POST PARTUM
DISUSUN OLEH :
Nama Anggota :
1. Novita Fitriani (19.0601.0027)
2. Firda Rahmawati (19.0601.0028)
3. Riyadi Dwi Saputra (19.0601.0029)
4. Devi Yulia Pramae Sella (19.0601.0030)
5. Daulay Khairin Salmawatie (19.0601.0031)
Prodi : D3 Keperawatan
Seorang ibu usia 25 Tahun (Ny.Siti) melahirkan anak ke- 2 secara normal satu hari yang lalu.
Kondisi saat ini ibu masih terbaring di tempat tidur. Ibu sering mengaduh kesakitan akibat
nyeri pada jalan lahir serta adanya kontraksi uterus. Nyeri pada skala 4, terutama saat
bergerak. Saat dilakukan pengkajian, terdapat jahitan pada bagian perineum sebanyak 4,
lochea berjumlah sedang, berbau khas, berwarna merah terang. Pemeriksaan TFU
menunjukkan dua jari dibawah pusat, posisi fundus di sebelah kiri. Ibu sudah mulai merawat
bayinya, ibu berusaha menyusui bayinya, namun ASI keluar sedikit, bayi menangis,
pelekatan dan posisi menyusui tidak tepat. Klien bekerja di pabrik besar, klien berencana
menyusui bayinya dengan susu formula yang mahal setelah cuti selesai. Menurut klien ASI
dan susu formula sama baiknya.
7. Step 7 menjawab LO
a) Adaptasi fisiologis dan psikologis post partum
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA IBU NIFAS
1. System pernapasan
Kembalinya posisi dada setelah melahirkan bayi akibat penurunan
tekanan pada difragma. System pernapasan kembali ke keadaan sebelum hamil
pada akhir periode nifas
2. System kardiovaskuler
Melahirkan melalui vagina kehilangan darah rata rata 400 sampai 500
ml. ini memiliki efek yang minimal karena pada waktu hamil terjadi
hypervolemia. Ada peningkatan curah jantung selama beberapa jam pertama
setelah melahirkan karena darah yang masuk melalui uteroplasenta kembali ke
system material. Curah jantung akan kembali ke keadaan sebelum dalam
waktu 48 jam. Sel darah putih akan meningkat menjadi 25000/ml dalam
beberapa jam setelah melahirkan dan kembali normal dalam 7 hari. Ibu yang
melahirkan beresiko thrombosis terkait dengan peningkatan sirkulasi factor
pembekuan selama kehamilan. Factor pembekuan lambat laun menurun
setelah plasenta lahir dan kembali ke rentang normal 2 minggu nifas
3. System reproduksi
System reproduksi meliputi Rahim, leher, vagina dan perineum mengalami
perubahan selama 6 minggu setelah melahirkan. Pada masa ini berisiko
perdarahan dan infeksi, pengkajian dan interh=vensi keperawatan bertujuan
untuk mengurangi resiko ini.
a. Uterus
System setelah melahirkan terjadi proses involusi, dimana Rahim
kembali ke ukuran sebelum hamil karena adanya kontraksi uterus dan
atrofi otot Rahim. Pada ibu multipara dan menyusui mungkin akan
mengalami “afterpain” selama beberapa hari postpartum. Afterpain nyeri
yang berkaitan dengan adanya kontraksi uterus dan peningkatan oksitosin
untuk pengeluaran ASI, kontraksi uterus selama postpartum untuk
mengurangi resiko perdarahn.
b. Endometrium
Endometrium selaput lender yang melapisi Rahim, mengalami
regenerasi setelah plasenta lahir, melalui proses nekrosis lapisan
superfisial dari desdua basalis menjadi jaringan endometrium. Lochia yang
keluar dari Rahim mengalami perubahan dari waktu ke waktu
mencerminkan tahap penyembuhan. Kontraksi uterus menyempitkan
pembuluh sekitar lokasi plasenta dan membantu mengurangi jumlah
kehilangan darah.
c. Vagina dan perineum
Vagina dan perineum mengalami perubahan terkait dengan proses
melahirkan, mulai dari luka ringan akibat peregangan sampai episiotomy.
Ibu akan mengalami rasa sakit ringan sampai berat tergantung pada tingkat
dan jenis trauma vagina dana tau perenium. Komplikasi utama adalah
infeksi pada luka atau luka episiotomy. Proses penyembuhan dan
pemulihan selama periode postpartum
d. Payudara
Selama kehamilan, payudara mengalami perubahan dalam persiapan
untuk menyusui. Sekitar hari ke 3 postpartum semua ibu menyusui
maupun tidak menyusui mengalami pembengkakan payudara, payudara
menjadi lebih besar, tegas, hangat, lembut, dan merasakan nyeri.
Kolostrum cairan kekuningan mendahului produksi ASI, mengandung
lebih tinggi protein dan rendah karbohidrat serta mengandung
imunoglobulin G dan A yang memberikan perlindungan bagi bayi baru
lahir selama beberapa minggu awal kehidupannya.
4. System kekebalan tubuh
Ibu nifas umumnya mengalami peningkatan suhu tubuh selama 24 jam
pertama setelah melahirkan. Hal ini berkaitan dengan ibu banyak
menggunakan tenaga ketika melahirkan bayi kemudian mengalami kelelahan,
dehidrasi dan perubahan hormonal. Apabila suhu lebih dari 38°C setelah 24
jam pertama melahirkan, kemungkinan ada indikasi infeksi postpartum dan
memerlukan pengkajian lebih lanjut.
5. System pencernaan
Adanya penurunan tonus otot gastrointestinal dan motilitas usus
setelah melahirkan dan fungsinya akan normal kembali dua minggu setelah
melahirkan. Konstipasi, ibu postpartum beresiko sembelit karena:
1) Penurunan motilitas GI.
2) Penurunan aktivitas fisik.
3) Banyak mengeluarkan cairan pada waktu melahirkan.
4) Nyeri pada perineum dan trauma.
5) Wasir akan berkurang namun nyeri.
Setelah melahirkan ibu akan merasa lapar berikan diet biasa/makanan
ringan, kecuali ibu mengalami penyakit tertentu seperti diabetes. Penurunan
berat badan terjadi dalam 2 sampai 3 minggu nifas
6. System perkemihan
Distensi kandung kemih karena ketidakmampuan untuk mengosongkan
kandung kemih, umumnya terjadi beberapa hari pertama setelah melahirkan.
Hal ini terkait dengan penurunan sensasi atau edema sekitar uretra. Diuresis
disebabkan oleh kadar estrogen dan oksitosin menurun, terjadi dalam waktu
12 jam setelah melahirkan dan membantu mengeluarkan kelebihan cairan.
7. System endokrin
Setelah plasenta lahir terjadi perubahan pada sistem endokrin.
Estrogen, progesteron dan prolaktin menurun. Estrogen mulai meningkat
setelah minggu pertama setelah melahirkan. Ibu yang tidak menyusui kadar
proklaktin terus menurun pada 3 minggu pertama postpartum, menstruasi
dimulai 6 sampai 10 minggu setelah melahirkan. Menstruasi pertama biasanya
anovulasi dan ovulasi biasanya terjadi siklus keempat. Sedangkan untuk ibu
yang menyusui kadar prolaktin meningkat untuk produksi ASI. Laktasi
menekan menstruasi, kembalinya menstruasi tergantung lamanya dan jumlah
menyusui. Ovulasi akan kembali dalam waktu yang lebih lama dibandingkan
ibu yang tidak menyusui. Diaforesis terjadi pada minggu pertama postpartum
karena kadar estogen menurun.Berkeringat banyak pada malam hari, untuk
membuang cairan dalam tubuh karena peningkatan cairan yang terakumulasi
selama kehamilan.
8. System otot dan saraf
Setelah melahirkan otot–otot perut mengalami kekenduran dan perut
tampak lembut dan lembek. Beberapa wanita mengalami diastasis recti
abdominnis. Ibu nifas mengalami nyeri otot karena banyak menggunakan
tenaga ketika melahirkan. Sensasi saraf pada tubuh bagian bawah akan
berkurang pada ibu yang melahirkan dengan anastesi epidural selama
persalinan. Ambulasi dilakukan ketika sensasi sudah kembali maksimal.
Proses belajar dan mengembangkan peran orang tua harus mulai sejak
kehamilan. Mitra yang belajar bersama selama kehamilan memiliki hasil
yang lebih baik ketika mereka mengambil peran orang tua. Menyediakan
pasangan dengan informasi tertulis mengenai berbagai gaya peran
orangtua memungkinkan pasangan calon untuk belajar tentang perilaku
orangtua. Pasangan calon kemudian dapat mendiskusikan pengasuhan dan
saling setuju pada harapan dan tanggung jawab peran baru mereka
Pemeriksaan urin
Pengambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan
kateter atau dengan teknik pengambilan bersih (clean – cath)
spesimen ini dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan
urinalisis rutin atau kultur dan sensitivitas terutama jika cateter
indwelling dipakai selama paska inpartum. Selain itu catatan
prenatal ibu harus di kaji untuk menentukan status rubella dan
rhesus dan kebutuhan terapi yang mungkin.