Mahasiswa/i
rutin 6 Desa Jumat, 18 Mei
1. Hipertensi Masyarakat DIII
bulan sekali Pesanggrahan 2018
RW 03 & 04 Keperawatan
2. Tensi gratis

1. Kerja bakti Mahasiswa/i


Masyarakat Desa Senin, 14 Mei
2. PHBS membersihk DIII
RW 03 & 04 Pesanggrahan 2018
an sampah Keperawatan
25

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku

kesehetan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua

yang ada didalamnya dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan

dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehtan dimasyarakat.

Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbale balik hubungan antara

manusia dan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat

kesehatan manusia. PHBS kesehatan lingkungan adalah perilaku kesehatan

yang menciptakan hubungan antara manusia dan lingkungannya yang

berakibat mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

Indicator kesehatan lingkungan :

1. Perumahan bersih dan sehat

2. Penyediaan air bersih

3. Penanganan air limbah

4. Penanganan sampah

5. Pembuangan kotoran manusia (tinja)

PHBS kesehatan lingkungan di Indonesia masih dirasakan belum

memenuhi kebutuhan sanitasi dasar, yaitu sanitasi minimal yang

diperlukan agar dapat memenuhi kriteria kesehatan pemukiman.


26

4.2 Saran

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan kesimpulan yang diuraikan di atas,

maka saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagi setiap ibu rumah tangga yang ada di Desa Pesanggrahan bias

mulai meningkatkan kesadaran terkait dengan lingkungannya, agar

mulai memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungannya.

2. Penting juga untuk selanjutnya melakukan peningkatan pengetahuan

terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat Desa

Pesanggarahan.

3. Peningkatan pengetahuan tersebut dapat dilakukan dengan cara

sosialisasi atau seminar gratis dengan terkait dengan perilaku hidup

bersih dan sehat.


27

DAFTAR PUSTAKA

1. Rohmah, Nikmatur & Walid, Saiful. 2016.http://digilib.unila.ac.id?bab.pdf.

diakses pada tanggal 12 mei 2018

2. Brunner & Suddarth, (2013). http://www.perdhani.org.conten.perilaku-hidup-

sehat. Diakses pada tanggal 12 mei 2018.

3. Doenges, E. M, 2008,http://penyakit.hipertensi.makalah.html, diakses pada

tanggal 12 mei 2018

4. (Simons-morton et al (2005), http://husny.blogspot.co.id/2012/11/makalah

promosikesehatan.phbs.html, diakses pada tanggal 12 mei 2018

Anda mungkin juga menyukai