PRAKTIKUM 2
EVIDENCE BASED MEDICINE (EBM) UNTUK FARMASI
Secara prinsip yang menjadi dasar praktik evidence based health care adalah bahwa setiap perilaku
atau tindakan medis harus dilandasi suatu bukti ilmiah yang telah diuji kebenaran dan tingkat
kemanfaatannya untuk pasien. Bagi farmasis, segala tindakan dalam rangka pengobatan, pemmilihan jenis
obat, penilihan jenis sediaan dan cara pemberian obat, maupun konsultasi tentang obat harus didasarkan
bukti ilmiah yang sudah valid, terkini dan bermanfaat.
Dengan kemajuan di bidang teknologi informasi saat ini, internet dapat digunakan untuk
memperbaharui segala informasi yang diinginkan. Penelaahan lebih jauh diperlukan sebelum mempercayai
informasi baru tentang obat. Tidak semua informasi yang didapatakan bisa dipercaya dan digunakan
sebagai bagai bahan pertimbangan dalam menentukan terapi untuk pasien. Keterampilan memperoleh
informasi dengan cepat dan tepat melalui internet akan sangat menunjang tugas dan tanggung jawab
farmasis dalam praktik profesionalismenya. Informasi dapat diperoleh darimana saja, baik internet, jurnal
publikasi ilmiah, buku terbaru, cerita tenaga kesehatan lain, maupun seminar kesehatan yang
diselenggarakan.
Pasien Pilih problem klinis atau pertanyaan muncul saat mengobati pasien
Pertanyaan Ciptakan pertanyaan klinis sesuai problem (PICO) dan tentukan kata
kunci
Sumber informasi Lakukan pencarian dan pilih sumber informasi
Penilaian sumber informasi Evaluasi sumber informasi yang valid dan sesuai
Pasien Kembali ke pasien, gabungkan evidence dengan keahlian klinis dan
pilihan pasien
Evaluasi Evaluasi kembali hasil dengan kondisi pasien
Dalam merumuskan permasalahan klinis dikenal dengan istilah PICO, singkatan dari:
P : Patients
I : Intervention
C : Comparative
O : Outcome
PICO adalah komponen yang terdapat dalam permasalahan klinis yang dirumuskan oleh apoteker
terkait masalah kesehatan yang dihadapi pasien. Setelah PICO ditentukan, pertanyaan klinis dapat disusun.
Pertanyaan ini yang akan dicari jawabannya dengan menggunakan sumber informasi dan selanjutnya
sebagai pertimbangan pemilihan terapi. Untuk memudahkan pencarian sumber informasi, pertanyaan klinis
dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe, berdasarkan isi dan formatnya.
Berdasarkan isinya, pertanyaan klinis dapat dibagi menjadi 4:
a. diagnosis
b. terapi
c. etiologi
d. prognosis
Secara format, pertanyaan klinis dapat dibagi menjadi 2:
a. pertanyaan mendasar (background)
b. pertanyaan lanjutan (foreground)
Contoh:
Tipe Pertanyaan
Berdasarkan Isi Berdasarkan Format
Diagnosis Bagaimana diagnosis Background Apa terapi terbaik untuk
hipertensi? diare anak?
Terapi Apa terapi terbaik untuk
hipertensi stage 1?
Etiologi Apa penyebab demam Foreground Apakah bawang putih
tifoid? dapat digunakan
Prognosis Bagaimana prognosis sebagai terapi hipertensi
diabetes yang terkontrol? stage 1?
Pertanyaan klinis akan membantu dalam menentukan sumber informasi yang digunakan untuk
menjawab. Untuk pertanyaan tentang bagaimana terapi hipertensi stage 1, berdasarkan isinya merupakan
pertanyaan tipe terapi. Artinya farmasis ingin mengetahui terapi terbaik untuk hipertensi stage 1. Saat kita
melakukan penelusuran sumber pustaka, pertanyaan terapi dapat dijawab dengan mencari penelitian RCT
dengan confidence level tertinggi diikuti dengan cohort, case control, dan case series sebagai pilihan
terakhir.
Contoh Menentukan Kata Kunci
Kata kunci diperoleh dari PICO dan good clinical question (pertanyaan permasalahan klinis) yang
telah disusun. Untuk dapat menentukan kata kunci yang tepat diperlukan latihan. Berikut contoh
permasalahan klinis diikuti dengan perumusan PICO dan penentuan kata kunci.
Kasus
Seorang pasien dating ke apotek tempat Anda praktek. Pasien tersebut ingin menurunkan tekanan darahnya
dengan mengkonsumsi bawang putih. Pasien berharap bawang putih dapat menggantikan obat (diuretik)
yang selama ini digunakan untuk mengontrol tekanan darahnya.
Penyelesaian
1. Menyusun PICO
Problem klinis untuk kasus tersebut adalah hipertensi (P)
Pasien ingin mengkonsumsi bawang putih, ini merupakan intervensi yang ingin diberikan (I)
Pasien telah mendapatkan terapi rutin diuretik untuk mengatasi hipertensinya. Diuretik merupakan
comparative atau pembanding untuk terapi hipertensi (C)
Hasil yang diinginkan adalah tekanan darah yang terkontrol (O)