Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CAMPURDARAT
Jln. Kanigoro No. 13 Telp. (0355) 531 129 Kode Pos 66272
TULUNGAGUNG

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


CAMPURDARAT KABUPATEN TULUNGAGUNG
NOMOR TAHUN 2022
TENTANG
PANDUAN STERILISASI PERALATAN MEDIS DAN/ATAU BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
(BARANG SINGLE-USE DAN RE-USE) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
CAMPURDARAT KABUPATEN TULUNGAGUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CAMPURDARAT
KABUPATEN TULUNGAGUNG,

Menimbang : bahwa dalam rangka untuk Sterilisasi Peralatan Medis


Dan/Atau Bahan Medis Habis Pakai (Barang Single-Use
Dan Re-Use) Rumah Sakit Umum Daerah Campurdarat,
maka perlu menetapkan Peraturan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Campurdarat tentang Panduan Sterilisasi
Peralatan Medis Dan/Atau Bahan Medis Habis Pakai
(Barang Single-Use Dan Re-Use) Rumah Sakit Umum
Daerah Campurdarat Kabupaten Tulungagung;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072), sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 333);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6402);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 57,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6659);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2015
tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di
Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 334);
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 598);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 308);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2020
tentang Akreditasi Rumah Sakit (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 586);
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1128/2022 tentang Standar
Akreditasi Rumah Sakit;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 20
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Tulungagung (Lembaran
Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2016 Nomor 1
Seri D) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung
Nomor 7 Tahun 2021 (Lembaran Daerah Kabupaten
Tulungagung Tahun 2021 Nomor 1 Seri D);
14. Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun 2022 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah
Campurdarat Tulungagung (Berita Daerah Kabupaten
Tulungagung Tahun 2022 Nomor 46);
15. Peraturan Bupati Tulungagung Nomor 50 tahun 2022
Tentang Peraturan Internal (Hospital by Laws) Rumah
Sakit Umum Daerah Campurdarat Tulungagung(Berita
Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2022 Nomor 51);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


CAMPURDARAT TENTANG PANDUAN STERILISASI
PERALATAN MEDIS DAN/ATAU BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
(BARANG SINGLE-USE DAN RE-USE) RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH CAMPURDARAT KABUPATEN TULUNGAGUNG.
YANG MANA PADA SAAT INI PEMROSESAN RE-USE BELUM
BISA DILAKSANAKAN DIKARENAKAN ALAT BELUM
TERSEDIA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

1. Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


2. Daerah adalah Kabupaten Tulungagung.
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten
Tulungagung.
4. Rumah Sakit Umum Daerah Campurdarat Kabupaten
Tulungagung yang selanjutnya disebut RSUD
Campurdarat adalah unit organisasi bersifat khusus di
bawah Dinas.
5. Direktur adalah Direktur RSUD Campurdarat.
6. Rumah Sakit Campurdarat Tulungagung dalam
memberikan pelayanan ke pasien dan edukasi kepada
keluarga selalu menerapkan prinsip-prinsip pencegahan
dan pengendalian infeksi
7. Semua karyawan di RSUD Campurdarat Tulungagung
baik yang medis ataupun non medis menerapkan prinsip-
prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi di ruang
lingkup kerja masing-masing.
8. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang
dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat,
cair, dan gas.
9. Peralatan Medis Re-use (PMR) adalah setiap peralatan
medis habis pakai yang dirancang oleh produsen untuk
digunakan kembali untuk beberapa pasien. Semua PMR
harus disertai dengan instruksi penggunaan kembali
sesuai prosedur yang disediakan oleh produsen.
10. Pemrosesan kembali adalah pembersihan, desinfeksi,
sterilisasi, dan persiapan peralatan untuk kesiapan
penuh/siap pakai untuk penggunaan selanjutnya. Hal ini
dapat terjadi sebagian atau keseluruhan, baik di dalam
maupun di luar penyediaan, pengolahan dan
pemeliharaan semua peralatan medis yang dapat
digunakan kembali atau peralatan medis re-use (PMR) di
rumah sakit.
11. Manajemen data adalah pengelolaan data mulai dari
pengumpulan data, fakta, observasi klinis, atau
pengukuran yang dikumpulkan selama aktifitas penilaian,
dimana data yang belum dianalisis didebut data mentah,
sedangkan data yang telah dianalisis disebut informasi.
Manajemen data merupakan bagian dari manajemen
sumber daya informasi yang mencakup semua kegiatan
yang memastikan bahwa data akurat, up to date, aman
dan tersedia bagi pemakai (user).
12. System manajemen adalah manajemen data yang
dilakukan manual atau yang didukung dengan digital
atau teknologi informasi terintegrasi mulai dari
pengumpulan data, pelaporan, analisis, valdasi serta
publikasi data untuk internal dan eksternal rumah sakit.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2

Peraturan Direktur ini dimaksudkan sebagai Pedoman untuk


Sterilisasi Peralatan Medis Dan/Atau Bahan Medis Habis
Pakai (Barang Single-Use Dan Re-Use) Rumah Sakit Umum
Daerah Campurdarat Tulungagung.

Pasal 3

Tujuan dari Peraturan Direktur ini adalah :


a. Mempunyai kebijakan yang mengatur tentang
Sterilisasi Peralatan Medis Dan/Atau Bahan Medis
Habis Pakai (Barang Single-Use Dan Re-Use) Rumah
Sakit Umum Daerah Campurdarat Tulungagung;
b. Melaksanakan program pengendalian infeksi dan
pencegahan penyakit menular di lingkungan
rumah sakit dan masyarakat sesuai Pedoman
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit yang telah
ditetapkan RSUD Campurdarat Tulungagung;
dan
c. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RSUD
Campurdarat Tulungagung.

BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4

Ruang lingkup dalam Peraturan Direktur ini meliputi :


a. Pokok Bahasan;
b. Pelaksanaan; dan
c. Monitoring dan Evaluasi.

BAB IV
POKOK BAHASAN
Pasal 5

(1) Pokok Bahasan dalam Pedoman Manajemen Risiko


sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf a sebagai
berikut :
a. BAB I DEFINISI
b. BAB II RUANG LINGKUP
c. BAB III TATALAKSANA
d. BAB IV DOKUMENTASI
(2) Pokok Bahasan sebagaiaman dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur ini.

BAB IV
PELAKSANAAN
Pasal 6

(1) Panduan ini dilaksanakan oleh Komite Penecegahan Dan


Pengendalian Infeksi dalam rangka penegakan nilai-
nilai atau ketentuan-ketentuan mengenai Pencegahan
Dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.
(2) Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Sub Komite;
d. anggota.

BAB IV
MONITORING, EVALUASI DAN LAPORAN
Pasal 7

(1) Direktur secara periodik wajib melakukan monitoring dan


evaluasi pelaksanaan/implementasi kegiatan Komite
Penecegahan Dan Pengendalian Infeksi.
(2) Laporan harian dibuat oleh anggota Komite Penecegahan
Dan Pengendalian Infeksi.
(3) Laporan bulanan dibuat oleh anggota Komite
Penecegahan Dan Pengendalian Infeksi berdasarkan
rekap laporan harian dan pertiga bulan dilaporkan
kepada Ketua Komite.
(4) Laporan tahunan merupakan resume laporan tiga
bulanan Komite Penecegahan Dan Pengendalian Infeksi
yang dilaporkan kepada direktur.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8

Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapakan.

Ditetapkan di Tulungagung
Pada tanggal 1 November 2022
DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH CAMPURDARAT
KABUPATEN TULUNGAGUNG,

dr. RIO ARDONA, MMRS


LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

CAMPURDARAT KABUPATEN TULUNGAGUNG

NOMOR TAHUN 2022

TENTANG

PANDUAN STERILISASI PERALATAN MEDIS DAN/ATAU BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

(BARANG SINGLE-USE DAN RE-USE) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

CAMPURDARAT KABUPATEN TULUNGAGUNG


BAB I
DEFINISI

1. Peralatan Medis Re-use (PMR) adalah setiap peralatan medis habis pakai yang
dirancang oleh produsen untuk digunakan kembali untuk beberapa pasien.
Semua PMR harus disertai dengan instruksi penggunaan kembali sesuai
prosedur yang disediakan oleh produsen.
2. Pemrosesan kembali adalah pembersihan, desinfeksi, sterilisasi, dan persiapan
peralatan untuk kesiapan penuh/siap pakai untuk penggunaan selanjutnya.
Hal ini dapat terjadi sebagian atau keseluruhan, baik di dalam maupun di luar
penyediaan, pengolahan dan pemeliharaan semua peralatan medis yang dapat
digunakan kembali atau peralatan medis re-use (PMR) di rumah sakit.
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Lingkup Area


Pelaksana panduan peralatan sekali pakai (single-use) atau peralatan
yang dapat digunakan kembali (re-use) adalah tenaga kesehatan terdiri dari :
1. Staf Medis
2. Staf Perawat
3. Staf Bidan
4. Staf profesional lainya

2.2 Instalasi yang terlibat pelaksanaan Panduan Re – Use adalah :

1. Instalasi Gawat Darurat


2. Unit Rawat Jalan
3. Poli Gigi Dan Mulut
4. Unit Radiologi
5. Unit laboratorium
6. Unit Kamar Bedah
7. Unit Rawat Inap
8. Unit Kamar Bersalin
9. Ruang Neonatal

 Kewajiban Dan Tanggung Jawab


1. Seluruh Staf Rumah Sakit wajib memahami tentang Panduan Re-Use
2. Perawat Yang Bertugas (Perawat Penanggung jawab Pasien) Bertanggung jawab
melakukan Panduan Re-Use.

 Kepala Instalasi / Kepala Ruangan


1. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami Panduan Re-Use
2. Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Panduan Re-Use
 TIM PPI
1. Memantau dan memastikan Panduan Panduan Re-Use telah dikelola dengan
baik oleh Kepala Instalasi
2. Menjaga standarisasi dalam menerapkan Panduan Re-Use yang telah dibuat
BAB III
TATA LAKSANA

1. Prinsip Umum

Berkaitan dengan pemrosesan alat re-use dan single use ketentuan harus mengacu
pada ketentuan :

 Berikut adalah peralatan medik yang dapat di re-use :


 Peralatan medik yang terdapat ketentuan DAPAT digunakan kembali oleh
produsen dan tertera dengan jelas pada kemasan, dengan memperhatikan
jumlah maksimal suatu peralatan dapat digunakan kembali.
 Peralatan medik yang tidak berbahaya bila digunakan ulang dan dipastikan
tidak menyebabkan infeksi silang setelah dilakukan sterilisasi dan dengan
syarat masih layak digunakan kembali, list terlampir.

2. Peralatan

Berikut adalah peralatan medik yang tidak dapat di re-use :

1. Peralatan medik yang terdapat ketentuan TIDAK DAPAT digunakan kembali


oleh produsen dan tertera dengan jelas pada kemasan tentang larangannya
untuk melakukan re-use.
2. Peralatan medik yang telah digunakan oleh pasien infeksius (HbSAg+, HCV+,
HIV+) tidak dapat digunakan kembali walaupun telah dilakukan sterilisasi.
3. Peralatan medik yang berbahaya bila digunakan ulang dan kemungkinan akan
menyebabkan infeksi silang walaupun setelah dilakukan sterilisasi.
4. Peralatan medik yang sudah mengalami kerusakan meskipun batas belum
melewati batas maksimal penggunaan.

 Proses pemilahan, pengecekan kondisi, pencucian dan sterilisasi alat dilakukan


di CSSD. Peralatan MedisRe-use (PMR) yang telah digunakan dapat disterilkan
kembali di unit CSSD dengan mengikuti ketentuan desinfeksi dan sterilisasi
alat medik sesuai prosedur.
 Setelah peralatan medik disterilisasi, kemudian dikemas dan diberi identifikasi
berupa : nama alat, tanggal dilakukan sterilisasi dan tanggal kadaluarsa.
 Untuk mengetahui jumlah maksimal suatu alat dapat di re-use, setiap unit
mendokumentasikan jumlah pemakaian.
 Peralatan yang bersifat single use di gunakan untuk sekali pemakaian,
peralatan single use tidak boleh digunakan ulang. Apabila bahan atau
peralatan medis single use telah kedaluarsa, diberlakukan sebagai barang
bekas pakai dan di bakar di incenerator dilengkapi dengan berita acara
pemusnaan.

Jumlah perkiraan pemakaian alkes terkait program PPI per bulan

Jenis Lokasi
APD Handscon Semua area rumah sakit
Masker Semua area rumahsakit
Apron Semua ruang perawatan, OK, CSSD,
laundry, sanitasi, laborat, bank darah,
hemodialisa, radiologi, poli rawat jalan
Boot Semua ruang perawatan, OK, CSSD,
laundry, sanitasi, laborat, bank darah,
hemodialisa, radiologi, poli rawat jalan
Google Semua ruang perawatan, OK, CSSD,
laundry, sanitasi, laborat, bank darah,
hemodialisa, radiologi, poli rawat jalan
Tutup kepala Semua ruang perawatan, OK, CSSD,
laundry, sanitasi, laborat, bank darah,
hemodialisa, radiologi, poli rawat jalan
handhygine Handrub Semua titik di area rumahsakit
Sabun antiseptik Disetiap wastafel di area rumahsakit
Tissu kering Disetiap wastafel di area rumahsakit
NAMA-NAMA PERALATAN MEDIS RE-USE (PMR)

Nama Peralatan Medik Maks Pemakaian Unit Pengguna


No
Medical Equipment Max of Use (times) User Unit
1 Conecting 2 Funel 2 (Dua) kali Kamar Bedah
2 Versaport (11 mm) 2 (Dua) kali Kamar Bedah
3 Versaport (5 mm) 2 (Dua) kali Kamar Bedah
4 Skin stapler remover 5 (Lima) kali Kamar Bedah
5 Valley Lab pencil 2 (Dua) kali Kamar Bedah
6 Agresif Full Radius 2 (Dua) kali Kamar Bedah
7 Endo Clip 10 mm 4 (Empat) kali Kamar Bedah
8 Endo Clip 5 mm 3 (Tiga) kali Kamar Bedah
9 Probe Harmonic Scalpel 10 (Sepuluh) kali Kamar Bedah
Blade Electrode (B / U
10 4 (Empat) kali Kamar Bedah
Bar)
11 Guide Wire 2 (Dua) kali Kamar Bedah
12 Cutting Loop 2 (Dua) kali Kamar Bedah
13 Valley Cauter 5 (Lima) kali Kamar Bedah
14 Skin stapler 3 (Tiga) kali Kamar Bedah
15 Yankeur 2 (Dua) kali Kamar Bedah
16 Slip Knife 2,75mm 2 (Dua) kali Kamar Bedah
17 Stab Knife 15 Degree 2 (Dua) kali Kamar Bedah

3. Pemrosesan Alat Dan Linen


Proses pencegahan infeksi dasar yang dianjurkan untuk
mengurangi penularan penyakit dari instrumen yang kotor, sarung
tangan bedah, dan barang-barang habis pakai lainnya adalah dengan
cara dekontaminasi, pencucian dan pembersihan, sterilisasi atau
desinfeksi tingkat tinggi. Peralatan atau barang yang akan dipakai
kembali harus didekontaminasi dengan merendam selama 10 menit
dalam desinfektan (larutan klorin 0.5%) terlebih dahulu terutama jika
peralatan dan barang tersebut akan dibersihkan dengan tangan.
Setelah proses dekontaminasi, peralatan dan barang yang akan dipakai
kembali haruslah dibersihkan dengan sabun dan air, kemudian dibilas
dan dikeringkan. Untuk peralatan bedah dan barang-barang yang
bersentuhan dengan darah atau jaringan steril di bawah kulit lainnya,
maka harus dilakukan tindakan sterilisasi untuk menghancurkan
mikroorganisme termasuk endospora bakter Setiap benda, baik
peralatan metal yang kotor maupun sarung tangan, memerlukan
penanganan dan pemrosesan khusus agar :
 Mengurangi risiko perlukaan aksi dental atau terpapar darah
atau cairan tubuh terhadap petugas pembersih dan rumah
tangga.
 Memberikan hasil akhir berkualitas tinggi untuk peralatan dan
barang-barang yang dapat digunakan ulang.
Pada linen kotor terdapat banyak mikroorganisme, tetapi hanya
sedikit risiko terjadi kontaminasi silang selama proses pencucian
linen. Infeksi yang mungkin sering terjadi adalah yang berhubungan
dengan pekerja bila pekerja tidak mempergunakan alat perlindungan
diri sesuai ketentuan seperti menggunakan sarung tangan, apron
plastik ataupun masker. Untuk mengurangi risiko terkontaminasi
mikroorganisme dari linen kotor maka semua petugas kesehatan
harus melaksanakan pengendalian infeksi saat menangani linen
kotor.

4. Klasifikasi peralatan perawatan

Klasifikasi Peralatan Contoh Jenis Penanganan


Peralatan Contoh
Jenis penanganan
Kritikal Alat-alat bedah, Sterilisasi waktu Untuk alat tahan panas
Peralatan yang laparaskop, sesuaipetunjuk : Otoklaf
Untuk alat tidak
menembus arthroscope, produsenalat.
tahan panas:
jaringan tubuh catheter jantung, Cairan High
level desinfectant Ethylene oxide
atau sistim implants, jarum,
(ETO)gas, Hydrogen
vaskuler alat gigi,
aksesori peroxide, plasma
endoskopi sterrad,
glutaraldehyde 2%,
peracetic acid.
Semi kritikal Fleksibel Cairan kimia Ethylene oxide
Kontak langsung endoskop, alat High level (ETO)gas, Hydrogen
dengan untuk terapi disinfectant peroxide, plasma
membrane gangguan (dipaparkan ke sterrad, glutaraldehyde
mukosa, cairan pernapasan dan lat selama ≥20 2%, peracetic acid,
tubuh atau kulit alat anestesi menit) Cairan sodium hipoklorit.
yang rusak Termometer desinfektan Etil atau isopropyl
rectal atau oral intermediate alkohol (70- 90%)
level
(dipaparkan ke
alat selama < 10
menit
Non Kritikal Stetoskop, Cairan Etil atau isopropyl
Kontak langsung sendok makan, desinfektan low alkohol (70- 90%).
dengan kulit lantai, pispot, level (dipaparkan Deterjen fenolik
yang utuh furniture, kereta kelalat selama germisidal deterjen
pengangkut, <10 menit) (diencerkan sesuai
meja operasi, label)
wastafel, dan Sodium hipoklorit 5.52%
lainlain 100ppm atau klorin
sesuai petunjuk
pabrik

5. Persiapan dan penggunaan desinfektan kimia untuk sterilisasi atau


desinfeksi tingkat tinggi (High Level Desinfectant/HLD)
Jenis Jumlah Cara Waktu Waktu Lamanya
Desinfektan Konsentrasi Pengencera yang yang Penggunaan
n dibutuhkan dibutuhka
untuk HLD n untuk
sterilisasi
Klorin 0.1% Sesuai 20 menit Tidak dapat Ganti tiap
petunjuk digunakan 14 hari
pabrik dan atau segera
prosedur jika
yang akan tampak
dilakukan kotor
Glutaraldehy Bermacam Tambahka 20 menit 10 jam Ganti tiap
de (Cidex®) macam n aktivator pada suhu untuk 14-28 hari
(2-4%) 25oC Cidex® atau segera
jika kotor
atau hasil
tes strip
jelek.
6. Alat-Alat dan Perlengkapan Bedah

Alat Alat Cara Desinfeksi


Tubing anestesi Menggunakan filter untuk cegah kontaminasi
Menggunakan tubing sirkuit yang habis pakai
Botol susu bayi Setelah digunakan, bilas segera dengan air mengalir,
sikat botol dan dotnya menggunakan deterjen dan air
hangat lalu bilas dengan air bersih.
Yang harus diperhatikan adalah botol dan dotnya harus
benar-benar bebas dan bersih dari susu.
Masukkan botol dan dot ke dalam air mendidih
selama 15 menit. Setelah selesai, botol dan dot
dikeringkan
Catheter tertutup Tidak dianjurkan menggunakan desinfektan ke
dalam kantong kateter.
Menggunakan tubing sirkuit yang habis pakai
Clippers Menggunakan mata pisau yang habis pakai.
Stetoskop Lihat PROTAP sesuai petunjuk produsen
Endoskopi Lihat PROTAP sesuai petunjuk produsen
Inkubator bayi Cuci menggunakan deterjen dan keringkan
Humidifier harus dalam keadaan kering. Bila perlu
dapat diberikan larutan asam asetat 2% atau air
untuk irigasi.
Urinal Selalu dibersihkan segera setelah selesai dipergunakan
secara
manual.
Alat-alat dari Semua kotoran dihilangkan dengan menggunakan
logam deterjen
enzimatikdan dikeringkan dengan menggunakan linen
bersih dan kirim ke CSSD.
Nebulizer Menggunakan korugator dan masker
habis pakai (satukorugator/pasien).
Mangkok obat dikosongkan dan dikeringkan setelah
dipergunakan
Tubing respirator Menggunakan tubing ventilator habis pakai
Alat cukur Menggunakan alat cukur habis pakai. Bila alat cukur
elektrik, maka mata pisau dapat diganti dan setelah
digunakan harus dibersihkan da ndilap denga alkohol
70% dan disimpan dalam keadaan kering.
Botol suction Dibersihkan di spoohok menggunakan sikat kawat dari
logam.
Suction bungs Cuci dalam air sabun / deterjen hangat dan bilas
dengan air bersih setiap habis dipergunakan.
Termometer kaca Harus dibersihkan menggunakan air sabun dan
dikeringkan
Kereta Dibersihkan dengan mengelap menggunakan lap basah
pengangkut dan dicuci dengan deterjen bila terlihat kotor.
Sirkuit ventilator Sirkuit harus disterilisasi dan frekuensi
penggantiannya tidak boleh lebih dari 48 jam.
Humidifier ditempatkan kembali di posisi semula
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Dokumentasi inventaris peralatan yang dilakukan proses sterilisasi.


2. Checklist Penyimpanan Alat Medis
3. Cheklist Pembersihan, Desinfeksi dan Sterilisasi Alat Medis
4. Cheklist Pengawasan Pemrosesan Alat Medis dan BMHP
5. Pencatatan penerapan SOP Sterilisasi
6. Dokumentasi Pelaksanaan Sterilisasi

DIREKTUR RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH CAMPURDARAT
KABUPATEN TULUNGAGUNG,

dr. RIO ARDONA, MMRS

Anda mungkin juga menyukai