Anda di halaman 1dari 29

DISTRIBUSI PERBEKALAN

FARMASI DENGAN COLD CHAIN


SYSTEM (lanjutan)

apt. SHERLY H. HUTAGAOL, S.SI., M.SI


PERT. 6 MANAJEMEN FARMASI DAN AKUNTANSI
Peralatan pemantau suhu vaksin
1. Alat pemantau suhu
Termometer Dial
Termometer Muller
Termometer bulb.
2. Alat pencatat suhu
Termograf
Tiny TTM (Time Temperature Monitor)
Fridge tag
Multi log.
Log tag
3. Alat pemantau paparan suhu dingin
Freeze Watch
Freeze Tag
4. Alat pemantau paparan panas
VCCM (Vaccine Cold Chain Monitor)
VVM (Vaccine Vial Monitor)
(1) Pemantau suhu.

Muller Dial Bulb.


(2) Pencatat suhu

Thermograph TTM Multilog

a g
d g et
Fr i
(3) Pemantau suhu dingin
(4) Pemantau suhu panas dengan VCCM
(4) Pemantau suhu panas dengan VVM
A vaksin ini dapat gunakan

B vaksin segera digunakan

C vaksin ini Jangan digunakan

D vaksin ini Jangan digunakan

Epi cold chain


Bagaimana Cara Kerja VVM?
Mengikuti rumus Arrhenius (reaksi
kimia: monomer menjadi polimer).
Warna indikator bertambah gelap dengan
berlalunya waktu dan paparan panas
secara kumulatif.
Perubahan warna menetap.
Perubahan warna indikator bertambah
cepat dengan peningkatan suhu.
Tidak Bisa
digunakan

Bisa
digunaka
n
Apa yang anda ketahui ?
Tipe-tipe VVM

VVM-30. tahan > 30 hari pada 37°C


(High stability vaccines seperti HepB, TT, DT)

VVM-14, tahan > 14 hari pada 37° C


(Medium stability vaccines seperti DPT-HB dan
Campak)

VVM-2, tahan > 2 hari pada 37°C


(Least stable vaccines, seperti Polio)
Catatan:
perbedaan tipe VVM hanya dapat diketahui saat
penempelan di pabrik vaksin
Stability of vaccine / vvm modul / WHO ref
11 11/02/21
Manfaat VVM
Memberikan peringatan pada petugas kapan
harus menolak atau tidak menggunakan vaksin.
Memungkinkan vaksin disimpan/dipakai di
luar rantai dingin
Memberikan petunjuk vaksin mana yang
harus lebih dahulu disalurkan/dipakai
Memungkinkan pemantauan kualitas rantai
dingin pada berbagai tingkat penyaluran
dan penyimpanan
Penyimpanan vaksin
Coldroom
cm 20
Panjang 4 Meter

Perlu sirkulasi
jari ( 1 – 2 cm) 1
cm 40
Lebar
cm 30

cm 20
Penyimpanan di Lemari ES

Thermostat. Thermometer

Atau.

DPT BCG BCG


TT
DPT BCG Polio
TT
Hept B Polio
Campak DT

Hept. B Campak Polio DT


Volume untuk
vaksin = 24 Lt.

Grapik kartu suhu.

Vaksin Heat Sensitive. Vaksin freeze Sensitive.


Harus selalu berdekatan Cool pack. Cold pack. Harus selalu berjauhan
dengan evaporator. dengan evaporator.
Epi cold chain Okt 2003
R D
C A
I S
D
Frozen vial
Non-homogeneous

R D
C A
I S
D
DTP
Sub-zero temperature effect
??

√ X
Penanganan Vaksin Rusak,
Kadaluarsa dan Vaksin Sisa

Pisahkan vaksin
Buat berita acara penghapusan
Lakukan pemusnahan
PEMUSNAHAN
Vaksin
Dikubur
Dibakar :
Incinerator
Aman terlindung (drum)
Alat suntik bekas
Potongan jarum  needle pit, plastik 
SB
Jarum + plastik  SB tanpa menutup ulang
Pemusnahan : Dikubur, dibakar
Kualitas Vaksin
Vaksin merupakan produk biologis
Kerusakan terutama oleh paparan suhu
yang tidak benar (panas maupun beku)
Vaksin rusak:
Efektifitas vaksin menurun
Reaksi lokal meningkat
Tidak bisa dikembalikan potensinya
(meskipun disimpan lagi pada suhu yang
sesuai)
PELARUT (1)
Rekomendasi untuk pelarut:
• Pelarut harus dikemas, disimpan dan didistribusikan
bersama dengan vial vaksin yang akan
dilarutkannya.
• Pelarut tidak boleh dibekukan. Ia harus didinginkan
pada suhu 2 – 8oC sebelum dilarutkan min 24 jam.
• Pelarut dari vaksin jenis lain atau dari pabrik yang
berbeda tidak boleh digunakan
• Air suling untuk suntikan (aquabidest) tidak boleh
dipakai sebagai pengganti pelarut vaksin.
PELARUT (2)
Kandungan pelarut
Penstabil untuk menjamin stabilitas
vaksin,
Bakterisida untuk menjaga sterilitas
vaksin yang sudah dilarutkan
Bahan kimia untuk membantu pelarutan
vaksin ke dalam cairan dan bufer untuk
memelihara pH yang tepat
(keseimbangan asam basa).
PELARUT VAKSIN
TIDAK BOLEH SALING
TERTUKAR
Penanganan vaksin yang sudah
dilarutkan
Ingat :
 Pelarut tidak boleh saling ditukar

 Gunakan pelarut dari pabrik yang sama dengan vaksin.

 Pelarut harus didinginkan sebelum dicampur dengan vaksin,


minimal 24 jam dalam lemari es

 Jangan mencampur vaksin dengan pelarut sebelum anda siap


mengimunisasi.

 Anda harus membuang vaksin yang telah dicampur dengan pelarut


setelah tiga jam (untuk vaksin BCG) atau setelah 6 jam (untuk
vaksin Campak) atau pada akhir pelayanan imunisasi, mana yang
lebih dulu,
Menyimpan vaksin yang telah dicampur
dengan pelarut di atas bantalan busa yang ada
di dalam thermos (vaccine carrier).

Anda mungkin juga menyukai