Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS MODEL KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA TENAGA

KESEHATAN DI PUSKESMAS BIES

LEADERSHIP MODEL ANALYSIS OF HEALTH PERFORMANCE


AT BIES HEALTH CENTER

Ismail Efendy1, Asriwati Amirah2, Gustina Fitri3


1,2,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan
3
Mahasiswa Program Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
Medan

ABSTRAK
Pendahuluan; Model kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan dalam suatu organisasi.
Menurut WHO, pimpinan yang baik akan membantu menghasilkan kinerja yang baik pula.
Berdasarkan evaluasi kinerja pegawai Puskesmas Bies sejak 3 tahun terakhir belum mencapai sasaran
penilaian minimum, pencapaian rata-rata adalah 95,57% dari target yang ditetapkan sebesar 100%.
Tujuan; Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh model kepemimpinan ditinjau dari aspek
emosional, aspek penghargaan, aspek instrumental dan aspek informatif kepala puskesmas terhadap
kinerja tenaga kesehatan Puskesmas Bies. Metode; Jenis penelitian adalah mixed method. Populasi
berjumlah 60 orang dengan sampel adalah total populasi, dan informan berjumlah 9 orang.
Pengambilan data melalui kuesioner dan wawancara.Data dianalisis menggunakan univariat, bivariat
dengan uji chi-squaredan multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kinerja tenaga kesehatan Puskesmas Bies dalam kategori baik mencapai 80%. Hasil; Hasil uji
chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan model kepemimpinan dalam aspek emosional
(p=0,000), aspek penghargaan (p=0,000), aspek instrumental (p=0,000) dan aspek informatif
(p=0,000). Uji regresi logistik menunjukkan bahwa aspek penghargaan merupakan aspek yang paling
dominan memengaruhi kinerja tenaga kesehatan dengan nilai Exp(B)=65,738, 95% CI 4,617-935,976.
Kesimpulan; Kesimpulan penelitian ini bahwa aspek penghargaan menjadi variabel yang dominan
memengaruhi kinerja tenaga kesehatan.
Kata Kunci : Model kepemimpinan, aspek emosional, aspek penghargaan, aspek instrumental,
aspek informatif, kinerja tenaga kesehatan.

Abstract 
Begin; The leadership model really determines the success in an organization. According to
WHO, good leadership will help produce good performance as well. Based on the performance
evaluation of Bies Health Center employees, since the last 3 years, the minimum assessment target
(SPM) has not been achieved, only 60% of the target set at 80%. Objective; The purpose of this study
was to analyze the influence of the leadership model in terms of emotional aspects, reward aspects,
instrumental aspects and informative aspects of the head of the puskesmas on the performance of
health workers at the Bies Public Health Center. This type of research is a mixed method. The
population is 60 people, the sample is the total population, and the informants are 9 people.
Collecting data through questionnaires and interviews. Data were analyzed using univariate,
bivariate with chi-square test and multivariate using logistic regression test. Result; The results
showed that the performance of the Bies Health Center health workers in the good category reached
80%. The results of the chi-square test indicate that there is a relationship between the leadership
model in the emotional aspect (p=0.000), the reward aspect (p=0.000), the instrumental aspect
(p=0.000) and the informative aspect (p=0.000). There was a significant effect between the reward
aspect (Exp(B)=65,738, 95% CI 4,617-935,976) and the informative aspect (Exp(B)=26,732, 95% CI
2,613-330,309). Conclusion; The conclusion of this study is that the reward aspect is the dominant
variable affecting the performance of health workers.

1
Keywords : Leadership model, emotional aspect, reward aspect, instrumental aspect, informative
aspect, performance of health workers.
PENDAHULUAN Gaya yang cocok sangat tergantung
Kesehatan merupakan salah satu pada tugas organisasi, tahapan kehidupan
bagian penting dalam kehidupan manusia organisasi, dan kebutuhan-kebutuhan pada
karena menjadi salah satu faktor yang saa itu. Organisasi-organisasi perlu
mendukung aktivitas manusia. Menurut memperbarui diri mereka sendiri, dan gaya
World Health Organization (WHO) kepemimpinan yang berbeda seringkali
kesehatan merupakan suatu keadaan yang dibutuhkan (9)
tidak hanya terbebas dari rasa sakit, Namun secara umum gaya
melainkan sehat yang utuh secara fisik, kepemimpinan dapat dibedakan menjadi
mental, sosial(1). Salah satu empat jenis yaitu kepemimpinan instruksi,
lembaga/layanan kesehatan yang kepemimpinan konsultasi, kepemimpinan
bertanggung jawab dalam program partisipasi dan kepemimpinan
Indonesia Sehat ini adalah Puskesmas.(2) delegasi(10). Pelimpahan diberikan kepada
Pemimpin adalah seseorang yang mampu seorang anggota yang dipercaya dapat
memengaruhi perilaku orang–orang dalam membantu pemimpin dan memiliki
suatu organisasi, serta membuat kinerja kecenderungan prinsip, persepsi dan
dari orang-orang yang dipimpin mampu aspirasi yang sama dengan pemimpin(6)
mencapai tujuan dengan efektif dan Lee Kwan Yew telah berhasil membawa
efisien(3). Singapura menjadi negara maju dan
Dalam pencapaian tujuan perusahaan metropolitan ketiga di dunia dengan waktu
banyak unsur-unsur yang menjadi hal yang relaif singkat yaitu selama tiga
penting dalam pemenuhannya, diantaranya dekade (11)
adalah unsur kepemimpinan atau Selain pemimpin, dalam suatu
pemimpin(4). Selaitn itu tugas pemimpin organisasi dibutuhkan juga tenaga kerja
tidak hanya untuk mencapai target namun dengan kinerja yang baik. Berdasarkan
lebih kepada aspek bagaimana karyawan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
mematuhi standar tanpa diatur atau kinerja berarti prestasi yang diperlihatkan
dipaksa(5). Kepemimpinan berkaitan (12). Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil
dengan memengaruhi tingkah laku dan kerja secara kualitas maupun kuantitas
perasaan oranglain baik secara individual yang dicapai oleh seseorang atau
maupun kelompok dalam satu arahan kelompok dalam organisasi sesuai dengan
tertentu(6). Kepemimpinan memiliki wewenang dan tanggung jawab masing-
peranan yang dominan dan krusial dalam masing dalam mencapai tujuan(13). Selain
meningkatkan kinerja karyawan baik itu kinerja juga dapat diartikan
secara individual, kelompok bahkan dalam keberhasilan atas tanggung jawab tenaga
suatu organisasi. (7). kerja dalam mewujudkan sasaran strategi
Pemimpin yang baik hendaknya yang telah ditetapkan dengan perilaku
mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri yang diharapkan(14)
dengan karakter lingkungan yang ia Kinerja seorang dipengaruhi beberapa
pimpin. (8) Seorang pemimpin yang baik faktor diantaranya faktor internal yang
akan mampu memilih model meliputi kecerdasan, keterampilan,
kepemimpinan yang tepat (9) kestabilan emosi, sifat–sifat seseorang,
2
meliputi sikap, sifat–sifat kepribadian, tenaga kerja akan menghasilkan kinerja
sifat fisik, keinginan atau motivasi, umur, yang baik, sedangkan rendahnya kemauan
jenis kelamin, pendidikan, pengalaman dan terbatasnya upaya yang dilakukan
kerja, latar belakang budaya dan variabel- membuat kinerja buruk: 2) Faktor
variabel personal lainnya. sedangkan eksternal (environtment/ lingkungan),
faktor eksternal yang memengaruhi kinerja adanya pekerjaan yang mudah, rekan kerja
