Anda di halaman 1dari 27

MEMAHAMI ALKOHOL DAN DETOKSIFIKASI

MAKALAH / TUGAS-1

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
KELAS 3 I SI FARMASI

LISTON RONALDO SIMAMORA (1801011015)


SULISGIANTO (1801011344)
YOHANA (1801011137)
ZERTIKA WULANDARI (1801011207)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa

pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini

dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda

tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di

akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-

Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk

menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah farmakologi 2 dengan

judul “Memahami Alkohol dan Detoksifikasi”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami

mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini

nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat

banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan, 27 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... ii


1.1. LATAR BELAKANG .................................................................. 1
1.2. RUMUSAN MASALAH .............................................................. 2
1.3. TUJUAN PENULISAN ................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3


2.1. PENGERTIAN ALKOHOL ....................................................... 3
2.1.1. Jenis-jenis Alkohol ........................................................... 3
2.1.2. Sifat-sifat Alkohol............................................................. 4
2.1.3. Senyawa-seyawa Alkohol ................................................. 5
2.1.4. Alkohol dalam Campuran ................................................. 8
2.1.5. Tata Nama Alkohol ........................................................... 9
2.1.6. Aplikasi Alkohol ............................................................... 10
2.1.7. Bahaya Alkohol ................................................................ 11
2.1.8. Pengaruh Alkohol Terhadap Tubuh Manusia ................... 13
2.2. PENGERTIAN DETOKSIFIKASI ............................................ 14
2.2.1. Manfaat Detoks Bagi Tubuh dan Kesehatan .................... 15
2.2.2. Cara Melakukan Detoks.................................................... 15
2.2.3. Krisis Penyembuhan ......................................................... 17
2.2.4. Mekanisme Detoks ........................................................... 18
2.2.5. Prinsip-prinsip Detoks ...................................................... 18
2.3. Detoksifikasi Alkohol ................................................................. 20
2.3.1. Detoksifikasi Alkohol Menggunakan Obat ...................... 20
2.3.2. Obat Lain .......................................................................... 22

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 23


3.1. KESIMPULAN ........................................................................... 23
3.2. SARAN ....................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 24


JURNAL ......................................................................................................... 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Alkohol adalah deriva dan hidroksi yang mempunyai ikatan langsung maupun

rantai cabang dari alifatik hirokarbon. Bentuk rantai alkohol yang sering ditemukan

adalah yang mengandung tiga gugus hidroksi dalam satu rantai karbon. Jenis alkohol

yang kedua inilah yang bersifat toksik yaitu etanol ( etil alkohol), methanol (metil

alkohol), dan isopropanol (isopropil alkohol).

Penggunaan alkohol sebagai minuman saat ini sangat meningkat di

masyarakat. Penggunaan alkohol terutama secara kronis dapat menimbulkan

kerusakan jaringan hati melalui beberapa mekanisme seperti melalui induksi enzim

dan radikal bebas. Efek terhadap hati akibat penggunaan alkohol yang yang akan

menimbulkan berbagai dampak terhadap tubuh oleh karena akan mengalami proses

detoksifikasi didalam organ tubuh. Hati (liver/hepar) merupakan organ tubuh yang

penting untuk mendetoksifikasi zat kimia yang tidak berguna/merugikan tubuh,

termasuk alcohol/etanol. Hati merupakan organ yang mempunyai kemampuan tinggi

untuk mengikat zat-zat kimia atau melebihi organ-organ lain. Hati memiliki satu

kemampuan untuk metabolisme dan mengekresi beberapa zat-zat kimia. Meskipun

mekanisme yang tepat mengenai pembuangan toksikan-toksikan dari darah oleh liver

masih perlu penelitian lebih lanjut, namun diduga pengangkutan aktif dan pengikatan

ke komponen-kompenen jaringan merupakan mekanisme-mekanisme yang mungkin

digunakan oleh liver untuk membuang bahan-bahan toksis dari darah.

1
Detoksifikasi alkohol yang juga dikenal sebagai detoks alkohol adalah

prosedur untuk secara bertahap mengurangi dan menghilangkan kecanduan alkohol.

