Anda di halaman 1dari 43

FARMASI KLINIK

Dra.Nurul Mutmainah,M.Si.,Apt
Prof.B.Subagyo,Sp.A
Ambar Yunita,M.Si.,Apt
Tujuan Pembelajaran
 Memahami perlunya Pharmaceutical Care dalam
pelayanan kesehatan
 Memahami pentingnya pelayanan farmasi klinik
 Mampu melakukan pemantauan terapi obat pada
pasien umum maupun pasien dengan fisiologis
khusus (geriatri, pediatri, hamil, gangg
ginjal,hati)
TIME LINE
PERTEMUAN MATERI
KE
1. Pendahuluan- Perspektif Pharmaceutical Care
2. Konsep Pelayanan Farmasi Klinik

3. Aplikasi Farmasi Klinik


4.
5. Pemantauan Terapi Obat
6. Singkatan dan terminologi medis
7. Pengenalan CM,DRP, Metode SOAP
8. Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki
9. Pemantauan Kelompok Pasien: Gagal ginjal &
Gangguan Hati
10. Penggunaan obat pd Masa kehamilan & Menyusui
11. Penggunaan obat pd anak-anak
12. Penggunaan obat pd Lanjut usia
PUSTAKA
 Barber,N. and Willson,A.,2007, Clinical Pharmacy,2 nd
ed,Churchill Livingstone,London
 Aslam,M.,Tan,C.K.,Prayitno,A.,2003, Farmasi Klinik (Clinical
Pharmacy),Elex Media Komputindo,Jakarta
 Siregar,C.,2004,Farmasi Klinik, teori & Penerapan,EGC Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta
 Hughes,J.,Donelly,R.,James,G.,1998,Clinical Pharmacy, A Practical
Approach,The Society of Hospital Pharmacists of Australia.
KONTRAK BELAJAR
• Tatap Muka kuliah : 14 kali
• Syarat mengikuti ujian: 75% kehadiran
• Toleransi keterlambatan : 15 menit (dosen
dan mahasiswa)
• Apabila ditemukan tidak hadir tetapi ada
tanda tangan maka mhs ybs dinyatakan
gugur pada matakuliah ini
• Dosen dan mahasiswa berpakaian sopan dan
bersepatu
Metode Perkuliahan
 Ceramah & tanya jawab
 Penugasan
Evaluasi
• Ujian tengah semester : 40%
• Ujian akhir : 40%
• Tugas: 20%
Nilai
• 77 < A < 100
• 70 < AB < 77
• 63 < B < 70
• 56 < BC < 63
• 50 < C < 56
• 39 < D < 50
• E < 35
Perkembangan Profesi Kefarmasian
 Periode Tradisional
 Periode Transisional
 Periode Pharmaceutical Care
PeriodeTradisional
 Sebelum 1960 an
 Fungsi farmasis: menyediakan, membuat,
mendistribusikan produk yang berkhasiat obat
 Periode ini mulai luntur, saat pembuatan sediaan
mulai dikerjakan oleh industri farmasi(1940
an)peran farmasis ??
Periode Transisional
 1960/1970 an
 Perkembangan dunia kesehatan:
 Ilmu kedokteran makin spesialistis
 Penemuan obat baru makin berkembang
 Biaya kesehatan meningkat krn pengg teknologi
canggih
 Tuntutan masy utk pelayanan medis & farmasi
Periode Transisional
 Peran farmasis dipertanyakan krn tdk sesuai dg
pendidikan ( overtrained and underutilised)
 Di AS & Inggris lahir farmasi klinis
 Aktivitas yg dilakukan:
 Keterlibatan farmasis di ruang perawatan
“They just count a few tablets”
“They just weigh and measure things”
“A bunch of shop-keepers”
Periode Pharmaceutical Care

 Praktek kefarmasian berorientasi pelayanan


kepada pasien lebih dari orientasi kepada produk
Mengapa perlu Pharmaceutical Care?
 Ledakan jumlah obat
 1961: 656 jenis  1999:8000 jenis
 Obat makin poten & mahal
 Kompleksitas obat
 20% perawatan disebabkan kecelakaan obat
 50% sebetulnya dapat dihindarkan
 45-65%pasien memakai obat tidak sesuai dengan anjuran
 Multiple prescriber
 Informasi yg up to date karena perkembangan yang cepat, harus dapat
memilah informasi
 Hubungan yang signifikan:
Pemakaian obat vs morbiditas & mortalitas
 Biaya kemanusiaan, finansial akibat misadventuring
“Tell me how and when to use the Medicine”
Medicines are Dangerous
So drugs are safe ………………..

