METODE PENELITIAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7 :
AL HAFIZ (1701021001)
LOLA SRI BELLA (1701021010)
SAMUEL SEPTWELVE SIRAIT (1701021026)
NEPI SYAHPUTRA (1701021035)
1
BAB I
PENDAHULUAN
sangat berbahaya, karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini.
Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama ganguan jantung. Selain
(NHNESII); paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka,
dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang
kesehatan yang lebih rendah, jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya
menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih
besar.
1
Hipertensi merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya
tekanan darah sensorik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya lebih
dari 90 mmHg setelah dilakukan pemeriksaan sebanyak dua kali dengan selang
waktu 5 menit dengan keadaan cukup istirahat/tenang dan dalam kondisi tidak
tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% darin populasi kematian pada semua umur di
hipertensi secara Nasional mencapai 25,8% dengan penurunan sebesar 5,9% dari
tahun 2007 yaitu 31,7%. Untuk provinsi dengan prevalensi hipertensi tertinggi
hipertensi terendah yaitu provinsi Papua dengan presentase 16,8% dan Bali
dengan presentase 19,9%. Jumlah hipertensi disumatera utara pada tahun 2016,
ternyata masih cukup tinggi. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi
daerah palimng banyak penderita hipertensi adalah Langkat dengan jumlah 6643,
kemudian Dairi dengan jumlah 5652, Asahan dengan jumlah 5421 dan Pematang
Badan Pusat Statistik (BPS) kota Binjai tercatat 4567 orang penderita hipertensi.
2
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbitas
dilakukan oleh profesi kesehatan guna mendapatkan hasil penelitian yang dapat
menunjang terapi yang rasional dalam penurunan tekanan darah secara opimal.
dari stadium I sampai hipertensi maligna. Akan tetapi pemberian dan penggunaan
obat hipertensi belum sepenuhnya dapat dikatakan rasional. Alasan utama dari
obat kombinasi tidak aktif karena obat yang digunakan berasal dari golongan obat
anti hipertensi sehingga efek kombinasi yang diharapkan tidak tercapai, selain itu
adanya kemungkinan efek merugikan yang lebih berat jika diberikan obat
3
1.3 Tujuan Penelitian
golongan obat hipertensi mana paling sering digunakan di rumah sakit Mitra
Medika.
peresepan obat, apabila diperoleh pola peresepan yang tidak rasional pada
pasien.
d. Dapat digunakan daengan pola pemberian obat anti hipertensi pada pasien
rumah sakit mitra medika, maupun rumah sakit yang ada di sumatra utara.
Indonesia.
4
1.5 Hipotesis Penelitian
Pasien obat hipertensi dirumah sakit Mitra Medika tercatat telah banyak
obat Amlodipine.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit diselenggarakan
dikabupaten.
6
c. Rumah sakit umum kelas C
rumah sakit, instalasi farmasi merupakan bagian dari rumah sakit yang harus
sediaan farmasi dan bahan habis pakai yang dilakukan dengan cara sistem satu
pintu. Adapun yang dimaksud dengan sistem satu pintu adalah rumah sakit yang
penggadaan dan pendistribusiaan alat kesehatan, sedian farmasi dan bahan habis
7
2.2.1. Tugas instalasi farmasi rumah sakit (IFRS)
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai guna memaksimalkan efek
farmasi klinik
1. Tepat indikasi
Obat disebut tepat indikasi jika obat diberikan berdasarkan keadaan medis
8
2. Tepat Obat
Pemberian obat dikatakan tepat apabila jenis obat yang dipilih berdasarkan
3. Tepat dosis
dan lama pemberian, serta cara pemakaian yang paling aman, efektif, dan
4. Tepat pasien
individu.
2.3.1. Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter
pada apoteker pengelolah apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau membuat,
berdasarkan jenis, tempat dan lokasi pemberian, serta cara pemberian obat, dan
obat tradisional
9
1. