Anda di halaman 1dari 61

PELAYANAN FARMASI KLINIK

oleh :
Dra. Hj. TRIZAYENNI, M.Sc, Apt
RUMAH SAKIT

Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
PELAYANAN KEFARMASIAN

suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada


pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien.
Pengaturan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit bertujuan
untuk:
a. meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;
b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian;
c. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien
(patient safety).
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan


Bahan Medis Habis Pakai

pelayanan farmasi klinik.


Pelayanan Farmasi Klinik adalah :
• Pelayanan langsung yang diberikan tenaga farmasi kepada
pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan
meminimalkan resiko terjadinya efek samping karena obat, untuk
tujuan keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas
hidup pasien (quality of life) terjamin.
Pelayanan Farmasi Klinik :
- Efektif dalam menangani terapi pasien
- Efektif mengurangi biaya pelayanan kesehatan
- Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dengan pemantauan
resep dan pelaporan efek samping obat
- Menurunkan angka kematian di rumah sakit
• Sebuah study yang dilakukan oleh Massachusetts
General Hospital di Boston menjumpai bahwa partisipasi
farmasis dalam visite (kunjungan) ke bangsal perawatan
intensive care unit (ICU) dapat mengurangi sampai 66%
kejadian efek samping obat yang bisa dicegah, yang
disebabkan karena kesalahan dalam perintah pengobatan
(Leape et al, 1999).
Latar Belakang
Polifarmasi Reaksi Merugikan Kesalahan Obat

Ketidakpatuhan Duplikasi terapi Alergi Interaksi Obat

VS
Pelayanan Farmasi Klinik

a. pengkajian dan pelayanan Resep;


b. penelusuran riwayat penggunaan Obat;

c. rekonsiliasi Obat;

d. Pelayanan Informasi Obat (PIO);

e. konseling;
f. visite;
g. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);

i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);


j. Dispensing sediaan steril; dan
k. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).
PERMENKES NOMOR 72 TAHUN 2016
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit :
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
termasuk pelayanan farmasi klinik.
JENIS PELAYANAN FARMASI

- Pelayanan Farmasi Non Klinis

- Pelayanan Farmasi Klinis

Pelayanan Non Klinis :


Pelayanan Yang tidak memerlukan interaksi langsung dengan
pasien dan profesional kesehatan lain

Pelayanan Klinis :
Pelayanan Yang memerlukan interaksi langsung dengan pasien
dan profesional kesehatan lain
Adanya kenyataan yang tak dapat dipungkiri bahwa masih banyak
terjadi masalah terkait dengan penggunaan obat (drug realted
problem, DRP) di berbagai tempat pelayanan kesehatan.
Karakteristik pelayanan farmasi klinik di rumah sakit :
1. Berorientasi kepada pasien
2. Terlibat langsung di ruang perawatan di rumah sakit (bangsal)
3. Bersifat pasif, dengan melakukan intervensi setelah pengobatan
dimulai dan memberi informasi bila diperlukan
4. Bersifat aktif, dengan memberi masukan kepada dokter sebelum
pengobatan dimulai, atau menerbitkan buletin informasi obat atau
pengobatan
5. Bertanggung jawab atas semua saran atau tindakan yang dilakukan
6. Menjadi mitra dan pendamping dokter
Pelayanaan farmasi klinik yang dilakukan meliputi :

1. Asuhan kefarmasian yang berkaitan dengan obat identifikasikan


drug realated problems (DRPs) yang potensial dan aktual,
memecahkan DRP yang aktual dan mencegah terjadinay DRP
yang potensial
2. Pengkajian dan pelayanan resep
3. Pemantauan dan evaluasi penggunaan obat yang dapat dilihat
dari catatan rekam farmasi dan data lboratorium serta dikaitkan
dengan kepatuhan pasien dan kejadian efek samping obat
(ESO)
4. Pelayanan informasi obat
Konsep “Pharmaceutical Care”
Merupakan Penyediaan Pelayanan Langsung dan
bertanggung jawab yang berkaitan dengan obat,
dengan maksud pencapaian hasil yang pasti dan
meningkatkan mutu kehidupan pasien
Unsur Utama :
- Berkaitan dengan Obat
- Pelayanan Langsung
- Hasil Terapi yang pasti
- Masalah yang berkaitan dengan obat
- Mutu Kehidupan
- Tanggung Jawab
Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical Care)
• Adalah tanggung jawab langsung farmasis pada pelayanan yang
berhubungan dengan pengobatan pasien dengan tujuan mencapai hasil yang
ditetapkan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien

Terlibat :
- Terapi obat
- Pertimbangan pemilihan obat
- Dosis
- Rute
- Metoda pemberian
- Pemantauan terapi obst
- Pemebrian informasi
- Konseling pada pasien
Kategori DRPs
1. Ada indikasi yang tidak diterapi
2. Pemilihan obat yang salah
3. Dosis subterapi
4. Gagal dalam menerima obat
5. Over dosis
6. Reaksi obat yang merugikan
7. Interaksi obat
8. Penggunaan obat tanpa indikasi
Komponen DRPs
1. Kejadian tidak diinginkan yang dialami pasien
Kejadian ini dapat berupa keluhan medis, gejala, diagnosis
penyakit, ketidakmampuan (disability) atau sondrom, dapat
merupakan efek dari kondisi psikologis, fisiologis, sosiokultural
atau ekonomi.
2. Hubungan antara kejadian tersebut dengan terapi obat
Bentuk hubungan ini dapat berupa konsekuensi dari terapi obat
maupun kejadian yang memerlukan terapi obat sebagai solusi
maupun preventif.
Fungsi Asuhan Kefarmasian

1. Mengidentifikasi DRP yang potensial dan


aktual
2. Memecahkan DRP yang aktual
3. Mencegah DRP yang potensial
Klassifikasi DRPs
1. Indikasi
- Pasien memerlukan obat tambahan
- Pasien menerima obat yang tidak diperlukan
2. Pasien menerima regimen terapi yang salah
3. Frekuensi pemberian
4. Durasi obat
5. Keamanan
6. Pasien mengalami efek obat yang tidak diinginkan (Adverse drug reaction)
7. Kepatuhan
8. Pemilihan obat
9. Interaksi obat
Kriteria Penggolongan Pelayanan Farmasi Klinis

• Pelayanan Farmasi Klinik dalam Proses


penggunaan Obat
• Pelayanan Klinik yang Merupakan Program Rumah
Sakit Menyeluruh
• Pelayanan Rumah Sakit Menyeluruh yang Lebih
Formal dan terstruktur
• Pelayanan yang diberikan oleh praktisi spesialis
ditujukan pada populasi pasien pilihan
Pelayanan Farmasi Klinis dalam Proses Penggunaan Obat
Merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai tahap yang harus
diselesaikan agar pasien mencapai terapi obat yang optimal
Tanggapan dibutuhkannya Obat

Menyelidiki Sejarah Penggunaan Obat

Seleksi Sediaan Obat Tertentu

Seleksi Regimen Obat

Penulisan order/resep

Pengkajian Resep-P3-Dispensing
Konsumsi Obat

Pemantauan terapi Obat


Pelayanan Farmasi Klinis Program Rumah Sakit Menyeluruh

• Kontribusi dalam Panitia Farmasi dan terapi


• Berperan dalam sistem pencegahan serta pemantauan
kesalahan pengobatan
• Berperan dalam sistem pelaporan reaksi obat merugikan
• Berperah dan berkontribusi dalam evaluasi penggunaan
obat
• Berperan dalam penerbitan buletin terapi obat
• Berperan dalam program pendidikan “in-service” bagi
Apoteker, perawat dan staf medis
Pelayanan Rumah Sakit Menyeluruh yang Lebih Formal dan Terstruktur

• Sentra Informasi Obat


• Sentra Informasi Keracunan
• Pelayanan penetapan dosis individu secara
farmakokinetik klinik
• Pelayanan dalam obat investigasi
• Pelayanan dalam tim nutrisi parenteral lengkap
• Pelayanan dalam penelitian obat secara klinik
• Pelayanan dalam pengendalian infeksi di rumah sakit
• Pelayanan obat sitotoksik
Pelayanan yang diberikan oleh praktisi spesialis ditujukan pada populasi
pasien pilihan

• Pelayanan pasien kritis


• Unit gawat darurat
• Pelayanan onkologi
• Pelayanan dalam tranplantasi organ
• Pelayanan dalam bedah
• Pelayanan pasien penyakit kronis
• Pelayanan untuk pediatrik
• Pelayanan untuk psikiatrik
• Pelayanan toksikologi klinik
Penetapan Prioritas Pelayanan Farmasi Klinis Oleh IFRS
• Memastikan tersedianya obat yang paling sesuai,
efektif, aman, rasional dan memadai
• Langsung mempengaruhi penulisan serta
penggunaan obat yang paling tepat dan rasional
• Memastikan upaya peningkatan keamanan dan
kepatuhan pasien dalam penggunaan obat
• Pelayanan yang segera dapat dilakukan tanpa
penambahan biaya yang besar
• Pelayanan yang menjadi keahlian serta keterampilan
farmasis/apoteker
Pelayanan Prioritas Oleh IFRS :
• Pelayanan dalam kegiatan PFT dan sistem formularium
• Pelayanan dalam proses pengunaan obat
• Pengembangan sentra informasi obat dan pelayanan
informasi obat
• Pelayanan edukasi/konsultasi profesional kesehatan
• Pelayanan dan pemantauan dan pelaporan reaksi Obat
Merugikan
• Pencampuran sediaan intravena
• Penanganan bahan/obat sitotoksik/bahan berbahaya
Pemantauan Terapi Obat
Suatu Proses yang mencakup semua fungsi,
diperlukan untuk memastikan terapi obat secara
tepat, aman, mujarab, dan ekonomis bagi pasien,
yaitu :

Mengkaji pilihan obat oleh dokter, Mengkaji pemberian


obat, Memastikan terapi obat, Mengetahui respon
terapi, Mengkaji kemuangkinan terjadi ROM,
merekomendasikan perubahan atau alternatif
Cakupan Pemantauan Terapi Obat
• Ketepatan terapi dan regimen obat pasien
• Ketepatan penggunaan Obat
• Ketepatan rute, jadwal dan metode pemberian dosis obat
• Ketepatan informasi yang diberikan pada pasien
• Tingkat kepatuhan dengan regimen obat yang ditulis
• Interaksi obat-obat, obat-makanan, obat-uji laboratorium,
atau obat-penyakit
• Data Lab. Klinik dan farmakokinetik untuk mengevaluasi
efikasi terapi obat serta untuk megantisipasi efek samping
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
a. pemilihan;
b. perencanaan kebutuhan;
c. pengadaan;
d. penerimaan;
e. penyimpanan;
f. pendistribusian;
g. pemusnahan dan penarikan;
h. pengendalian; dan
i. administrasi.
Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa Pengelolaan
Alat Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan Bahan
Medis Habis Pakai di Rumah Sakit harus dilakukan
oleh Instalasi Farmasi

“SISTEM SATU PINTU”


SISTEM SATU PINTU

kebijakan kefarmasian termasuk pembuatan formularium, pengadaan,


dan pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang bertujuan untuk mengutamakan kepentingan
pasien melalui
“Instalasi Farmasi”
NB : tidak ada pengelolaan selain oleh Instalasi farmasi
PEMILIHAN

kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan Farmasi, Alat


Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan
kebutuhan. Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai
Pemilihan dilakukan berdasarkan :
a. formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan

terapi;
b. standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang telah ditetapkan;
c. pola penyakit;
d. efektifitas dan keamanan;
e. pengobatan berbasis bukti;
f. mutu;
g. harga; dan
FORMULARIUM RUMAH SAKIT FORNAS

Mengacu

Penyusunan dan revisi Formularium Rumah


Daftar Obat yang
Sakit dikembangkan berdasarkan
disepakati staf medis,
disusun oleh Komite/Tim pertimbangan terapetik dan
Farmasi dan Terapi yang ekonomi dari penggunaan Obat
ditetapkan oleh Pimpinan agar dihasilkan Formularium Rumah Sakit
Rumah Sakit yang selalu mutakhir dan dapat memenuhi
kebutuhan pengobatan yang rasional.
PERENCANAAN

• Kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode


pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan
pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat
jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.
• Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan
Obat dengan menggunakan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan
yang telah ditentukan antara lain konsumsi,
epidemiologi, kombinasi metode konsumsi
dan epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran
yang tersedia.
Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan:

a. anggaran yang tersedia;


b. penetapan prioritas;
c. sisa persediaan;
d. data pemakaian periode yang lalu;
e. waktu tunggu pemesanan; dan

f. rencana pengembangan.
PENGADAAN

kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan


perencanaan kebutuhan.

Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan,


jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang
terjangkau dan sesuai standar mutu.
Pengadaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan
dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan,
penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan
metode pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan
spesifikasi kontrak, pemantauan proses pengadaan, dan
pembayaran.
PENERIMAAN

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin


kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu
penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau
surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
Semua dokumen terkait penerimaan barang harus
tersimpan dengan baik.
PENYIMPANAN
• Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas
terapi, bentuk sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan disusun
secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First
Expired First Out (FEFO) dan First In First Out
(FIFO) disertai sistem informasi manajemen
Komponen yang harus diperhatikan :

a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk


mempersiapkan Obat diberi label yang secara jelas terbaca
memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka, tanggal
kadaluwarsa dan peringatan khusus.

b. Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit


perawatan kecuali untuk kebutuhan klinis yang penting.
c. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit
perawatan pasien dilengkapi dengan pengaman, harus
diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang
dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan
yang kurang hati-hati.
d. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang dibawa oleh pasien harus disimpan
secara khusus dan dapat diidentifikasi.

e. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk


penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan
kontaminasi.
• Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang harus disimpan terpisah yaitu:

a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam


ruang tahan api dan diberi tanda khusus bahan berbahaya.
b. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat,
dan diberi penandaaan untuk menghindari kesalahan
pengambilan jenis gas medis. Penyimpanan tabung gas
medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada
isinya. Penyimpanan tabung gas medis di ruangan harus
menggunakan tutup demi keselamatan.
PENDISTRIBUSIAN

• Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam


rangka menyalurkan/menyerahkan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
dari tempat penyimpanan sampai kepada unit
pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu,
stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
Sistem distribusi di unit pelayanan
• Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock)
1. untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola
oleh Instalasi Farmasi.
2. disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah
yang sangat dibutuhkan
3. pendistribusiannya didelegasikan kepada penanggung
jawab ruangan, JIKA TIDAK ADA PETUGAS FARMASI
YANG MENGELOLA
• Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan
obat floor stock kepada petugas farmasi dari penanggung
jawab ruangan

• Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan


kemungkinan interaksi Obat pada setiap jenis Obat yang
disediakan di floor stock.
• Sistem Resep Perorangan

Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan


Bahan Medis Habis Pakai berdasarkan Resep
perorangan/pasien rawat jalan dan rawat
inap melalui Instalasi Farmasi.
• Sistem Unit Dosis
Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai Resep
berdasarkan
perorangan yang disiapkan dalam unit
dosis tunggal atau ganda, untuk
penggunaan satu kali dosis/pasien. Sistem
unit dosis ini digunakan untuk pasien rawat inap.
Pemusnahan dan Penarikan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

a. produk tidak memenuhi persyaratan mutu;


b. telah kadaluwarsa;
c. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam
pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan;
dan/atau
d. dicabut izin edarnya.
TAHAP PEMUSNAHAN
a. membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang akan dimusnahkan;
b. menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;
c. mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat
pemusnahan kepada pihak terkait;
d. menyiapkan tempat pemusnahan; dan
e. melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan
bentuk sediaan serta peraturan yang berlaku.
PENGENDALIAN
• Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah
persediaan dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.

• Pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat


Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dapat
dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan
Komite/Tim Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit
Tujuan Pengendalian
a. penggunaan Obat sesuai dengan Formularium Rumah
Sakit;
b. penggunaan Obat sesuai dengan diagnosis dan terapi;
dan
c. memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak
terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan, kerusakan,
kadaluwarsa, dan kehilangan serta pengembalian pesanan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai.
Cara untuk mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai adalah:

a. melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan


(slow moving);

b. melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan


dalam waktu tiga bulan berturut-turut (death stock);

c. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan


berkala.
ADMINISTRASI

• Pencatatan dan Pelaporan

Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan Instalasi


Farmasi dalam periode waktu tertentu (bulanan, triwulanan,
semester atau pertahun).
• Pelaporan dilakukan sebagai:

1) komunikasi antara level manajemen;


2) penyiapan laporan tahunan yang komprehensif
mengenai kegiatan di Instalasi Farmasi; dan
3) laporan tahunan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai