D. Kadar Abu
B. Ekstrak Kering
E. Pengeringan
E. 50%
14. Produk "X" adalah sediaan kapsul yang
mengandung ekstrak Phyllanthus niruri
sebanyak 50 mg yang digunakan untuk
12. Pada pembuatan1000 tablet effervesen membantu meningkatkan sistem imun tubuh.
anak untuk menambah nafsu makan, Sediaan tersebut telah dibuktikan baik
ditentukan bahwa dosis ekstrak temulawak keamanan dan khasiatnya secara ilmiah
adalah 100 mg, meniran 50 mg dan pegagan dengan melewati uji praklinik dan uji klinik,
100mg. Rendemen masing-masing ekstrak dan bahan baku serta produk jadinya telah
adalah 10%, 8% dan 12%. Bobot tablet yang distandardisasi. Pertanyaan soal : Termasuk
akan dibuat adalah 2 g. Metode yang kategori apakah produk "X" tersebut?
digunakan adalah granulasi basah. Pertanyaan
soal : Berapakah serbuk simplisia temulawak A. Jamu
yang dibutuhkan?
B. Ekstrak
A. 1 kg
C. Obat Tradisional
B. 0,8 kg
D. Obat Herbal Terstandar
C. 1,2 kg
E. Fitofarmaka
D. 2 kg
E. 8 kg
15. Standardized extract dalam Farmakope
Eropa merupakan ekstrak tipe :
A. 5 Kg A. Fase Mobil
B. 1 Kg B. Fase Stasioner
C. 0,5 Kg C. Kromatogram
D. 0,1 Kg D. Nilai Rf
E. 10 Kg E. Kromatografi
18. Seorang mahasiswa memiliki ekstrak cair 21. Cara pemisahan berdasarkan perbedaan
sebanyak 2 liter dan akan diupakan hingga pengikatan zat-zat dalam campuran oleh
menjadi 50 ml dengan panci penguap. Bila suatu sistem dua fase yaitu fase stasioner dan
kecepatan penguapan ekstrak tersebut fase mobil dinamakan :
50ml/jam, berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk menguapkan ekstrak A. Kromatogram
tersebut? B. Kromatografi
A. 40 jam C. Destilasi
B. 39 jam D. Isolasi
C. 38 jam E. Fraksinasi
D. 48 jam 22. Biasanya merupakan campuran dua
E. 24 jam komponen atau lebih. Disebut juga pelarut,
cairan pengembang atau cairan penghantar,
19. Berikut ini merupakan tahapan ekstraksi dinamakan :
yaitu :
A. Eluen
A. Penyerbukan-penyarian-pemekatan-
pengeringan B. Elusi
A. Nilai Rf D
E
B. Nilai Rr
B. Quantified Extract A
C. Other Extract B
D. A dan B Benar C
E. A, B, dan C Benar D
26. Pengukuran secara kuantitatif 29. Kromatografi lapis tipis dan kromatografi
menggunakan kromatografi lapis tipis dapat kertas berbeda dalam hal : (1). Cara deteksi
dilakukan dengan cara : (1). TLC Scanner (2). noda (2). Penyiapan sampel (3). Cara
Densitometri (3). Fluoresensi (4). Bercak penjenuhan bejana (4). Mekanisme
dikerok dan dilarutkan dalam pelarut pemisahan zat
kemudian di ukur dengan spektrofotometri
A A
B B
C C
D D
E E
30. Suatu zat dalam jamu diduga sama dengan 33. Pengering yang baik memiliki ciri-ciri
baku atau standar jika : (1). Memiliki sebagai berikut, yaitu : (1). Dapat mencegah
kesesuaian nilai Rf (2). Nilai Rr sama dengan kerusakan zat aktif (2). Hasil produk yang
satu (3). Warna dan bentuk noda KLT sama dikeringkan mudah mengalir (3). Warna
(4). Klaim khasiat jamu sama dengan baku serbuk tidak terlalu gelap (4). Dapat
standar mengeringkan semua jenis bahan
A A
B B
C C
D D
E E
31. Cara membuat standardized ekstrak 34. Kelemahan pengeringan ekstrak kental
yaitu : (1). Menambahkan bahan pembantu dengan drum dryer yaitu : (1). Ketebalan
terhadap ekstrak yang senyawa aktifnya tinggi lapisan perlu diatur (2). Suhu di dalam tong
(2). Menambahkan senyawa aktif yang harus dikontrol (3). Kecepatan berputar drum
diketahui ke dalam ekstrak (3). Mencampur harus tepat (4). Hasil serbuk berupa serpihan
ekstrak hasil bets produksi (4). Menetapkan
proses produksi yang konstan A
B
A
B C
D
C
D E