yaitu yang berasal dari lingkungan, yang kooperatif dan pimpinan yang baik
meliputi peraturan ketenagakerjaan, akan membantu menghasilkan kinerja
keinginan pelanggan, pesaing, kondisi yang baik, sedangkan pekerjaan yang sulit,
ekonomi, kebijakan organisasi, rekan kerja yang tidak kooperatif dan
kepemimpinan, tindakan–tindakan rekan pimpinan yang tidak simpatik cenderung
kerja, jenis latihan dan pengawasan, sistem membuat kinerja buruk (17)
upah dan lingkungan sosial(15) Setiap organisasi mempunyai faktor-
Penilaian kinerja dapat dilakukan faktor yang dapat memengaruhi kinerja
dengan memberi penilaian secara integral setiap tenaga kerjanya, organisasi dengan
meliputi penerapan sasaran kinerja yang kinerja karyawan yang rendah perlu
spesifik dan terukur, memiliki tingkat mengetahui faktor-faktor yang
perubahan, terbatas waktu, adanya arahan memengaruhi rendahnya kinerja karyawan
dan dukungan dari pemimpin. Pemimpin seperti kemampuan kerja, produktivitas
bersama tenaga kerja dapat menetukan kerja, upaya, inisiatif dan motivasi(18)
sasaran dan standar kinerja yang harus Sejak tahun 2005 hingga saat ini,
dicapai dalam kurun waku tertentu. Puskesmas Bies sudah lima kali berganti
Peningkatan kinerja perorangan akan kepala puskesmas. Berdasarkan evaluasi
mendorong peningkatan kinerja Sumber kinerja pegawai Puskesmas Bies dalam 3
Daya Manusia (SDM ) yang terlibat dalam tahun terakhir berdasarkan profil
organisasi secara keseluruhan (14) Puskesmas ditemui bahwa pada tahun
Tujuan penilaian kinerja adalah 2018, rata-rata kinerja karyawan mencapai
sebagai alat diagnostig dan proses 90,6% dari 100% yang ditargetkan. Pada
penilaian terhadap pengembangan tahun 2019 sebesar 97,8% dari 100% yang
individu, tim dan organisasi. kinerja dapat ditargetkan dan tahun 2020 mencapai 98,3
diukur dari segi efisiensi, efektifitas serta dari 100% yang ditargetkan. Adapun
kesehatan organisasi. efisiensi mencakup program yang menjadi target kerja
administrasi, anggaran, waku karyawan di Puskesmas Bies meliputi
penyelesaian, tenaga pelaksana program, promosi kesehatan (Promkes), pencegahan
sarana, alat dan bahan. Sedangkan penyakit menular, program pengobatan
efektifitas mencakup, lebih sempurna serta kesehatan ibu dan anak.Berdasarkan
dalam mencapai tujuan, lebih tepat dalam uraian tersebut maka dapat disimpulkan
mencapai tujuan, lebih dapat beradaptasi bahwa dalam kurun tiga tahun terakhir,
dengan perubahan dan lebih meningkatkan Puskesmas Bies belum mencapai sasaran
kemampuan belajar(16) kinerja minimum sesuai dengan buku
Ada beberapa faktor yang menentukan acuan Sasaran Penilaian Minimum (SPM)
besar kecilnya kinerja tenaga kerja yaitu 1) Kabupaten Aceh Tengah.
faktor internal (personal) adanya kemauan Wawancara yang dilakukan
yang tinggi dan kerja keras pada diri penelititerhadap beberapa orang tenaga
3
kesehatanPuskesmas Bies mengungkapkan design. Populasi pada penelitian ini adalah
bahwa setiap kepala Puskesmas yang seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas
pernah memimpin di Puskesmas Bies Bies yaitu sebanyak 60 tenaga kesehatan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. yang berstatus Pegawai Negri Sipil (PNS).
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti menggunakan teknik
METODE PENELITIAN non probability sampling, dengan total
Jenis penelitian yang akan digunakan sampling sebanyak 60 orang. Pegawai.
adalah penelitian mixed method (metode Puskesmas Bies dengan profesi antara lain,
gabungan). Jenis desain penelitian yang dokter umum, perawat, bidan, apoteker,
digunakan adalah explanatory sequential analisis (29)

HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Karakteristik responden
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan, dan
Pekerjaan
Karakteristik Responden n (=60) % (=100)
Jenis Kelamin
Laki-laki 12 20,0
Perempuan 48 80,0
Umur
23-27 Tahun 12 20,0
28-32 Tahun 13 21,7
33-37 Tahun 11 18,3
38-42 Tahun 10 16,7
43-47 Tahun 7 11,7
48-52 Tahun 7 11,7
Pendidikan
SPTG 1 1,7
D3 32 53,3
D4 4 6,7
S1 23 38,3
Profesi Tenaga Kesehatan
Dokter Umum 2 3,3
Dokter Gigi 2 3,3
Perawat Umum 11 18,3
Perawat Gigi 1 1,7
Apoteker 4 6,7
Asisten Apoteker 1 1,7
Analis Kesehatan 4 6,7
Bidan 25 41,7
Kesehatan Masyarakat 4 6,7
Kesehatan Lingkungan 5 8,3
Ekonomi 1 1,7
Lama Bekerja
1-7 Tahun 26 43,3
8-14 Tahun 15 25,0
4
15-21 Tahun 13 21,7
22-28 Tahun 6 10,0
Sumber: Data primer diolah, 2021

Responden yang berjumlah 60 sebagai bidan sebanyak 25 orang atau


orang, sebagian besar responden memiliki sebesar 41,7%. Sebanyak 11 orang atau
tingkat pendidikan diploma (D3) sebanyak sebesar 18,3% sebagai perawat umum.
32 orang atau sebesar 53,3%, sebanyak 23 Distribusi responden berdasarlan
orang atau sebesar 38,3% berpendidikan lamanya bekerja diketahui sebagian besar
sarjana (S1). Responden dengan tingkat telah menjalani pekerjaannya 1-7 tahun
pendidikan D4 sebanyak 4 orang (6,7%), lamanya (43,3%). Responden yang bekerja
dan masih ada satu responden (1,7%) yang antara 8 tahun hingga 28 tahun sebanyak
berpendidikan setingkat SMA. 28 orang dan selebihnya responden dengan
Responden yang berjumlah 60 usia bekerja yang cukup lama anatar 22-28
orang, sebagian besar responden berprofesi tahun ada sebanyak 6 orang (10%).

Tabel 2. Distribusi Jawaban Responden Terkait Model Kepemimpinan


Indikator Model Kepemimpinan n %
Aspek emosional
a. Tidak mendukung 12 20,0
b. Mendukung 48 80,0
Aspek Penghargaan
a. Tidak Mendukung 15 25,0
b. Mendukung 45 75,0
Aspek Instrumental
a. Tidak mendukung 18 30,0
b. Mendukung 42 70,0
Aspek Informasi
a. Tidak Mendukung 14 23,3
b. Mendukung 46 76,7
Kinerja Tenaga Kesehatan
a. Kurang Baik 12 20,0
b. Baik 48 80,0

Analisis Bivariat Responden yang menjadi sampel yang


Analisis bivariat merupakan digunakan dalam penelitian ini merupakan
analisis yang dilakukan untuk mengetahui tenaga kesehatan di Puskesmas Bies yang
hubungan antara 2 variabel yaitu variabel berjumlah 60 orang.
independen dan variabel dependen.

5
Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat Hubungan Variabel Aspek Emosional, Aspek
Penghargaan, Aspek Instrumental dan Aspek Informasi Terhadap Kinerja Tenaga
Kesehatan Puskesmas Bies
Variabel Kinerja Tenaga
Variabel Model Kesehatan Total
p-value
Kepemimpinan Kurang Baik Baik
n % n % n %
Aspek Emosional
Tidak Mendukung 10 83,3 2 16,7 12 100
0,000
Mendukung 2 4,2 46 95,8 48 100
Aspek Penghargaan
Tidak Mendukung 11 73,3 4 26,7 15 100
0,000
Mendukung 1 2,2 44 97,8 45 100
Aspek Instrumental
Tidak Mendukung 10 55,6 8 44,4 18 100
0,000
Mendukung 2 4,8 40 95,2 42 100
Aspek Informasi
Tidak Mendukung 10 71,4 4 28,6 14 100
0,000
Mendukung 2 4,3 44 95,7 46 100

Berdasarkan hasil tabulasi silang kepemipinan dalam aspek instrumental


variabel gaya kepemimpinan dalam aspek terhadap kinerja tenaga kesehatan
penghargaan yang ditunjukkan dalam Pusekesmas Bies (p<0,05).
Tabel 6, maka diketahui bahwa dari 60 Berdasarkan hasil tabulasi silang
responden yang mendapatkan penghargaan variabel gaya kepemimpinan dalam aspek
dari pimpinan, terdapat 44 responden informasi yang ditunjukkan dalam Tabel
(97,8%) memiliki kinerja yang baik. 4.14, maka diketahui bahwa dari 60
Sedangkan dari seluruh responden yang responden yang mendapatkan dukungan
tidak mendapatkan penghargaan dari informasi dari pimpinan, terdapat 44
pimpinan, diketahui 11 (73,3%) responden responden (95,7%) memiliki kinerja yang
memiliki kinerja yang kurang baik. Hasil baik. Sedangkan dari seluruh responden
uji Chi-square diperoleh nilai p=0,000, yang tidak mendapatkan dukungan
artinya ada pengaruh yang signifikan instrumental dari pimpinan, diketahui 10
antara gaya kepemipinan dalam aspek (71,4%) responden memiliki kinerja yang
penghargaan terhadap kinerja tenaga kurang baik. Hasil uji Chi-square
kesehatan Pusekesmas Bies (p<0,05). diperoleh nilai p=0,000, artinya ada
Berdasarkan hasil tabulasi silang pengaruh yang signifikan antara gaya
variabel gaya kepemimpinan dalam aspek kepemipinan dalam aspek informasi
instrumental yang ditunjukkan dalam terhadap kinerja tenaga kesehatan
Tabel 6, maka diketahui bahwa dari 60 Pusekesmas Bies (p<0,05).
responden yang mendapatkan dukungan
instrumental dari pimpinan, terdapat 40
responden (95,2%) memiliki kinerja yang
baik. Sedangkan dari seluruh responden
yang tidak mendapatkan dukungan
instrumental dari pimpinan, diketahui 10
(55,6%) responden memiliki kinerja yang
kurang baik. Hasil uji Chi-square
diperoleh nilai p=0,000, artinya ada
pengaruh yang signifikan antara gaya
6
Analisis Multivariat
Tabel 4. Rangkuman Hasil Analisis Multivariat Beradasarkan Uji Regresi Logistik
95% C.I
Variabel B Sig. Exp(B)
Lower Upper
Step 1 Emosional 2,204 0,243 9,059 0,225 365,080
Penghargaan 2,521 0,169 12,439 0,343 451,498
Instrumental 1,758 0,244 5,799 0,301 111,616
Informasi 2,313 0,131 10,107 0,503 202,895
Constant -3,778 0,017 0,023 - -
Step 2 Emosional 2,409 0,139 11,124 0,458 270,331
Penghargaan 2,767 0,085 15,904 0,684 369,869
Informasi 2,959 0,033 19,273 1,278 290,742
Constant -3,382 0,019 0,034 - -
Step 3 Penghargaan 4,186 0,002 65,738 4,617 935,976
Informasi 3,286 0,010 26,732 2,163 330,309
Constant -2,609 0,019 0,074 - -

Berdasarkan hasil uji regresi program lainya, kepala puskesmas


logistik dengan metode bakckward mengawasi pelaksanaan tugas yang
stepwise conditional pada Tabel 4. diberikan sesuai dengan tupoksi dalam
didapatkan bahwa aspek penghargaan rapat lokmin bulanan, kepala Puskesmas
variabel yang paling dominan membuat peraturan tentang pekerjaan yang
mepengaruhi kinerja tenaga kesehatan di harus dilaksanakan harus sesuai dengan
Puskesmas Bies, dimana tenaga kesehatan tupoksi masing- masing. Kepala
yang mendapatkan dukungan penghargaan Puskesmas juga memberikan Pengarahan
dari pimpinan akan memiliki kinerja yang sebelum melaksanakan pekerjaan yang
baik 65,378 kali dibandingkan dengan dilakukan dalam apel pagi dan dalam rapat
tenaga kesehatan yang tidak mendapatkan bulanan puskesmas dan mendengarkan
dukungan penghargaan dari pimpinan setiap ada keluhan staf nya.
(Exp(B)=65,378, 95% CI 4,617-935,976). Pengaruh model kepemimpinan
Hasil analisis ini dipertegas bahwa ditinjau dari aspek penghargaan kepala
variabel independen tersebut memiliki puskesmas terhadap kinerja tenaga
kemampuan untuk memprediksi variabel kesehatan Puskesmas Bies menyatakan
dependen sebesar 78,7% sedangkan bahwa Kepala Puskesmas
sisanya 21,3% dipengaruhi oleh faktor memprioritaskan penyelesaian masalah
yang lain. sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang
dilaksanakan dan dibahas dalam rapat
PEMBAHASAN lokmin bulanan , mampu menjalankan
Pengaruh model kepemimpinan tugasnya dengan baik berupa jasa
ditinjau dari aspek emosional kepala pelayanan, rekomendasi menjadi tenaga
puskesmas terhadap kinerja tenaga kesehatan teladan dan refresing bagi
kesehatan Puskesmas Bies yaitu kepala tenaga kesehatan , khususnya dalam
Puskesmas membuat dan menyusun penerapan program pelayanan kesehatan
jadwal kegiatan seperti jadwal pelayanan, yang ada, membantu menyelesaikan
posyandu, posbindu dan jadwal kegiatan masalah pelaksanaan tupoksi jika belum

7
diselesaikan seperti membantu pelayanan meningkatkan kinerja tenaga kesehatan
di poli umum dan UGD apabila Dokter secara maksimal.
umum dan petugas lain berhalangan hadir.
Kepala puskesmas memperlakukan DAFTAR PUSTAKA
seluruh Tenaga Kesehatan secara sama 1. World Health Organization .
(tidak membeda-bedakan) dalam Kesehatan Mental Dalam
pelaksanaan tugas yang diberikan karna Kedaruratan. Departement Of Mental
Health And Subtance Dependence
sudah ada SOP masing- masing. Kepala
World Health Organization Geneva.
Puskesmas juga melakukan penyelesaian 2003;1–8.
masalah yang dihadapi Tenaga Kesehatan 2. Kementrian Kesehatan Republik
antar kelompok shift kerja walaupun Indonesia. Pelatihan Manajemen
Puskesmas Bies bukan puskesmas rawat Puskesmas. Jakarta: Kementrian
inap tetapi memberlakukan shift karena Kesehatan Republik Indonesia; 2017.
Pandemi covid-19 ini kepala puskesmas 3. Badeni. Kepemimpinan & Perilaku
Organisasi. Bandung: Alfabeta; 2017.
membuat kebijakan untuk membuat shift
4. Usman. Pengaruh Gaya
yang bertujuan menghindari kerumunan. Kepemimpinan Kepala Puskesmas
Pengaruh model kepemimpinan Terhadap Kinerja Tenaga Kesehatan
ditinjau dari aspek informatif kepala Di Puskesmas Peureulak Barat
puskesmas terhadap kinerja tenaga Kabupaten Aceh Timur Tahun 2018.
kesehatan Puskesmas Bies. Kepala Institut Kesehatan Helvetia; 2018.
Puskesmas mampu menjelaskan kepada 5. Thoha M. Perilaku Organisasi Konsep
Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta:
Tenaga Kesehatan tentang tata cara
Rajawali Pers; 2013.
pelaksanaan sesuai dengan SOP atau tugas 6. Riinawati. Manajemen Komunikasi
pokok masing – masing. Dan Organisasi. Yogyakarta: Pt.
Pustaka Baru; 2019.
KESIMPULAN 7. Parashakti Rd. Gaya Kepemimpinan
Kepala Puskesmas akan berkonsultasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Bank Bjb Cabang
dengan Tenaga Kesehatan tentang
Tangerang. Samudra Ekon Dan
hambatan yang dihadapi selama Bisnis. 2019;10(1).
melaksanakan tugasnya. Kepala 8. Thoha M. Kepemimpinan Dalam
puskesmas juga mampu menjelaskan Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers;
kepada Tenaga Kesehatan tentang cara 2013.
menghadapi pengunjung atau pasien dalam 9. Paramita Pd. Gaya Kepemimpinan
melakukan pelayanan ( Style Of Leadership ) Yang Efektif
Dalam Suatu Organisasi. Din Sain
[Internet]. 2014;12(28). Available
SARAN From:
Hal ini juga menjadi acuan bagi Http://Jurnal.Unpand.Ac.Id/Index.Php
tenaga kesehatan agar lebih mengetahui /Dinsain/Index
10. Handojo W, Juhani Aas Al, Apiani
dan menyadari tentang pentingnya Din, Johan J. Analisis Tipe Gaya
berinteraksi kepada pemimpin selama Kepemimpinan Yang Berpengaruh
beraktivitas, sehingga tidak terjadi Terhadap Kinerja Karyawan Pt
masalah-masalah yang dapat menurunkan Ayomedia Network. J Manaj
kinerja tenaga kesehatan guna Marantha [Internet]. 2021;20(2):145–
58. Available From:
8
File:///C:/Users/Lenovo/Downloads/3 Kepemimpinan Terhadap Kinerja
041-Article Text-12660-3-10- Karyawan Pada Pt. Gama Panca
20210520.Pdf Makmur Di Tangerang. J Ilmiah,
11. Harahap Ih. Analisis Gaya Manaj Sumber Daya Manusia, Jenius.
Kepemimpinan Lee Kwan Yew 2021;4(2):128–36.
Dalam Mengantarkan Singapura 22. Rivai V. Kepemimpinan Dan Perilaku
Menjadi Negara Maju. J Entrep Organisasi. Jakarta: Pt. Raja Grafindo
Manag Ind. 2019;2(1). Persada; 2012.
12. Kbbi. Kamus Besar Bahasa Indonesia 23. Kartono, Kartini. Pemimpin Dan
(Kbbi) Kamus Versi Online/Daring Kepemimpinan: Apakah
(Dalam Jaringan) [Internet]. 2021. Kepemimpinan Abnormal Itu?
Available From: Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada;
Https://Kbbi.We.Id/Kinerja.Html 1998.
13. Usman. Manajemen: Teori, Praktik 24. M P, Ngalim, Djojopranoto S.
Dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Administrasi Pendidikan. Jakarta:
Aksara; 2011. Mutiara Sumber Widya; 1991.
14. Tampubolon Bd. Analisis Faktor 25. U M. Psikologi Indusri Dan
Kepemimpinan Dan Faktor Etos Kerja Organisasi. Jakarta: Universitas
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Indonesia; 2011.
Organisasi Yang Telah Menerapkan 26. Alligood Mr. Nursing Theories &
Sni 19-9001-2001. J Stand. 2007;9(3). Their Work. 8th Ed. Missouri: Mosby
15. Mangkunegara. Manajemen Sumber Elsevier; 2014.
Daya Manusia. Bandung: Pt. Remaja 27. Nursalam. Konsep Dan Penerapan
Rosdakarya; 2014. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.
16. Suprihati. Analisis Faktor-Faktor Yogyakarta: Salemba Medika; 2010.
Yang Memengaruhi Kinerja 28. Nawawi. Manajemen Sumber Daya
Karyawan Perusahaan Sari Jai Di Manusia. Jakarta: Bumi Aksara; 2012.
Sragen. J Paradig. 2014;12(1). 29. Sugiono. Metodelogi Penelitian
17. Nimran, Amirullah. Manajemen Kuanntitatif, Kkualitatif Dan R & B.
Sumber Daya Manusia Dan Perilaku Bandung: Alfabeta; 2011.
Konsumen. Malang: Sinar Akademi 30. Siyoto S, Sodik A. Dasar Metodelogi
Malang; 2015. Penelitian. 1st Ed. Yogyakarta:
18. Wanasaputra S, Dewi L. Faktor- Literasi Media Publishing; 2015.
Faktor Yang Memengaruhi Kinerja 31. Kartika Ii. Dasar-Dasar Ri Set
Anggota Yayampek. Performa J Keperawatan Dan Pengolahan Data
Manaj Dan Start-Up Bisnis. Statistik. Jakarta: Cv. Trans Info
2017;2(4). Media; 2017.
19. Erri D, Lestari Ap, Asymar Hh. 32. S A. Prosedur Penelitian Suatu
Pengaruh Gayakepemimpinan Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt Jakarta: Pt. Rineka Cipta; 2013.
Melzer Global Sejahera Jakarta. J 33. Bungin B. Metodelogi Penelitian
Inov Penelit. 2021;1(9):1897-. Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo
20. Hamdi N, Zulkarnaen. Analisisi Persada; 2011.
Efektivitas Gaya Kepemimpinan 34. Priyatno D. Cara Kilat Analisis Data
(Studi Pada Kantor Camat Ampenan). Dengan Spss 20. Yogyakarta: Andi
J Inov Penelit [Internet]. Offset; 2012.
2021;1(8):1507–14. Available From: 35. I M. Panduan Penyusunan Karya Tulis
Https://Stp-Mataram.E-Journal.Id/Jip/ Ilmiah Bidang Kesehatan
Article/View/319/252 Menggunakan Metode Ilmiah.
21. Agustin F. Pengaruh Gaya Bandung. Bandung: Cita Pusaka

9
Media Perintis; 2015. Kerja terhadap Kinerja Karyawan
36. Sajuyigbe, A. S., Bosede. O. O., & Usaha Pembungkusan Garam
Adeyemi, M. A. (2013). Impact Of Konsumsi. JKBM (Jurnal Konsep
Reward On Employees Performance Bisnis Dan Manajemen), 5(1), 53-62.
In A SelectedManufacturing 44. Tampi, B. J. (2014). Pengaruh Gaya
Companies InIbadan, Oyo State, Kepemimpinan dan Motivasi
Nigeria. International Journal of Arts terrhadap Kinerja karyawan pada PT.
and Commerce. Vol. 2 (2): pp 27-32. Bank Negara Indonesia, tbk (regional
37. Edirisooriya, W. A. (2014). Impact of sales manado). Acta Diurna
Reward on Employee Performance: Komunikasi, 3(4).
With Special Reference to ElectricCo. 45. Rahmawati, E., Warella, Y., &
Proceedings of the 3rd International Hidayat, Z. (2006). Pengaruh Motivasi
Conference on Management and Kerja, Kemampuan Kerja dan Gaya
Economics. 26-27 February 2014: pp Kepemimpinan Terhadap Kinerja
311-318. Karyawan Pada Badan Kesatuan
38. Cahyani, P. N., & Ardana, I. K. Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
(2013). Pengaruh lingkungan kerja Propinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu
fisik, gaya kepemimpinan dan insentif Administrasi dan Kebijakan Publik,
finansial terhadap kinerja pegawai non 3(1), 89-97.
medis pada rumah sakit Balimed 46. Setiawan, A. (2017). Pengaruh Gaya
Denpasar (Doctoral dissertation, Kepemimpinan Partisipatif terhadap
Udayana University). Kinerja Karyawan melalui Motivasi
39. Majid, A. (2019). Pengaruh Gaya Kerja dan Kepuasan Kerja. Agora,
Kepemimpinan Terhadap Kinerja 5(2).
Dosen dan Pegawai STIKes 47. Vidianingtyas, R. N. A., & Putri, W.
Muhammadiyah Lamongan. JAS-PT H. (2014). Pengaruh kompensasi,
(Jurnal Analisis Sistem Pendidikan kepuasan kerja, motivasi kerja dan
Tinggi Indonesia), 3(1), 21-30. gaya kepemimpinan terhadap kinerja
40. Handayani, Y., Butarbutar, M., karyawan pada perusahaan jasa
Wijaya, A., & Chandra, E. (2019). katering di daerah istimewa
Pengaruh Gaya Kepemimpinan yogyakarta. Jurnal Bisnis dan
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Pt Ekonomi, 5(1), 99-110.
Pos Indonesia (Persero) 48. Sehfudin, A., & MAS'UD, F. (2011).
Pematangsiantar Dengan Motivasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Sebagai Variabel Intervening. Maker: Komunikasi Organisasi Dan Motivasi
Jurnal Manajemen, 5(2), 72-84. Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
41. Angelina, F. M. (2018). Pengaruh (Studi Pada PT Bank Tabungan
Kepemimpinan Transformasional Pensiunan Nasional Cabang
terhadap Kinerja Karyawan dengan Semarang) (Doctoral dissertation,
Kepuasan Kerja sebagai Variabel Universitas Diponegoro).
Intervening di Hotel Zoom Jemursari 49. Sari, E. K., Minarsih, M. M., &
Surabaya. Agora, 6(2). Gagah, E. (2016). Analisis Pengaruh
42. Nisyak, I. R., & Triyonowati, T. Gaya Kepemimpinan, Motivasi,
(2016). Pengaruh Gaya Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap
Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kinerja Karyawan. Journal of
Kerja Terhadap Kinerja Management, 2(2).
Karyawan. Jurnal Ilmu dan Riset 50. Jiputra, J. A. (2019). Pengaruh Gaya
Manajemen (JIRM), 5(4). Kepemimpinan Partisipatif, Kepuasan
43. Dalimunthe, H. (2018). Pengaruh Kerja Dan Motivasi Kerja, Terhadap
Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kinerja Karyawan Pada Divisi

10
Penjualanpt Rembaka. Agora, 7(1).

11

Anda mungkin juga menyukai