Anda di halaman 1dari 35

Pengantar farmasi klinik

IIK, April 2014


Sejarah Farmasi Klinik
• Tahun 1870  Pembuatan dan Pengolahan
sediaan farmasi
• Tahun 1952  Distribusi dan dispensing
• Tahun 1960  Distribusi dan farmasi klinis
yang mengarah pada dispensing dan
konsultasi
• Tahun 1990  Pharmaceutical care
Perkembangan Farmasi Klinis
Dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
• Periode Tradisional
• Periode Transisional
• Periode Farmasi Klinis (masa kini)
• Periode Pharmaceutical care (masa depan)
Periode Tradisional
• Manufacturing and Compounding
• Periode dimana lebih ditekankan pada
penyediaan dan pembuatan produk yang
berkhasiat obat
• Pembuatan bahan obat, baik alam maupun
sintetik  menjadi sediaan atau produk yang
sesuai
• Industri farmasi mulai tumbuh pesat sehingga
peran farmasis makin menyempit
Periode Transisional
• Ilmu kedokteran masuk ke era spealistis dan perkembangan obat2
baru semakin pesat
• Meningkatnya biaya kesehatan sektor publik disebabkan ;
- Peningkatan ilmu pengetahuan
- Penggunaan teknologi canggih yang mahal
- Meningkatnya jumlah penduduk  meningkatnya permintaan
pelayanan medis dan farmasi yang lebih bermutu, sehingga biaya
kesehatan semakin meningkat
• Situasi ini memunculkan perkembangan farmasi bangsal ( Ward
Pharmacy ) dan farmasi klinis ( Clinical Pharmacy )
Periode Farmasi Klinis
• Farmasi Klinis berkembang untuk menanggapi keprihatinan
masyarakat terhadap tingginya angka morbiditas dan mortalitas
yang terkait dalam penggunaan obat,cepatnya peningkatan
biaya perawatan kesehatan,tingginya harapan masyarakat serta
ledakan pengetahuan medis dan ilmiah
• Farmasi Klinis merupakan praktek kefarmasian yang berorientasi
kepada pasien bukan pada produk farmasi, sehingga ada
interaksi antara farmasis, pasien dan tenaga kesehatan lainnya
• Farmasis berkontribusi dlm proses peresepan,yaitu
sebelum,selama dan sesudah resep ditulis
Periode Pharmaceutical Care
Mengapa ada konsep baru dan apakah itu
Pharmaceutical Care ?
• 1960  1990 terjadi Ledakan jumlah obat
• 1961: 656 jenis 1999: 8000 jenis
• 1971: 140.000 kematian & 1 juta dirawat
• 20% perawatan disebabkan kecelakaan obat
• 50% sebetulnya dapat dihindarkan
• 45-65% pasien memakai obat tidak sesuai dengan
anjuran
Periode Pharmaceutical Care
• Fakta (1)
– Seperlima pasien rawat inap mengalami drug
therapy problems even in the most advanced
medical institutions
– 76 billion dollar (US)
– Penderitaan pasien?
• Brigham and Women’s Hospital:
– 6.5% nonobstetric patients suffered an adverse
drug event (30% serius)
Periode Pharmaceutical Care
• Penelitian lain:
– Karena adanya medication error LOS meningkat 5
hari, biayanya bertambah $6.000 $3 juta
dollar/tahun untuk RS pendidikan dengan tt 700.
• Bedell 1991:
– 64 % cardiac arrest di teaching hospital karena
kesalahan pemakaian obat.
• Penelitian lain:
– Medication Errors rata-rata terjadi 10-20%
(walaupun tidak semua serius)
Periode Pharmaceutical Care
• Is a Practice
• Patient focused
• Interaksi langsung dengan pasien
• Terapi obat rasional: tepat, efektif, aman,
nyaman, biaya
• Quality of life
• Definite outcome
• Terdokumentasi
• DRP (Drug Related Problem)
FARMASI KLINIK
A discipline concern with application of
pharmaceutical expertise to help
maximise drug efficacy and minimise
drug toxicity in individual patients”

(Clinical Resourse and Audit Group (1996)


FARMASI KLINIK
• Farmasi klinik didefinisikan sebagai suatu
penerapan pengetahuan obat untuk
kepentingan penderita, dengan
memperhatikan kondisi penyakit penderita
dan kebutuhannya untuk mengerti terapi
obatnya, dan pelayanan ini memerlukan
hubungan profesional antara apoteker,
penderita, dokter, perawat, dan yang terlibat
dalam medis.
FARMASI KLINIK
4 DASAR FILOSOFINYA :
1. MAMAKSIMALKAN EFEK TERAPI
2. MEMINIMALKAN RISIKO PENGOBATAN
3. MEMINIMALKAN BIAYA PENGOBATAN
4. MENGHORMATI PILIHAN PASIEN

(Prof.Nicholar Barber,1990)
FARMASI KLINIK
– ilmu kesehatan khusus yang menerapkan prinsip ilmu farmakologi,
toxikologi, farmakokinetik & therapeutic untuk pelayanan pasien oleh
farmasis
– Contoh pemanfaatan
• Pelayanan dosis
• Pelayanan Total Parenteral Nutrition
• Therapeutic Drug Monitoring
• Dll
• Pelayanan farmasi bagi pasien yang dilakukan oleh
farmasis dengan tujuan terapi yang rasional (aman,cost
effective)
• Dapat dilaksanakan di apotik, rumah sakit, nursing
homes  memonitor terapi obat, mengoptimasi terapi,
minimasi side efek.
FARMASI KLINIK
Landasan Hukum : (SK Menkes No. 436/MenKes/SK/VI/1993)

Pelayanan FarKlin meliputi :


• Konseling
• Monitoring ESO
• Pencampuran obat suntik secara aseptis
• Analisa efektivitas biaya
• Penentuan kadar obat dalam darah
• Penanganan obat sitostatika
• TPN / Total parenteral nutrisi
• Pemantauan penggunaan obat
• Pengkajian penggunaan obat
TUJUAN FARMASI KLINIK :
1. Memaksimalkan efek terapeutik, meliputi :
• Ketepatan indikasi
• Ketepatan pemilihan obat
• Ketepatan pengaturan dosis sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasien
• Evaluasi terapi
TUJUAN FARMASI KLINIK :
2. Meminimalkan resiko :
• Memastikan resiko sekecil mungkin bagi
pasien
• Meminimalkan masalah ketidak”aman”an
pemakaian obat, meliputi ESO, dosis, interaksi
dan kontraindikasi
TUJUAN FARMASI KLINIK :
3. Meminimalkan biaya :
• Jenis obat yang dipilih adalah yang paling
efektif dalam hal biaya dan rasionalitas
• Terjangkau oleh kemampuan pasien atau
rumah sakit
TUJUAN FARMASI KLINIK :
4. Menghormati pilihan pasien :
• Keterlibatan pasien dalam proses pengobatan
akan menentukan keberhasilan terapi
• Hak Pasien harus diakui dan diterima semua
pihak.
Dampak dari Pelayanan FarKlin :

• Relasi yang baik antar tim kesehatan (dokter, perawat


dan farmasis)
• Menjamin penerapan pengobatan berbasis bukti
(Evidence based medicine)
• Perbaikan perawatan pasien dengan pelayanan yang
standar dan konsisten
• Mempromosikan praktek dengan biaya yang efektif
• Memperluas keamanan pemberian obat
• Memperbaiki khasiat dan meminimalkan toksisitas
• Meningkatkan kepuasan kerja
Kompetensi seorang Farmasis Klinis:

• Mengaplikasikan pengetahuan terapeutik


• Mengkorelasikan keadaan penyakit dengan pemilihan obat
• Menggunakan catatan kasus pasien
• Menginterpretasikan data pemeriksaan laboratorium
• Menerapkan pendekatan penyelesaian masalah yang sistematik
• Mengidentifikasi kontra indikasi obat
• Mengenal reaksi yang tidak dikehendaki (karena obat) yang mungkin
terjadi
• Membuat keputusan tentang formulasi dan stabilitas
• Mengkaji literatur medis dan obat
Kompetensi seorang Farmasis Klinis:

