TAHUN 2023
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat yang tiada putus-putusnya, sehingga penyusunan Formularium
Obat RSUD Kepahiang Tahun 2023 ini terselesaikan dengan baik dan lancar.
Formularium Obat merupakan salah satu tugas anggota Komite Farmasi dan
Terapi (KFT) untuk membantu Pimpinan Rumah Sakit dalam menentukan kebijakan
penggunaan obat dan pengobatan secara rasional. Atas persetujuan Pimpinan
Rumah Sakit dan hasil rapat KFT, maka ditetapkan bahwa Formularium Obat
Rumah Sakit disusun berdasarkan Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN),
Formularium Nasional (Fornas) beserta perubahannya, E-catalog obat dan obat-obat
di luar Fornas / Perubahan Fornas yang diusulkan oleh SMF/DPJP untuk
dimasukkan ke dalam Formularium Obat Rumah Sakit.
Formularium yang telah disusun ini merupakan perwujudan kesepakatan
dalam pilihan obat dan kebutuhan informasi SMF/Instalasi mengenai obat yang
digunakan untuk pasien di RSUD Kepahiang. Oleh karena itu, ketaatan dan
kedisiplinan penulisan resep obat - obatan yang ada didalam Formularium Obat
Rumah Sakit adalah standar kepatuhan terhadap kesepakatan yang telah dibuat.
Atas kerja sama yang baik selama ini dari seluruh anggota KFT dengan
SMF/Instalasi serta semua pihak yang telah memberikan bantuan hingga penerbitan
Formularium Obat ini dapat terlaksana, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya. Dan dengan selalu berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran, kami selalu terbuka untuk pengkajian ulang dan revisi demi
kesempurnaan Formularium Obat Rumah Sakit. Semoga dengan terbitnya
formularium obat ini, mutu pelayanan di RSUD Kepahiang akan lebih meningkat.
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Kepahiang
Pada Tanggal 2 Januari 2023
PENANGGUNG JAWAB
DIREKTUR
KETUA
dr.Syaiful Anwar, Sp.PK
SEKRETARIS
Ulfa Adelina, S.Farm, Apt
TUGAS
1. Menyusun program kerja;
2. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan obat;
3. Melakukan seleksi dan evaluasi obat yang akan masuk dalam formularium rumah
sakit;
4. Menyusun standar terapi;
5. Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan obat;
6. Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan obat yang rasional;
7. Mengkoordinir penatalaksanaan reaksi obat yang tidak dikehendaki dan kesalahan
penggunaan obat;
8. Melaksanakan evaluasi penulisan resep dan penggunaan obat generik bersama-sama
dengan Instalasi Farmasi Rumah Sakit;
9. Menyusun formularium yang menjadi pedoman pemilihan dan penggunaan obat di
rumah sakit;
FUNGSI
1. Mengembangkan formularium dan merevisinya;
2. Dasar pemilihan obat pada efek terapi, keamanan serta harga obat, juga minimalisasi
duplikasi tipe obat;
3. Mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat baru atau dosis obat yang
diusulkan anggota staf medis;
4. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di RS termasuk kategori Khusus.
5. Membantu IFRS dalam mengembangkan tinjauan kebijakan dan peraturan mengenai
penggunaan obat secara lokal atau nasional.
KEWAJIBAN
1. Memberi rekomendasi pada pimpinan RS ntuk mencapai budaya pengelola dan
penggunaan obat secara rasional;
2. Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, formularim RS, pedoman
penggunaan antibiotika, dll;
3. Melaksanakan pendidikan dalam bidang pengelolaan dan penggunaan obat terhadap
pihak-pihak lain;
4. Melaksanakan pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat dan memberikan umpan
balik atas pengkajian tersebut;
5. Memberikan informasi terkait kebijakan penggunaan obat kepada manajemen dan
staf medis di rumah sakit.
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Memberlakukan penggunaan buku Formularium RSUD Kepahiang
edisi Tahun 2023 sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini;
KEDUA : Menginstruksikan kepada segenap tenaga medis dan Unit Pelayanan
RSUD Kepahiang untuk mengikuti kebijakan dan panduan pada buku
Formularium RSUD Kepahiang Tahun 2023 dalam melakukan
KETIGA : pelayanan medis sesuai prosedur yang berlaku dengan penuh
tanggung jawab;
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan
bahwa apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Kepahiang
Pada Tanggal 02 Maret 2023
Direktur RSUD Kepahiang,
Pada dasarnya obat akan diresepkan bila memang diperlukan dan dalam setiap
kasus, pemberian obat harus dipertimbangkan berdasarkan manfaat dan risikonya
(Cost benefit ratio). Kebiasaan peresepan obat yang tidak rasional akan berdampak
buruk bagi pasien seperti kurangnya efektivitas obat, kurang aman, pengobatan biaya
tinggi dan sebagainya dalam buku Guide to Good Prescribing yang diterbitkan oleh
WHO tahun 1994 telah dibuat pedoman penggunaan obat secara rasional. Langkah-
langkah pengobatan rasional tersebut disusun sebagai berikut :
Langkah 1 : Tetapkan masalah pasien
Sedapat mungkin diupayakan menegakkan diagnosis secara akurat berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisis yang seksama, pemeriksaan penunjang yang
tepat.diagnosis yang akurat serta identifikasi masalah yang jelas akan mempermudah
rencana penanganan.
DAFTAR PUSTAKA
1. De vries TPGM, Henning RH, Hogerzeil HV, Fresle DA. Guide to good prescribing.
World Health Organization, Action Programme on essential drugs. Geneva,1994.
2. Mehta DK, Ryan RSM, Hogerzeil HV ( Penyunting ). WHO Model
Formulary.WHO.2004.
DAFTAR FORMULARIUM OBAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG
TAHUN 2023
1.3 Antipirai
1 Allopurinol Tab 100 mg, Allopurinol 30 tab / bulan F
Tab 300 mg (Generik) 60 tab / bulan Tidak diberikan pada
saat nyeri akut
2 Kolkisin Tab 500 mcg Kolkisin 30 tab / bulan F
(Generik),
Recolfar
1.4 Nyeri Neuropatik
1 Amitriptilin Tab 25 mg Amitriptilin 30 tab / bulan F
(Generik)
2 Gabapentin Tab 100 mg, Gabapentin 60 tab / bulan F
Tab 300 mg (Generik) 30 tab / bulan Hanya untuk
neuralgia pascaherpes
atau nyeri neuropati
diabetik
3 Karbamazepin Tab 200 mg Karbamazepin 120 tab / bulan F
(Generik) ; Hanya untuk
Bamgetol neuralgia trigeminal
4 Pregabalin Tab 75 mg Pregabalin 120 tab / bulan F
(generik) Hanya untuk
neuralgia pascaherpes
atau nyeri neuropati
diabetik
2 ANESTETIK
2.1 Anestetik Lokal
1 Bupivakain Inj 0,5% Bupivakain - F
(Generik);
Bunascan
2 Etil Klorida Spray 100 ml Etil Klorida - F
(Generik)
3 Lidokain Inj 2%, inj p.v Lidokain - F
2%(HCI), inj (generik) ;
5%+glukosa Pehacain
(dekstrosa)5% ; jeli 2
%; semprot 10%
4 Levobupivacain Injeksi Levica - NF
2.2 Anestetik Umum dan
Oksigen
1 Sevoflurane Cairan Sevoflurane - F
2 Ketamin Inj i.v 10 mg/ml Ketamin HCI - F
inj i.v. 50 mg/ml (Generik)
inj i.v. 1000 mg/ml
3 Oksigen gas dalam tabung - F
4 Nitrogen Oksida Gas dalam tabung - F
5 Propofol Inj i.v., bolus 1 % Propofol - F
Serba inj i.v. 1000 (Generik)
mg/amp Recofol
2.3 Obat untuk Prosedur
Pre Operatif
1 Atropin inj i.v./i.m./s.k 0,25 Atropin Sulfat - F
mg/ml (Generik)
2 Diazepam inj i.v./i.m. 5 mg/ml Diazepam - F
(Generik);
Stesolid
3 Midazolam inj i.v. 1 mg/ml Midazolam Dosis rumatan : F
inj i.v. 5 mg/ml (Generik);Sedac 1mg/jam(24mg/
um ; Miloz; hari)
Fortanest Dosis
pramedikasi : 8
vial/kasus
3 ANTIALERGI DAN OBAT UNTUK ANAFILAKSIS
1 Deksametason inj i.v./i.m. 5 mg/ml Deksametason 20mg/hari F
(Generik)
2 Difenhidramin HCI Tab, Injeksi Difenhidramin 30mg/hari F
HCI (Generik)
3 Epinefrin (adrenalin) inj i.v./s.k./i.m. 0,1% Efinefrin(gener - F
ik) ; Adrenalin
4 Hidrokortison Injeksi 100 mg Hidrokortison - F
(Generik) ;
Fartison inj
5 Klorfeniramin tab 4 mg Chlorfeniramin 3 tab/hari, maks F
HCL (Generik); 5 hari
CTM, Alleron
6 Loratadin tab 10 mg Loratadin Urtikaria akut : F
(Generik) 1tab/hari, maks
4 hari,
(dilakukan di
faskes tk 1)
Urtikaria kronik:
Maks 3
tab/bulan, hanya
dilakukan di
faskes tk 2 dan 3
7 Setirizin tab 10 mg Cetirizine Urtikaria akut : F
tts 10 mg/ml (Generik) 1 tab/hari, maks
5 hari
Urtikaria kronik :
Maks 30
tab/bulan
1 botol/kasus
4 ANTI DOT DAN OBAT LAIN UNTUK KERACUNAN
4.1 Khusus
1 Atrofin Sulfat Injeksi Atropine - F
Sulfate
(generik)
2 Kalsium Glukonat Inj 100 mg/ml Calcium - F
gloconate 10%
(Generik)
3 Nalokson Injeksi Nalokson - F
(Generik); Hanya untuk
Nokoba mengatasi depresi
pernafasan akibat
morfin atau opioid
4 Natrium bikarbonat Tab 500 mg ; Inj 8,4% Natrium - F
bikarbonat
(Generik) ;
Meylon inj
5 Neostigmin Inj 0.5mg/ml Neostigmin - F
(Generik)
4.2 Umum
1 Magnesium Sulfat 20 %, 40 % Fls MGS04 - F
(generik)
5 ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI
1 Diazepam Inj i.m./i.v 5 mg/ml Diazepam 10 F
Lar rektal 2 mg/ml (Generik); ampul/kasus,kec
Lar rektal 4 mg/ml Stesolid uali untuk kasus
di ICU Tidak untuk I.M
Enema 5mg/2,5
ml
2 tube/hari bila
kejang
Enema 10mg/2,5
ml
2 tube/hari bila
kejang
2 Fenitoin Kaps 30 mg Kutoin , 90 kaps/bulan F