Detoksifikasi alkohol didefinisikan sebagai pengobatan untuk kecanduan alkohol

(atau obat-obatan) yang dilakukan dengan membersihkan tubuh dari zat-zat adiktif,

disertai perbaikan kondisi fisiologis dan mental.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah adalah sebagai

berikut :

1. Apa pengertian dari alkohol?

2. Apa jenis-jenis alkohol?

3. Apa dampak alkohol bagi manusia?

4. Apa itu detoksifikasi?

5. Bagaimana cara detoksifikasi?

6. Apa itu detoksifikasi alkohol?

1.3. MANFAAT PENULISAN

1. Mengetahui pengertian alkohol

2. Memahami jeni-jenis alkohol

3. Mengetahui apa saja dampak alkohol bagi manusia

4. Mengetahui pengertian detoksifikasi

5. Memahami bagaimana cara detoksifikasi

6. Mengetahui pengertian dari detoksifikasi alkohol

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Alkohol

a. Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh

rantai atau cincin hidrokarbon. Alkohol adalah golongan senyawa yang

mengandung gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada sebuah atom karbon

terhibrid sp3. Alkohol yang paling terkenal adalah etanol (etil alkohol,

CH3CH2OH). Etanol merupakan alkohol dalam minuman beralkohol,

digunakan sebagai pelarut, dan ditam bahkan pada bensin untuk membantu

efisiensi pembakaran. Etanol juga dikenal sebagai alkohol biji-bijian (grain

alcohol) karena produk fermentasi dari biji-bijian. Etanol yang digunakan

untuk aplikasi industry (bukan minuman) dibuat dengan cara hidrasi etilena

(adisi air kedalam etilena).

2.1.1. Jenis – jenis Alkohol.

Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon

hibridisasi sp3. Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH'. Ada tiga jenis

utama alkohol primer, sekunder, dan tersier. Nama-nama ini merujuk pada jumlah

karbon yang terikat pada karbon C-OH. Masing-masing kelompok alkohol ini juga

memiliki beberapa perbedaan kimiawi.

1. Alkohol Primer

Pada alkohol primer (1°), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya

terikat pada satu gugus alkil.

3
2. Alkohol sekunder

Pada alkohol sekunder (2°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan

langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau

berbeda.

3. Alkohol tersier

Pada alkohol tersier (3°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan

langsung dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil

yang sama atau berbeda.

2.1.2 Sifat-Sifat Alkohol

1. Sifat Fisik Alkohol

Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat mudah menguap (volatil)

tergantung pada panjang rantai karbon utamanya (semakin pendek rantai C,

semakin volatil). Kelarutan alkohol dalam air semakin rendah seiring bertambah

panjangnya rantai hidrokarbon. Hal ini disebabkan karena alkohol memiliki

gugus OH yang bersifat polar dan gugus alkil (R) yang bersifat nonpolar,

sehingga makin panjang gugus alkil makin berkurang kepolarannya. Reaktifitas

alkohol diketahui dari berbagai reaksi seperti:

a. Reaksi Oksidasi, alkohol dapat digunakan untuk membedakan alkohol

primer, sekunder dan tersier. Alkohol primer akan teroksidasi menjadi

aldehida dan pada oksidasi lebih lanjut akan menghasilkan asam

karboksilat. Alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton. Sedangkan

alkohol tersier tidak dapat teroksidasi.

4
b. Reaksi Pembakaran, Alkohol dapat dibakar menghasilkan gas karbon

dioksida dan uap air dan energi yang besar. Saat ini Indonesia sedang

mengembangkan bahan bakar alkohol yang disebut dengan Gasohol.

c. Reaksi Esterifikasi, Pembentukan ester dari alkohol dapat dilakukan

dengan mereaksikan alkohol dengan asam karboksilat. Dalam reaksi ini

akan dihasilkan air dan ester. Molekul air dibentuk dari gugus OH yang

berasal dari karboksilat dan hidrogen yang berasal dari gigus alkohol.

d. Reaksi dengan Asam Sulfat Pekat, Reaksi alkohol dengan asam sulfat

pekat akan menghasilkan produk yang berbeda tergantung pada

temperatur pada saat reaksi berlangsung.

e. Reaksi dengan Halida (HX, PX3, PX5 atau SOCl2), Reaksi ini

merupakan reaksi substitusi gugus OH dengan gugus halida (X).

2. Sifat Kimia Alkohol

a. Ikatan Hidrogen, Antarmolekul hidrogen terdapat ikatan hidrogen.

b. Kepolaran, Alkohol bersifat polar karena memiliki gugus OH. Kepolaran

alkohol akan makin kecil jika suhunya semakin tinggi.

c. Reaksi Dengan Logam, Alkohol kering dapat bereaksi dengan logam K

dan Na.

d. Oksidasi, Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan

menggunakan oksidator, tetapi alkohol tersier tidak.

5
2.1.3 Senyawa – senyawa alkohol

1. Metanol

Alkohol jenis ini mempunyai struktur paling sederhana, tetapi paling toksik

pada manusia dibanding dengan jenis alkohol lainnya. Metanol secara luas

digunakan pada industri (metanol diubah menjadi formaldehid atau digunakan

untuk mensintesa bahan kimia lain), rumah tangga, pelarut cat, anti beku dan

sebagai bahan bakar.Tidak seperti alkohol pada minuman, metanol tetap

beracun meskipun dalam jumlah kecil. Gejala keracunan metanol adalah

kebutaan karena metanol menyerang syaraf penglihatan juga dapat berakibat

kematian.

2. Etanol

Ethanol dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan dengan kandungan hidrokarbon

tinggi ethanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol

yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya

yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia

farmasi dan industri makanan dan minuman. Etanol tidak berwarna dan tidak

berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika

diminum bila dalam minuman beralkohol atau arak, selain digunakan di dalam

arak, etanol juga digunakan sebagai bahan api bagi menggantikan gasolin ,

Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah

C2H5OH atau rumus empiris C2H6O.

6
3. Spiritus

Spiritus merupakan salah satu jenis alkohol yang banyak digunakan dalam

kehidupan sehari-hari sebagai bahan bakar lampu spiritus (pembakar spiritus)

dan untuk menyalakan lampu petromak. Di laboratorium pembakar spiritus

digunakan untuk uji nyala. Pembakar spiritus juga digunakan untuk proses

sterilisasi di laboratorium mikrobiologi. Spiritus bersifat racun, karena adanya

kandungan metanol didalamnya. Bahan utama spiritus adalah etanol dan

bahan tambahan terdiri dari metanol, benzena dan piridin.

4. Glikol

Alkohol dihidrat sering disebut glikol. Yang paling penting dari jenis ini

adalah etilen glikol. Nama IUPAC dari etilen glikol adalah 1,2-etanadiol.

Senyawa ini merupakan bahan utama pada campuran antibeku permanen

untuk radiator kendaraan bermotor. Etilen glikol adalah cairan yang manis, tak

berwarna dan agak lengket. Karena keberadaan dua gugus hidroksil, maka

ikatan intermolekul hidrogen menjadi lebih besar. Oleh sebab itu etilen glikol

mempunyai titik didih yang tinggi (1980C) dan tidak menguap jika dipakai

sebagai anti beku. Etilen gikol juga mudah bercampur dengan air. Suatu

larutan 60% etilen glikol dalam air tidak membeku sampai suhunya turun

hingga -490C.

5. Gliserol

Gliserol juga disebut gliserin, merupakan salah satu senyawa alkohol trihidrat.

Gliserol berbentuk cairan manis seperti sirup. karena tidak beracun, gliserol

7
merupakan hasil dari hidrolisa lemak dan minyak Gliserol digunakan secara

luas dalam bidang industri meliputi :

 Pembuatan lotion tangan dan kosmetik.

 Bahan tambahan dalam tinta.

 Penganti pencahar gliserol.

 Bahan pemanis dan pelarut pada obat-obatan.

 Pelumas.

 Bahan dasar dalam produksi plasik, pelapis permukaan dan fiber sintetik.

2.1.4. Alkohol dalam Campuran

Berdasarkan ketentuan Standar Industri Indonesia (SII) dari departemen

perindustrian RI, minuman berkadar alkohol dibawah 20 % tidak tergolong minuman

keras tapi juga bukan minuman ringan. Sedangkan dalam Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 86/Men.Kes/Per/IV/1977 tanggal 29 April 1977 yang mengatur

produksi dan peredaran minuman keras, yang dimaksud dengan minuman keras

adalah semua jenis minuman beralkohol, tetapi bukan obat yang meliputi 3 golongan

sebagai berikut:

1) Golongan A (Bir), dengan kadar etanol 1% sampai dengan 5%. Golongan ini

dapat menyebabkan mabuk emosional dan bicara tidak jelas.

2) 2)Golongan B (Champagne, Wine), dengan kadar etanol 5% sampai

dengan20%. Golongan ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan,

kehilangan sesorik, ataksia, dan waktu reaksi yang lambat.

8
3) 3)Golongan C (Wiski), dengan kadar atanol lebih dari 20 sampai

50%.Golongan ini dapat menyebabkan gejala ataksia parah, penglihatan

ganda atau kabur, pingsan dan kadang terjadi konvulsi.Alkohol

banyakdigunakan sebagai campuran, untuk makanan, minuman, dan obat-

obatan adayang berpendapat bahwa alkohol boleh digunakan selama kadarnya

kurang dari satu persen.Anton Apriyantono dan Nurbowo

berpendapat,26“Suatu bahan yang mengandung alkohol (kurang dari satu

persen) dapat digunakan dalam pembuatan produk pangan asalkan dalam

produk pangan yang dibuat, alkohol sudah tidak terdeteksi lagi.”

2.1.5. Tata Nama Alkohol

1. Penamaan Menurut IUPAC

Menurut IUPAC, penamaan alkohol sama seperti penamaan alkana dengan

menambahkan akhirhan –ol.

a. Rantai terpanajang yang mengandung gugus hidroksil diberi nama dengan

mengganti akhiran –na dengan –ol.

b. Penomora rantai cabang dilakukan dengan mmeberi atom karbon yang

mengandung gugus hidroksil dengan nomor yang paling kecil.

c. Jikan banyak rantai cabanang pada rantai utama, penamaan ranta utama

berdasarkan alphabet.

9
2. Penamaan Menurut Trivial

Rumus kimia Nama IUPAC Nama umum

Alkohol monohidrik

CH3OH Metanol Alkohol kayu

Alkohol
C2H5OH Etanol
gandum

C3H7OH Isopropil alkohol Alkohol gosok

C5H11OH Pentanol Amil alkohol

C16H33OH 1-Heksadekanol Cetil alkohol

Alkohol polihidrik

C2H4(OH)2 1,2-etadienol Etilen glikol

C3H5(OH)3 1,2,3-propatrienol Gliserol

C4H6(OH)4 1,2,3,4-butatetraenol Eritritol

C5H7(OH)5 1,2,3,4,5-pentapentanol Xylitol

Mannitol,
C6H8(OH)6 1,2,3,4,5,6-heksaheksanol
Sorbitol

C7H9(OH)7 1,2,3,4,5,6,7-heptaheptanol Volemitol

Alkohol alifatik tidak tersaturasi

C3H5OH Prop-2-ene-1-ol Alil alkohol

C10H17OH 3,7-Dimethylocta-2,6-dien-1-ol Geraniol

Propargil
C3H3OH Prop-2-in-1-ol
alkohol

Alkohol alisiklik

C6H6(OH)6 Cyclohexane-1,2,3,4,5,6-geksol Inositol

2 - (2-propyl)-5-methyl-
C10H19OH Mentol
cyclohexane-1-ol

10
2.1.6. Aplikasi Alkohol

Alkohol memiliki berbagai macam penggunaan di seluruh dunia. Alkohol

digunakan untuk minuman beralkohol, bahan bakar, dan kegunaan sains, kedokteran,

dan industri.

a. Minuman beralkohol

Minuman beralkohol biasanya mengandung etanol 5% sampai 40% volume,

telah diproduksi dan dikonsumsi sejak zaman pra-sejarah.

b. Antibeku

Campuran 50% v (berdasarkan volume) etilen glikol dalam air pada umumnya

digunakan untuk antibeku.

c. Antiseptik

Etanol dapat digunakan sebagai antiseptik untuk membersihkan kulit sebelum

disuntik, terkadang bersama dengan iodin. Sabun berbasis etanol banyak

digunakan di restoran dan tidak membutuhkan pengering karena amat mudah

menguap. Gel berbasis alkohol juga umum digunakan sebagai hand sanitizer.

d. Bahan bakar

Beberapa senyawa alkohol, seperti etanol dan metanol, digunakan sebagai

bahan bakar.

e. Pelarut

Gugus hidroksil (-OH), yang terdapat pada alkohol, bersifat polar dan

hidrofilik tetapi rantai karbonnya bersifat non-polar sehingga hidrofobik.

Molekulnya secara umum menjadi nonpolar dan semakin tak larut dalam air

ketika rantai karbonnya menjadi semakin panjang.[10]

11
Alkohol dipakai di industri sebagai pelarut atau reagen. Etanol

digunakan sebagai pelarut pada obat-obatan, dan parfum karena sifatnya yang

relatif tak beracun dan dapat larut pada substansi non-polar.

2.1.7. Bahaya alkohol

Selama ini, stigma yang berkembang di masyarakat adalah alkohol dapat

merusak tubuh. Agaknya, pandangan seperti ini perlu diluruskan. Pasalnya, pada

dosis yang rendah (tidak memabukkan), alkohol justru menguntungkan bagi tubuh.

Beberapa hasil studi melaporkan studi menyatakan bahwa konsumsi alkohol mampu

menurunkan serangan jantung, stroke,dan mencegah kemungkinan munculnya

serangan Alzheimer

Kendati alkohol dalam dosis yangrendah bermanfaat bagi tubuh, namun

alkohol juga bersifat racun. Ada dua jenis alkohol yang bersifat racun yaitu etil

alkohol atau etanol dan metil alkohol atau metanol. Etil alkohol terdapat dalam

minuman alkohol dan obat yang diolah (larutan alkohol), keracunan ini ditandai

dengan mabuk, perubahan emosi yang mendadak, mual, muntah, tidak sadarkan diri

bahkan meninggal akibat lumpuhnya alat pernapasan. Metil alkohol biasanya

digunakan sebagai campuran cat, bahan pengencer, penghancur, dan pemberi panas

pada makanan yang dikalengkan. Gejala yang ditimbulkan pada keracunan alkohol

etil hampir sama dengan keracunan etil alkohol. Hanya saja penderita biasanya

mengalami kebutaan akibat adanya pengrusakan saraf mata.Pada umumnya,

konsumsi alkohol merusak semua organ tubuh secara berangsur-angsur akibat

penggunaannya, dapat menyebabkan peradangan hati (liver chirrhosis), menyebabkan

pendarahan dalam perut (mag), penyakit jantung (cardiomyopathy), hormon seks, dan

12
sistem kekebalan tubuh. Pengaruhnya terhadap otak dapat secara akut (intoksisasi,

delirium) atau kronis (ataxia, pelupa, koordinasi motorik)

Saat keadaan normal, di dalam otak terdapat kontrol inhibitorik, yang akan

mencegah kita untuk tidak melakukan hal yang memalukan atau hal yang keliru.

Segala jenis obat-obatan terlarang yang bersifat supresif, termasuk alkohol, akan

menghambat jalan saraf otak dan menghilangkan hambatan tersebut. Kemampuan

untuk membuat penilaian, melindungi tubuh atau kehormatan, kualitas kemanusiaan

akan berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang.

2.1.8. Pengaruh Alkohol Terhadap Tubuh Manusia

Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor

yaitu:

 Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi.

 Usia, berat badan, dan jenis kelamin.

 Makanan yang ada di dalam lambung.

 Pengalaman seseorang minum minuman beralkohol.

 Situasi dimana orang minum minuman beralkohol.

1. Pengaruh Jangka Pendek

Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda-beda, terdapat hubungan

antara konsentrasi alkohol di dalam darah (Blood Alkohol Concentration-

BAC) dan efeknya. Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih

aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam darah.

13
Sayangnya orang banyak beranggapan bahwa penampilan mereka menjad

lebih baik dan mereka mengabaikan efek buruknya.

 Risiko Intoksikasi (Mabuk)

Gejala intoksikasi alkohol yang paling umum adalah "mabuk", "teler"

sehingga dapat menyebabkan cedera dan kematian. Penurunan kesadaran

seperti alkohol yang berat demikian juga henti nafas dan kematian.

2. Pengaruh Jangka Panjang

Mengkonsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan:

 Tekanan darah tinggi

 Kerusakan jantung

 Stroke

 Kerusakan hati

 Kanker saluran pencernaan

 Gangguan pencernaan lainnya (c/o: tukak lambung)

 Impotensi dan berkurangnya kesuburan

 Meningkatnya risiko terkena kanker payudara

 Kesulitan tidur

 Kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan

 Sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi

Sebagai tambahan terhadap masalah kesehatan, alkohol juga berdampak

terhadap hubungan sesama, finansial, pekerjaan, dan juga menimbulkan

masalah hukum.

14
2.2. PENGERTIAN DETOKSIFIKASI

Detoksifikasi (detoks) adalah proses pengeluaran racun atau zat-zat yang

bersifat racun dari dalam tubuh. Puasa merupakan salah satu metode efektif

detoksifikasi. Pembersihan dan detoks meningkatkan proses alamiah pengeluaran

toksin dari dalam tubuh kita. Organ vital yang menjadi target dalam program

pembersihan racun yang efektif adalah usus besar (pengeluaran) dan liver

(detoksifikasi). Hampir semua penyakit degeneratif dapat dihubungkan dengan

kondisi keracunan dalam saluran usus (intestinal toxemia).

2.2.1. Manfaat Detoks Bagi Tubuh Dan Kesehatan

Meremajakan sel-sel sehingga kulit pun menjadi bersih, sehat, kencang, dan

lembut.

1. Menurunkan kelebihan berat badan.

2. Meningkatkan energi.

3. Peningkatan indera penciuman, perasa, dan pendengaran.

4. Pengeruta tumor (jika ada).

5. Peradangan pada kelenjar getah bening hilang.

6. Melancarkan peredaran darah dan getah bening.

7. Memperbaiki daya ingat.

8. Menghilangkan gejala-gejala penyakit seperti alergi, sakit kepala, kembung,

dsb.

9. Memperbaiki kadar gula darah dan tekanan darah.

10. Memperbaiki fungsi liver dan ginjal.

15
2.2.2. Cara Melakukan Detoks

Ada beberapa metode detoks yang sering dilakukan saat ini. Mulai dari yang

alami seperti puasa hingga yang menggunakan suplemen herba atau obat-obatan

tertentu. Program detoks yang baik harus dapat:

1. menormalkan pH (kadar keasaman) pencernaan

2. meringan beban fungsi enzim di pankreas

3. melancarkan kerja empedu dan mencairkan cairan empedu

4. mengurangi lemak dan penyumbatan pada liver

5. membangun flora usus

6. melancarkan pembuangan lendir dan ampas dari dinding usus agar

penyerapan zat makanan menjadi lebih baik

7. membuang kotoran yang menyumbat saluran usus (catatan: penyumbatan

pada usus dapat mengakibatkan kanker usus)

8. merangsang peristaltik usus agar pembuangan lebih lancar

9. membersihkan darah

10. membersihkan saluran kencing dan memperbaiki keseimbangan cairan tubuh

11. melancarkan peredaran getah bening

12. membuka pori-pri kulit

13. mengeluarkan lendir dari paru-paru serta melancarkan pernapasan

Biasanya perlu waktu 6 – 12 bulan untuk mencapai semua itu, dan juga sangat

bergantung pada kondisi keracunan dan kedisiplinan setiap individu. Metode detoks

yang paling mudah dan aman adalah juice fasting, yaitu puasa menghindari makanan

padat dan pembentuk asam, dan hanya mengkonsumsi jus buah segar sepanjang hari

16
dalam porsi tertentu. Puasa ini aman bagi semua orang. Mereka yang menderita

kanker stadium lanjut, diabetes, atau gagal ginjal harus di bawah pengawasan

ahli.Istirahat dan relaksasi sangat penting dalam program detoks. Jika masih sibuk

dengan pekerjaan dan aktivitas lainnya, sebaiknya tidak melakukan detoks. Laju

metabolisme tubuh selama detoks akan menurun, begitu pula suhu tubuh, tekanan

darah, nadi, dan saluran pernapasan. Ini merupakan proses alamiah karena tubuh akan

melakukan penghematan energi dan sebagian besar energi akan lebih

dikonsentrasikan untuk proses pembuangan racun.

Proses keluarnya racun juga menimbulkan reaksi tidak nyaman pada tubuh,

yang secara medis dikenal sebagai gejala kemunduran (withdrawal symptoms).

Beberapa gejala mirip dengan gejala sakit atau sakaw pada pemakai narkoba yang

sedang menjalani program pembersihan. Sebaliknya, dalam paham pengobatan alami,

gejala ini disebut krisis penyembuhan (healing crisis). Gejala ini biasanya muncul

pada hari ke-3 sejak dimulainya program detoks. Gejala yang terasa biasanya hanya

muncul satu hari saja. Kecuali gejala seperti flu (pengeluaran lendir melalui saluran

pernapasan) biasanya berlangsung lebih lama. Beberapa hari setelah itu kita mulai

merasa tidak kelaparan lagi, walaupun adakalanya muncul gangguan seperti

memikirkan makanan-makanan tertentu padahal perut sedang tidak lapar.

2.2.3. Krisis Penyembuhan

1. Gejala demam atau flu

2. Diare atau sebaliknya, mala h mengalami sembelit (sulit buang air besar).

Jika terjadi sembelit, bisa dibantu dengan enema atau kolonhidroterapi/”cuci

usus”.

17
3. Nyeri otot atau sendi

4. Sakit kepala atau migrain (umumnya pada perokok dan peminum alkohol)

5. Mual-mual atau kembung

6. Lesu

7. Banyak mengeluarkan riak atau lendir

8. Gatal-gatal atau berjerawat (jika sebelumnya mempunyai masalah dengan

kulit

9. Napas bau dan muncul lapisan tebal pada permukaan lidah (dapat dikerok dan

dibersihkan dengan sendok atau alat khusus pengerok lidah)

10. Mudah merasa kedinginan (karena suhu tubuh menurun)

11. Gangguan emosional (uring-uringan atau emosional)

2.2.4. Mekanisme Detoks

Ada 2 mekanisme yang digunakan liver untuk mengeluarkan racun. Bagian

pertama pada detoks, disebut fase 1, adalah mengubah toksin menjadi entuk yang

larut lemak. Secara alamiah lemak akan segera mengikat toksin yang masuk ke dalam

tubuh. Karena itu, toksin harus dilepaskan dulu dari jaringan lemak. Bagian kedua,

disebut fase 2, mengubah toksin menjadi bentuk yang larut air agar toksin dapat

dikeluarkan melalui saluran usus dan urine. Dengan mekanisme ini, tidak akan ada

racun yang tersangkut atau tertinggal pada jaringan, termasuk jaringan otak dan saraf

pusat. Toksin akan keluar perlahan melalui aliran darah. Pada saat inilah biasanya

gejala-gejala yang terasa seperti penyakit, yakni gejala krisis penyembuhan (healing

crises) itu muncul. Pada setiap fase yang harus dilalui, pelaksanaan detoks ini

18
sebaiknya dibantu dengan makanan dan herba tertentu untuk menguatkan sel-sel

organ vital dan kelenjar yang berperan pada proses detoks.

2.2.5. Prinsip-Prinsip Detoks

1. Tinggalkan alat penimbang berat badan

Detoks bukan program penurunan berat badan. Penurunan berat badan

hanyalah efek sampingan detoks. Fokus detoks adalah kesehatan Anda.

Artinya, metabolisme harus baik atau lancar. Detoks memperbaiki

metabolisme tubuh. Jika tubuh sehat tidak akan ada kelebihan berat badan.

Ingat, kelebihan berat badan bukan semata-mata karena lemak, tetapi toksin!

Berhasil tidaknya detoks mudah terlihat dari penampilan dan tekstur kulit

yang menjadi tampak muda dan segar, juga ukuran lingkar tubuh yang

mengecil tanpa kesan kurus kering.

2. Tinggalkan hitungan kalori

Program detoks ini tidak perlu membuang Anda pusing dengan urusan

hitunga-hitungan kalori, karena Anda hanya akan mengkonsumsi jus buah.

Buah adalah makanan rendah kalori tetapi kaya energi. Dalam ilmu kesehatan

modern, kalori juga dipahami sebagai energi. Tetapi dari paham kesehatan

alami, energi adalah tenaga atau power atau aura yang terdapat pada makanan.

Seperti aura pada manusia, aura pada tumbuh-tumbuhan juga dapat dilihat

dari kamera khusus. Sebaliknya, kalori lebih tepat didefinisikan sebagai panas

atau energi yang dibutuhkan untuk pembakaran. Buah disebut makanan

rendah kalori karena hampir tidak memerlukan energi tubuh untuk

pembakarannya, sehingga tubuh bisa lebih banyak menghemat energi. Energi

19
ini yang sebenarnya berperan dalam proses penyembuhan dan peremajaan

pada sel-sel tubuh.

2.3. DETOKSIFIKASI ALKOHOL

Detoksifikasi alkohol, atau detoksifikasi, untuk individu dengan

ketergantungan alkohol adalah penghentian asupan alkohol secara tiba-tiba, suatu

proses yang sering digabungkan dengan substitusi obat-obatan yang toleran silang

yang memiliki efek yang mirip dengan efek alkohol untuk mencegah penarikan

alkohol .

Dengan demikian, istilah "detoksifikasi" mungkin agak keliru karena proses

tidak perlu merujuk secara eksklusif pada penghapusan zat beracun dari tubuh.

Detoksifikasi dapat diindikasikan atau tidak tergantung pada usia seseorang, status

medis, dan riwayat asupan alkohol. Misalnya, seorang pemuda yang minum minuman

keras dan mencari perawatan satu minggu setelah penggunaan alkohol terakhirnya

mungkin tidak memerlukan detoksifikasi sebelum memulai perawatan untuk

kecanduan alkohol.

2.3.1. Detoksifikasi Alkohol Menggunakan Obat

1. Benzodiazepin

Benzodiazepin seperti chlordiazepoxide (Librium), diazepam (Valium),

lorazepam (Ativan) atau oxazepam (Serax) adalah obat yang paling umum

digunakan untuk mengurangi gejala penarikan alkohol. Ada beberapa pola

perawatan yang digunakan.

20
1) Opsi pertama mempertimbangkan berbagai tingkat toleransi. Di dalamnya,

dosis standar benzodiazepine diberikan setiap setengah jam sampai sedasi

ringan tercapai. Setelah dosis awal ditentukan, obat dikurangi secara

bertahap selama 3 hingga 10 hari berikutnya.

2) Pilihan lain adalah memberikan dosis standar benzodiazepine berdasarkan

riwayat dan menyesuaikan berdasarkan fenomena penarikan

3) Pilihan ketiga adalah menunda pengobatan sampai timbul gejala. Metode

ini tidak boleh digunakan pada pasien dengan kejang terkait alkohol

sebelumnya. Ini telah efektif dalam uji coba terkontrol secara acak . Studi

non-acak, sebelum dan sesudah, penelitian observasional menemukan

bahwa terapi yang dipicu oleh gejala menguntungkan.

Mengenai pilihan benzodiazepine:

1) Chlordiazepoxide (Librium) adalah benzodiazepine pilihan dalam

penghentian alkohol tanpa komplikasi karena waktu paruh yang panjang.

2) Lorazepam atau diazepam tersedia sebagai suntikan untuk pasien yang

tidak dapat dengan aman minum obat melalui mulut.

3) Lorazepam dan oxazepam diindikasikan pada pasien dengan gangguan

fungsi hati karena dimetabolisme di luar hati.

2. Nitrous oxide

Nitrous oxide telah terbukti sebagai pengobatan yang efektif dan aman untuk

penghentian alkohol. Lebih dari 20.000 kasus keadaan penarikan alkohol telah

berhasil diobati dengan nitrat oksida (PAN) psikotropika analgesik di Afrika

21
Selatan dan Finlandia. Pada tahun 1992, obat ini secara resmi disetujui untuk

perawatan penarikan diri secara adiktif oleh otoritas medis di Afrika Selatan.

Akibatnya, pasien yang menerimanya dapat mengklaim pengembalian dana

dari asuransi kesehatan mereka. Terapi gas mengurangi penggunaan obat

penenang yang sangat adiktif (seperti benzopdiazepine dan barbiturat) lebih

dari 90%. Teknik ini mengurangi bahaya kecanduan sekunder terhadap

benzodiazepin, yang dapat menjadi masalah nyata di antara pecandu alkohol

yang telah diobati dengan agen ini.

2.3.3. Obat Lain

Beberapa rumah sakit memberikan alkohol untuk mencegah penarikan alkohol

walaupun ada potensi masalah dengan praktik ini.Berbagai vitamin, terutama dari

kelompok B , sering digunakan selama perawatan penarikan alkohol.Sodium oxybate

adalah garam natrium asam gamma-hydroxybutyric (GHB). Ini digunakan untuk

penghentian alkohol akut dan detoksifikasi jangka menengah dan panjang. Obat ini

meningkatkan neurotransmisi GABA dan mengurangi kadar glutamat. Ini digunakan

di Italia dalam jumlah kecil dengan nama dagang Alcover . Baclofen telah

ditunjukkan dalam penelitian pada hewan dan dalam penelitian kecil pada manusia

untuk meningkatkan detoksifikasi. Obat ini bertindak sebagai agonis reseptor GABA

B dan ini mungkin bermanfaat.

22
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari makalah di atas dapat di simpulkan bahwa alkohol merupakan senyawa

seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Alkohol

terbagi menjadi beberapa jenis antara lain alkohol primer, alkohol sekunder dan

tersier, tata nama alkohol, senyawa – senyawa alkohol, dan sifat-sifat alkohol.

Bagaimana pembuatan alkohol. Ada pula manfaat dari alkohol diantaranya sebagai

bahan bakar, sebagai pelarut, dan sebagai sebuah stok idustri. Namun ada pula bahaya

alkohol jika masuk kedalam tubuh manusia pengaru jangka pendek dan pengaruh

jangka panjang. Sedangkan Detoksifikasi (detoks) adalah proses pengeluaran racun

atau zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh. Detoksifikasi alkohol yang juga

dikenal sebagai detoks alkohol adalah prosedur untuk secara bertahap mengurangi

dan menghilangkan kecanduan alkohol. Dengan menggunakan obat benzodiazepine

dan nitrous oxide dan obat lainnya.

3.2. Saran

1. Diharapkan agar mahasiswa tidak menyalahgunakan alkohol untuk

kepentingan yang tidak jelas.

2. Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa lebih

mempertimbangkan untuk mengkonsumsi minuman–minuman yang

mengandung alkohol.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Daniel R. Bloch. 2014 . Buku Kedokteran EGC Jakarta.


2. Rini HS, Prilaku Kriminal Pada Pecandu Alkohol. Depok : Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma; 2012.
3. Widyaningrum, C. 2009. Pengaruh Bahan Penutup Terhadap Kadar Alkohol
Pada Proses Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan. Jakarta : PT.
Agromedia Pustaka
4. Lia Khikmatul Maula, Ari Yuniastuti. “Analisa Faktor Yang Mempengaruhi
Penyalahgunaan dan Adiksi Alkohol Pada Remaja di Kabupaten Pati”. Public
Health Perspective Journal 2 (2) (2017) 168-174
5. Citra Manela, Taufik Hidayat. “Korelasi Kadar Alkohol Dengan Derajat Luka
Dalam Hal Pembuatan Visum Et Repertum Pada Pasien Kecelakaan Lalu
Lintas Rumah Sakit M. Djamil Padang ”. Jurnal Kesehatan Andalas, 2018;
7(3).
6. Zainal Berlian, Fitratul Aini, Resti Ulandari. “Uji Kadar Alkohol Pada Tapai
Ketan Putih Dan Singkong Melalui Fermentasi Dengan Dosis Ragi Yang
Berbeda” Jurnal Biota Vol.2 No.1 Edisi Januari 2016.

24

Anda mungkin juga menyukai