• Menulis laporan medis


• Merekomendasi pengaturan dosis
• Mengkomunikasikan secara efektif kepada tenaga kesehatan
terkait
• Menanggapi pertanyaan secara lisan
• Membuat instruksi / perintah yang jelas
• Berargumentasi terhadap suatu kasus
• Memberikan pendapat atau saran kepada tenaga profesional
kesehatan dan pasien dan keluarga pasien
• Menyajikan laporan kasus
Ruang Lingkup Farmasi Klinik :
1. Pelayanan Informasi Obat
 Informasi obat adalah suatu pengetahuan atau data yang terdokumentasi
yang disebarkan secara ilmiah dan obyektif yang mencakup :
- farmakologi
- toksikologi
- indikasi obat
- nama kimia, struktur dan sifat-sifatnya
- mekanisme kerja, waktu onset dan durasi kerja
- dosis yang direkomendasikan
- jadwal pemberian, cara pemberian
- absorpsi, metabolisme, detoksifikasi, ekskresi
- efek samping,kontraindikasi, interaksi
Ruang Lingkup Farmasi Klinik :
2. Pelayanan pendidikan/konseling penderita
Pelayanan konseling adalah pemberian
nasehat atau saran tentang hal-hal yang
berkaitan dengan terapi obat kepada
penderita atau kepada anggota tim
kesehatan lainnya
Ruang Lingkup Farmasi Klinik :
3.Pemantauan dan pelaporan reaksi obat yang merugikan
Reaksi obat merugikan (ROM) menurut WHO adalah setiap
respon tubuh terhadap obat yang berbahaya dan atau tidak
diharapkan dan muncul pada dosis terapi dan digunakan
pada manusia untuk keperluan pencegahan, terapi
diagnostik dan untuk mengubah atau memodifikasi fungsi
fisiologi tubuh
Pemantauan ROM adalah kegiatan pemantauan setiap
respon terhadap obat yang merugikan atau tidak
diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan
terapi.
Ruang Lingkup Farmasi Klinik :
Kegiatan Monitoring ESO, meliputi :
• Menganalisa laporan Efek Samping Obat
• Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien
yangmempunyai resiko tinggi mengalami Efek
Samping Obat
• Mengisi formulir Efek Samping Obat
• Melaporkan ke Panitia Efek Samping Obat
Nasional
Ruang Lingkup Farmasi Klinik :
4. Partisipasi dalam Evaluasi dan Pemantauan terapi obat
 Pemantauan terapi obat adalah proses yang menjamin bahwa
penderita mendapat pengobatan dengan biaya yang rendah, obat
yang berkhasiat dan mendapat manfaat yang maksimal dengan
efek samping yang minimal
 Penerapan prinsip farmakokinetika obat seperti absorpsi,
distribusi, metabolisme dan ekskresi, termasuk sifat fisikokimia
obat dalam menyeleksi dosis dan interval dosis yang tepat pada
pengobatan untuk pengobatan penderita secara individu.
Ruang Lingkup Farmasi Klinik :
Pemantauan terapi obat yang dilakukan mencakup :
- kesesuaian terapi dengan regimen obat
- duplikasi terapi dalam regimen obat
- kesesuaian rute dan metode pemberian
- tingkat pemenuhan regimen obat
- interaksi obat  mengevaluasi efektifitas terapi/mengatasi ESO
- toksisitas atau efek yang merugikan
- adanya gejala fisik/klinik yg sesuai dg terapi obat pd penderita
- memeriksa kadar obat dg indeks terapi sempit atas permintaan dr
Ruang Lingkup Farmasi Klinik :

5. Pencatatan Pengobatan Penderita dan Profil Pengobatan


Penderita
• Sejarah pengobatan adalah rekaman yang ringkas
tetapi lengkap mengenai terapi pengobatan yang
meliputi obat resep dan obat bebas yang digunakan
pada masa lalu dan sekarang.
• Profil pengobatan penderita adalah rekaman yang
berisi informasi mengenai terapi obat yang
digunakan penderita selama di rumah sakit
Ruang Lingkup Farmasi Klinik :

6.Memberi saran kepada Direktur RS dan dokter :


• Berpartisipasi dalam Komite Farmasi Dan Terapi
• Aktip dalam Penyusunan Formularium
• Merasionalkan penggunaan obat
• Ikut menyusun kebijakan penulisan resep (protokol /
pedoman pengobatan )
• Memberi informasi tentang pemakaian obat secara
finansial
• Membuat kajian obat –obat baru
• Ikut aktip dalam pengendalian infeksi  Penyusunan
Pedoman Penggunaan Antibiotika
Aktifitas Farmasi Klinis :
• Pemantauan dan pemeriksaan peresepan
• Menanyakan riwayat pemakaian obat saat pasien
masuk rumah sakit
• Mewawancara pasien
• Mencermati penyiapan dan penyimpanan obat
• Memeriksa ketepatan penggunaan obat
• Menilai kesesuaian bentuk sediaan obat
yangdigunakan
• Membuat penilaian terapeutik
• Mengidentifikasi pasien dan faktor resiko medikasi
Aktifitas Farmasi Klinis :
• Memeriksa kesesuaian obat dan ketepatan dosis
obat yang dipergunakan
• Memberikan informasi obat
• Memantau terapi obat
• Mengkonsultasi pasien
• Mengelola rekam medis
• Menerapkan kebijakan dan Pedoman peresepan
• Membantu memformulasikan dan menerapkan
kebijakan peresepan
• Terlibat dalam Penelitian dan Uji coba
Karakteristik Pelayanan FarKlin :

Berkembangnya pelayanan FarKlin yg berorientasi pasien


memberikan karateristik pelayanan farmasi klinis ssb:
• Berorientasi pada pasien
• Terlibat langsung di bangsal rumah sakit
• Bersifat pasif  dengan melakukan intervensi setelah pengobatan
dimulai atau memberikan informasi kalau diperlukan
• Bersifat aktif  dengan memberikan masukan kepada dokter
sebelum pengobatan dimulai atau menerbitkan buletin – buletin
informasi obat atau pengobatan
Karakteristik Pelayanan FarKlin :

• Bertanggungjawab terhadap setiap saran atau


tindakan yang dilekukan
• Menjadi mitra dan pendamping dokter

Maka diperlukan farmasis yang


mempunyai kemampuan Keterampilan
dalam menilai kerasionalan obat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai