• Farmakologi
• Farmakokinetik
• Patofisiologi
• Mikrobiologi
• Parasitologi
• Virology
IMPLEMENTASI ILMU
FARMAKOTERAPI
• Pertama, apoteker harus mengetahui secara jelas bagaimana penyakitnya dan harus menemukan diagnosis yang
tepat. Sebelum memilih obat, sebaiknya apoteker menawarkan kepada pasien “terapi non-farmakologi”
dengan melakukan modifikasi gaya hidup (misalnya dengan melakukan diet tertentu, olah raga tertentu,
berhenti merokok dan berhenti mengkonsumsi alkohol, dan lain-lain).
• Modifikasi gaya hidup dilakukan tergantung dengan tipe dan jenis penyakit pasien. Jika terapi non-farmakologi
tidak berhasil, lakukan tahap selanjutnya yaitu terapi farmakologi (terapi dengan menggunakan obat). Terapi
farmakologi dimulai dengan pemilihan obat yang tepat dan dengan dosis rendah dan dalam waktu sesingkat
mungkin (tetapi harus tetap memberikan efek terapi). Pemilihan obat berdasarkan gejala-gejala yang dirasakan
oleh penyakit dan harus menggunakan obat yang sudah terbukti melalui uji klinis. Penggunaan obat baru
dilakukan jika obat baru memiliki kelebihan secara signifikan dibandingkan obat lama
• Hal yang harus diperhatikan adalah lama terapi obat (menentukan efikasi dan efek samping),
interaksi obat dengan obat lain, interaksi obat dengan penyakit, interaksi obat dengan
makanan, dan lain-lain. Selain itu, regimen obat sebaiknya dibuat sederhana untuk
mempermudah pasien. Kegagalan terapi dapat disebabkan oleh seleksi obat tidak memadai,
kesalahan penggunaan dosis, munculnya penyakit lain, terjadi interaksi obat, adanya factor
genetik dan faktor lingkungan, dan lain-lain.
TERAPI YANGRASIONAL
• Secara prinsip yang menjadi dasar praktik evidence based health care adalah bahwa setiap perilaku atau
tindakan medis harus dilandasi suatu bukti ilmiah yang telah diuji kebenaran dan tingkat kemanfaatannya
untuk pasien. Bagi farmasis, segala tindakan dalam rangka pengobatan, pemmilihan jenis obat, penilihan
jenis sediaan dan cara pemberian obat, maupun konsultasi tentang obat harus didasarkan bukti ilmiah
yang sudah valid, terkini dan bermanfaat.
EVIDENCE BASED MEDICINE
• Dengan kemajuan di bidang teknologi informasi saat ini, internet dapat digunakan
untuk memperbaharui segala informasi yang diinginkan. Penelaahan lebih jauh
diperlukan
• sebelum mempercayai informasi baru tentang obat. Tidak semua
informasi yang didapatakan bisa dipercaya dan digunakan sebagai bagai bahan
pertimbangan dalam menentukan terapi untuk pasien.
• Keterampilan memperoleh informasi dengan cepat dan tepat melalui internet
•
akan sangat menunjang tugas dan tanggung jawab farmasis dalam praktik
profesionalismenya. Informasi dapat diperoleh darimana saja, baik internet,
jurnal publikasi ilmiah, buku terbaru, cerita tenaga kesehatan lain, maupun
seminar kesehatan yang diselenggarakan
KETERBATASAN EBM
• Menyusun PICO Problem klinis untuk kasus tersebut adalah hipertensi (P)Pasien ingin mengkonsumsi
bawang putih, ini merupakan intervensi yang ingin diberikan (I) Pasien telah mendapatkan terapi rutin
diuretik untuk mengatasi hipertensinya. Diuretik merupakan comparative atau pembanding untuk terapi
hipertensi (C) Hasil yang diinginkan adalah tekanan darah yang terkontrol (O)
Dari permasalahan yang dialami pasien, didapatkan PICO sebagai berikut:
P: hipertensi
I: bawang putih
C: diuretic
O: hipertensi
terkontro
MENYUSUN SUATU PERTANYAAN KLINIS
YANG TEPAT ATAU GOOD CLINICAL PRACTICE
• Kata kunci yang digunakan adalah hipertensi, bawang putih, diuretik, dan
hipertensi terkontrol
• Mengganti kata kunci dalam bahasa Inggris untuk dimasukkan dalam database
literature Hipertensi: hypertension Bawang putih: garlic Diuretik: diuretic
Hipertensi terkontrol: manage hypertension
TERIMA KASIH