DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CAMPURDARAT
Jln. Kanigoro No. 13 Telp. (0355) 531 129 Kode Pos 66272
TULUNGAGUNG
MEMUTUSKAN :
Pasal 3
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4
BAB IV
POKOK BAHASAN
Pasal 5
BAB IV
PELAKSANAAN
Pasal 6
BAB IV
MONITORING, EVALUASI DAN LAPORAN
Pasal 7
Ditetapkan di Tulungagung
Pada tanggal November 2022
DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH CAMPURDARAT
KABUPATEN TULUNGAGUNG,
3
dilemari khusus.
b. Lemari yang digunakan untuk menyimpan obat high alert
adalah lemari khusus dan terpisah dengan obat-obat
reguler lainnya.
c. Obat-obat yang termasuk katagori LASA ( look alike sound
a like ) harus disendirikan dan diberi stiker warna kuning.
d. Setelah obat-obat high alert diberi label, obat-obat tersebut
disimpan pada tempat yang telah disediakan dengan sistem
penyimpanan FEFO ( frist expired first out ) kemudian
petugas farmasi menulis tanggal kadaluarsa pada kartu
stock.
e. Pada instalasi farmasi harus terdapat daftar obat high alert
yang ada, sedangkan instalasi gawat darurat (IGD),
instalasi bedah sentral, kamar bersalin, rawat inap, dan
Intensive care unit (ICU). Terdapat obat high alert hanya
sesuai dengan yang ada pada Instalasi tersebut.
f. Obat-obat high alert yang berada di troli emergency harus
selalu dalam pengawasan petugas farmasi. Troli emergency
yang digunakan harus dilengkapi dengan kunci, dimana
setiap petugas medis yang selesai membuka kunci tersebut
harus melaporkan kepada petugas farmasi kemudian
petugas farmasi melakukan pengecekan dengan batas
maksimal pengecekan 1 kali sift jaga.
g. Petugas farmasi yang ditunjuk sebagai penanggung jawab
setiap hari melakukan pengecekan untuk memastikan troli
masih dalam keadaan terkunci.
4. Distribusi
Pendistribusian adalah tatanan kegiatan pengantaran
sediaan obat-obat oleh instalasi farmasi sesuai dengan yang
telah ditulis pada order atau resep atas nama penderita, rawat,
tertentu melalui perawat kependerita tersebut. Dalam sistem
ini obat yang diberikan pada pasien berdasarkan resep yang
4
ditulis oleh DPJP.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan terkait
peresepan obat high alert yaitu :
a. Jangan memberikan instruksi hanya secara verbal
mengenai obat hight alert.
b. Instruksi yang diberikan harus mencakup nama pasien,
nomer rekam medis, tanggal dan waktu instruksi yang
dibuat, nama obat ( generik ), dosis, jalur pemberian dan
tanggal pemberian setiap obat, kecepatan atau durasi
pemberian obat.
Terkait pelayanan resep yang dilakukan oleh petugas farmasi
terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan untuk memastikan
kebenaran dan keamanan pelayanan yang diberikan yaitu :
1) Penerimaan resep
a) Tahap pertama adalah pemeriksaan resep (skrining
resep) pada tahap ini hal yang dilakukan yaitu
memeriksa keapsahan resep meliputi nama, alamat
dokter, nomer SIP, serta tanda tangan atau paraf dokter.
b) Tahap kedua memeriksa kelengkapan resep meliputi
tanggal resep, nama dan alamat pasien, umur, serta
berat badan pasien.
c) Tahap ketiga analisa rasionalitas resep meliputi nama
obat potensi dosis dan jumlah yang diminta cara
pembuatan serta aturan pakai. Bila kurang jelas atau
ragu-ragu maka dikonfirmasikan dengan penulis resep.
d) Tahap keempat adalah pemeriksaan ketersediaan obat
dan pengecekan ulang oleh petugas farmasi dalam hal ini
untuk resep racikan dilakukan perhitungan lebih dahulu
terkait jumlah obat yang dibutuhkan jika obat tidak
tersedia atau habis, maka hendaknya pasien diberikan
alternative dengan obat yang memiliki kandungan yang
sama dengan nama dagang yang berbeda.
5
e) Tahap terakhir adalah pemberian harga pembekalan
farmasi yang digunakan.
2) Peracikan resep
Sebelum melakukan peracikan resep dilakukan double
check untuk memastikan perhitungan dosis yang dilakukan
telah sesuai untuk menjamin keamanannya. Selanjutnya obat
yang dipersiapkan dan diracik sesuai dengan permintaan
yang sesuai pada resep setelah diracik beri etiket dan
dibungkus dengan plastik. Buatlah copy resep jika memang
diperlukan atau pasien memintanya.
3) Penyerahan resep
Petugas farmasi melakukan double check terkait
ketepatan pasien obat, dosis, waktu, dan rute pemberian
untuk menjamin kebenarannya. Sebelum petugas farmasi
menyerahkan obat ke pasien petugas terlebih dahulu
melakukan identifikasi terlebih dahulu dengan cara
menanyakan nama, tanggal lahir pasien. Sedangkan pasien
rawat inap, terdapat lembar verifikasi untuk memastikan
ketepatan pelayanan yang diberikan dimana dalam lembar ini
terdapat kesepakatan antara petugas farmasi yang melayani
resep dengan petugas medis yang mengantarkan resep atau
hendak mengambil bahwa obat yang diberikan setelah sesuai.
Langkah-langkah yang dilakukan petugas medis
membawa daftar untuk masing-masing pasien lengkap
dengan dosis dan jumlahnya, kemudian mencocokan obat
dengan petugas farmasi. Setelah obat disiapkan sesusai maka
petugas medis memberikan paraf pada buku verifikasi
dimana dalam buku tersebut telah terdapat paraf petugas
farmasi yang melayani resep.
6
Lokasi penyimpanan obat high alert di rumah sakit hanya
berada di instalasi farmasi, troli emergency yang berada di unit
gawat darurat,ruang rawat inap,kamar operasi, kamar bersalin
dan ICU. Troli emergency yang digunakan untuk menyimpan obat
high alert menggunakan kunci, dimana petugas medis yang telah
menggunakan obat atau membuka kunci tersebut harus segera
melaporkan kepada petugas farmasi yang telah ditunjuk sebagai
penanggung jawab dalam 1 kali sift jaga. Hal tersebut dilakukan
untuk membatasi akses terkait obat-obat high alert. Apabila
petugas farmasi mendapatkan laporan dari petugas medis terkait
penggunaan obat-obat yang berada pada troli tersebut maka
petugas farmasi harus segera melakukan pengecekan pada troli
yang telah dilaporkan dengan batas maksimal pengecekan 1 kali
sift jaga dalam hal tersebut petugas farmasi melakukan
perhitungan ulang untuk memastikan kesesuain stock dengan
obat yang telah digunakan jumlah dan nama pasien. Jika dalam
kurun waktu paling lama 2 minggu petugas farmasi tidak
memperoleh informasi dari petugas medis, maka petugas farmasi
wajib melakukan pengecekan pada tiap-tiap troli yang berada
diseluruh unit pelayanan untuk memastikan keadaan kunci yang
masih terkunci dan kondisi obat didalamnya ( expired date)
7
1. Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan obat high
alert tertentu/ spesifik dan disaat pelaporan pergantian jaga
atau saat melakukan transfer pasien;
2. Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien
atau pada catatan pemberian medikasi pasien;
3. Pengecekan pertama : harus dilakukan oleh petugas yang
berwenang untuk menginstruksikan, meresepkan, atau
memberikan obat-obatan, antara lain dokter, perawat dan ahli
farmasi;
4. Pengecekan kedua : akan dilakukan oleh petugas yang
berwenang, teknisi atau perawat lainnya (petugas tidak boleh
sama pengecek pertama), pengecekan ini untuk memastikan
agar tidak terdapat kesalahan terkait pasien dan dosis;
5. Kebutuhan minimal: untuk melakukan pengecekan ganda /
verifikasi oleh orang kedua dilakukan pada kondisi – kondisi
sebagai berikut :
a. Setiap akan memberikan injeksi obat;
b. Untuk infuse (saat terapi inisial, saat terdapat perubahan
konsentrasi obat, saat pemberian bolus, saat pergantian
jaga perawat atau transfer pasien, setiap terjadi
perubahan dosis obat);
c. Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan
instruksi dari dokter; dan
d. Selain tahapan-tahapan tersebut terdapat beberapa
prosedur yang harus dilakukan pada saat pemberian obat
yaitu :
1) Dosis Inisial atau Inisial Infuse Baru;
2) Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal
dibawah ini untuk menjalani pengecekkan ganda oleh
petugas kedua:
a) Obat-obatan pasien dengan label yang masih
intake;
8
b) Rekam medis pasien, catatan pemberian obat
pasien atau resep/instruksi tertulis dokter; dan
c) Obat yang hendak diberikan lengkap dengan
labelnya.