Kaps 100 mg Decatona, 120 kaps/bulan
Inj 50 mg/ml Phenytoin
(generik)
3 Fenobarbital Tab 30 mg, tab 50 mg, Phenobarbital 120 tab/bulan F
tab 100 mg, inj i.m/i.v (generik), 60 tab/bulan
mg/ml Sibital 40mg/KG BB
4 Karbamazepin tab kunyah 100 mg Carbamazepine 120 tab/bulan NF ; F
tab 200 mg, sir 100 (generik), 4 botol/bulan
mg/5 ml Bamgetol
5 Klonazepam Tab 2 mg Klonazepam 30 tab/bulan F
(generik)
5 Magnesium Sulfat Inj 20%, inj 40% Magnesium - F
Sulfat Hanya untuk kejang
( Generik ) pada preeklampsia
dan eklampsia ,tidak
digunakan untuk
kejang lainnya
6 Valproat 250 mg/5 ml, tab 250 As Valproat 120 tab/bulan F
mg, (Generik) ; 60 tab/bulan Dapat digunakan
syr 250 mg/ 5 ml Divalpi , 90 tab/bulan untuk epilepsi umum (
Depakote 5 botol/bulan general epilepsy)
6 ANTI INFEKSI
6.1 ANTELMINTIK
6.1.1 Antelmintik intestinal
1 Albendazol Tab 400mg,Susp Albendazole - F
250mg/5ml (Generik)
2 Pirantel Tab 125 mg; tab Pirantel - F
250mg; Pamoat
susp 125mg/5ml (generik)
6.2 ANTIBAKTERI
6.2.1 Beta Laktam
1 Amoksisilin Tab 250 mg Amoksisilin 10 hari F
Tab 500 mg (Generik) 10 hari
Drop 100 mg/ml 1botol/kasus
Sir kering 125 mg/5ml 1 botol/kasus
Sir kering 250mg/ 5ml 1 botol/kasus
2 Ampisilin Inj. i.m/i.v 250 Ampisilin 10 hari F
mg/vial (generik) 10 hari
Serb inj i.v
1000mg/vial
3 Cefotaksim Inj 0,5 g/vial Cefotaxim 10 hari F
Serb inj 1 g/vial (generik) 10 hari
4 Ceftriakson Serba inj 1 g/vial Ceftriaxon 2 g / hari selama F
(generik) 7 hari
Untuk meningitis
4 g /hari selama
14 hari
6.5 ANTIPROTOZOA
6.5.1 Anti amuba dan
antigardiasis
1 Metronidazol Tab 250 mg, 500 m; Metronidazol 3 botol/hari F
infus 500 mg/kolf; (generik);
susp 125 mg/5ml;
ovula 500 mg, 1 g
6.5.2 Anti Malaria
1 Doksisiklin Kaps 100 mg Doksisiklin - F
(Generik)
2 Primakuin Tab 15 mg Primakuin tab - F
(Generik)
3 Sulfadoksin pirimetamin Tab 525 mg - - F
6.6 Anti Herpes
1 Aciklovir Tab scored 200 mg, Aciklovir - F ; NF
400 mg, salep (generik)
7 ANTIMIGRAIN dan ANTIVERTIGO
7.1 Anti Migrain
7.1.1 Profilaksis
1 Propranolol Tab 10 mg; tab 40 mg Propranolol - F
(Generik)
7.1.2 Serangan Akut
1 Ergotamin + Kafein Tab 1 mg + 50 mg Ergotamin 8 tab/minggu F
caffein Hanya digunakan
(generik), untuk serangan
Ericaf migran akut dan
cluster headcache
7.2 AntiVertigo
1 Betahistine Mesilat Tab 4 mg, 6 mg Betahistine Vertigo perifer F
mesilat BPPV 1 minggu Hanya untuk sindrom
(generik) Non BPPV 30 meniere atau vertigo
tab/bulan perifer
Untuk sindrom
meniere atau vertigo
non BPPV hanya di
fakses tk 2 dan 3
8
ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN DAN OBAT UNTUK TERAPI PALIATIF
8.1 Hormon dan
Antihormon
1 Deksametason Tab 0,5 mg, 0,75mg, Dextafen ; - F
Inj 5 mg Deksametason
(generik)
2 Metilprednisolon Tab 4 mg, Tab 8 mg, Metilprednisol - F ; NF
Tab 16 mg,injeksi on (generik)
125mg
8.2 IMUNOSUPRESAN
1 Hidroksiklorokuin Tab 200 mg Hidroksiklorok 60 tab/bulan F
uin (Generik) Untuk kasus SLE
(Systemic Lupus
Erythematosus)
2 Klorokuin Tab 250 mg Klorokuin - F
(Generik) Untuk kasus SLE
(Systemic Lupus
Erythematosus)
9 ANTIPARKINSON
1 Pramipexole Tab 0,125 mg Sifrol tab 60 tab/bulan F
2 Triheksifenidil Tab 2 mg Triheksifenidil 90 tab/bulan F
(generik);
Hexymer
3 Levodopa+Benseraside Tab 25 mg + 100 mg Levaside ; 120 tab/bulan F
Leparson
,Levopar
10
OBAT YANG MEMPENGARUHI DARAH
10.1 ANTIANEMIA
1 Asam folat Tab 0,4 mg, 1 mg, 5 Anemolat ; - F
mg Folic Acid
(generik)
2 Sianokobalamin (vitamin Tab 50 mcg; inj 500 Cyanocobalami - F
B12) mcg/ml ne (generik);
3 Ferro Sulfat Tab Salut 300 mg Ferro sulfat - F
(generik)
16.3 Lain-lain
1 Klomifen Sitrat Tab 50 mg Clomifen Sitrat - F
(generik)
2 Bromokriptin Tab 2,5 mg Bromokriptin - F
(generik)
16.4 Hormon Tiroid dan
Antitiroid
1 Propiltiourasil Tab scored 100 mg Propylthiourac Untuk bulan F
il (generik) pertama maks
180 tab/bulan
2 Tiamazol Tab 5 mg ; 10 mg Thyrozol 120 tab/bulan F
Untuk bulan
pertama maks 90
tab/bulan
3 Levotiroksin Tab 50 mg ; 100 mg Euthyrox 60-90 tab/bulan F
16.5 Kortikosteroid
1 Deksamatason Tab 0,5 mg; inj 5 Dexamethason - F
mg/vial e (generik)
2 Hidrokortison Tab 10 mg Hydrokortison - F
(generik)
3 Metilprednisolon Tab 4 mg; 16 mg; inj Metilprednisol - F
125 mg on (generik)
4 Prednison Tab 5 mg Prednison - F
(generik)
5 Triamcinolon Inj 10 mg/ml Triamcinolon - F
(generik);
Flamicort,
Trilac
17 OBAT KARDIOVASKULER
17.1 Antiangina
1 Amlodipin Tab 5 mg Amlodipine 30 tab/bulan F
(generik) 30 tab/bulan
2 Diltiazem HCI Tab 30 mg Diltiazem 90 tab/bulan F
(generik)
3 Gliseril Trinitrat Tab 0,5 mg; kaps Gliseril 90 tab/bulan F
lepas lambat 2,5 mg; Trinitrat
kaps lepas lambat 5 (generik)
mg
4 Isosorbid dinitrat Tab sublingual 5 mg; Isosorbide 90 tab/bulan F
inj i.v. 10 mg dinitrat 90 tab/bulan
(generik)
17.2 Antiaritmia
1 Amiodaron Tab 200mg; inj 50 Amiodaron 30 tab/bulan F
mg/ml (Generik)
2 Digoksin Tab 0,0625 mg; tab Digoksin 30 tab/bulan F
0,1 mg; tab 0,25 mg; (generik)
inj 0,25 mg/ml
3 Diltiazem Inj 50 mg Herbesser - F
3 Epinefrin (adrenalin) Inj 0,1 % Epinefrin - F
(generik)
4 Lidokain Inj i.v. 2 %; inj i.v. 100 Lidokain inj - F
mg (generik)
5 Propranolol Tab 10 mg; 40 mg Propranolol 90 tab/bulan F
(HCI); inj i.v. 1 mg/ml HCL (generik)
(HCL)
17.3 Antihipertensi
1 Amlodipin Tab 5 mg; 10 mg Amlodipin 30 tab/bulan F
(generik)
2 Bisoprolol Tab 5 mg Bisoprolol 30 tab/bulan F
(generik)
3 Candesartan Tab 8 mg, tab 16 mg Candesartan 30 tab/bulan F
(generik) 30 tab/bulan Untuk pasien yang
telah mendapat ACE
inhibitor sebelumnya
sekurangt-kurangnya
satu bulan dan
mengalami intoleransi
terhadap ACE
inhibitor yang
dibuktikan dengan
melampirkan resep
sebelumnya
4 Diltiazem Tab 30 mg; injeksi 5 Diltiazem 30 kaps/bulan F
mg/ml (generik);
Herbesser inj
5 Hidroklorotiazid Tab 25 mg Hidroklorotiazi 30 tab/bulan F
d (generik)
6 Captopril Tab scored 12,5 mg; Captopril tab 90 tab/bulan F
tab scored 25 mg; tab 12,5 mg; 25 90 tab/bulan
50 mg mg; 50mg 90 tab/bulan
(generik)
7 Nifedipin Tab 10 mg Nifedipine tab 90 tab/bulan F
10mg (generik)
8 Klonidin Tab 0,15 mg; Inj 250 Catapres 90 tab/bulan F
mcg/ml
9 Lisinopril Tab 5mg, Tab 10mg Lisinopril 30 tab/bulan F
(Generik) 30 tab/bulan
10 Metildopa Tab 250 mg Metildopa 90 tab/bulan F
(generik) Untuk hipertensi pada
Dopamet wanita hamil
10 Nikardipin Injeksi Nikardipin - F
(Generik)
11 Valsartran Tab 80 mg; 160 mg Valsartran 30 tab/bulan F
(generik)
17.4 Antiagregasi Platelet
1 Asam Asetilsalisilat Tab 80 mg Miniaspi; 30 tab/bulan F
(asetosal) Tromboaspilet,
Cartylo
2 Klopidogrel Tab 75 mg Klopidogrel tab Diberikan 1 X 75 F
(generik) mg selama 10 Lazimnya klopidrogel
hari sebelum diberikan bersama
PCI/kateterisasi dengan antiplatelet
dan dilanjutkan aspirin atau lainnya
dosis rumatan dosis rendah
1X 75 mg / hari Hati-hati interaksi
maks selama 12 obat pada pasien yang
bulan menggunakan obat
Diberikan golongan proton pump
loading dose 600 inhibitor
mg pretindakan
dilanjutkan
dengan dosis
rumatan 1X 75
mg/hari maks
selama 12 bulan
Diberikan 1x75
mg maks selama
12 bulan
I. Pendahuluan
Perbekalan farmasi yang dikelola Rumah Sakit meliputi obat, reagensia dan
alat kesehatan. Pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit merupakan salah
satu segi manajemen rumah sakit yang penting karena peran perbekalan farmasi
dalam pelayanan kesehatan cukup besar baik dari sisi medic maupun ekonomi.
Inefisiensi dalam pengelolaan perbekalan farmasi akan berdampak negatif terhadap
kinerja Rumah Sakit baik secara medik, ekonomi dan sosial. Mutu pelayanan
farmasi sangat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Rumah
Sakit. Oleh karena itu perbekalan farmasi harus dikelola dengan baik agar selalu
tersedia setiap saat diperlukan dan dengan mutu yang terjamin. Selain itu,
penggunaan perbekalan farmasi yang tidak rasional merupakan masalah besar di
semua tingkat pelayanan kesehatan. Di Rumah Sakit masalah ini harus mendapat
perhatian serius karena dampaknya tidak hanya terhadap morbiditas dan mortalitas
pasien saja tetapi juga terhadap biaya dan mutu pelayanan kesehatan.
Pengelolaan dan penggunaan perbekalan farmasi bersifat multidisipliner yang
meliputi serangkaian kegiatan, yaitu: Pemilihan, perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, peresepan, penyiapan/peracikan, pemberian, dan pemantauan.
Rangkaian kegiatan tersebut harus diselenggarakan secara efektif dan efIsien
dengan berorientasi pada keselamatan pasien.
Mengingat kompleksnya kegiatan-kegiatan tersebut, maka diperlukan
kebijakan dan peraturan perbekalan farmasi di Rumah Sakit yang disepakati dan
diterapkan sehingga mutu pelayanan Rumah Sakit dapat memberikan keselamatan
dan kepuasan bagi pasien.
Organisasi :
Direktur RSUD Kepahiang adalah penanggungjawab atas peraturan dan kebijakan
yang diberlakukan di rumah sakit, termasuk kebijakan tentang pengelolaan dan
penggunaan perbekalan farmasi.
Instalasi Farmasi adalah unit kerja fungsional sebagai pusat pendapatan yang
berada di bawah bidang pelayanan dan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan perbekalan farmasi kebutuhan semua pelayanan kesehatan di RSUD
kepahiang yang optimal meliputi : perencanaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian dan produksi sediaan farmasi.
Apotek atau Gudang Farmasi adalah bagian dari instalasi farmasi yang
memberikan pelayanan farmasi di unit pelayanan.
Pengelolaan obat dan perbekalan farmasi lainnya di RSUD Kepahiang
diselenggarakan dengan sistem satu pintu sesuai undang-undang nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit pasal 15 ayat 3.
VI. Penyimpanan
1. Area penyimpanan perbekalan farmasi tidak boleh dimasuki oleh petugas selain
petugas farmasi.
2. Penyimpanan obat, alat kesehatan dan reagensia harus dilakukan sesuai
persyaratan dan standar kefarmasian untuk menjamin stabilitas dan
keamananya serta memudahkan dalam pencariannya untik mempercepat
pelayanan.
3. Khusus bahan berbahaya seperti bersifat mudah menyala atau terbakar,
eksplosif, radioaktif, oksidator/reduktor, racun, korosif, karsinogenik,
teratogenik, mutagenik, iritasi dan berbahaya lainnya harus disimpan terpisah
tanda bahan berbahaya.
4. Obat narkotik disimpan dalam lemari terpisah dengan pintu terkunci. Untuk
penyimpanan narkotik di gudang dan apotek, pintu berkunci ganda.
5. Obat jadi bahan baku diberi label yang mencantumkan : kandungan, tanggal
kadaluarsa dan peringatan penting.
6. Obat high alert (obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi) harus disimpan di
instalasi farmasi sesuai standar prosedur operasional pengembalian perbekalan
farmasi.
7. Perbekalan farmasi yang tidak digunakan, rusak dan kadaluarsa harus
dikembalikan ke instalasi farmasi sesuai standar operasional pengembalian
perbekalan farmasi.
8. Obat yang ditarik dari peredaran oleh pemerintah atau pabrik pembuatnya harus
segera dikembalikan ke instalasi farmasi sesuai SPO penarikan kembali
perbekalan farmasi.
9. Obat yang sudah kadaluarsa, rusak atau terkontaminasi harus disimpan
terpisah sambil menunggu pemusnahan. Pemusnahan dilakukan sesuai SPO
pemusnahan pebekalan farmasi.
10. Pemusnahan perbekalan farmasi mengikuti Standar Prosedur Operasional
Pemusnahan Perbekalan Farmasi.
VII. Peresepan
1. Yang berhak menulis resep adalah staf medis fungsional RSUD Kepahiang
2. Yang berhak menulis resep narkotika adalah dokter yang memiliki nomer SIP
(surat Izin Praktek) atau SIPK (Surat Izin Praktik Kolektif)
3. Penulis resep harus melakukan penyelarasan obat (medication reconciliacation)
sebelum menulis resep. Penyelerasan obat adalah membandingkan antara daftar
obat yang sedang digunakan pasien dan obat yang akan diresepkan agar tidak
terjadi duplikasi atau terhentinya terapi suatu obat (mission)
4. Penulis resep harus memperhatikan kemungkinan adanya kontraindikasi,
interaksi obat, dan reaksi alergi
5. Terapi obat dituliskan dalam rekam medik hanya ketika obat pertama kali
diresepkan, rejimen berubah, atau obat dihentikan. Untuk terapi obat lanjutkan
pada rekam medik dituliskan “terapi lanjutkan” dan pada kardeks (catatan
pemberian obat) tetap dicantumkan nama obat dan rejimennya.
6. Resep dituliskan secara manual pada blanko lembar resep dengan kop RSUD
Kepahiang yang telah dibubuhi stempel unit pelayanan tempat pasien
dirawat/berobat, atau secara eektronik dalam sistem informasi farmasi
7. Tuliskan harus jelas dan dapat dibaca, menggunakan istilah dan singkatan yang
lazim sehingga tidak disalah artikan.
8. Obat yang diresepkan harus sesuai dengan formularium RSUD Kepahiang
9. Alat kesehatan yang diresepkan harus sesuai dengan yang tercantum dalam
daftar alat kesehatan RSUD Kepahiang
10. Jenis-jenis resep yang dapat dilayani : resep pertama pasien baru masuk, resep
reguler, resep cito dan resep pengganti emergensi
11. Penulisan resep harus dilengkapi/memenuhi hal-hal sebagi berikut
12. Pasien diberi penjelasan tentang efek tidak diharapkan yang mungkin terjadi
akibat penggunaan obat
13. Perubahan terhadap resep/instruksi pengobatan yang telah diterima oleh
apoteker/asisten apoteker harus diganti dengan resep/instruksi pengobatan
baru
14. Resep/instruksi pengobatan yang tidak memenuhi kelengkapan yang ditetapkan,
tidak akan dilayani oleh farmasi
15. Jika resep/instruksi pengobatan tidak dapat dibaca atau tidak jelas, maka
perawat/apoteker/asisten apoteker yang menerima resep/instruksi pengobatan
tersebut harus menghubungi dokter penulis resep sesuai dengan instruksi kerja
penanganan resep yang tidak jelas.
16. Instruksi lisan (verbal order) harus diminimalkan. Instruksi lisan untuk obat
high alert tidak dibolehkan kecuali dalam situasi emergensi. Instruksi lisan tidak
diperbolehkan saat dokter berada di ruang rawat. Pelaksanaan instruksi lisan
mengikuti instruksi kerja instruksi lisan.
17. Setiap obat yang diresepkan harus sesuia dengan yang tercantum dalam rekam
medik.
18. Kelanjutan terapi obat yang sempat dihentikan karena operasi atau sebab lain
harus dituliskan kembali dalam bentuk resep/instruksi penggobatan baru.
VIII. Penyiapan
1. Yang dimaksud dengan penyiapan obat adalah proses mulai dari resep/instruksi
pengobatan diterima oleh apoteker/asisten apoteker sampai dengan obat
diterima oleh perawat di ruang rawat untuk di berikan kepada pasien rawat inap
atau sampai dengan obat diterima oleh pasien atau keluarga pasien rawat jalan
dengan jaminan bahwa obat yang diberikan tepat dan bermutu baik. Yang
termasuk juga dalam penyiapan obat adalah pencampuran obat suntik tertentu
penyiapan obat sitostatika dan nutrisi parenteral
2. Sebelum obat disiapkan apoteker/asisten apoteker harus melakukan kajian
(review) terhadap resep/instruksi pengobatan yang meliputi :
a. Ketetapan obat, dosis,frekuensi, rute pemberian
b. Duplikasi terapeutik
c. Alergi
d. Interaksi obat
e. Kontraindikasi
f. Kesesuaian dengan pedoman pelayanan/peraturan yang berlaku dan
menghubungi dokter spesialis jika ditemukan ketidakjelasan atau
ketidaksesuaian. Kajian tidak perlu dilakukan pada keadaan emergensi
diruang operasi dan tindakan intervensi diagnostik.
3. Apoteker/asisten apoteker diberi akses ke data pasien yang diperlukkan untuk
melakukan kajian resep
4. Dalam proses penyiapan obat oleh petugas farmasi diberlakukan substitusi
generik, artinya farmasi diperbolehkan memberikan salah satu dari sediaan yang
zat aktifnya sama dan tersedia di RSUD Kepahiang dengan terlebih dahulu
memberitahu dokter.
5. Substitusi terapeutik adalah pengantian obat yang sama kelas terapinya tetapi
berbeda zat kimianya, dalam dosis yang ekuivalen, dapat dilakukan oleh petugas
farmasi dengan terlebih dahulu minta persetujuan dokter penulis
resep/konsulen. Persetujuan dokter atas substitusi terapeutik dapat dilakukan
secara lisan/melalui telepon. Petugas farmasi menuliskan obat penganti, tanggal,
jam komunikasi dan nama dokter yang memberikan persetujuan, dicatat pada
lembar resep atau dalam sistem informasi farmasi.
6. Penyiapan obat harus dilakukan di tempat yang bersih dan aman sesuai aturan
dan standar praktik kefarmasian
7. Area penyiapan obat tidak boleh dimasuki oleh petugas lain selain petugas
farmasi
8. Petugas yang menyiapkan obat steril harus mendapatkan pelatihan Teknik
Aseptik
9. Sistem distribusi dan penyiapan obat untuk pasien rawat inap dan untuk pasien
rawat jalan diberlakukan sistem resep individual.sistem resep individual adalah
penyiapan obat yang dikemas sesuai permintaan jumlah yang tercantum di
resep.
10. Setiap obat yang telah disiapkan harus diberi label.
IX. Pemberian
1. Yang berhak memberikan obat pada pasien di unit rawat inap adalah dokter atau
perawat yang sudah memiliki dan mempunyai surat izin praktik di RSUD
Kepahiang.
2. Pemberian obat ke pasien harus sesuai dengan Standar Prosedur Operasional
Pemberian Obat.
3. Dokter peserta didik atau perawat peserta didik dapat memberikan obat di bawah
supervisi instruktur klinik, kecuali obat-obat khusus dan High Alert.
4. Obat yang akan diberikan kepada pasien harus diverifikasi oleh perawat/dokter
mengenai kesesuaiannya dengan resep/instruksi pengobatan meliputi ; nama
obat, waktu dan frekuensi pemberian, dosis, rute pemberian dan identitas pasien.
5. Mutu obat yang akan diberikan kepada pasien harus dipastikan mutunya baik
dengan diperiksa secara visual.
6. Pasien dipastikan tidak memiliki riwayat alergi dan kontraindikasi dengan obat
yang akan diberikan.
7. Obat yang tergolong obat Hight Alert harus diperiksa kembali oleh perawat kedua
sebelum diberikan kepada pasien.
8. Pemberian obat harus dicatat dilembar pemberian obat sesuai standar prosedur
operasional pemberian obat.
9. Penggunaan obat secara mandiri oleh pasien harus mendapatkan edukasi terlebih
dahulu dan dipantau oleh perawat.
10. Jika terjadi kesalahan dalam pengunaan perbekalan farmasi, termasuk
kehilangan, maka konsekuensi finansial menjadi tanggung jawab pihak yang
bersalah.
X. Pemantauan
1. Pemantauan efek terapi dan efek yang tidak diharapkan dari obat harus
dilakukan jika ada laporan
2. Komite farmasi dan terapi betugas memantauan efek samping obat
3. Obat yang diprioritas ntuk dipantau efek sampingnya adalah obat baru yang
masuk formularium RSUD Kepahiang dan obat yang terbukti dalam literatur
menimbulkan efek samping serius
4. Pemantauan efek samping obat perlu didokumentasikan dalam formulir
pelaporan efek samping obat dan dicatat dalam rekam medik
5. Efek samping yang harus dilaporkan ke komite farmasi terapi adalah yang berat,
fatal, meninggalkan gejala sisa sesuai Standar Prosedur Operasiaonal Efek
Samping obat
6. Pemantauan dan pelaporan efek samping obat dikoordinasikan oleh komite
farmasi dan terapi RSUD kepahiang
7. Petugas pelaksana pemantauan dan pelaporan efek samping obat adalah dokter,
perawat, apoteker di ruang rawat/poliklinik
8. Komite farmasi dan terapi RSUD Kepahiang melaporkan hasil evaluasi
pemantauan ESO kepada Direktur dan menyebarluaskannya ke seluruh
instalasi/unit pelayanan di RSUD kepahiang sebagai umpan balik/edukasi
Menimbang : a. bahwa ketersediaan obat generik dalam jumlah dan jenis yang cukup,
terjangkau oleh masyarakat serta terjamin mutu dan keamanannya,
perlu digerakkan dan didorong penggunaannya difasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah;
b. bahwa agar penggunaan obat generik dapat berjalan efektif perlu
mengatur kembali ketentuan kewajiban Menulis Resep dan/ atau
Menggunakan obat Generik di Fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah dengan peraturan Menteri Kesehatan.
Mengingat :
1. Undang-Undang Obat Keras (Stb.1949 Nomor 419);
2. Undang-Undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No.116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844;
4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor
49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637)
8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3781)
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Kabupaten/kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737)
10. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044)
11. Keputusan Menteri Kesehatan No.068/ Menkes / SK/II/2006 tentang
pedoman pelaksanaan Pencatuman Nama Geneik pada Label Obat
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan
No.314/ Menkes/ SK/V/2009
12. Keputusan Menteri Kesehatan No.189/Menkes/SK/III/2006 tentang
Kebijakan Obat Nasional;
13. Keputusan Menteri Kesehatan No.791/Menkes/SK/VIII/2008 tentang
Daftar Obat Esensial nasional 2008;
MEMUTUSKAN
Pasal 2
Fasilitas Pelayanan Kesehatan pemerintah, Pemerintah Daerah Wajib menyediakan obat
generik untuk kebutuhan pasien rawat jalan dan rawat inap dalam bentuk formularium.
Pasal 3
Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan kabupaten/Kota Wajib menyediakan
obat esensial dengan nama generik untuk kebutuhan Puskesmas dan Unit Pelaksana
Teknis Lainnya sesuai kebutuhan.
Pasal 4
(1) Dokter yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah wajib menulis
resep obat generik bagi sema pasien sesuai indikasi medis.
(2) Dokter dapat menulis resep untuk diambil di Apotek atau di luar fasilitas
pelayanan kesehatan dalam hal obat generik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pasal 6
(1) Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota wajib membuat perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, penyediaan, pengelolaan dan pendistribusian obat
kepada puskesmas dan pelayanan kesehatan lain.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 7
Apoteker dapat mengganti obat merek dagang/ obat paten dengan obat generik yang
sama kompenen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau
pasien.
Pasal 8
Dokter di Rumah sakit atau Puskesmas dan Unit pelaksana Teknis lainnya dapat
menyetujui pergantian resep obat generik dengan obat generik bermerek/bermerek
dagang dalam hal obat generik tertentu belum tersedia.
BAB II
Pasal 9
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Pada Saat Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 085/menkes/PER/I/1989 tentang keawajiban Menuliskan Resep dan/atau
menggunakan Obat generik di fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 12
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan
penempatannya daam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal 14 Januari 2010
Menteri kesehatan
Batasan :
Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope
Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
Ketentuan :
1. Semua dokter di RSUD Kepahiang harus menulis resep dengan nama generik.
2. Dokter yang kurang disiplin dalam penulisan resep obat generik akan dikenakan
sanksi :
a. Bagi dokter PNS : dicantumkan dalam DP3, berpengaruh pada kenaikan
pangkat.
3. Penggunaan obat paten secara terbatas masih diizinkan, apabila obat tersebut
benar-benar diperlukan oleh pasien dan obat generiknya belum ada,dengan
persetujuan Direktur RSUD Kepahiang.
4. Direktur RSUD Kepahiang membentuk Komite Farmasi dan Terapi.
TENTANG
Menimbang : a. bahwa ketersediaan obat generik dalam jumlah dan jenis yang
cukup terjangkau oleh masyarakat serta jaminan mutu dan
keamanannya, perlu digerakkan dan didorong penggunaanya di
fasilitas kesehatan pemerintah;
b. bahwa agar penggunaan obat generik dapat berjalan efektif perlu
mengatur ketentuan kewajiaban menuliskan resep dan/atau
menggunakan obat generik;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan b perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Kepahiang tentang kebijakan obat Generik
diRSUD kepahiang;
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Ditetapkan di Kepahiang
Pada Tanggal 15 Maret 2023
Direktur RSUD Kepahiang,
1. Nama generik :
2. Nama Dagang :
3. Bentuk Sediaan dan kekuatan :
4. Nama Obat yang sudah tercantum dalam Formularium sekarang yang dapat
dibandingkan dengan obat usulan :
tidak ada
ada, yaitu :
5. Alasan pengusulan (berdasarkan efektifitas dan keamanan ):
Mengetahui Kepahiang,
Ketua Komite Medik Yang Mengusulkan
( ) ( )
Nip. Nip.
Catatan : Formularium ini harus diisi dengan lengkap, dicap stempel dan dikirimkan
kepada : Ketua Komite farmasi dan Terapi RSUD Kepahiang.
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPAHIANG
Jalan.Lintas Kepahiang-Bengkulu Telepon (0732)391425- Faximile (0732)391144
KEPAHIANG
1. Nama generik :
2. Nama Dagang dan Pabrik :
3. Bentuk sediaan dan kekuatan :
4. Nama Pasien :
5. Indikasi :
6. Alasan Permintaan :
..................................... ..............................................
Nip . Nip .
Catatan : Formulir ini harus diisi dengan lengkap, dicap stempel dan dikirimkan
Kepahiang, 2023
Ketua Komite Farmasi Terapi
..............................................
Nip.
FORMULIR PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT
KOMITE FARMASI DAN TERAPI
RSUD KEPAHIANG
PASIEN
Nama : Penyakit Utama : Kesudahan ( beri tanda X )
No.Reg : Sembuh
Umur : Meninggal
L/P(hamil/tdk hamil/tdk Sembuh dengan
tahu) gejala sisa
Suku : Belum sembuh
Berat Badan : Tidak Tahu
PELAPORAN
Nama
Kepahiang,
Dokter Perawat Farmasis
Asal Ruangan/Poliklinik :
( )
Kirimkan Formulir yang sudah diisi kepada : Sekretaris KFT, di Instalasi Farmasi RSUD
Kepahiang.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781 )
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan;