Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KOMITE PPI

BULAN MEI 2023

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG


DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CAMPURDARAT
Jln. Kanigoro No. 13 Telp (0355) 531 129 Kode Pos 66272
TULUNGAGUNG

1
A. PENDAHULUAN
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit merupakan suatu dasar yang
harus dilaksanakan di setiap rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya ketika
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, Salah satu kegiatan dari pencegahan dan
pengendalian infeksi adalah monitoring dan evaluasi serta laporan rutin tiap bulan dan tiap
triwulan oleh Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, dari hasil laporan ini dapat
direncanakan tindakan lanjut dalam menyelesaikan masalah atau kendala yang didapat.
Monitoring pencegahan dan pengendalian infeksi dan pengumpulan data surveilans
dilakukan setiap hari oleh Komite PPI atau IPCN (Infection Prevention Control Nurse) dan
membuat laporan secara rutin dan tertulis setiap bulan dan triwulan.

B. TUJUAN
1. Mengevaluasi dan mempertanggungjawabkan secara tertulis kinerja dan program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dari Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi pada bulan MEI 2023.
2. Melaporkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan strategi penyelesaiannya.

C. KEGIATAN PPI
1. Pendidikan dan Pelatihan
Sosialisasi PPI kepada staf, pasien dan pengunjung.
Sosialisasi dan edukasi PPI tetap di tingkatkan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan tentang PPI dan perubahan perilaku untuk menciptakan lingkungan yang
sehat dan mencegah terjadinya infeksi, Selain melalui ceramah dan praktek, sosialisasi
juga dilakukan dengan poster hand hygiene dan etika batuk yang dapat dijangkau oleh
pengunjung RSUD CAMPURDARAT. Untuk sosialisasi ke keluarga dan pasien di
ruangan, sosialisasi dilakukan oleh IPCLN atau perawat ruangan, dimana komite PPI
bekerjasama dengan Tim PKRS untuk dimasukan dalam Form Rekam Medik untuk
edukasi hand hygiene dan etika batuk.
Untuk pegawai RSUD CAMPURDARAT telah dilakukan sosialisasi dan In
House Training (IHT) tentang pencegahan dan pengendalian infeksi berupa cuci
tangan, pemakaian APD, penggunaan spillkit dan manajemen outbreak.
2. Penerapan Kepatuhan Hand Hygiene
Tabel 1
Data Kepatuhan 6 langkah Cuci Tangan

2
Bulan MEI 2023
No Ruangan Audit 6 langkah cuci tangan bulan MEI 2023

1. Instalasi Gawat Darurat 84,78


2. Kamar Bersalin 84,78
3. Rawat Inap Aster 84,78
4. Rawat Inap Edelweis 84,78
5. Rawat Inap Chrysant 84,78
6. ICU 84,78
7. PICU/NICU 84,78
8. Poliklinik Rawat Jalan 77,78
9. IBS 84,78
10 Laboratorium 77,78

RATA-RATA 83,4

Dari hasil tabel diatas terlihat bahwa angka kepatuhan hand hygiene bulan
MEI sudah mencapai target (target kepatuhan cuci tangan sebesar 80%). Capaian
angka ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi untuk pelayanan ke pasien
yang lebih baik dengan melakukan sosialisasi dan evaluasi setiap bulannya.

Tabel 2
Presentasi Kepatuhan Five Moment Hand Hygiene
Audit 5 moment Cuci Tangan
NO M M M M M
1 2 3 4 5
1 IGD 100
73,1 74,24 84,1 80,93
2 Kamar Bersalin 87,78 73,06 100 85,54 73,55
3 Rawat Inap Aster 77,25 73,06 100 84,1 80,47
4 Rawat Inap Edelweis 100
70 72,22 84,66 73,55
5 Rawat Inap Chrysant 100
87,78 72,22 85,54 80,93
6 ICU 87,88 72,22 100 85,54 80,93
7 PICU/NICU 87,78 73,06 100 90 80,93
8 Poli Rawat Jalan 73,1 76,9 100 90 86,67
9 IBS 90,79 93,33 100 100 76,67
10 Laboratorium 83,24 76,67 100 84,55 82,22
Rata-Rata 79,33 76,9 100 87,56 80,2

3
Untuk penilian dari 5 moment cuci tangan dilihat dari nilai rata-ratanya, moment
tertinggi yaitu pada moment 3 yaitu hand hygiene setelah terkena cairan tubuh yaitu
100% dan terendah yaitu pada moment ke 2 sebesar 76,9% dan moment ke 1 sebesar
79,33%. Hal itu disebabkan karena:
- Masih adanya sebagian petugas menganggap bahwa sebelum melakukan
tindakan aseptic tidak perlu melakukan hand hygiene disebakan karena petugas
pada saat melakukan tindakan menggunakan APD yaitu sarung tangan, dan
mereka melakukan hand hygiene setelah melakukan tindakan ke pasien atau
jika petugas terkena cairan tubuh.
- Masih kurang kesadaran dan kepedulian petugas untuk melakukan kebersihan
tangan dengan baik sebelum melakukan kontak dengan pasien, karena petugas
belum sadar tentang pentingnya safety untuk pasien bukan hanya safety untuk
petugas.
- Dari 5 moment, moment 3 yang lebih sering di lakukan karena semua petugas
sangat safety terhadap diri mereka jika terkena cairan tubuh.
3. Kepatuhan Pelaksanaan PPI di ruangan
Kepatuhan pelaksanaan PPI di ruangan meliputi kebersihan secara umum (pengendalian lingkungan),
handhygiene, APD, pengelolaan peralatan dan alat medis, penyimpanan obat,
pengoplosan obat, pengelolaan limbah, dan pengelolaan linen di ruangan.
Tabel 4
Data Kepatuhan Pelaksanaan PPI di ruangan RSUD CAMPURDARAT Periode MEI 2023
No Ruangan KEPATUHAN PELAKSANAAN PPI

1. Instalasi Gawat Darurat 83,3


2. Kamar Bersalin 83,3
3. Rawat Inap Aster 89,2
4. Rawat Inap Edelweis 83,3
5. Rawat Inap Chrysant 89,2
6. ICU 89,2
7. PICU/NICU 76,32
8. Poliklinik Rawat Jalan 76,32
9. IBS 84,78
10. Laboratorium 74,58

4
RATA-RATA 82,95

Analisa:
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata angka kepatuhan pelaksanaan PPI
di RSUD CAMPURDARAT sudah mencapai target yaitu 82,95% (Kepatuhan
dikatakan baik bila mencapai ˃ 80 %). Temuan yang didapatkan di lapangan terkait
data tersebut adalah:
1. Kebersihan Secara Umum (Pengendalian Lingkungan)
a. Spillkit sudah tersedia namun jumlahnya belum memadai
b. Belum ada gambar tentang alur dan tata laksana pasca pajanan
c. Belum tersedia poster/leaflet cuci tangan dan etika batuk
d. Belum tersedia tempat sampah di kamar mandi
e. Belum tersedia lemari khusus untuk tempat B3
2. Hand Hygiene
a. Sarana cuci tangan terutama handrub jumlahnya belum memadai
b. Jumlah wastafel yang kurang
c. Belum semua ruangan tersedia tempat sampah noninfeksius di dekat wastafel
d. Belum seluruhnya ruangan ada poster petunjuk cuci tangan
e. Belum seluruhnya tersedia handrub di setiap bed dan kamar pasien
3. APD
a. Belum tersedia lengkap APD di setiap ruangan (misalnya belum ada sepatu
boot, kacamata google)
4. Pengelolaan Peralatan dan Alat Medis
a. Ukuran box pengiriman alat medis di tiap ruangan yang terlalu besar sehingga
terkadang membuat petugas ruangan malas untuk membawanya.
5. Penyimpanan Obat
a. Ketersediaan loker obat belum memadai
b. Belum ada thermometer ruangan penyimpanan obat
6. Pengoplosan Obat
a. Pengoplosan obat di ruang rawat inap sudah dilakukan di ruangan tersendiri,
namun untuk ruang IGD belum ada ruang pengoplosan obat.
7. Pengelolaan limbah
a. Belum tersedia spoelhoek di beberapa ruangan

5
b. Sampah sering terlihat penuh baru diambil oleh petugas
8. Pengelolaan Linen di Ruangan
a. Pengelolaan linen kotor di ruangan sudah sesuai dengan ketentuan.
4. Data Surveilans HAIs Bulan MEI 2023

Tabel 16
Angka Kejadian HAIs
Bulan Insiden
Plebitis ISK IDO VAP IADP HAP
MEI 1,61 0 2,4 0 0 0

1) Angka Kejadian Phlebitis


Tabel 17
Angka Kejadian Phlebitis
N Ruangan Kejadian Plebitis Jumlah Hari Pemasangan Infus Angka Plebits
O MEI MEI MEI
1 Edelweis 16 1520 1.05
2 Chrysant 14 1075 1,3
3 Aster 6 400 1,5
4 ICU 2 120 1,7
5 PICU/NICU 1 40 2,5
Total 39 3155
Rata-rata 1,61

ANALISA TABEL:

6
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa angka plebitis di RSUD Campurdarat bulan MEI
39 pasien dari jumlah hari pemakaian jarum infus 3155 hari dengan angka capaian
1,61% (dibawah batas angka plebitis / standar pelayanan minimal ≤5 %).
Berdasarkan hasil surveilans yang dilakukan diruang rawat inap pada bulan MEI
ditemukan nilai phlebitis tertinggi yaitu di PICU/NICU, ditemukan angka phlebitis
2,5% (1 pasien kejadian phlebitis dan jumlah hari pemasangan infus 40 hari)
Dari hasil kejadian plebitis selama bulan MEI tahun 2023 rata-rata disebabkan oleh
pemberian cairan dengan osmolaritas tinggi seperti: pemberian Parenteral Nutrisi,
elektrolit, antibiotik dan obat lainnya yang diberikan melalui vena perifer, disamping itu
kemungkinan karena kondisi vena pasien yang rapuh dan kecil dan terjadi pada pasien
Ca, DM, lansia dengan riwayat penyakit yang sudah lama. Disamping itu pergantian IV
kateter lebih dari 3 hari dan pasien yang gelisah (delirium) serta kepatuhan cuci tangan
yang kurang.
Kesimpulan:
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kejadian plebitis selama bulan MEI 2023 di
Rumah Sakit Umum Daerah CAMPURDARAT disebabkan oleh:
1. Pemberian therapy cairan dengan osmolaritas tinggi diberikan melalui vena perifer.
2. Satu pancer (akses) infus vena perifer digunakan untuk beberapa line cairan ataupun
obat yang sama pekat, sering terjadi di ruang ICU/PICU.
3. Usia pasien yang sudah lanjut dengan riwayat penyakit lama dan sering dirawat
seperti DM, Stroke, Ca dan penyakit terminal lainnya.
4. Pasien bayi dengan vena yang kecil serta pemberian obat parenteral serta antibiotik.
5. Teknik pemasangan infus dan cara pemberian obat IV yang kurang baik.

2) Angka Kejadian Infeksi Daerah Operasi


Pada bulan Mei tahun 2023 angka kejadian Infeksi Daerah Operasi sebesar 2,4 ‰ ,
melebihi standar Kemenkes ≤2‰ . IDO dapat terjadi kemungkinan karena belum
patuhnya penerapan bundles IDO baik pre, intra, post operasi maupun lingkungan
IBS, ruang ranap dan lainnya.
3) Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih
Bulan Mei tahun 2023 tidak ada kejadian infeksi saluran kemih
4) Angka Kejadian Hospital Associated Pneumonia (HAP)
Bulan Mei tahun 2023 tidak ada kejadian HAP
5) Angka Kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP)

7
Bulan Mei tahun 2023 tidak ada kejadian VAP
6) Angka Kejadian Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Bulan Mei tahun 2023 tidak ada kejadian IADP

D. REKOMENDASI
1. Mengikuti pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi baik didalam maupun di
luar RSUD CAMPURDARAT.
2. Mengadakan in house training pencegahan dan pengendalian untuk petugas RSUD
CAMPURDARAT.
3. Menggalakkan program cuci tangan 5 moments, bagian pengadaan perlu menyediakan
sarana dan fasilitas kebersihan tangan secara terus menerus.
4. Pengawasan dan pembinaan sikap terhadap kepatuhan pembuangan limbah tajam,
penanganan limbah rumah sakit, kepatuhan pemakaian APD, kebersihan lingkungan
pasien dan dekontaminasi alat.
5. Memberikan pemahaman kepada pasien untuk mengurangi aktifitas yang tidak perlu,
menjaga hygiene perorangan dan lingkungan.
6. Tim PPI sebagai motivator supaya lebih giat lagi melakukan kontroling/monitoring,
auditor, edukasi dan koordinasi di semua unit pelayanan dan unit penunjang untuk
penerapan PPI yang sesuai standar.
7. Meningkatkan pengawasan dalam tindakan invasif terhadap pasien dan pencegahan
infeksi.
8. Melakukan proses edukasi dan monitoring yang terus menerus tentang kepatuhan hand
hygiene dan teknik aseptik pemasangan infus, sehingga kejadian phlebitis tidak ada.
9. Bekerja sama dengan promkes dalam meningkatkan pemahaman kepada pasien,
pengunjung dan petugas tentang PPI dan tetap mendukung menciptakan lingkungan
yang sehat dan mencegah infeksi dengan cara penyuluhan dan edukasi.
10. Tim pengadaan supaya tetap bersinergi dengan tim PPI untuk melengkapi sarana dan
fasilitas yang kurang.
11. Melakukan medical check up dan pemberian vaksin bagi petugas yang bertugas di
tempat beresiko tinggi bekerja sama dengan Tim K3RS.

Tulungagung, 3 Juni 2023

8
Sekretaris PPI

Ketua Komite PPI


RSUD Campurdarat
Hanik Fadilah, S.Kep., Ns.
NIP. 19921205 202303 2 001

dr. Jimmy Akbar, Sp.P


NIP. 19880715 201410 1 001

Anda mungkin juga menyukai