Anda di halaman 1dari 6

METODE PICO

PICO merupakan sarana yang dapat digunakan untuk membantu dokter dalam
pencarian informasi klinis. PICO merupakan metode pencarian informasi klinis yang
merupakan akronim dari 4 komponen: P (patient, population, problem), I (intervention,
prognostic factor, exposure), C (comparison, control), dan O (outcome). Dengan
menggunakan PICO, kita dapat memastikan penelitian yang dicari sesuai dengan pertanyaan
klinis kita sehingga kita bisa memberikan pelayanan berdasarkan evidence based
medicine kepada pasien.
Dr. Charles Sidney Burwell (Dekan Harvard Medical School periode 1935-1949)
pernah menyatakan "Half of what we are going to teach you is wrong, and half of it is right.
Our problem is that we don't know which half is which."
Tidak semua informasi kesehatan yang ada adalah benar dan dapat diaplikasikan
pada pasien. Di samping itu, penelitian dalam dunia medis berkembang dengan pesat
sehingga apa yang kita pelajari saat ini mungkin dengan cepat akan menjadi out of date.
Karenanya, profesi klinis tidak bisa bergantung sepenuhnya terhadap apa yang pernah
dipelajari selama masa pendidikannya, tapi harus menjadi self directed life long
learner (mampu belajar mandiri seumur hidupnya) [1].
Saat ini arus informasi berjalan sangat pesat. Berbagai data hasil penelitian bisa
diakses dengan mudah. Untuk penting bagi klinis untuk bisa memilah-milah informasi yang
benar dan up to date di tengah pesatnya arus informasi sehingga bisa memberikan terapi
kepada pasien dengan lebih baik, rasional, dan evidence based. Untuk itulah klinis perlu
membekali dirinya dengan metode untuk melakukan penelusuran informasi dengan tepat dan
memilah serta memilih informasi yang sesuai dengan pasien yang ditangani [2]. Hal ini
terutama karena peningkatan jumlah publikasi ilmiah disertai dengan menurunnya beberapa
kualitas terbitan ilmiah akibat munculnya jurnal-jurnal predator yang tidak
mempertimbangkan kaidah dan etika keilmuan [3].

Pencarian Informasi Klinis


Saat ini, semua keputusan klinis dibuat berdasarkan evidence based medicine.
Keputusan diambil berdasarkan informasi klinis yang valid. Bagian terpenting dari proses ini
adalah identifikasi adanya ketidakpastian/ketidaktahuan, atau kebutuhan akan informasi, dan
translasi ketidakpastian/ketidaktahuan menjadi pertanyaan yang bisa dijawab [4].
Informasi klinis yang tidak diketahui oleh dokter tentunya perlu dicari. Ada 2
masalah di sini, di mana mencarinya, serta jenis informasi klinis.
Lokasi Pencarian Informasi Klinis
Berdasarkan originalitas informasi dan kedekatannya terhadap sumber langsung,
sumber informasi klinis bisa dibagi menjadi sumber informasi primer, sekunder, dan tersier.
Sumber informasi primer adalah materi atau informasi berdasarkan penelitian, sebaiknya
menggunakan sumber jurnal dengan peer review. Sumber sekunder adalah sumber informasi
yang menganalisa, mengevaluasi, menginterpretasi, merangkum atau menyusun kembali
sumber-sumber informasi primer, misalnya journal reviews, article reviews, buku-buku teks,
dan berbagai database atau indeks (misalnya Medline). Sumber informasi tersier adalah
gabungan sumber informasi primer dan sekunder yang telah dikumpulkan dan disadur.
Umumnya sumber informasi menyediakan daftar sumber informasi primer dan sekunder yang
ekstensif atau rangkuman dari berbagai informasi primer dan sekunder. Contoh sumber
informasi tersier adalah ensiklopedia dan almanak.
Buku teks memiliki kelebihan berupa sumber informasi yang lengkap dan sistematis.
Namun, proses pembuatan buku yang membutuhkan waktu lama membuat informasi dalam
buku sering kali sudah tidak sesuai dengan informasi terkini.
Sumber-sumber informasi tersebut saat ini sangat mudah diakses oleh siapapun
secara online. Berdasarkan lokasi pencariannya secara online, sumber informasi klinis masih
bisa dibagi lagi menjadi sumber lokasi primer dan sekunder. Sumber lokasi primer adalah
database penelitian (misalnya Pubmed, Sciencedirect), situs-situs penerbit (Elsevier, Cell
press, Nature publishing group), atau situs jurnal (misalnya NEJM, JAMA). Sumber
informasi sekunder adalah situs-situs yang menyediakan artikel yang menganalisa,
mengevaluasi, menginterpretasi, merangkum atau menyusun kembali (misalnya Alomedika
dan Medscape). Kelebihan utama dari sumber informasi online adalah informasinya lebih
mudah diperbarui sehingga kebanyakan sumber online ini akan menyediakan informasi
terkini.
Informasi klinis yang tersedia online sangat ekstensif, sehingga kita membutuhkan
strategi untuk mendapatkan informasi yang tepat. Misalnya, bila kita memasukkan kata kunci
hipertensi di situs Pubmed, maka kita akan mendapatkan hampir 500 ribu artikel yang
sebagian besar tidak mengandung informasi yang kita butuhkan. Karenanya dibutuhkan
strategi dalam memilih kata kunci dan melakukan pencarian informasi klinis untuk
mempermudah dalam pencarian.
Bentuk Pertanyaan Klinis
Translasi ketidaktahuan menjadi pertanyaan merupakan kunci utama untuk
menemukan jawaban yang tepat. Pertanyaan yang diajukan harus
1. Relevan dan berhubungan langsung dengan masalah yang diidentifikasi,
2. Dalam bentuk yang bisa mempermudah proses pencarian jawaban[4]
Pertanyaan klinis bisa diklasifikasikan menjadi pertanyaan
background dan foreground. Klasifikasi ini penting untuk membantu memilih sumber dan
lokasi pencarian informasi klinis yang tepat.
1. Pertanyaan background adalah pertanyaan tentang pengetahuan umum mengenai
penyakit, kondisi, proses, atau suatu hal. Tipe pertanyaan yang diajukan biasanya
adalah who, what, where, when, how dan why mengenai gangguan tertentu,
pemeriksaan, atau treatment. Untuk menjawabnya, sebaiknya dilakukan
pencarian informasi klinis dari buku teks atau dari sumber-sumber sekunder.
2. Pertanyaan foreground adalah pertanyaan spesifik mengenai pengetahuan tertentu
untuk membantu keputusan klinis. Jenis pertanyaan ini biasanya mengenai pasien
atau populasi yang spesifik. Pertanyaan klinis ini memerlukan formulasi
penyusunan yang benar sehingga dokter mampu mencari jawabannya dengan
efisien dan efektif. Untuk itu, bisa menggunakan metode PICO

PICO dan Pertanyaan Klinis


PICO adalah metode pencarian informasi klinis untuk menjawab pertanyaan klinis
yang banyak digunakan [2,5]. PICO merupakan akronim dari 4 komponen, yaitu
P: Patient, Population, Problem
Kata-kata ini mewakili pasien, populasi, dan masalah yang menjadi pertanyaan
klinis. Berbagai masalah medis yang ingin dicari bisa dimasukkan di sini.
Pertanyaan yang membantu untuk menyusun P adalah bagaimana gambaran pasien
atau karakteristik penting dari pasien.
I: Intervention, Prognostic Factor, Exposure
Kata-kata ini mewakili intervensi, prognosis, atau paparan yang ada dalam
pertanyaan klinis yang diajukan. Yang tercakup disini antara lain adalah terapi fisik maupun
farmakoterapi, tes diagnostik, maupun paparan faktor resiko.
Pertanyaan yang membantu untuk menyusun I adalah intervensi apa yang
dipertimbangkan untuk diberikan kepada pasien atau apa yang harus dilakukan pada pasien.
C: Comparison atau Control
Kata-kata ini mewakili perbandingan atau kontrol yang digunakan sebagai
pembanding dari intervensi yang dilakukan. Bagian C ini tidak selalu harus ada pada
pertanyaan klinis yang disusun.
Pertanyaan yang membantu untuk menyusun C adalah apa yang menjadi
pembanding dari intervensi yang dipilih untuk pasien, yang bisa berupa obat lain, modalitas
terapi lain, placebo, atau tes diagnostik lain.
O: Outcome
Kata ini mewakili luaran yang ingin dicapai dari pertanyaan klinis yang diajukan.
Luaran ini bisa bersifat disease oriented atau patient oriented.
Pertanyaan yang membantu untuk menyusun O adalah apa yang ingin dicapai
dengan intervensi: ukuran, perbaikan, atau dampaknya.

Menggunakan PICO untuk Menyusun Pertanyaan Klinis


PICO yang sudah dibentuk dapat digunakan untuk menyusun pertanyaan klinis.
Misalnya kita menangani pasien skizofrenia yang mengalami gaduh gelisah dengan
antipsikotik atipikal tetapi ada teman sejawat yang menganjurkan pemberian benzodiazepine.
Dari kasus tersebut, kita bisa menyusun PICO sebagai berikut
 P - patient, yaitu pasien skizofrenia yang mengalami gaduh gelisah/agitasi
(problem)
 I - intervention, yaitu efektivitas benzodiazepine
 C - control, yaitu antipsikotik atipikal
 O - outcome, yaitu meredakan gaduh gelisah
Dari PICO tersebut, kita dapat menyusun pertanyaan klinis sebagai berikut: Pada
pasien skizofrenia yang mengalami gaduh gelisah/agitasi, apakah penggunaan injeksi
benzodiazepine lebih efektif dibandingkan dengan antipsikotik atipikal dalam meredakan
gejala gaduh gelisah?

Jenis Pertanyaan Klinis dan Pilihan Desain Penelitian


Pertanyaan klinis yang terbentuk perlu ditentukan jenisnya. Hal ini penting untuk
menentukan desain penelitian yang sebaiknya dipilih untuk menjawab pertanyaan klinis
tersebut. Terdapat lima jenis pertanyaan klinis, yaitu terapi, diagnosis, prognosis,
etiologi/harm, serta prevensi.
Terapi
Jenis pertanyaan klinis ini menanyakan mengenai treatment yang diberikan untuk
mencapai luaran yang diharapkan. Pertanyaan yang diajukan di antaranya bisa mencakup
pertanyaan tentang obat, intervensi operatif, perubahan diet, atau konseling.
Desain penelitian yang sebaiknya dipilih untuk menjawab pertanyaan klinis
mengenai terapi adalah randomized clinical trial (RCT) dengan kontrol berupa terapi standar
baku, kemudian diikuti dengan kohort, case-control, dan case series.
Diagnosis
Jenis pertanyaan diagnosis bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit pada pasien.
Desain penelitian yang sebaiknya dipilih untuk menjawab pertanyaan klinis
mengenai diagnosis adalah penelitian dengan desain prospektif, perbandingan
secara blind dengan gold standard (misalnya consecutive cohort), diikuti dengan
penelitian cross sectional
Prognosis
Tipe pertanyaan prognosis menanyakan mengenai perjalanan penyakit atau
kecenderungan untuk berkembanganya suatu penyakit.
Desain penelitian yang sebaiknya dipilih untuk menjawab pertanyaan klinis
mengenai prognosis adalah penelitian kohort, case control, kemudian yang terakhir
adalah case series.
Etiologi / Harm
Pertanyaan tentang apa yang menjadi penyebab suatu kondisi atau yang
meningkatkan resiko timbulnya kondisi tersebut atau dampak negatif dari intervensi atau
paparan tertentu.
Desain penelitian yang sebaiknya dipilih untuk menjawab pertanyaan klinis
mengenai etiologi/harm adalah RCT, kohort, case control, kemudian case series.
Prevensi
Pertanyaan tentang bagaimana menurunkan kemungkinan timbulnya suatu penyakit
atau mencegah dampak negatif yang ditimbulkan.
Desain penelitian yang sebaiknya dipilih untuk menjawab pertanyaan klinis
mengenai prevensi adalah RCT, penelitian kohort, case control, dan selanjutnya case series.
Sumber Informasi Ideal untuk Seluruh Tipe Pertanyaan
Idealnya, sumber informasi yang paling baik adalah meta analisis dan tinjauan
pustaka dari penelitian. Kedua jenis sumber ini mensintesis hasil berbagai penelitian dalam
area tertentu dan melakukan analisa secara menyeluruh mengenai hasil, kelebihan, dan
kelemahan semua penelitian yang dibahas[6]. Perbedaan di antara keduanya adalah bahwa
meta analisis menggunakan metode kuantitatif untuk mensintesis dan merangkum hasil-hasil
penelitian, sedangkan tinjauan pustaka hanya merangkum dan mensintesis hasil penelitian.
Namun kedua sumber ini tidak selalu tersedia dan penelitian yang tercantum dalam kedua
sumber ini sebagian mungkin sudah tidak up to date.
Dokter juga harus memperhatikan desain penelitian yang digunakan dalam meta
analisis dan tinjauan pustaka. Jika meta analisis atau tinjauan pustaka menggunakan desain
yang tidak direkomendasikan untuk tipe pertanyaan, maka lebih disarankan menggunakan
referensi penelitian tunggal dengan desain yang sesuai. Selain itu, validitas dari jurnal yang
digunakan dalam meta analisis juga perlu dinilai. Ingat, meta analisis dari jurnal yang buruk
akan menghasilkan meta analisis yang sama buruknya.

Pencarian Literatur
Sebelumnya, PICO yang sudah disusun langsung digunakan sebagai keyword untuk
pencarian, baik di search engine seperti google, atau di mesin pencari pada database
penelitian, situs penerbit, atau situs jurnal. Saat ini, sudah terdapat format pencarian khusus
yang langsung menggunakan model PICO. Salah satunya adalah fitur pencarian khusus PICO
dari Pubmed, fitur pencarian baru yang disediakan oleh database penelitian dan publikasi
yang dikelola oleh United States National Library of Medicine. Layanan ini dapat diakses
di https://pubmedhh.nlm.nih.gov/nlmd/pico/piconew.php. Selain itu, beberapa universitas
terkemuka di dunia sudah mulai menggunakan format PICO pada search
engine perpustakaannya.

Pentingnya Melakukan Critical Appraisal


Kita tentunya tidak bisa langsung menggunakan hasil pencarian literatur tersebut
untuk menjawab pertanyaan klinis. Perlu dilakukan penyaringan untuk menilai kualitas dan
relevansi literatur yang ditemukan, dikenal sebagai critical appraisal. Prinsip dasar untuk
melakukan appraisal ini adalah dengan melihat besar sampel, tujuan penelitian, dan apakah
hasilnya mampu diterapkan di tempat kita.
Untuk melakukan critical appraisal, saat ini terdapat banyak pedoman yang dapat
digunakan untuk menentukan apakah hasil literatur bisa atau tidak bisa digunakan menjawab
pertanyaan klinis. Kemungkinan lainnya adalah hasil bisa digunakan namun ada keterbatasan
yang membatasi penggunaannya [6].

Kesimpulan
Pelayanan medis sebaiknya selalu didasarkan pada evidence based medicine.
Meskipun saat ini sangat mudah untuk mendapatkan informasi klinis, diperlukan
keterampilan untuk menemukan jawaban yang tepat atas pertanyaan klinis, memilah dan
memilih informasi klinis yang sesuai.
Sumber informasi klinis banyak tersedia secara online, yang mencakup sumber
informasi primer, sekunder, dan tersier. Banyaknya sumber informasi ini mempersulit klinisi
untuk mendapatkan informasi yang tepat, sehingga dibutuhkan strategi pemilihan kata kunci
dan pencarian informasi untuk mempermudah pencarian.
Langkah pertama dalam membuat pertanyaan klinis yang relevan dan berhubungan
dengan masalah dan dengan konstruksi yang mempermudah pencarian. Ada 2 tipe
pertanyaan, yaitu pertanyaan background dan pertanyaan foreground. Untuk mempermudah
pencarian, maka pertanyaan ini bisa disusun dalam format PICO. PICO adalah akronim dari
P (untuk patient, population, problem), I (untuk intervention, prognostic factor, exposure), C
(comparison atau intervention) dan O (untuk outcome).
Ada beberapa tipe pertanyaan klinis, yaitu pertanyaan mengenai terapi, diagnosis,
prognosis, etiologi/harm, dan prevensi. Format PICO bisa digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini dan untuk mendapatkan jenis literature yang sesuai untuk
menjawabnya. Setelah menemukan referensi yang sesuai, kita tidak bisa serta merta langsung
menggunakannya. Terlebih dahulu kita harus melakukan critical appraisal

Anda mungkin juga menyukai