A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit mempunyai peran strategis dalam upaya
mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan
pengunjung di rumah sakit, dihadapkan pada resiko terjadinya infeksi atau infeksi
nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena perawatan atau
datang berkunjung ke rumah sakit. Media penularan utama dari sebagian besar bakteri
atau virus penyebab infeksi nosokomial adalah tangan – tangan petugas kesehatan yang
terkontaminasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya
kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit. Salah satu program PPI adalah
penggunaan APD bagi petugas, disamping adanya kegiatan lain seperti pendidikan dan
latihan serta kewaspadaan isolasi. Hasil pemantauan penggunaan APD ini dapat
digunakan sebagai data dasar laju infeksi di rumah sakit, untuk menentukan adanya
KLB. Dengan adanya kegiatan pemantauan penggunaan APD pada program PPI di rumah
sakit diharapkan dapat menurunkan laju infeksi dan meminimalkan penggunaan APD
sesuai kebutuhan di rumah sakit. Untuk audit kegiatan kepatuhan penggunaan APD
dilakukan oleh IPCN
B. Tujuan
1. Untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan petugas kesehatan melalui
penggunaan APD yang tepat.
2. Untuk memberikan panduan pemilihan dan penggunaan APD yang tepat sesuai
dengan situasi Rumah Sakit bagi petugas kesehatan.
3. Agar petugas kesehatan mampu mempraktekan bagaimana menggunakan dan
melepaskan APD secara cepat dan aman.
BAB II
PEMBAHASAN
100%
90%
80%
70%
PERSEN
B. Evaluasi
1. Kurangnya kesadaran petugas akan manfaat penggunaan APD pada saat
melakukan tindakan
2. Kurangnya ketersediaan APD untuk setiap bagian
3. Masih ada beberapa petugas menggunakan sarung tangan pada saat melakukan
pelayanan ke pasien belum sesuai tindakan dan paparan transmisi
4. Masih ada petugas yang menggunakan sarung tangan dari satu pasien ke pasien
lain tanpa ganti serta menulis dan menyentuh barang – barang dengan
menggunakan sarung tangan yang kotor
5. Petugas ruang Isolasi Airbone belum menggunakan APD sesuai standar ( masker
N95 )
6. Pada saat melakukan tindakan pemasangan infus masih belum menggunakan APD
sarung tangan sesuai Bundles Plebitis
A. Kesimpulan
Dari hasil audit pemakaian APD yang di lakukan di dapat hasil dimana semua staff
baik medis sudah mulai menyadari pentingnya penggunaan APD tersebut, sehingga
penggunaan APD belum sesuai dengan paparan transmisi dan tindakan. APD digunakan
baik itu untuk melindungi diri sendiri agar tidak terinfeksi dari pasien dan sebaliknya
agar pasien tidak terinfeksi oleh petugas kesehatan, melindungi diri sendiri agar tidak
terkena benda tajam dll.
Kepatuhan penggunaan APD dari hasil observasi masih rendah, dimana banyak
petugas yang belum patuh dalam menggunakan APD seperti : sarung tangan, masker,
apron, dan kacamata dan penggunaan APD belum sesuai dengan paparan transmisi dan
tindakan. Perlu dilakukan langkah – langkah yang sesuai agar petugas mematuhi
penggunaan APD ini.
Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan PPI :
1. Dukungan manajemen
2. Adanya struktur organisasi Komite / Tim PPI
3. Peran dan fungsi dari IPCN
4. Otoritas Tim PPI
5. Tersedia fasilitas
6. Kesadaran,kepedulian dan rasa tanggung jawab dari masing – masing individu
B. Saran
1. Perlunya peningkatan pengawasan terhadap penggunaan APD bagi tenaga kerja.
2. Perlunya peningkatan pengawasan terhadap kondisi APD yang ditempatkan di
instalasi kerja oleh pimpinan bagian masing – masing.
3. Sebisa mungkin kecelakaan dan potensi kecelakaan kerja harus dicegah dan
dihilangkan, atau setidaknya dikurangi dampaknya dengan APD.