Anda di halaman 1dari 46

DR. Kintoko, SF., MSc.

, Apt
- S1 Universitas Gadjah Mada (2001)
- Apt Universitas Gadjah Mada (2002)
- S2 Universiti Kebangsaan Malaysia (2009)
- S3 Guangxi Medical University, China (2014)
FARMASI FARMASI
BAHAN KLINIK
ALAMI Drug discovery KOMUNITAS Drug therapy
and its and its cost
development effectiveness

Meningkatkan
Product Derajat dan Mutu Patient
Oriented Kesehatan Oriented
Ruang Lingkup
 Istilah seputar obat tradisional
 Sejarah perkembangan obat tradisional
 Arah pengembangan obat tradisional
BEBERAPA ISTILAH
1. PENGOBATAN TRADISIONAL
Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992
TENTANG KESEHATAN
Adalah pengobatan dan atau perawatan dengan
cara, obat dan pengobatannya yang mengacu
pada pengalaman dan keterampilan turun
temurun dan diterapkan sesuai dengan norma
yang berlaku dalam masyarakat
2. OBAT ASLI INDONESIA
Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1963
Tentang FARMASI

Adalah obat-obat yang didapat langsung dari


bahan-bahan alamiah di Indonesia, terolah
secara sederhana atas dasar pengalaman dan
dipergunakan dalam pengobatan tradisionil
- bahan-bahan alamiah
- sederhana
- pengalaman
3. OBAT TRADISIONIL
Peraturan Menteri Kesehatan RI.
No. 179/Men.Kes/Per/VII/1976
Tentang Produksi dan Distribusi Obat Tradisionil
Adalah obat jadi atau obat berbungkus yang
berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan,
mineral dan atau sediaan galeniknya atau
campuran bahan-bahan tersebut yang belum
mempunyai data klinis dan dipergunakan dalam
usaha pengobatan berdasarkan pengalaman
- bahan alam
- berdasarkan pengalaman
 Tahun 1976, merupakan awal pengembangan O.T di
Indonensia dengan dibentuknya DIREKTORAT
PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, PADA
DIREKTORAT PENGAWAN OBAT DAN MAKANAN,
DEPARTEMEN KESEHATAN
 Lahir aturan-aturan tentang obat tradisional yang
dikenal dengan paket deregulasi, yaitu Peraturan
Menteri Kesehatan R.I :
1. No. 179/Men.Kes/Per/VII/76, Produksi dan
Distribusi Obat TradisionL
2. No. 180/Men.Kes/Per/VII/76, Wajib Daftar
Obat Tradisional
3. No. 181/Men.Kes/Per/VII/76, Pembungkusan dan
Penandaan Obat Tradisional
4. OBAT TRADISIONAL
Peraturan Menteri Kesehatan RI.
No. 246/Men.Kes/Per/V/1990
Tentang Izin Usaha IOT dan Pendaftaran O.T
dan
Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992
TENTANG KESEHATAN
Adalah bahan atau ramuan bahan, yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan
tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari
bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.
Potensi Potensi
natural kultural
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar
di dunia

17.508 pulau terbentang sepanjang 5120 km dari


barat ke timur, dan 1760 km dari utara ke selatan,
dengan luas sekitar 2.000.000 km2.

memiliki keanekaragaman hayati


No.2 di Dunia setelah Brazil
(25 % dimanfaatkan sebagai bahan obat)
Relief pada Candi Borobudur, Prambanan,
Penataran dan Sukuh
Sejarah
Perkembangan OT

Menurut UU No. 9 tahun 1960, tentang Pokok-


Pokok Kesehatan, obat tradisional yang telah
diramu dan siap untuk dipasarkan lazim disebut
sebagai JAMU (Jawa)
Jamu adalah warisan budaya bangsa Indonesia,
ini didasarkan pada bukti-bukti sejarah.
Beberapa tanaman yang umumnya digunakan untuk
meracik jamu kala itu, diantaranya:

1. Aegle marmelos (L.) Correa  maja

2. Antidesma bunius (L.) Sprengel  buni

3. Borassus flabilifer L.  lontar

4. Calophyllum inophyllum L.  nyamplung

5. Datura metel L.  kecubung

6. Syzygium cumini (L.) Skeels  jamblang


Prasasti Madhawapura era kerajaan hindu-
Majapahit menyebutkan adanya profesi
pembuat jamu yang disebut ACARAKI
Batu neolitik yang
disebut pipisan
Manuskrip Kuno
 Abad 14-15 era kolonisasi kerajaan
Majapahit ke pulau Bali meninggalkan
pengaruh sistem pengobatan tradisional

 Dari Pulau Bali, kekuasaan Majapahit melebar


dari Sulawesi (Lontarak Husada) sampai ke
Malaka (bersamaan dengan era islam)

 Awal masuknya islam membawa pengaruh


interaksi sistem pengobatan tradisional dengan
Arab yang tertulis dalam KITAB TIBB
 Awal abad 17 (1627-1658) Jacobus Bontius,
Dokter berkebangsaan Portugis dari Batavia
mempublikasikan buku berjudul Historia
Naturalist et Medica Indiae berisi 60 deskripsi
tanaman obat Indonesia

 Awal abad 18 (1741-1755) Gregorius


Rumphius mempublikasikan buku berjudul
Herbaria Amboinesis (The Ambonese Spice
Book) tentang obat herbal tradisional di
Maluku
 Tahun 1816  Horsfield mempublikasikan
monograf tentang tanaman obat dari pulau
Jawa

 Tahun 1831 Kasunanan Surakarta menulis


manuskrip dalam tulisan tangan berjudul Serat
Kawruh Bab Jampi-jampi Jawi berisi racikan
jamu (Serat Centhini/Suluk
Tambanglaras/Suluk Tambangraras-Amongraga)

 Manuskrip yang ditulis dalam bahasa Jawa


berjudul Serat Primbon Jampi dan Serat
Racikan Boreh Wulang nDalem berisi ramuan
untuk kesehatan dan kecantikan
 Tahun 1890-1914 Greshoff mempublikasikan
buku tentang tanaman beracun dan berkhasiat
obat

 Tahun 1907 Koppenburg-Versteegh


mempublikasikan buku berjudul Indigenous
Plant and their Healing Power yang berisi
tentang cara pengobatan berbagai penyakit
dengan tanaman obat

 Tahun 1927 Heyne mempublikasikan buku


berjudul Indonesian Useful Medicinal Plants
yang berisi informasi yang lebih lengkap
tentang tanaman obat dan khasiatnya
Gelar Kebangkitan Jamu
Indonesia yang diresmikan
SBY di Istana Negara pada
27 Mei 2008
AMANAH GBHN TAHUN 1993
Pengobatan tradisional yang secara medis dapat
dipertanggungjawabkan, terus dibina dalam
rangka perluasan dan pemerataan kesehatan.
Pemeliharaan dan pengembangan obat
tradisional sebagai warisan budaya bangsa
terus ditingkatkan dan didorong pengembangan
serta penemuan obat-obatan termasuk
budidaya obat tradisional yang secara medis
dapat dipertanggungjawabkan
Tanaman

KOSMETIK PANGAN

OBAT

SUPL.MAK
OT
+Vit, as amino
& mineral
JAMU BKO?
PERBANDINGAN JENIS BKO
2003 2004 2005 (sep)
Parasetamol 51 21 21
Piroxicam 6 2 0
Antalgin 49 34 18
Theofilin 6 11 4
Fenilbutason 51 30 30
CTM 2 1 2
Dexametason 10 5 3
Na Diclofenac 4 3 2
Furosemid 1 1 0
As. Mefenamat 4 5 0

Sildenafil sitrat 1 2 15
Prednison 4 0 0
Siproheptadin 0 0 1
Sibutramin sitrat 0 0 1
28
SAMPLING DAN PENGUJIAN OT

Grafik Kewilayahan OT Mengandung BKO


Th 2003 - Sept 2005

96

77
48
52

13 11
11 8 12 9
2 2 2 2 1 4 3 5
2003 2004 2005

Cilacap Banyumas
Jawa Barat Jawa Tengah ( Luar Cilacap )
29 Jawa Timur Daerah Lain (Jakarta)
Peluang Pengembangan OT?
Persentase industri OT

Kalbar Sumsel
Bali Jambi
Sulsel 2% 2%
Kalsel 3% 2% 1% NAD Jatim
1% 32%
Sumut 3%
DIY 4%
4%

DKI
13%
Jabar Jateng
15% 18%
Obat Modern Obat Herbal
45%
38%

25%
20%
15%

7%

2005 2008 2010

Pertumbuhan Pasar
Omset
Tahun Sumber
(Trilyun)
2003 2 Bank Indonesia (LIPI dalam www.bexi.co.id)
2004 3,5 Bank Indonesia (LIPI dalam www.bexi.co.id)
2006 4 KADIN (www.kadin-
indonesia.co.id/en/berita_isi.php?news_id
2007 6 GP Jamu
GP Jamu (Laporan Ketua Umum GP Jamu pada
Gelar Kebangkitan Jamu Indonesia dan
2008 7,2 Pembukaan Symposium International Pertama
Temulawak
Istana Negara, 27 Mei 2008).
2010 10 Target GP Jamu

Dari data-data tersebut untuk dapat memprediksi omset jamu dengan


Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method) mempergunakan
persamaan :
Y = mX + C
Dimana : Y = Data Time Series (Omset)
m dan C = bilangan konstan
X = Waktu (Tahun)
8

