Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN GELOMBANG I

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS


DI RUMAH SAKIT ERA MEDIKA
PERIODE (08 JANUARI – 03 FEBRUARI 2024)

Oleh :
ELVA NAESHELLA PUTRY

0063384032

SMK BRAWIJAYA TULUNGAGUNG


Jl.Yos Sudarso IV No. 100 Desa Sobontoro Kec. Boyolangu
Kabupaten Tulungagung Kode Pos 66232
Email : smkbrawijayatulungagung@gmail.com
Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 69968603
Website : smkbrawijaya-tulungagung.sch.id
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Elva Naeshella Putry


Kompetensi Keahlian : Farmasi Klinis dan Komunitas
Tempat : Rumah Sakit Era Medika

Senin, 03 Februari 2024


Mengesahkan,
Guru Pembimbing Pembimbing Lahan PKL

apt. Nur Adin Ekawati, S.Farm. apt. Lailul Dian Mastuti, S.Farm.

Mengetahui

Kepala SMK Brawijaya Tulungagung KaProdi Farmasi Klinis dan Komunitas

Yoan Ratnasari, S.E. apt. Ika Yuanasari, S.Farm.

i2
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan laporan pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di Rumah Sakit Era Medika dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk
itu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam
penyelesaian laporan ini, terutama kepada :
1. Ma’am Yoan Ratna Sari, S.E. selaku Kepala Sekolah SMK Kesehatan Brawijaya
Tulungagung.
2. Ma’am Isro’ Khoirun Nikmah,S.Pd selaku Ketua Pelaksana Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
3. Ma’am Ika Yuanasari,S.Farm.apt selaku KaProdi Faramasi Klinis dan Komunitas.
4. Ma’am Nur Adin Ekawati, S.Farm.apt. Selaku Pembimbing Prodi Farmasi Klinis dan
Komunitas.
5. Ibu Lailul Dian Mastuti, S.Farm.apt. selaku Apoteker Pengelola Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Era Medika dan Pembimbing
6. Karyawan/pegawai di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Era Medika yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan selama PKL berlangsung
7. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat
penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Tulungagung, 03 Februari 2024

Elva Naeshella Putry

iii
3
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................ii

KATA PENGANTAR........................................................................................................iii

DAFTAR ISI........................................................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1

1.2 Tujuan.......................................................................................................................,. 2

1.3 Manfaat.......................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1
...43
Tinjauan Teori............................................................................................................
2.2
...76
Tinjauan Lahan PKL.................................................................................................
2.3
Pembagian SIFT........................................................................................................10

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kegiatan Selama Praktik Kerja Lapanngan.........................................................11

3.2 Alur Pelayanan Resep di Rumah Sakit..................................................................11

..11
3.3 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Farmasi Klinik di RS.....................................12

..16
3.4 Tugas Dari Pembimbing Sekolah............................................................................ 19

..17
3.5 Tugas DUDIKA......................................................................................................... 21

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1
..19
KESIMPULAN.......................................................................................................... 28
4.2
..19
SARAN....................................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................229
0
2
LAMPIRAN.........................................................................................................................30
1

iv
3
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 1 : Copy Resep....................................................................................................30


Gambar 2 : Etiket Oral.....................................................................................................30
Gambar 3 : Etiket Pemakaian Luar...................................................................................30
Gambar 4 : Etiket Sirup....................................................................................................30
Gambar 5 : Rak Infus........................................................................................................30
Gambar 6 : Rak Obat High Alert.....................................................................................30
Gambar 7 : Rak Obat Generik.........................................................................................31
Gambar 8 : Rak Obat Paten............................................................................................31
Gambar 9 : SP Narkotik , Psikotropik.............................................................................31
Gambar 10 : Faktur Obat...................................................................................................31
Gambar 11 : SP Obat Reguler...........................................................................................31
Gambar 12 : Almari Obat Narkotik , Psikotropik...........................................................31
Gambar 13 : Almari Emergency.....................................................................................31
Gambar 14 : Obat yang diruang pendingin.....................................................................31

v3
BAB 1

PENDAHULUA

1.1. Latar Belakang


Kesehatan adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Menurut Permenkes No.72 Tahun 2016 kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Pemerintah telah menyelenggarakan upaya
kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal antara lain
meliputipendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan dengan cara promosi tentang
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan baik
secara mental ataupun fisik yang dilaksanakan secara menyeluruh, dan
berkesinambungan.
Instalasi farmasi rumah sakit secara umum dapat dibagi suatu departemen atau unit
di suatu rumah sakitdi bantu oleh beberapa Apoteker dan dibantu oleh beberapa prang
tenaga teknis kefarmasian (TTK) yang memenuhi persyaratan perundang-undangan
yang berlaku dan bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan
kefarmasian, yang terdiri pelayanan pripurna yang mencakup perencanaan, pengadaan,
produksi,penyimpanan pembekalan kesehatan/ sediaan farmasi, dispensing obat
berdasarkan resep bagi penderita rawat inap dan rawat jalan, pengendalian mutu dan
pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh pembekalan kesehatan dirumah sakit
(Permenkes No.34, 2021)
Sesuai dengan SK Menkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan
berorientasi kepada pelayanan pasien (patient oriented), penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat. Farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi
yang beredar di rumah sakit tersebut.
Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
pasien. Ruang lingkup pelayanan farmasi tersebut meliputi tanggung jawab farmasi
dalam menjamin ketersediaan obat dan alat kesehatan, menjamin kualitas obat yang
diberikan aman dan efektif serta bersama dengan tenaga kesehatan lain bertanggung
jawab dalam menghasilkan therapeutic outcomes yang optimal.
Berkaitan dengan hal tersebut perlu dilakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi
siswa untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama belajar di sekolah, sehingga siswa dapat
mengetahui tugas tenaga kefarmasian di dunia kerja serta mendapatkan ilmu pengetahuan baru
yang belum diperoleh di sekolah.

1.2 TUJUAN

Penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bertujuan untuk :

1. Menambahkan keterampilan dan pengetahuan di dunia kerja.


2. Menjadikan tenaga kefarmasian yang kompeten dan siap berkompetisi didunia
kerja.
3. Mengetahui pelayanan dan alur perbekalan farmasi di Rumah Sakit.

4. Meningkatkan efisien waktu dan tenaga dalam mendidik dan melatih tenaga kerja
yang berkualitas.

1.3 MANFAAT

1.Mengetahui secara langsung bagaimana pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat


Alat Kesehatan lainnya di Rumah Sakit.
2.Meningkatkan keterampilan dan memperluas wawasan pengalaman saat
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit.
3.Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di Rumah
Sakit.
4.Melatih proses belajar terutama pengembangan skill.

5.Membentuk etos kerja yang baik bagi siswa/siswi PKL.

6. Melahirkan insan akademis yang bisa menjembatani


7 relevansi keilmuan teoritis dan
terapan dalam bidang keilmuannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TEORI

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


340/MENKES/PER/III/2010 : “Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72 Tahun 2016
Pengertian Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 : “Rumah sakitadalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.
Menurut WHO (World Health Organization) : “Rumah sakit adalah bagian dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat”. Rumah sakit adalah suatu
institusi pelayanan kesehatan yang kompleks,padat pakar dan padat modal.
Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit meyangkut berbagai fungsi
pelayanan, pendidikan, dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis
disiplin, agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang professional baik.

2.1.2 Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan UU RI nomor 44 tahun 2009, rumah sakit mempunyai fungsi sebagai


berikut :
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan paripurna.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka

38
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanankesehatan.
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangam serta penapsiran teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan di bidangkesehatan.

2.1.3 Tugas Rumah Sakit

Berdasarkan Undang-Undang No.44 tahun 2009, tugas rumah sakit mempunyai


tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan
Kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

2.1.4 Tujuan Rumah Sakit


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.72 tahun 2016 tentang standar pelayanan
kefarmasian di rumah sakit, tujuan rumah sakit yaitu :
a) meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian
b) menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
c) melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional dalam
rangka keselamatan pasien (patient safety).

Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar :

a. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
9

b.Pelayanan farmasi klinik


Kegiatan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
meliputi :

1. Pemilihan
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai ini berdasarkan:

• Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan


terapi
• Standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang telah ditetapkan

• Pola penyakit

• Efektifitas dan keamanan

• Pengobatan berbasis bukti

• Mutu

• Harga dan Ketersediaan di pasaran

2. Perencanaan kebutuhan
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan Obat dengan menggunakan metode
yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara
lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan
dengan anggaran yang tersedia.
Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan:

• Anggaran yang tersedia

• Penetapan prioritas

• Sisa persediaan

• Data pemakaian periode yang lalu

• Waktu tunggu pemesanan dan Rencana pengembangan

3. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan perencanaan
kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang
tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu. Pengadaan merupakan kegiatan
yang berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan,

5
10
penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan pemasok,
penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan proses pengadaan, dan pembayaran

4. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah,
mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan
kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan
dengan baik.

5. Penyimpanan
Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum
dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan
kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan
keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

6. Pendistribusian
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan/menyerahkan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dari tempat penyimpanan
sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah,
dan ketepatan waktu. Rumah Sakit harus menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin
terlaksananya pengawasan dan pengendalian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai di unit pelayanan.

7. Pemusnahan dan penarikan


Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan perundang-
undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
(mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.
Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang
izin edarnya dicabut oleh Menteri.

8. Pengendalian
Pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan Komite/Tim Farmasi dan Terapi
di Rumah Sakit.
• Penggunaan obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit

6
10
• Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluarsa dan kehilangan
serta pengembalian pesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai
• Penggunaan obat sesuai dengan diagnosis dan terapi

9. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan untuk memudahkan
penelusuran kegiatan yang sudah berlalu.
Kegiatan administrasi terdiri dari :
• Pencatatan dan Pelaporan
• Administrasi keuangan
• Administrasi Penghapusan

Pelayanan farmasi klinik sebagaimana yang dimaksud meliputi:

a. Pengkajian dan pelayanan Resep


Pengkajian Resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah terkait Obat, bila
ditemukan masalah terkait Obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis Resep.

b. Penelusuran riwayat penggunaan Obat


Penelusuran riwayat penggunaan Obat dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai
seluruh Obat/Sediaan Farmasi lain yang pernah dan sedang digunakan, riwayat pengobatan
dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam medik/pencatatan penggunaan Obat pasien.

c. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi Obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan dengan Obat
yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi Obat berjutuan untuk mencegah terjadinya kesalahan
obat seperti obat tidak diberikan, kesalahan dosis, dan memastikan informasi yang akurat
tentang obat yang digunakan pasien.

d. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga Kesehatan di Rumah sakit dan pihak lain
diluar Rumah Sakit.

7
10
e. Konseling
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi Obat dari
Apoteker kepada pasien dan/atau keluarganya. Tujuannya untuk mengopatimalkan hasil terapi,
meminimalkan resiko reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD), meningkatkan keamanan
penggunaan obat bagi pasien, dan meningkatkan hubungan kepercayaan antara Apoteker dan
pasien.

f. Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan Apoteker
secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi klinis pasien
secara langsung, dan mengkaji masalah terkait Obat dan menyajikan informasi Obat kepada
dokter, pasien serta profesional kesehatan lainnya. Visite juga dapat dilakukan pada pasien
yang sudah keluar Rumah Sakit baik atas permintaan pasien maupun sesuai dengan program
Rumah Sakit yang biasa disebut dengan Pelayanan Kefarmasian di rumah (Home Pharmacy
Care).

g. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk
memastikan terapi Obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien.

h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat untuk menemukan Efek Samping Obat
(ESO) sedini mungkin, meminimalkan risiko kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki,dan
mencegah terulangnya kejadian reaksi obat yang tidak yang tidak dikehendaki.

i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)


Merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan
secara kualitatif dan kuantitatif. EPO bertujuan untuk mendapatkan gambaran keadaan saat ini
atas pola penggunaan obat, membandingkan pola penggunaan obat pada periode waktu
tertentu dan memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan obat.

j. Dispensing sediaan steril


Dispensing sediaan steril harus dilakukan di Instalasi Farmasi dengan teknik
aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi petugas dari
paparan zat berbahaya serta menghindari terjadinya kesalahan pemberian Obat.

8
10
k. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
Merupakan interpretasi hasil pemeriksaan kadar obat tertentu atas permintaan dokter yang
merawat karena indeks terapi yang sempit atau atas usulan Apoteker kepada dokter. Bertujuan
untuk mengetahui kadar obat dalam darah dan memberikan rekomendasi kepada dokter yang
merawat.
Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit harus didukung oleh
ketersediaan sumber daya kefarmasian (sumber daya manusia, sarana, dan peralatan),
pengorganisasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur
operasional.

2.1.5. Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit


Menurut Permenkes No. 72 Tahun 2016 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) memiliki
beberapa tugas antara lain:
1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal
2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi
3. Melaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
4. Memberi pelayanan yang bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk
meningkatkan mutu pelayanan
5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi
6. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi
7. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium
Rumah Sakit

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) juga memiliki fungsi, antara lain: Pengelolaan
perbekalan farmasi, Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan.

9
10
2.2 TINJAUAN LAHAN PKL
2.2.1 Profil Rumah Sakit Era Medika

Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Era Medika


Pemilik : PT Era Medika
Nama Direktur : dr.Edward Nurzali
Alamat : JL. Raya Pulosari, Ngunut, Tulungagung, Jawa Timur,
Indonesia 66292
Telp : (0355) 398706/(0355) 396566
WA Center : 081 131 84 601
Website : rseramedika.com
Email : rseramedika@yahoo.co.id
Izin Operasional : 445/03.RS/407.103/IV/2022
Tanggal Izin Operasional :11 April sampai 11 April 2027

2.2.2 Sejarah Rumah Sakit

Rumah Sakit Era Medika berdiri pada tahun 1999 yang terletak di JL.Raya Pulosari No.15
Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. yang awalnya adalah Laboratorium Klinik yang
didirikan oleh dr. Aries Rudiyanto dan dr. Erawati, kemudian pada tahun 2000 mendirikan
Apotik Ngunut Farma dan pada tahun yang sama dibangun sebuah Balai Pengobatan dan
Rumah Bersalin (BPRB).Rumah Sakit Era Medika mulai dioperasikan pada 2 Februari 2001.
Pada tanggal 16 Februari 2006 dr. Aries dan dr. Erawati mendirikan Yayasan Era Medika
Tulungagung, yang menaungi BPRB / BKIA dengan 26 TT.
Pada Tanggal 05 Mei 2006 Status BPRB / BKIA dr. Aries Rudiyanto dan dr. Erawati
mengalami perkembangan menjadi Rumah Sakit Khusus Bedah dan Penyakit Dalam Era
Medika berdasarkan SK Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur No:

13
1
0
442.1/3631/111/4/2006 dengan 5 dokter Spesialis.
Pada 22 Mei 2007, Ir. Heru Cahyono, MM selaku Bupati Tulungagung resmikan Rumah
Sakit Khusus Bedah dan Penyakit Dalam Era Medika beserta kamar operasinya.
Pada tanggal 18 Juli 2007 Rumah Sakit Khusus Bedah dan Penyakit Dalam Era Medika
meningkatkan statusnya menjadi Rumah Sakit Era Medika berdasarkan SK Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi jawa Timur No. 442.1/3263/111.4/2007, dengan 28 TT dan 11 Spesialis.
Setelah resmi menjadi Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Era Medika terus meningkatkan
pelayanan kesehatan baik sarana penunjang maupun fasilitas dan peralatan medis. Hal ini
dibuktikan hingga tahun 2018 ini Rumah Sakit Era Medika memiliki 76 TT, 13 poliklinik
spesialis, 1 poliklinik umum, dan beberapa fasilitas penunjang medis..
2.2.3 VISI
Menjadi Rumah Sakit Swasta Rujukan Utama di Tulungagung
2.2.4 MISI

1. Mengutamakan mutu pelayanan yang berfokus pada keselamatan


pasien.
2. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan
dengan selalu melaksanakan evaluasi dan monitoring kualitas SDM,
sarana, dan prasarana RS dan sistem pelayanan berbasis IT.
3. Mengutamakan etika dan profesionalisme di dalam lingkungan kerja
yang ramah bagi pasien.
4. Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi pasien
5. Membina hubungan yang baik dan ikut berkontribusi bersama
masyarakat
2.2.5 Pembagian Shift

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada tanggal 08


Januari 2024 sampai 03 Februari 2024 bertempat di Rumah Sakit Era Medika
yang beralamat di Pulosari, Ngunut- Tulungagung-Jawatimur 66292.
Selama PKL dibagi menjadi 3 :
1. SIFT PAGI : 07.00-14.00

2. SIFT SORE : 14.00-21.00

3. SIFT MALAM : 21.00-07.00

2.2.6 Fasilitas dan Layanan Rumah Sakit Era Medika


1. Instalasi Gawat Darurat
2. Farmasi / Apotek
3. Instalasi Gizi

13
1
1
4. Ruang Bersalin
5. Ruang Operasi
6. Rehabilitasi Medik
7. Bidan dan Perawat
8. Dokter Umum
2.2.7 Rawat Jalan
Poliklinik umum dan poliklinik spesialis memberikan pelayanan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Berikut ini merupakan daftar layanan poli
yang ada di rumah sakit Era Medika:
1. Spesialis Penyakit Dalam
2. Spesialis Kebidanan dan Kandungan
3. Spesialis Anak
4. Spesialis Bedah
5. Spesialis THT
6. Spesialis Saraf
7. Klinik Gigi
8. Klinik TB
2.2.8 Rawat Inap Pasien
1. Perawatan Khusus dan Intensif
a) ICU / NICU / HCU
b) Ruang Isolasi
c) Ruang Perawatan Bayi
2. Perawatan Umum
a) Ruang Perawatan Kelas Super VIP
b) Ruang Perawatan Kelas VIP
c) Ruang Perawatan Kelas I
d) Ruang Perawatan Kelas II
e) Ruang Perawatan Kelas III
Data Tempat Tidur
NO KELAS JUMLAH
1. VVIP/Super VVIP 5
2. VIP 7
3. Kelas I 12
4. Kelas II 14
5. Kelas III 53
6. ICU 4
7. Isolasi 2

13
1
2
8. Isolasi Tanpa Tekanan Negatif 4

2.2.9 Struktur Organisasi RS Era Medika

2.2.10 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RS Era Medika

kKepala Instalasi Farmasi


apt. Lailul Dian Mastuti, S.Farm

Farmasi Rawat Jalan Farmasi Rawat Inap


apt. Lailul Dian Mastuti, S.Farm apt. Rizkan Dwi Cahyono,
S.Farm

kGudang Farmasi
Nurul Istikomah

Asisten Apoteker Penanggung Asisten Apoteker Penanggung


Jawab Jawab
Mila K, Amd.Farm Febriana , Amd.Farm

13
1
3
BAB III 1
5
PEMBAHASAN

3.1 Kegiatan Selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) di RS Era Medika

Selama melakukan Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit Era Medika,


kegiatan dari DUDIKA selama di Rumah Sakit Era Medika yaitu :
1. Menghafal tata letak obat
2. Menghafal 6 nama obat setiap hari
3. Menata obat sesuai tempatnya
4. Membuat laporan harian
5. Membantu menyiapkan resep mulai dari skrining resep, menyiapkan obat,
memberi etiket pada obat
6. Mengisi kartu stok (tanggal, jumlah masuk obat, jumlah keluar obat, sisa obat)
7. Mengambil stok obat di gudang
8. Mengambil obat sesuai resep
9. Mengantar obat ke rawat inap bawah, rawat inap atas, igd, nicu, kamar operasi
10. Menata obat berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, FIFO (First In First Out)
11. Pelayanan resep

3.2 Alur Pelayanan Obat Bagi Pasien di Instalasi Farmasi RS Era Medika
Alur pelayaan obat merupakan pelayanan obat ke pasien yang dilakukan di instalasi
farmasi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat, dengan
cara seperti berikut:
1. Resep diterima petugas Farmasi
Pemeriksaan kelengkapan administrasi
1. Nama dokter
2. Nomor SIP Dokter
3. Tanggal penulisan resep ditulis
4. Nama pasien, usia pasien dan alamat pasien
5. Paraf dan stemple dokter

Kelengkapan klinis

11
16
1. Nama obat
2. Dosis obat
2. Membuat etiket obat yang memuat informasi antara lain
1. Nomor resep pasien
2. Nama pasien
3. Tanggal resep
4. Aturan pakai
5. Tanggal kadaluarsa obat
3. Lakukam double check dengan orang yang berbeda dan berganti ganti untuk
memaksimalkan fungsi pemeriksaan

3.3 Iluatrasi Alur Pelayanan Obat Rawat Inap

Pengelolaan sediaan farmasi, Alat kesehatan, Bahan Medis Habis Pakai di instalasi
Farmasi Rumah Sakit Era Medika
1. Pemilihan
Pemilihan dalah kegiatan menetapkan jenis sediaan farmasi,alat kesehatan dan
bahan habis pakai sesuai kebutuhan. Rumah Sakit Era Medika dalam pemilihan
berdasarkan formularium dan standar pengobatan / pedoman diagnose dan terapi
2. Perencanaan kebutuhan
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan menentukan jumlah dan periode
pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis Rumah Sakit Era Medika
perencanaan kebutuhan menggunakan metode konsumsi yaitu metode yang dilakukan
dengan mengevaluasi penggunaan obat masa yang lalu sebagai dasar penentuan
perkiraan kebutuhan, kemudian disesuaikan dengan rencana strategis dari rumah sakit
maupun farmasi rumah sakit, sehingga hasil akhir adalah suatu daftar kebutuhan obat.

3. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan perencanaan pengadaan yang
efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu tepat dengan harga terjangkau
dan sesuai standar.pengadaan RSU Satiti Prima Husada melalui jalur resmi PBF. Cara
melakukan pemilihan PBF yaitu mempertimbangkan legalitas PBF, harga sesuai HET
(harga eceran tertinggi), waktu tunggu dan ketersediaan obat

4. Penerimaan
Penerimaan dilakukan saat barang datang dengan mencocokkan SP (Surat
Pemesanan) dengan faktur. Kemudian mencocokkan faktur dengan barang yang

12
16
meliputi nama PBF, nama Rumah Sakit, Alamat Rumah Sakit, Nama Obat, Jumlah
Obat, Nomor Batch, Expired Date,dan kondisi Fisik barang.

5. Penyimpanan
Metode Penyimpanan Obat di Rumah Sakit Era Medika sebagai berikut:

a. Bentuk Sediaan adalah cara menyimpan obat menurut bentuk dari sediaan
obat tablet,sirup,injeksi,salep,obat tetes,alkes.
b. Alfabetis adalah cara penyimpanan obat menurut nama obat sesuai
dengan alphabet.
c. FIFO dan FEFO
FIFO (First In First Out) adalah cara penyimpanan obat dimana obat
pertama masuk, harus yang pertama dikeluarkan.
FEFO (First Expired First Out) adalah cara penyimpanan obat dimana
yang sudah expired maka obat tersebut harus dikeluarkan pertama.

d. Generik dan non Generik adalah cara penyimpanan obat dengan


membedakan nama obat Generik dan obat Non Generik.
e. Penyimpanan obat berdasarkan suhu ruang penyimpanan dilakukan pada
suhu 30℃, Suhu dingin kulkas 2-8℃
f. Metode penyimpanan Obat High Alert di Rumah Sakit Era Medika :
Obat High Alert adalah obat yang memiliki resiko lebih tinggi menimbulkan
bahaya keselamatan pasien jika tidak diberikan dalam pengawasan yang
ketat. Kesalahan dosis dan pemilihannya bahkan menyebabkan kematian.
Cara penyimpanannya disimpan dilemari rak terpisah dari produk lain dan
diberi stiker high alert
g. Penyimpanan obat Psikotropika dan Narkotika
Penyimpanan obat Narkotika dan Psikotropika di lemari khusus berbahan
dasar seng yang memiliki dua kunci yang dibawa oleh apoteker dan pegawai
yang diberi kewenangan oleh apoteker.
Contoh obat Narkotika: Codein,
Contoh obat Psikotropika: Analsik, Besanmag, Valisanbe, Arkine
6. Pendistribusian
Pendistribusian untuk menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
Rumah Sakit Satiti pendistribusian dilakukan menggunakan resep perseorangan yaitu
pasien datang membawa resep untuk menebus obat
7. Pemusnahan dan penarikan
Pemusnahan dilakukan untuk sediaan farmasi yang tidak memenuhi persyaratan
mutu, kadaluarsa, tidak memenuhi syarat, dicabut izin edarnya dan

13
16
resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 tahun. Di Rumah Sakit Era Medika
belum pernah melakukan pemusnahan.
8. Pengendalian

Pengendalian di Rumah Sakit Era Medika dilakukan terhadap jenis dan


jumlah persediaan,penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai. Pengendalian penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai dilakukan oleh instalasi farmasi harus bersama
komite atau tim farmasi dan terapi di rumah sakit. Stock opname dilakukan
setiap akhir bulan.
9. Administrasi.
Kegiatan administrasi terdiri dari :

1) Pencatatan dan Pelaporan

Di Rumah Sakit Era Medika dilakukan pencatatan terhadap obat yang mau dipesan
dan jumlah yang ingin dipesan. Pelaporan obat narkotika dan psikotropika dilakukan di
aplikasi SIPNAP ( sistem pelaporan narkotika dan psikotropika ) setiap tanggal 10.
2) Administrasi keuangan.

Keuangan merupakan pengaturan anggaran, pengendalian dan analisa biaya,


pengumpulan informasi keuangan, penyiapan laporan, penggunaan laporan yang
berkaitan dengan semua kegiatan Pelayanan Kefarmasian secara rutin atau tidak rutin
dalam periode bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan.
3) Administrasi penghapusan.

Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap Sediaan Farmasi, Alat


Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak terpakai karena kadaluwarsa,
rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai kepada pihak terkait
sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Pelayanan Farmasi Klinis di Rumah Sakit Era Medika

1. Pengkajian resep
Pengkajian resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah terkait Obat, bila
ditemukan masalah obat harus dikonsultasikan kepada Dokter

14
16
penulis Resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik, dan
persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan Persyaratan
administrasi meliputi:
a. Nama, umur, jenis kelamin,berat badan dan tinggi badan pasien

b. Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter

c. Tanggal resep

d. Ruangan / unit asal resep


Persyaratan farmasetik meliputi:
a. Nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan

b. Dosis dan jumlah obat

c. Stabilitas

d. Aturan dan cara penggunaan.


Persyaratan klinis meliputi
a. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat

b. Duplikasi pengobatan

c. Alergi dan Reaksi Obat yang tidak dikehendaki(ROTD)

2. Penelusuran riwayat penggunaan obat

Penelusuran riwayat penggunaan obat merupakan proses mendapatkan


informasi mengenai seluruh obat,sediaan farmasi yang pernah,sedang
digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data
rekam medik,pencatatan penggunaan obat pasien.

3. Rekonsiliasi obat

Rekonsiliasi obat merupakan suatu proses membandingkan instruksi dari


pengobatan yang telah di dapat dari pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk
mencegah terjadinya kesalahan obat (medication error) seperti obat tidak
diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi obat. Kesalahan obat
(medication error) rentan terjadi pemindahan pasien dari satu rumah sakit ke
rumah sakit lain, antar ruang perawatan, serta pasien yang keluar dari rumah
sakit ke layanan kesehatan primer.
Tujuan dilakukannya rekonsiliasi obat adalah :
1) Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang digunakan
pasien
2) Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasinya

15
16
instruksi dokter
3) Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi
dokter.

4. Pelayanan konfirmasi obat (PIO)

Pelayanan informasi obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan


danpemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, terkini
dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker,
perawat,profesi kesehatan lainnya.

Kegiatan PIO yaitu:


1. Menjawab pertanyaan.
2. Menerbitkan bulletin,leaflet,poster,newsletter.
3. Menyediakan informasi bagi tim farmasi dan terapi sehubungan dengan
penyusunan formularium Rumah Sakit.
4. Bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat
inap.
5. Melakukan Pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga Kesehatan lainnya.
6. Melakukan penelitian.

5. Konseling
Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran
terkait terapi obat dari apoteker (konselor) kepada pasien atau keluarganya.
Konseling untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap disemua fasilitas
kesehatan dilakukan atas inisitatif Apoteker, rujukan dokter, keinginan
pasien atau keluarganya. Pemberian konseling yang efektif memerlukan
kepercayaan pasien atau keluarga terhadap Apoteker
Kriteria pasien konseling:
a. Pasien kondisi ( pediatri, geriatric, gangguan fungsi ginjal, ibu hamil
menyusui)

b. Pasien dengan terapi jangka Panjang/ penyakit kronis (TB, DM, epilepsi)

c. Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan intruksi khusus (


penggunaan kortiksteroid dengan toppering down /off

d. Pasien yang menggunakan obat indeks terapi sempit


16
16
( digoksin,phenytoin)
e. Pasien yang menggunakan banyak Obat (polifarmasi)dan

f. Pasien yang mempunyai Riwayat kepatuhan rendah.

6. Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
dilakukan apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk
mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah
terkait obat, memantau terapi obat dan reaksi obat yang tidak dikehendaki,
meningkatkan terapi obat yang rasional, dan menyajikan informasi obat
kepada dokter, pasien serta profesional kesehatan lainnya. Di Rumah Sakit
Satiti Prima Husada belum melakukan visite.

7. Pemantauan terapi obat (PTO)


Pemantauan terapi obat (PTO) merupakan suatu proses mencangkup
kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi
pasien.tujuan pemantauan terapi obat adalah meningkatkan efektivitas terapi
dan meminimalkan resiko obat yang tidak dikehendki(ROTD)
Kegiatan dalam PTO meliputi:
a. Pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi,
reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD)

b. Pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat dan

c. Pemantauan efektivitas dan efek sampingterapi


obat Tahapan PTO:
a. Pengumpulan data pasien

b. Identifkasi masalah terkait obat

c. Rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat

d. Pemantauan

8. Monitoring Efek Samping Obat(MESO)


Monitoring efek samping obat (MESO) merupakan kegiatan
pemantauan setiap respon terhadap obat yang tidak bisa dikehendaki terjadi
pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diaknosa dan terapi. Efek obat adalah reaksi obat yang tidak dikehendaki
yang terkait dengan kerja farmakologi.
MESO bertujuan:
a. Menemukan efek samping obat (ESO) mungkin terutama yang

17
16
berat, tidak dikenal,frekuensinya jarang

b. Menentukan frekuensi dan insidensi ESO yang sudah dikenal dan baru
saja ditemukan

c. Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan atau


mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya ESO

d. Meminimalkan risiko kejadian obat yang tidak dikehendaki

Mencegah terulangnya kejadian reaksi obat yang tidak

dikehendaki

9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)

Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) merupakan program evaluasi


penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif
dan kuantitatif.
Tujuan EPO yaitu :

1) Mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat


2) Membandingkan pola penggunaan obat pada periode waktu tertentu
3) Memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan obat
4) Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat.

10. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah(PKOD)

Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD) merupakan interpretasi


hasil pemeriksaan kadar obat tertentu atas permintaan dari dokter yang
merawat karena indeks terapi yang sempit atau atas usulan dari apoteker
kepada dokter.
PKOD bertujuan untuk :

1) Mengetahui kadar obat dalam darah; dan

2) Memberikan rekomendasi kepada dokter yang merawat.


Kegiatan PKOD meliputi :
1) Melakukan penilaian kebutuhan pasien yang
membutuhkanpemeriksaan kadar obat dalam darah (PKOD);
2) Mendiskusikan kepada dokter untuk persetujuan
melakukanpemeriksaan kadar obat dalam darah (PKOD);
dan
3) Menganalisis hasil pemeriksaan kadar obat dalam darah
(PKOD) danmemberikan rekomendasi.
218
3
3.4 Tugas Dari Pembimbing Lahan PKL
1. Menghafal 6 Nama Obat Setiap Harinya

No Nama Obat Indikasi


1. Allopurinol 100mg, 300mg Mencegah pengendapan asam urat
2. Acyclovir 400mg Mengobati infeksi herpes simplex
3. Amlodipine 5mg, 10mg Anti hipertensi
4. Betahistin 6mg, 24mg Anti vertigo
5. Bisoprolol 2,5mg, 5mg Anti hipertensi
6. Clopidogrel 75mg Mencegah pembekuan darah
7. Cefixime 100mg, 200mg Mencegah infeksi salurah kemih
8. Clobazam Tab Anti kejang
9. Tremenza Tab Meringankan gejala flu karena alergi
10. Ondansentron 4mg, 8mg Mengobati mual dan muntah
11. Pioglitazone 15mg, 30mg Anti diabetes
12. Glimepirid 2mg, 3mg, 4mg Anti diabetes

2. Skrining Resep Sebanyak 3 Resep per hari

• Neurosanbe ( ISO HAL 262)


Indikasi : Untuk pengobatan kekurangan Vitamin B1,B6, dan B12 seperti pada
polyneuritis.
Kontra Indikasi : Hipersensitif
Efek samping : Pemakaian Vitamin B6 dosis besar dalam jangka waktu lama
dapat menyebabkan sindroma neuropati.

Dosis : 1 x Sehari

20
33
• Kalnex ( ISO HAL 212)
Indikasi : Untuk menghentikan proses pendarahan
Kontra Indikasi : Jangan digunakan oleh Gagal ginjal berat, tromboembolisme
(pembentukkan gumpalan darah dalam pembuluh darah), perubahan
melihat warna, pendarahan subaraknoid (ruang antara otak dan jaringan
yang menutupi otak)
Efek Samping : Sakit kepala,mual,muntah,diare,gatal,kemerahan
Dosis : 3-4 x sehari.

• Sanmol 500mg (ISO HAL 359)


Indikasi : Analgesik dan Antipiretik
Kontra Indikasi : Penderita gangguan fungsi hati yang berat, hipersensitivitas
Efek samping : Penggunaan jangka panjang dan dosis besar dapat menyebabkan
kerusakan hati, reaksi hipersensitivitas.

Dosis :-

3.5 Tugas dari Pembimbing Sekolah


1. Obat High Alert
a.Pengertian Obat High Alert
Obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi kesalahan atau kesalahan
serius (sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak
Diinginkan (ROTD). Obat yang tergolong kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang terlihat
mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look
Alike Sound Alike/LASA), elektrolit konsentrasi tinggi, obat-obat sitostatika serta obat yang
digunakan di IGD dan ICU.

b. Penyimpanan Obat High Alert


Obat risiko tinggi harus disimpan dengan terpisah dan ada penandaan yang jelas. Hal ini
untuk menghindari kesalahan pengambilan dan penggunaan. Penyimpanan obat ini dilakukan
di tempat terpisah (misal rak, lemari, atau etalase terpisah), mudah dijangkau, dan tidak harus
dikunci. Bisa ditambahkan pemberian penandaan atau label HIGH ALERT untuk
menimbulkan kewaspadaan dan kehati-hatian.

c.Contoh Obat High Alert

No. Nama Obat No. Nama Obat


1. Acarbose 50mg, 100mg 11. Notisil
2. Cordaron 200mg 12. Pioglitazone 15mg
3. Clopidogrel 75mg 13. Tiaryt
4. Diaformin XR 14. Astropin Sulfat
5. Gliaride 2mg 15. Cordaron
6. Gliquidone 30mg 16. Dopamin Inj
7. Glukodex 17. Levenox 0,6
8. Glibenclamid 5mg 18. Lidocain HCL
9. Glimepiride 3mg, 4mg 19. Norephineprin
10. Metformin 500mg, 850mg 20. Nicardipin
21
33
2. Obat LASA
a. Pengertian Obat LASA (Look Alike Sound Alike)
Adalah obat-obatan yang memiliki nama, rupa, dan ucapan yang mirip dan perlu
diwaspadai agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan obat (Dispersing Error) oleh
apoteker.

b. Penyimpanan Obat LASA


Obat LASA disimpan sebagaimana obat lainnya yaitu berdasarkan dosis obat, bentuk
sediaan dan alfabetis namanya. Obat LASA tidak boleh diletakkan berdekatan satu sama lain
(diberi jarak 2 kotak antar LASA setipe) dan harus diberi penandaan stiker LASA

c. Contoh Obat LASA

NAMA OBAT NAMA OBAT LOOK ALIKE


TABLET
Amlodipine 5 mg Amlodipine 10 mg
Candesartan 8 mg Candesartan 16 mg
Captopril 12,5 mg Captopril 25 mg
Clindamicin 150 mg Clindamicin 300 mg
Glimepiride 2 mg Glimepiride 3 mg & 4 mg
Lisinopril 5 mg Lisinopril 10 mg
Meloxicam 7,5 mg Meloxicam 15 mg
Methylprednison 4 mg Methylprednisolon 8 mg & 16 mg
Valsartan 80 mg Valsartan 160 mg
Flunarizine 5 mg Flunarizine 10 mg
INJEKSI
Cefotaxim Ceftriaxon
Citicolin Ondancentron 4 mg
Metocloperamide Lidocain
NAMA OBAT NAMA OBAT SOUND ALIKE
TABLET
Metformin Metronidazole
Dexketoprofen Dexametasone
Asam Mefenamat Asam Tranexamat
Clopidogrel Clopidine
Cefixime 100 Cefixime 200
Atorvastatin Simvastatin
Candesartan Valsartan
Omeprazol Lansoprazol

22
33
Amlodipine 10 mg Amlodipine 5 mg
Glimepiride Glibenclamide
Cefadroxil Sirup 250 ml Cefadroxil Sirup 150 mg
INJEKSI
Cefotaxim Ceftriaxon
Ceftriaxon Ceftrizoxim
Omeprazol Pantoprazol
TETES
Tobrosone Tobro
Pantocain Pantoprazol
Cendo Xitrol Aletrol

3.Skrining Resep

23
33
Tercantum
Bagian Kelengkapan
Tidak Keterangan
Resep Resep Ada
Ada

Nama dokter  dr. Wahyu Wibowo, Sp.A

SIP  SIP : 449.1/4755/24/2022

Incriptio No. Telp  Tercantum

Jl. Raya Pulosari No. 15 Ngunut,


Alamat 
Tulungagung, Jawa Timur

Tanggal penulisan resep  19 Januari 2024


Invocatio R/  Tercantum
Nama Obat, Bentuk Sediaan - R/ Sucralfat syr No I
Praescriptio 
dan Jumlah Obat - R/ Curcuma 1 tab

- S 3 cth 1
Signatura Aturan Pakai 
- S 3 dd I

Nama Pasien  Mayla Sabna Ziyanaddini Mahfud


Patient Umur Pasien  9 tahun
Information Berat Badan Pasien  Tidak dicantumkan
Jenis Kelamin Pasien  Perempuan
Paraf atau Tanda Tangan
Subscriptio  Tidak dicantumkan
Dokter

NAMA OBAT

1. Sucralfat syr

Indikasi : Tukak lambung dan usus (gunakan hingga 4-8 minggu; pada nyeri
hebat karena tukak lambung, dapat ditambahkan antasida).
Kontra Indikasi : Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-
anak
Efek samping : Konstipasi dan mulut kering, diare, mual, muntah, rasa tidak
nyaman pada lambung, kembung, pruritus, ruam kulit, rasa kantuk,
vertigo, nyeri pinggang, dan sakit kepala.

Dosis : 2 Sendok takar (10 ml) empat kali sehari pada kondisi perut

24
33
kosong (1 jam sebelum makan dan sebelum tidur).

2. Curcuma Tab

Indikasi : Meningkatkan nafsu makan, Memperbaiki fungsi hati


Kontra Indikasi :Jangan digunakan oleh pasien yang memiliki riwayat hipersensitifitas
terhadap kandungan komposisi pada produk ini
Efek samping : Anoreksia (kehilangan nafsu makan), ikterus (menjadi kuningnya
warna kulit, selaput lendir, dan berbagai jaringan tubuh oleh zat
warna empedu) akibat obstruksi/penyumbatan saluran empedu,
amenore (tidak haid).

Dosis : 1-2 tablet, 3 kali sehari

2
4
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil PKL dapat disimpulkan bahwa Standar Pelayanan Kefarmasian


di RS Era Medika sudah sesuai dengan Perkemenkes 72 tahun 2016 meliputi
pemilihan, perencanaan, kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusikan, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi.
Pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian dan pelayanan Resep, konseling,
pelayanan informasi obat, penulusuran Riwayat penggunaan obat dan dapat
memberikan pelayanan informasi obat, penelusuran riwat pengguna obat.

4.2 SARAN

Bagi Lahan PKL

Rumah Sakit Era Medika Tulungagung juga mempertahankan dan meningkatkan


pelayanan kepada masyarakat yang dicapai selama ini. Agar menjalin hubungan kerja
sama yang baik dengan SMK Brawijaya Tulungagung. Sehingga berlangsungnya
kegiatan PKL yang selanjutnya untuk tetap mempertahankan pembelajaran kefarmasian
25
33
yang diberikan kepada SMK Brawijaya Tulungagung yang sedang melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Bagi Pihak Sekolah

SMK Brawijaya Tulungagung diharapakan tetap menjalin hubungan dan kerja sama yang
baik dengan RS Era Medika. Sebaiknya pembekalan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan PKL lebih diperbanyak dan ditingkatkan sehingga siswa siswi dapat lebih siap secara
mental maupun fisik dalam melaksanakan PKL.

26
33
DAFTAR PUSTAKA

NAMA. TAHUN. JUDUL. KOTA: YANG MENGESAHKAN


Permenkes No.72. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Menteri Kesehatan.

27
33
LAMPIRAN

Gambar 1 : Copy Resep Gambar 2 : Etiket Oral

Gambar 3 : Etiket Pemakaian Luar Gambar 4 : Etiket Sirup

Gambar 5 : Rak Infus Gambar 6 : Rak Obat High Alert

28
33
Gambar 7 : Rak Obat Generik Gambar 8 : Rak Obat Paten

Gambar 9 : SP Narkotik, Psikotropik Gambar 10 : Faktur Obat

Gambar 11 : SP Obat Reguler Gambar 12: Almari Obat Narkotik , Psikotropik

Gambar 13 : Almari Emergency Gambar 14 : Obat yang di ruang pendingin

29
33

Anda mungkin juga menyukai