Photosensitivity from Severe extravasation of


Amiodarone amiodarone infusion
NSAID or COX-2 induced peptic ulcer
Goitre – Hypothyroidism Bleeding due to
Secondary to Amiodarone anticoagulation
Erythemal rash from penicillin – in patient with a previous
Known allergy/ adverse drug reaction
Necrotising fascititis – secondary to infection at site of IV injection
Acute Liver failure from Black Cohosh - herbal medicine
 Danger & risk are found in how drugs are used, not simply in their
chemical composition
 Kebanyakan masalah tidak melekat pada obatnya, tetapi pada
cara obat
 Diresepkan
 Diracik
 Dipakai/dimakan
Pharmaceutical Care

“ A practice in which a practitioner takes


responsibility for a patient’s drug related needs
and holds him or herself accountable for
meeting these needs.”

Linda Strand 1997


Pharmaceutical care is

• a patient-centred approach
(not drug-centred),
• a process of managing drug-related
problems,
• Where pharmacists take responsibility for
provision of drug therapy.
Pharmaceutical care
 Penyediaan (pemberian) pelayanan
langsung dan bertanggungjawab kepada
pasien yang berkaitan dengan obat
dengan maksud pencapaian hasil yang
pasti dan meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Effective drug Safe drug
Will the patient
therapy therapy
take the
therapy?

What does the Aims of


patient view as Pharmaceutical
an improved Care
quality of life?

Improve Economic drug


quality of life therapy
Aims of Pharmaceutical Care

• Identify actual and potential drug related


problems,

• Resolve actual drug related problems,

• Prevent potential drug related problems.


Pharmaceutical Care Process
 Ada 3 tahap proses:
 Tahap 1:Penilaian (assesment)
 menjamin terapi obat yg diberikan
terindikasikan, aman, berkhasiat &
mengidentifikasi masalah terapi obat yg
muncul
TAHAP ASSESSMENT
Kumpulkan dan kelompokkan data pasien :
Patient Characteristics : basic patient
demographics (mis : usia, BB, sex dll) dan
keadaan sosial dan riwayat keluarga
Disease Characteristics : riwayat
penyakit, gejala yang dirasakan, diagnosa
dokter.
Drug Characteristics : Obat yang
diresepkan, obat lain yang diminum, jamu
dll
TAHAP ASSESSMENT
Mengidentifikasi adanya DRP aktual yang
dapat mengganggu tujuan terapi
Mengidentifikasi adanya DRP potensial
yang dapat membahayakan pasien dalam
jangka waktu ke depan.
Menetapkan bahwa pasien mendapatkan
terapi obat yang paling tepat,paling efektif,
dan paling nyaman
Lanjutan Assessment
Pharm. Care dimulai dari penilaian
terhadap kebutuhan pasien
Tujuan assessment untuk menetapkan
apakah ada DRP atau tidak
Assessmen diakhiri dengan keputusan
tentang DRP mana yang benar-benar
terjadi
Pharmaceutical Care Process
 Tahap 2: Care Plan
 Pengembangan perencanaan perawatan dg tujuan:
 Penyelesaian masalah terapi yg muncul
 Pencapaian tujuan terapi individual
 Pencegahan masalah terapi obat yg muncul
kemudian
TAHAP CARE PLAN
Mencari solusi atas DRP yang dihadapi
Kerjasama terapetik antara pasien dan
farmasis dalam mencapai tujuan terapi
Solusi atau intervensi yang diberikan
harus disesuaikan dengan pilihan pasien,
selektif hanya pada kebutuhan pasien dan
dibatasi sesuai tingkat toleransi pasien
BEBERAPA JENIS SOLUSI/INTERVENSI YANG
DAPAT DIGUNAKAN
Pemberian informasi tentang obat yang
digunakan saat itu
Informasi tentang nondrug therapy
Mengubah regimen dosis
Pemberian instruksi tentang pemberian obat
yang benar
Produk obat yang dibutuhkan pasien
Asistensi dalam penggunaan alat bantu dalam
penggunaan obat. Misal : inhaler dll
Mengusahakan informasi dari tenaga kesehatan
lain
Merujuk pada farmasis atau tenaga kesehatan
lain
Pharmaceutical Care Process
 Tahap 3 : evaluasi & follow up
 Mencatat hasil terapi
 Mengkaji keberhasilan terapi
 Menilai adanya masalah baru
TAHAP FOLLOW UP-EVALUATION

Mengetahui dan menilai perkembangan terapi


pasien apakah menuju keberhasilan tujuan
terapi atau tidak
Dilakukan dengan melihat outcome aktual
berdasarkan indikator kliniknya atau dengan
menanyakan pengalaman pasien
Melihat kemungkinan adanya DRP baru dalam
perjalanan terapi.
Patient care
memerlukan integrasi pengetahuan dan keahlian

Pengetahuan
terapi obat
Pengetahuan Pengetahuan
penyakit terapi non obat

Pengetahuan Pengetahuan
Teknologi
Patient interpretasi uji lab
Farmasi care &diagnostik

Ketrampilan Ketrampilan penentuan


Informasi & DRP &
Konsultasi Ketrampilan penyelesaiannya
Obat Memonitor
pasien
Skema Praktek Asuhan Farmasi

Gagal
Terapi

Anda mungkin juga menyukai