Kelompok 3
Alisa Otilia P
Cici Angraini
Debora Inggrid
Desy handayani
Dian Nur Cahyu
Dian Sanita P
Dwi Andreyas
Eka Kurnia P
Emnoverica Umar
Dosen Pengampu :
Anita Lukman, M.Farm,.Apt
Sub Bahasan
Pendahuluan
Granulasi Basah
Granulasi Kering
Cetak Langsung
PENDAHULUAN
Mengandung
bagian Tidak
Memiliki
berbentuk Memiliki daya terlampau Hancur
Bentuk dan distribusi
serbuk lebih luncur yang kering dengan baik di
warna teratur butir yang
dari 10%. baik (kelembaban 3 dalam air.
sempit
- 5%)
GRANULASI
GRANULASI BASAH
GRANULASI KERING
Menggunakan atau
menambahkan liquid CETAK LANGSUNG
Tanpa menggunakan
solution
liquid solution Dengan cara
( Dengan atau tanpa
pengempaan zat aktif
bahan pengikat)
dan bahan tambahan
secara langsung
tanpa perlakuan awal
terlebih dahulu.
1) Granulasi Basah
GRANULASI BASAH
2. Waktu pencampuran
Waktu pencampuran sangat mempengaruhi
kesergaman zat aktif yang terkandung dalam granul basah
atau pun pada granul kering.
Dengan waktu pencampuran yang tepat diharapkan
terjadi pencampuran yang efektif antara zat aktif dengan
zat tambahan lainnya sehingga terbentuk campuran yang
homogen dan memiliki sifat alir yang baik
GRANULASI BASAH
Parameter kritis pada proses granulasi basah
3. Lama Pengeringan
Waktu pengeringan berhubungan erat dengan kadar
air yang terkandung dalam granul. Dengan Kadar air yang
tepat maka akan mempermudah pada proses pengempaan
ataupun pencetakan.
Jika granul yang dihasilkan terlalu basah dapat
menyebabkan lengketnya granul pada proses pencetakan.
Jika granul yang dihasilkan terlalu kering dapat
menyebabkan capping pada proses pencetakan.
GRANULASI BASAH
Keuntungan granulasi basah
1 Memperoleh aliran yang baik
Keuntungan Kerugian
Pengayakan basah
Pengeringan granul
METODE GRANULASI BASAH
2. Fluid Bed Granulation
Keuntungan Kerugian
PRINSIP :
Partikel serbuk digabung dengan penggunaan
tekanan tinggi
b) Pencampuran
Tujuan untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang merata
dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat
planetary mixer, twin-shell, dan blender.
c) Slugging
Campuran serbuk ditekan ke dalam cetakan yang besar dan
dikompakkan dengan punch berpermukaan datar, massa yang diperoleh
disebut slug.
GRANULASI KERING
e) Pengayakan
Massa basah dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada
ayakan berukuran 6-12 mesh yang disebut oscilating granulator /
fitzmill.
e) Pengayakan
Ukuran granul diperkecil dengan cara melewatkan pada ayakan
dengan porositas yang lebih kecil dari yang sebelumnya.
g) Pengempaan Tablet
Proses terakhir dari metode granulasi kering adalah pengempaan
massa cetak berupa granul menjadi tablet
GRANULASI KERING
Peralatan pada Granulasi Kering
Dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang peka terhadap panas dan
lembab.
Oscillating granulator Mesin pin mill Mesin cetak tablet high shear mixer
(Ayakan) (Ayakan) single punch wet granulator
ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN
Tahap akhir adalah pencampuran akhir dengan fase luar atau lubrikan, biasanya
digunakan magnesium stearat atau talk, menggunakan alat V-Mixer sehingga menjadi
massa cetak. Selanjutnya, massa cerak tersebut akan dikirim ke Karantine In Prosess (KIP)
untuk dilakukan pemeriksaan oleh bagian In Prosess Control (IPC).
Pada metode granulasi kering proses pencampuran awal dilakukan dengan mengayak
semua bahan, kemudian dilakukan pencampuran awal menggunakan V-mixer. Setelah itu
digranulasi dengan metode slugging menggunakan mesin cetak atau compacting
menggunakan Roller Campactor kemudian dilakukan pengayakan dengan menggunakan
mesin Oscilating Granulator sampai diperoleh granul yang siap untuk dicetak setelah
granul terbentuk, kemudian dilakukan proses pencampuran akhir dengan fase luar
menggunakan V-mixer untuk memperoleh massa cetak. Massa cetak yang dihasilkan
dikirim ke KIP (Karantine In Prosess) untuk dilakukan pemeriksaan oleh IPC (In Prosess
Control).