3) Petugas kedua akan memastikan hal-hal sebagai
berikut ini :
a) Obat telah disediakan sesuai dengan instruksi;
b) Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat
yang hendak diberikan telah sesuai dengan
instruksi dokter;
c) Membaca label dengan suara lantang kepada
perawat untuk memverifikasi kelima persyaratan
( obat tepat, dosis atau kecepatan tepat termasuk
pengecekkan ganda mengenai perhitungan dan
verifikasi pompa infuse, rute pemberian tepat,
frekuensi atau interval tepat, diberikan kepada
pasien yang tepat; dan
d) Pada beberapa kasus, harus tersedia juga
kemasan/ vial obat untuk memastikan bahwa obat
yang disiapkan adalah obat yang benar, misalnya:
dosis insulin.
4) Ketika petugas kedua telah selesai melakukan
pengecekan ganda dan kedua petugas puas bahwa
obat telah sesuai, lakukanlah pencatatan pada rekam
medis/ catatan pemberian medikasi pasien;
5) Pastikan infus obat berada pada jalur / selang yang
benar dan lakukan pengecekan selang infus mulai dari
larutan / cairan infus, pompa hingga tempat insersi
selang;
6) Pastikan pompa infus terprogram dengan kecepatan
pemberian yang tepat, termasuk ketepatan data berat
badan pasien;
9
7) Pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer
pasien petugas kedua akan memastikan halhal berikut
ini :
a) Obat yang diberikan harus memiliki kelima
persyaratan;
b) Perawat berikutnya akan membaca label dengan
lantang kepada perawat sebelumnya untuk
memverifikasi kelima persyaratan ( seperti yang
telah disebutkan diatas );
c) Saat sebelum meberikan obat, perawat mengecek
nama pasien, memberitahukan kepada pasien
mengenai nama obat yang diberikan kepada
pasien, dosis dan tujuannya ( pasien dapat juga
berperan sebagai pengecek, jika memungkinkan );
d) Semua pemberian high alert medications intravena
dan bersifat kontinu harus diberikan melalui
pompa infus IV dan harus selalu dilakukan
pengecekkan terkait kecepatan pompa infus,
tempel stiker label, nama obat pada botol infus.
Dan di isi dengan catatan sesuai ketentuan; dan
e) Pada situasi emergensi, dimana pelabelan dan
prosedur pengecekan ganda dapat menghambat /
menunda penatalaksanaan dan berdampak
negative terhadap pasien, perawat atau dokter
pertama-tama harus menentukan dan memastikan
bahwa kondisi klinis pasien benar-benar bersifat
emergensi dan perlu di tatalaksana segera
sedemikian rupa sehingga pengecekkan ganda
dapat ditunda. Petugas yang memberikan obat
harus menyebutkan dengan lantang semua terapi
obat yang diberikan sebelum memberikannya
kepada pasien.
10
8) Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada
farmasi / apotek, dan dilakukan peninjauan ulang
oleh ahli farmasi atau apoteker apakah terjadi
kesalahan obat yang belum diberikan; dan
9) Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh
apoteker untuk mengetahui indikasi penggunaan dosis
ekstra.
11
d. Pemberian elektrolit konsentrat hendaknya memberikan
penjelasan untuk mengingkatkan perawat tentang dosis
dan cara pemberian.
2. Penyimpanan
Lokasi penyimpanan obat elektrolit konsentrat tinggi
berada dilogistik farmasi dan pelayanan farmasi. Obat
disimpan sesuai dengan kriteria penyimpanan pembekalan
farmasi, utamanya dengan memperhatian jenis sediaan obat
(rak/kotak penyimpanan, lemari, pendingin), sistem FEFO
serta ditempatkan sesuai ketentuan obat HIGH ALERT hal
yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Asisten apoteker (logistik farmasi / pelayanan farmasi) yang
menerima obat segera memisahkan obat yang termasuk
kelompok obat yang “HIGH ALERT” sesuai daftar obat high
alert;
b. Tempelkan stiker merah bertuliskan “HIGH ALERT” pada
setiap kemasan obat high alert; dan
c. Berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan
obat high alert yang terpisah dari obat lain.
3. Pengenceran
Cara pengenceran obat yang perlu diwaspadai (High Alert)
di ruang perawatan
a. KCL 7,46 % injeksi ( konsentrasi sediaan yang ada adalah 1
mEq = 1mL ) harus diencerkan sebelum digunakan dengan
perbandingan 1 ML KCL: 10 ml pelarut (WFI/NACL 0,9%).
Konsentrasi dalam larutan maksimal adalah 10
mEq/100ml. pemberian KCL melau perifer diberikan secara
perlahan lahan dengan kecepatan infuse 10 mEq / jam
( atau 10mEq KCL dalam 100 ml pelarut /jam) pemberian
obat KCL melalui central line (vena sentral) konsentrasi
maksimum adalah 20 mEq/100ml, kecepatan infuse
maksimum 20mEq KCL dalam 100 ml pelarut / jam;
12
b. Nacl 3% injeksi intravena diberikan melalui vena sentral
dengan kecepatan infuse tidak lebih dari 100 ml/jam;
c. Natrium Bicarbonat (meylon vial 8,4%) injeksi, harus
diencerkan sebelum digunakan untuk penggunaan bolus,
diencerkan dengan perbandingan 1 ml Na. Bicarbonat : 1ml
pelarut wfi, untuk pemberian bolus dengan kecepatan
maksimum 10 mEq/menit. Untuk penggunaan infuse drip,
diencerkan dengan perbandingan 0.5 ml Na. Bicarbonst: 1
ml dextrose 5%, pemberian drip infuse dilakukan dengan
kecepatan maksimum 1 mEq/kgbb/jam;
d. Penyerahahan elektrolit konsentrat kepada pasien;
e. Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi
7 (tujuh) benar untuk mencapai medication safety :
1. Benar obat;
2. Benar waktu dan frekuensi pemberian;
3. Benar dosis;
4. Benar rute pemberian; dan
5. Benar identitas
a) Kebenaran nama;
b) Kebenaran nomot rekam medis;
c) Kebenaran umur / tanggal lahir pasien; dan
d) Kebenaran alamat rumah pasien.
6. Benar informasi; dan
7. Benar dokumentasi.
13
3 BESANMAG TAB 36 DOPAMINE 200 MG INJEKSI
4 CLOBAZAM TAB 37 EPINEPHRINE INJEKSI
5 CLOPIDOGREL 75 TAB 38 GLIBENCLAMIDE TAB
6 CODEIN 10MG TAB 39 GLICLAZIDE 80MG TAB
7 D40 % 40 KCL 7,46 %
8 KETAMINE 50 MG / ML 41
SEFOFLURANE 250 ML
INJEKSI
9 INSULIN GLARGIN 42 STESOLID 5 RECTAL TUBE
10 43 VALISANBE 5 INJEKSI
LIDOCAINE INJEKSI
14
30 MGSO4 20% 63 DIAZEPAM 10 MG ENEMA
31 MGSO4 40 % 64 CODEIN 20 MG
32 FENTANYL INJ 65 MORFIN INJ
33 FENTANYL PATCH
15
BAB IV
DOKUMENTASI
16