Anda di halaman 1dari 23

FARMAKOTERAPI

Endang Sulistyaningsih, S.Si, M. Kes, Apt


DEFINISI FARMAKOTERAPI
• Pengertian Farmakoterapi : Farmakoterapi adalah sub ilmu dari farmakologi yang
mempelajari tentang penanganan penyakit melalui penggunaan obat – obatan
(farmakon). Dalam ilmu ini obat – obatan digunakan untuk membuat diagnosis,
mencegah timbulnya, dan cara menyembuhkan suatu penyakit.
• Farmakologi : “pharmacon” artinya obat dan “logos” artinya ilmu, jadi farmakologi
adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa (obat) terhadap sel hidup, lewat proses kimia
khususnya lewat reseptor.
• Obat : didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,
mendiagnosis penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu, misalnya
melumpuhkan otot rangka selama proses pembedahan
• Farmakologi : terutama terfokus pada 2 sub disiplin, yaitu farmakokinetik dan
farmakodinamik
• Farmakokinetik : adalah apa yang dialami obat yang diberikan pada suatu makhluk, yaitu
meliputi Absorpsi, Distribusi, Metabolisme/ biotransformasi, dan Ekskresi (ADME)
• Farmakodinamik : adalah menyangkut pengaruh obat terhadap sel hidup, organ atau
makhluk, secara keseluruhan erat berhubungan dengan fisiologi, biokimia, dan patologi.
Evidence- Base Medicine (EBM)
Evidence- Base Medicine (EBM) adalah suatu teknik yang digunakan untuk
pengambilan keputusan dalam mengelola pasien dengan mengintegrasikan tiga
faktor, yaitu :
• Keterampilan dan keahlian klinik dari dokter
• Kepentingan pasien
• Bukti ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan
EBM merupakan cara untuk membantu dokter dalam membuat keputusan saat
merawat pasien sesuai dengan kebutuhan pasien dan keahlian klinis dokter
berdasarkan bukti – bukti ilmiah
Mengapa EBM
EBM diperlukan karena perkembangan dunia kesehatan begitu pesat dan bukti
ilmiah yang tersedia begitu banyak. Karena itu diperlukan EBM yang menggunakan
pendekatan pencarian sumber ilmiah sesuai kebutuhan akan informasi bagi
individual dokter yang dipicu dari masalah yang dihadapi pasiennya disesuaikan
dengan pengalaman dan kemampuan klinis dokter tersebut.
Tujuan Terapi Dengan
Obat
Untuk memperoleh tanggapan (respon) farmakologi yang khas bagi
suatu penyakit, manfaat terapi yang sebesar – besarnya dengan resiko
timbulnya efek merugikan sekecil mungkin
Apa Peran Apoteker dalam terapi???
• Penggalian Informasi
• Penentuan rencana terapi
• Pemilihan Obat
• Memberikan Obat
• Memberikan informasi obat
• Melakukan evaluasi
Proses Keputusan Terapi
• Proses terapi merupakan proses ilmiah (scientific process), bukan sekedar :
o Proses otomatis
o Mencocokkan gejala dengan obat yang ada
o Berdasarkan seni, citarasa, keinginan pelaku

• Proses Ilmiah perlu pengetahuan, keahlian, pertimbangan professional


yang cermat
Enam Langkah dalam proses terapi rasional
1. Menegakkan diagnosis pasien
2. Menentukan tujuan terapi / pengobatan
3. Memilih terapi yang paling sesuai untuk pasien
4. Memberikan pengobatan
5. Memberikan informasi, instruksi dan peringatan
6. Mengevaluasi pengobatan
Langkah Proses Keputusan Terapi Rasional
1. Proses penegakan diagnosis : tidak ada pengobatan tanpa diagnosis

2. Tujuan Terapi dan pemilihan intervensi terapi (farmakoterapi , atau non


farmakoterapi)
• Apakah diperlukan terapi obat
• Jika tidak, apa alternatifnya
• Jika perlu obat, tujuan terapetik spesifik apa yang diharapkan
• Bagaimana pertimbangan manfaat vs resiko dibanding tanpa obat
Langkah Proses Keputusan Terapi Rasional
3. Proses memilih terapi yang paling sesuai untuk pasien
Pertimbangan :
• Efek terapi yang diharapkan
• Kelas terapi untuk efek spesifik yang diharapkan
• Jenis obat dari kelas terapi yang dimaksud
• Keamanan obat
• Kemanfaatan klinik (clinical efficacy)
• Biaya dan harga obat
• Cara pemberian dan dosis yang sesuai
Langkah Proses Keputusan Terapi Rasional
4. Proses pemberian obat (mulai pengobatan):
• Cara pemberian obat
• Bentuk sediaan /formulasi
• Besar dosis dan frekwensi pemberian
• Lama pemberian

5. Informasi, instruksi, dan peringatan :


• Penjelasan mengapa nasehat perlu ditaati
• Mengapa perlu obat
• Penulisan resep obat
Langkah Proses Keputusan Terapi Rasional
6. Evaluasi hasil/ efek pengobatan :
• Efek terapetik
• Efek samping
Kriteria penggunaan obat rasional
• Ketepatan indikasi
• Ketepatan jenis obat
• Ketepatan dosis obat
• Ketepatan cara pemakaian dan lama pemberian
• Ketepatan penilaian kondisi pasien dan tindak lanjut
Macam penggunaan obat tidak rasional
• Peresepan Boros (extravagant): mengunakan obat yang mahal padahal tersedia
obat yang murah dengan kemanjuran dan keamanan yang sebanding
• Peresepan berlebihan (over prescribing) : mengunakan obat yang tidak
diperlukan , dosis terlalu besar, lama pemberian terlalu panjang
• Peresepan salah (incorrect prescribing) : pemilihan obat kurang tepat
• Peresepan majemuk (multiple prescribing) : dua obat atau lebih digunakan
padahal satu atau dua obat sudah memberikan efek yang sama. Beberapa kondisi
terkait diobati semua padahal kesembuhan kondisi utama akan memperbaiki
kondisi lainnya
• Peresepan kurang (under prescribing) : obat yang diperlukan tidak digunakan ,
dosis tidak cukup, lama pemberian terlalu pendek
Faktor Penyebab Irasionalitas
1. Kelemahan dalam bekal pengetahuan dan ketrampilan mengenai pemakaian obat, kekurangan
informasi mengenai obat dan terapetika
2. Rasa ketidakamanan dan ketidakpastian diagnosis atau prognosis
3. Rasa gengsi penulis resep
4. Beban pelayanan pasien terlalu banyak
5. Generalisasi pengalaman individual yang keliru
6. Kurangnya kemampuan analisis kritis informasi obat
7. Anggapan/kepercayaan yang keliru tentang manfaat obat
8. Aktivitas promosi berlebihan industri obat
9. Tekanan dan permintaan pasien
10. Sistem suplai obat yang tidak efisien
11. Ketiadaan buku pedoman pengobatan di unit – unit pelayanan
Dampak pengobatan tidak rasional
• Dampak terhadap mutu pelayanan & pengobatan
• Dampak Klinis : penyakit tidak sembuh, muncul efek samping obat
• Dampak terhadap biaya pelayanan pengobatan : boros
• Dampak psikososial : ketergantungan pengunaan obat
Permasalahan Terkait Obat (Drug Related
Problems/DRPs)
• DRPs adalah suatu keadaan yang tidak diinginkan yang terjadi pada pasien yang
disebabkan oleh terapi obat dan secara nyata atau potensial mengurangi efek terapi yang
diharapkan.
• Permasalahan terkait obat , yang perlu diperhatikan, diantaranya :
a. Indikasi yang tidak memperoleh terapi, yaitu pasien mempunyai masalah
medis yang memerlukan pengobatan, tetapi tidak menerima obat sesuai
dengan indikasi tersebut.
b. Pemilihan obat tidak tepat, yaitu pasien mendapatkan obat yang tidak
sesuai dengan kondisi medis yang dialaminya
c. Ketidaktepatan dosis (terlalu rendah / terlalu tinggi)
d. Efek samping obat, yaitu pasien mendapat masalah medis karena efek yang
tidak dikehendaki / efek samping obat
Permasalahan Terkait Obat (Drug Related
Problems/DRPs) lanjutan….
e. Interaksi obat, yaitu pasien mendapat masalah medis karena adanya
interaksi obat dengan obat, obat dengan makanan
f. Kegagalan menerima pengobatan, yaitu pasien mengalami masalah
medis akan tetapi secara farmasetik, psikologis atau sosio ekonomis
penderita tersebut gagal mendapatkan obat
g. Penggunaan obat tanpa indikasi, yaitu pasien menggunakan obat tanpa
indikasi medis yang jelas
Peran Apoteker dalam DRPs
• Meng optimalkan terapi
• Meminimalisir resiko DRPs
• Meningkatkan kualitas hidup pasien
Contoh Kasus
• Seorang anak 8 tahun didiagnosa menderita infeksi saluran kemih, diterapi dengan Ciprofloxacin
250 mg 2 x sehari . Rasional atau tidak?

• Seorang pasien 35 thn, didiagnosa menderita gastritis. Oleh dokter diberi terapi dengan Ranitidin
tablet 150 mg 2 x sehari dan Cimetidin tablet 2 x sehari. Rasional/tidak? Mengapa?

• Seorang anak 2 thn, terdiagnosa acute otitis media, diberi terapi antibiotic Amoksisillin 20 mg/kg
BB 1x sehari selama 10 hari. Rasional/tidak? Mengapa?

• Seorang Bapak 50 thn (penarik becak) menderita hipertensi (150/90 mmHg) tanpa ada penyakit
lain yang diderita. Oleh Dokter diberi obat Valsartan tablet. Rasional/tidak? Mengapa?
Contoh kasus
Pasien wanita usia 59 tahun, didiagnosis penyakit ginjal kronis dengan penyulit
penyakit arteri koroner dan gangren ditangan kiri (jari ke-3). Pasien diketahui
mempunyai riwayat Diabetes Melitus sejak dua hingga tiga tahun yang lalu,
mendapatkan resep sbb :
R/ Amokcicilin tab 250 mg X (3 X 1)
Captopril Tab 12,5 mg X (2 X 1)
Furosemid Tab X ( 1 X 1)
ISDN Tab X (3 X 1)
Bic Nat Cap X ( 2 X 1)
DRPs
• Ketidaktepatan pemilihan antibiotik
• Ketidaktepatan pemberian dosis (amoxcicillin dan captopril)
• Resiko interaksi obat yang merugikan (captopril – furosemid, captopril
– ISDN, captopril – Bic Nat)
• Pasien penyakit ginjal kronis dengan penyulit arteri koroner menerima
terapi obat yang kompleks sehingga meningkatkan resiko terjadinya
DRPs

Anda mungkin juga menyukai