Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh
perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat.
Dalam UU Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, “ Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri
seseorang atau individu itu mencakup aspek fisik, mental, spiritual dan sosial demi
tercapainya keadaan yang sejahtera bagi seseorang baik dengan produkivitasnya dan
juga ekonominya.
Sejalan dengan itu menurut Bloom (1974), derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4
faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor keturunan dan faktor pelayanan
kesehatan. Dari ke-4 faktor tersebut, faktor ke-2 yaitu faktor perilaku sangat
berpengaruh dalam kesehatan seseorang, terutama dalam penerapan PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) baik dilingkungan pribadi, keluarga, maupun masyarakat.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi
sehat tidak serta merta terjadi, tetapi harus senantiasa kita upayakan dari yang tidak
sehat menjadi hidup yang sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini
harus dimulai dari menanamkan pola pikir sehat yang menjadi tanggung jawab kita
kepada masyarakat dan harus dimulai dan diusahakan oleh diri sendiri. Upaya ini
adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagai satu
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Dalam
mengupayakan perilaku ini dibutuhkan komitmen bersama-sama saling mendukung
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya keluarga sehingga
pembangunan kesehatan dapat tercapai maksimal.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaman bentuk promosi kesehatan khususnya di Pemukiman?
2. Apa yang dimaksud perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
3. Apakah tujuan PHBS Desa SIPAN Tapanuli Tengah
4. Apa saja sasaran pembinaan PHBS di Desa SIPAN Tapanuli Tengah

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari diselesaikannya makalah ini adalah :
1. Masyarakat dapat mengetahui tentang promosi kesehatan khususnya di Pemukiman
2. Masyarakat dapat mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
Desa SIPAN Tapanuli Tengah
3. Masyarakat dapat mengetahui tujuan PHBS di Desa SIPAN Tapanuli Tengah
4. Masyarakat dapat mengetahui sasaran pembinaan PHBS di Desa SIPAN Tapanuli
Tengah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi PHBS


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang
dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
Millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang
dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam menyongsong Milenium
Development Goals (MDGs).
"Health is not everything, but without health everything is nothing". Kesehatan
memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Setiap
individu mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang sehat hanya dapat dicapai
dengan kemau an dan keinginan yang tinggi untuk sehat serta merubah prilaku tidak
sehat menjadi prilaku hidup sehat.
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan
oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan
manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi
kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku
merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam
diri seseorang.
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari
luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS
merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu
strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun
1992)

3
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi
sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku
kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah
pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah
suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan.
(Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :
a. Nilai
b. Sikap
c. Pendidikan/Pengetahuan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimum pula (Notoatmodjo S.,2003)

2.2 Tujuan PHBS di Rumah Tangga


PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) memiliki tujuan yaitu meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan
sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2.3 Manfaat PHBS di Rumah Tangga


1. Manfaat PHBS bagi rumah tangga :
a. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas
c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan
anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat
dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi
keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.

4
2. Manfaat PHBS bagi masyarakat :
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin
(tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.

2.4 Sasaran PHBS di Rumah Tangga


Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
1. Pasangan Usia Subur
2. Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
3. Anak dan Remaja
4. Usia Lanjut
5. Pengasuh Anak

2.5 Tatanan PHBS


PHBS berada di lima tatanan yakni:
1. Tatanan rumah tangga
Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit harus ada kesadaran, keinginan dan
kemauan untuk memulainya. Setiap keluarga dapat menerapkan prinsip untuk hidup
bersih serta menjadikan perilaku sehat menjadi kebiasaan setiap anggota keluarga.
Jika kebiasan yang baik telah ditanamkan sejak dini maka tidaklah sulit
melakukannya, karena sesuatu yang dilakukan sebagai kebiasaan sangat mudah
untuk dikerjakan. Tanamkan prinsip bahwa kesehatan merupakan suatu
"kebutuhan", sehingga kita akan termotivasi untuk mencapainya dan melakukannya.

2. Tatanan sekolah
Indikator PHBS di sekolah antara lain:
a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit, bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat
makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan
penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu burung dll.

5
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan
makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan
bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak.
c. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi
sumber polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi
media perkembangan kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan
kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.
d. Olah raga yang teratur dan terukur.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur
dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan
tubuh terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung,
osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.
e. memberantas jentik nyamuk.
Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak
berkembang di lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty
yang menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit pada siang hari
dimana siswa sedang belajar.
Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air
seminggu sekali seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat
penampungan air dengan rapat dan mengubur barang bekas yang dapat
menampung air hujan.
f. Tidak merokok.
Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain
terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk
kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta
ketergantungan terhadap rokok.
Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang
terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan
CO.
g. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar
pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.

6
h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya
tidak mencemari sumber air dilingkungan sekitar.
Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat
menjadi vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.

3. Tatanan tempat kerja


Indikator PHBS di tempat kerja antara lain :
Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat
kerja telah masuk kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat
kerja :
a. Tidak merokok di tempat kerja
b. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
c. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang
air besar dan buang air kecil
e. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
f. Menggunakan air bersih.
g. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
h. Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
sesuai jenis pekerjaan.
4. Tatanan tempat umum
PHBS ditempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktekkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum
sehat.
Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana
pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan
sarana sosial lainnya.
a. PHBS di Pasar
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan
jamban, Tidak merokok di pasar, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas
Jentik nyamuk

7
b. PHBS di tempat Ibadah
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan
jamban, Tidak merokok di tempat ibadah, Tidak meludah Sembarangan,
Memberantas Jentik nyamuk
c. PHBS di Rumah Makan
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan
jamban, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Tidak merokok di rumah
makan, Menutup makanan dan minuman, Tidak meludah Sembarangan,
Memberantas Jentik nyamuk
d. PHBS di Angkutan Umum(Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut dll)
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan
jamban, Tidak merokok di angkutan umum, Tidak meludah Sembarangan
Manfaat:
a. Bagi masyarakat:
Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Masyarakat mampu
mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan yang dihadapi
b. Bagi tempat umum
Lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga meningkatkan citra
tempat umum, Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat
dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat umum
c. Bagi pemerintah Kabupaten/kota
Peningkatan presentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra
pemerintah kabupaten/kota yang baik Kabupaten /kota dapat dijadikan pusat
pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di tempat-tempat umum

5. Tatanan fasilitas kesehatan


Indikator PHBS di fasilitas kesehatan antara lain :
a. Menggunakan air bersih,
b. Menggunakan jamban yang bersih & sehat,
c. Membuang sampah pada tempatnya,
d. Tidak merokok,
e. Tidak meludah sembarangan,
f. Memberantas jentik nyamuk.

8
2.6 Aturan atau Kebijakan Mengenai PHBS
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak
PKK-KB-Kesehatan sejak tahun 2005. Landasan hukum pembinaan PHBS adalah :

1. Undang-Undang no 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pemberdayaan Keluarga Sejahtera.
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 199 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
4. Peraturan Pemerintah nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
5. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan
Mengenai Desa dan Kelurahan.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib Standar
Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan.
7. Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 53 tahun 2000 tentang
Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.
8. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang
Kebijakan nasional Promosi Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.

2.7 Strategi Promosi Kesehatan Dalam PHBS

Ditinjau dari prinsip-prinsip yang dapat dipelajari dalam promosi kesehatan,


maka pada pertengahan tahun 1995 dikembangkanlah strategi atau upaya peningkatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sebagai suatu bentuk operasional setidaknya
merupakan embrio promosi kesehatan di Indonesia oleh. Strategi ini dikembangkan
dalam pertemuan baik internal, pusat penyuluhan kesehatan maupun eksternal secara
lintas program dan lintas sektor, termasuk dengan organisasi profesi, FKM UI dan LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat).
Adapun beberapa hal yang disarikan tentang pokok-pokok promosi kesehatan
(health promotion) untuk PHBS yang merupakan embrio promosi kesehatan di
Indonesia ini adalah bahwa:

9
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion) yang diberi definisi Proses pemberdayaan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the
process of enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari
Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan
atau Penyuluhan Kesehatan, dan dipihak lain Penyuluh atau Pendidikan Kesehatan
merupakan bagian penting dari Promosi Kesehatan.
2. Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan (dapat dikatakan) menekankan pada upaya
perubahan atau perbaikan perilaku kesehatan. Promosi Kesehatan adalah upaya
perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya
mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap
perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
3. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai
perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif. Promosi
Kesehatan juga merupakan upaya untuk menjajakan, memasarkan atau menjual yang
bersifat persuasif, karena sesungguhnya “kesehatan” merupakan sesuatu yang sangat
layak jual, karena sangat perlu dan dibutuhkan setiap orang dan masyarakat.
4. Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan menekankan pada pendekatan edukatif,
sedangkan pada Promosi Kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya
pendekatan edukatif yang banyak dilakukan pada tingkat masyarakat di strata primer
(di promosi kesehatan selanjutnya digunakan istilah gerakan pemberdayaan
masyarakat), perlu dibarengi atau didahului dengan upaya advokasi, terutama untuk
strata tertier (yaitu para pembuat keputusan atau kebijakan) dan bina suasana (social
support), khususnya untuk strata sekunder (yaitu mereka yang dikategorikan sebagai
para pembuat opini). Maka dikenalah strategi ABG, yaitu Advokasi, Bina Suasana
dan Gerakan atau pemberdayaan Masyarakat.
5. Pada pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan, masalah diangkat dari apa yang
ditemui atau dikenali masyarakat (yaitu masalah kesehatan atau masalah apa saja
yang dirasa penting atau perlu diatasi oleh masyarakat). Pada PHBS, masyarakat
diharapkan dapat mengenali perilaku hidup sehat, yang ditandai dengan sekitar 10
perilaku sehat (health oriented). Masyarakat diajak untuk mengidentifikasi apa dan
bagaimana hidup bersih dan sehat, kemudian mengenali keadaan diri dan
lingkungannya serta mengukurnya seberapa sehatkah diri dan lingkungannya itu.

10
Pendekatan ini kemudian searah dengan paradigma sehat, yang salah satu dari tiga
pilar utamanya adalah perilaku hidup sehat.
6. Pada Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan yang menonjol adalah pendekatan di
masyarakat (melalui pendekatan edukatif), sedangkan pada PHBS promosi
kesehatan dikembangkan adanya 5 tatanan: yaitu di rumah atau tempat tinggal
(where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we work), di
tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan
(where we get health services). Dari sini dikembangkan kriteria rumah sehat,
sekolah sehat, tempat kerja sehat, tempat umum sehat, dan lain-lain yang mengarah
pada kawasan sehat seperti : desa sehat, kota sehat, kabupaten sehat, sampai ke
Indonesia Sehat.
7. Pada Promosi Kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh
kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual
benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat
termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan
lintas sektor.
8. Sebagaimana pada Pendidikan dan Penyuluhan, Promosi Kesehatan sebenarnya juga
lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti hasil
apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil
kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat, yang
lebih sesuai untuk diukur adalah mutu dan frekuensi kegiatan seperti advokasi, bina
suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-lain, karena dituntut untuk dapat
mengukur hasil kegiatannya, maka promosi kesehatan mengaitkan hasil kegiatan
tersebut pada jumlah tatanan sehat, seperti: rumah sehat, sekolah sehat, tempat kerja
sehat, dan seterusnya.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai
derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat
harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan
sebagainya).
2. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh
setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.
3. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk
swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.
4. Tatanan PHBS ada lima yaitu :
a. Tatanan Rumah tangga
b. Tatanan sekolah
c. Tempat kerja
d. Tempat umum
e. Fasilitas kesehatan
5. Sasaran pembinaan PHBS
Sasaran primer berupa sasaran langsung, yaitu : individu anggota masyarakat,
kelompok dalam masyarakat, dan masyarakat secara keseluruhan, yang diharapkan
untuk mempraktekkan PHBS.
Sasaran sekunder adalah mereka yang memiliki pengaruh terhadap sasaran
primer dalam pengambilan keputusannya untuk memprktekkan PHBS. Termasuk
disini adalah para pemuka masyarakat atu tokoh masyarakat, yang umumnya
menjadi panutan sasaran primer. Terdapat berbagai jenis tokoh masyarakat, seperti
misalnya tokoh atau pemuka adat, tokoh atau pemuka agama, tokoh politik, tokoh

12
pertanian, tokoh pendidikan, tokoh bisnis, tokoh pemuda, tokoh remaja, tokoh
wanita, tokoh kesehatan dan lainnya.
6. Pengertian fasilitas Pembinaan PHBS maksudnya adalah segala sarana dan
prasarana yang dapat menunjang pembinaan PHBS dimasyarakat. Kita akan semakin
bersemangat dalam menjaga kesehatan apabila banyak fasilitas penunjangnya.
Fasilitas tersebut tersedia dari yang termurah sampai yang termahal, dan dari yang
paling sederhana (mudah diperoleh) sampai yang sulit diperoleh.

3.2 Saran
1. Diharapkan pembaca dapat berperilaku hidup bersih dan sehat dimanapun.
2. Lebih perduli akan lingkungan yang bersih dan sehat.
3. Dapat mengajarkan pola hidup bersih dan sehat sejak dini.
4. Kebersihan adalah bagian dari iman

13
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rhineka Cipta :
Jakarta.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2011. (Online),
(http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat ,diakses
pada 15 Maret 2023)
Permenkes RI, No : 2269/MENKES/PER/XI/2011; tentang : Pedoman Pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2008

14

Anda mungkin juga menyukai