Anda di halaman 1dari 5

TUGAS EPIDEMIOLOGI DAN KESEHATAN MASYARAKAT

RANGKUMAN MATERI TENTANG


POR

Dosen Pengampu :
Ibu Ika Siswanti

Disusun Oleh :
Astri Ayu Lutfia Ardhani
201030700233
04FKKP004

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA DHARMA HUSADA

2022
Penggunaan Obat Rasional

Menurut definisi World Health Organization , penggunaan obat rasional adalah


apabila pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam
dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dalam periode waktu yang sesuai dengan biaya
yang terjangkau oleh dirinya dan kebanyakan masyarakat.
A. Kriteria Penggunaan obat rasional
 Tepat diagnosis
 Tepat obat
 Tepat dosis
 Tepat cara pemberian : Tepat lama pemberian, Tepat interval waktu
pemberian, dan Waspada terhadap efek samping
 Tepat pasien
 Tepat informasi
 Tepat cara evaluasi dan tindak lanjut bila diperlukan
Harus dilakukan secara rasional. Langkah kebijakan yang dilakukan untuk
meningkatkan POR adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan pedoman terapi standar berdasarkan bukti ilmiah terbaik yang di
revisi secara berkala.
2. Pemilihan obat dengan acuan utama DOEN.
3. Pengawasan, audit, dan umpan balik dalam penggunaan obat.
4. Penyediaan informasi obat yang benar, lengkap dan tidak menyesatkan
melalui pusatpusat informasi di sarana-sarana pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta.
5. Pendidikan dan pemberdayaan masyarakat untuk menggunakan obat secara
tepat dan benar, serta meningkatkan kepatuhan penggunaan obat.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi POR sebagai berikut :


1. Suplai jenis dan jumlah obat yang mencukupi. Suplai obat dipengaruhi
oleh ketersediaan jenis dan jumlah obat yang berkualitas, serta tidak
banyak yang kadaluwarsa.
2. Penulis resep/dokter. Penulis resep harus mendapat informasi atau
pelatihan yang cukup mengenai jumlah dan jenis obat yang tersedia, serta
meresepkan
obat secara rasional, yaitu sesuai dengan obat yang terdaftar pada formularium
rumah sakit, tanpa dipengaruhi oleh promosi industri farmasi dan bonus.

C. Strategi peningkatan POR


1. Pelatihan untuk penulis resep dan peracik obat.
2. Paket obat
3. Registrasi obat
4. Daftar obat terbatas .
5. Peresepan generik.
6. Pelabelan generik.

D. Dampak Pengunaan obat tidak rasional


Penggunaan obat yang tidak rasional sering dijumpai dalam praktek sehari-
hari.
1. Peresepan obat tanpa indikasi yang jelas; penentuan dosis, cara, dan lama
pemberian yang keliru, serta peresepan obat yang mahal merupakan
contoh dari peresepan yang tidak rasional. Kecenderungan meresepkan
obat nama dagang yang relatif lebih mahal daripada obat generik dengan
manfaat dan keamanan yang sama dan tersedia.
2. Peresepan obat yang tidak dibutuhkan, yaitu pemberian obat untuk
penderita yang tidak memerlukan terapi obat. Pemakaian obat yang
berlebihan baik dalam jenis maupun dosis, jelas akan meningkatkan risiko
efek samping. Pemakaian antibiotika secara berlebihan juga dikaitkan
dengan meningkatnya resistensi kuman terhadap antibiotik yang
bersangkutan dalam populasi.

E. Pengobatan Sendiri
Perilaku pencarian pengobatan oleh orang sakit umumnya menyangkut
tiga pertanyaan pokok. Pertama, sumber pengobatan apa yang dianggap
mampu mengobati sakitnya. Kedua, kriteria apa yang dipakai untuk memilih
salah satu dari beberapa sumber pengobatan yang tersedia. Ketiga, bagaimana
proses pengambilan keputusan untuk memilih sumber pengobatan tersebut.
Kriteria yang digunakan untuk memilih sumber pengobatan adalah
pengetahuan tentang sakit dan pengobatannya, keyakinan terhadap
obat/pengobatan, keparahan sakit, serta keterjangkauan biaya dan jarak.
Proses pengambilan keputusan untuk memilih sumber pengobatan dimulai
dengan menerima informasi, memproses berbagai kemungkinan dan
dampaknya, kemudian mengambil keputusan dari berbagai alternatif, dan
melaksanakannya. Pengobatan sendiri adalah upaya pengobatan sakit
menggunakan obat atau obat tradisional tanpa petunjuk dokter. Pengobatan
sendiri lebih banyak yang menggunakan obat daripada obat tradisional.

Tujuan pengobatan sendiri adalah untuk peningkatan kesehatan,


pengobatan sakit ringan, dan pengobatan rutin penyakit kronis setelah
perawatan dokter. Alasan pengobatan sendiri adalah kepraktisan waktu,
kepercayaan pada obat tradisional, masalah privasi, biaya, jarak, dan kepuasan
terhadap pelayanan kesehatan. Dalam upaya pemulihan kesehatannya, mereka
yang mengeluh sakit persentase terbesar, yaitu 63,1%, melakukan pengobatan
sendiri, sisanya pergi ke pengobatan medis atau pengobatan tradisional.

1. Dasar hukum pengobatan sendiri


Program Kementerian Kesehatan terkait dengan penggunaan obat
rasional di masyarakat adalah pengobatan sendiri. Obat yang dimaksud
memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan
untuk pengobatan sendiri. Tahun 1996 Kementerian Kesehatan
menerbitkan Buku Kompendia Obat Bebas sebagai pedoman masyarakat
untuk melakukan pengobatan sendiri yang rasional, mencakup 4 kriteria.

2. Keuntungan dan kerugian pengobatan sendiri


Keuntungan pengobatan sendiri antara lain :
 aman apabila digunakan sesuai dengan aturan,
 efektif untuk menghilangkan keluhan karena 80% keluhan sakit
bersifat
Kerugian pengobatan sendiri antara lain :
 obat dapat membahayakan kesehatan apabila tidak digunakan sesuai
dengan petunjuk,
 pemborosan biaya dan waktu apabila salah menggunakan obat.
Kekurangan pengobatan sendiri :
 tidak membaca aturan pakai karena membeli secara eceran,
 tidak mengetahui efek samping obat,
 tanggal kadaluwarsa dan obat terdaftar atau tidak.

3. Persyaratan pengobatan sendiri


Apabila dilakukan dengan benar, maka pengobatan sendiri merupakan
sumbangan yang sangat besar bagi pemerintah, terutama dalam
pemeliharaan kesehatan secara nasional. Untuk melakukan pengobatan
sendiri secara benar, masyarakat mutlak memerlukan informasi yang jelas
dan dapat dipercaya, dengan demikian penentuan jenis dan jumlah obat
yang diperlukan harus berdasarkan kerasionalan.

Anda mungkin juga menyukai