7
y = 0,9581x - 1917,1
6

5
Omset

0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tahun

Pada tahun 2025, omset jamu diperkirakan mencapai 23 trilyun rupiah


PERSENTASE PENDUDUK UMUR ≥ 15 TAHUN YANG
MEMPUNYAI KEBIASAAN MENGKONSUMSI JAMU
MENURUT KARAKTERISTIK, RISKESDAS 2010
FAKTA DAN DATA
• 10 % dari Obat kimia sintetis yang digunakan untuk
menyembuhkan penyakit menyebabkan efek samping (side
effect)” (Dr. Paavo USA)
• Banyak kerusakan yang serius pada individu yang
menggunakan obat sintetis (Limits to Medicine; 1926)” (Dr.
Ivan Illich)
• Pengobatan modern dengan obat sintetis bukanlah
pengobatan yang mengandung cara yang baik dalam
mengobati suatu penyakit” (Andrew Well USA)
• Tidak bisa di pungkiri bahwa obat sintetis yang digunakan
untuk menyembuhkan, dalam jangka panjang menimbulkan
kerusakan pada tubuh manusia.” (Dr. David Palmer Kanada)
KEBIJAKAN 0BAT TRADISIONAL NASIONAL
(KOTRANAS) 2007

KepMenkes No. 381/MENKES/SK/III/2007

Tujuan:
1. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan ramuan
tradisional secara berkelanjutan
2. Menjamin pengelolaan potensi alam Indonesia agar memiliki
daya saing
3. Tersedianya obat tradisional
4. Menjadikan obat tradisional sebagai komoditi unggul
DASAR PENGEMBANGAN OT
 ETNOBOTANI
 ETNOFARMAKOLOGI
 KEMOTAKSONOMI
 OBSERVASI EKOLOGI
Etnobotani
 Tanaman obat yang dikenal khas oleh
masyarakat tertentu, baik penamaannya maupun
asal daerahnya
contoh: Buah merah, sarang semut
Etnofarmakologi
 Khasiat yang diketahui oleh masyarakat tertentu
secara empiris.
contoh: Jambu Biji
Kemotaksonomi
Tanaman yang memiliki hubungan kekerabatan pada
takson familigenusspesies dimungkinkan memiliki
kemiripan kandungan kimia dan bahkan khasiatnya.
Sebagai contoh, kunyit yang diketahui kandungan
kimianya kurkuminoid dan berkhasiat sebagai
antiradang adalah satu kerabat dengan temulawak pada
tingkatan genus Curcuma. Terbukti secara ilmiah,
temulawak juga memiliki khasiat sebagai antiradang
dan mengandung kurkuminoid
Observasi ekologi
Mengamati lingkungan pada sekelompok hewan
simpanse di Tanzania yang terlihat menelan daun dari
genus Aspilia. Tujuan menelan daun tersebut bukan
untuk mendapatkan kandungan nutrisinya, melainkan
demi kesehatan dan kenyamanannya. Terbukti, secara
ilmiah tanaman tersebut mengandung zat berkhasiat
thiarubine-A yang berkhasiat membunuh parasit dan
mikroorganisme pada saluran pencernaan.
Simplisia Ekstrak / Krud / Isolat Obat dari Bahan Alam

Standarisasi :
- Proses
Pasca Panen - Kimia
- Fisika
- Mikrobiologi

Produk Bahan Alam


Budidaya Terstandar
Natural Standard Evidence-Based Grading Scale

• Grade A: Strong scientific evidance


• Grade B: Good scientific evidance
• Grade C: Unclear or Conflicting scientific evidance
• Grade D: Fair negative scientific evidance
• Grade F: Strong negative scientific evidance

(Ulbricht, C., Seamon, E., Natural Standard Herbal


Pharmacotherapy, Mosby Elsevier, 2010)
Penemuan Obat Kanker dari bahan Alam

KELOMPOK AGEN ANTIKANKER KELOMPOK AGEN ANTIKANKER

1 TAXOL 21 ACTINOMYCIN

2 CAMPTOTHECIN 22 BLEOMYCIN

3 COMBRETASTATIN 23 DAUNOMYCYN

4 PODOPHYLLOTOXIN 24 DOXORUBICIN

5 VINCRISTINE 25 EPIRUBICIN

6 HOMOHARRINGTONINE 26 IDARUBICIN

7 ELLIPTICINE 27 MITOMYCIN C

8 ROHITUKINE 28 STREPTOZOCIN

9 OLOMUCINE 29 WORTMANNIN

10 MAYTANSINE 30 RAPAMICIN

11 THAPSIGARGIN 31 GELDANAMYCIN

12 BRUCEANTIN 32 CITARABINE

13 BETULINIC ACID 33 BRYOSTATIN 1

14 INDIRUBINS 34 DOLASTATIN

15 URSOLIC ACID 35 ECTEINASCIDIN

16 -LAPACHONE 36 APLIDINE

17 PERVILLEIN 37 HALICONDRIN B

18 THALICARPIN 38 DISCODERMOLIDE

19 ACRONYCILINE 39 CRYPTOPHYCIN

20 4-IPOMEANOL 40 DIDEMNIN
Xie xie

Anda mungkin juga menyukai