IV A
Nama kelompok II :
Eti Anis Herawati (19340006)
Miqroziah (19340008)
Muhammad Haikal (19340007)
Nur Atikah (19340005)
Ferrna Rompis (19340125)
DOSEN PEMBIMBING :
.
SUB PEMBAHASAN
▹ Definisi defenisi tablet terkontrol
▹ Kelemahan formulasi tablet terkontrol
▹ kelebihan formulasi tablet terkontrol
▹ Laju Pelepasan Obat
▹ Perkembangan formulasi tablet terkontrol
2
Tetapi sistem yang ideal seperti ini tidak bisa didapatkan. Para peneliti
mencoba mengembangkan sistem yang mungkin dapat mendekati
sistem yang ideal ini, dengan mengembangkan sistem penghantaran
obat transdermal dan sistem bioadhesif
Lanjutan
▹ Sediaan terkontrol merupakan bentuk sediaan yang
dirancang untuk melepaskan obatnya ke dalam tubuh secara
perlahan-lahan atau bertahap supaya pelepasannya lebih
lama dan memperpanjang aksi obat.
5
6
Kelemahan formulasi tablet
terkontrol
Pemberian obat obat terkontrol tidak
memungkinkan terminasi terapi yang
tepat
7
Keuntungan formulasi tablet
terkontrol
28
Penentuan dosis dan syarat pelepasan tablet dipiridamol.
Diripidamol menghasilkan efek terapi pada konsentrasi plasma (Ct) 0,5-1,9 μg/mL dengan
klirens total dipiridamol (Cl) sebesar 2,3-3,5 mL/menit per kgbb.1 Kebutuhan jumlah obat
dalam tubuh berdasarkan parameter farmakokinetiknya dapat dihitung berdasarkan
persamaan berikut:
Do = Ct . td . Cl
Dosis sediaan tablet terkontrol dipiridamol dengan durasi kerja 8 jam yang beredar di
pasaran adalah 50 mg. Oleh karena itu, dosis yang akan dibuat untuk sediaan tablet lepas
lambat dipiridamol adalah 50 mg. Syarat pelepasan dipiridamol dari tablet disesuaikan
dengan konsentrasi terapetik dipiridamol dan dihitungberdasarkan rumus pada persamaan .
29
Hasil perhitungan
disajikan pada Tabel
Waktu Jumlah % dipiridamol
Pelepasan dipiridamol yang yang
(jam ke-) terdisolusi (mg) terdisolusi
30
Sambungan..
Dipiridamol sukar larut dalam air. Untuk Pembuatan tablet dilakukan dengan cara granulasi
mempercepat pembasahan dipiridamol basah untuk menjamin kehomogenan komponen
diperlukan eksipien yang bersifat hidrofilik didalamnya serta mengaktivasi pengikat. Sebagai
(HPMC) yang akan mempercepat kontak cairan penggranulasi digunakan aquades karena
dengan medium sehingga meningkatkan menghasilkan granul dengan aliran dan
kecepatan pelarutan. Walaupun dapat kompresibilitas yang lebih baik dibanding dengan
mempercepat pembasahan, HPMC pada menggunakan etanol (data tidak ditampilkan). Hal ini
konsentrasi tinggi dapat menahan pelepasan mungkin dikarenakan kelarutan HPMC dalam air
dipiridamol dari sediaan tablet sekaligus juga lebih baik dibandingkan di dalam etanol sehingga
berfungsi sebagai matriks tablet mengapung. proses pengikatan HPMC terjadi lebih baik.
31
Kesimpulan
Aiache, J.M. (1993). Farmasetika 2. Biofarmasi. Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press. Hal. 154-177, 195-210 dan 338-339.
Bhowmik, D., Gopinath and Kumar,K.P.S., (2012). Controlled Release Drug Delivery Systems. The Pharma Innovation Journal. 1(10): 24-32
Dixit, N., Maurya, S.D and Sagar, B.P.S., (2013). Controlled Release Drug Delivery Systems. Indian Journal of Research in Pharmacy and Biotechnology. 1(3):
305-310
Suprianto, Analisis Kinetika Pelepasan Teofilin dari Garnul Matriks Kitosan. Jurnal Ilmiah Manuntung. 2016. 2(1): 70-80
Kakar, S., Singh, R and Semwal, A., (2014). Drug Release Characteristics of Dosage Forms: A Review. Int. J. Recent Adv Pharm Res. 4(1): 6-17
Suprianto, Optimasi Formula Matriks Kitosan dengan Metilselulosa pada Pelepasan Terkendali Sediaan Granul Teofilin. Jurnal Ilmiah Manuntung. 2015. 1(2): 114-
120.
Lokhandwala, H., Deshpande, A., and Deshpande, S. (2013). Kinetic Modeling and Dissolution Profil Comparison: An Overview. Int. J. Pharm. Bio. Sci. 4(1): 728 –
737
Suprianto, Formulasi dan Penentuan Orde Pelepasan Teofilin Sediaan Granul Campuran Kitosan dengan Metilselulosa. Akademia. 2013. 17(2) 2013: 58-62.
Mandhar, P and Joshi, G. (2015) Development of Sustained Release Drug Delivery System: A Review. Asian Pac. J. Health Sci., 2(1): 179-185
Ninama.U., Pal, J.T., Chaudhary, S., Bhimani, B., and Dalsaniya, D. (2015). Lipid Matrix Tablet as Sustaind Drug Delivery System: A Review. IJPRBS, 4(2): 98-114
Patnaik, N.A., Nagarjuna1, T and Thulasiramaraju, T.V. (2013) Sustained Release Drug Delivery System: A Modern Formulation Appoach. International Journal of
Research in Pharmaceutical and Nano Sciences. 2(5): 586- 601
Ramakrishna, S., Mihira, V., Vyshnavi, K.R and Ranjith, V. (2012) Design and Evaluation of Drug Release Kinetics of Meloxicam Sustained Release Matrix Tablet.
Int J Curr Pharm Res, (1): 90-99
Ramteke K.H., Dighe P.A., Kharat A. R and Patil, S.V. (2014). Mathematical Models of Drug Dissolution: A Review. Sch. Acad. J. Pharm., 3(5): 388-396
Shaikh, H.K., Kshirsagar, R. V. and Patil, S. G. (2015). Mathematical Model for Drug Release Characterization: A Review. World Journal of Pharmaceutical
Research. 4(4): 324-338.
Singhvi, G and Singh, M., (2011).Review: In-Vitro Drug Release Characterization Models. IJPSR. 2(1): 77-84
TERIMAKASIH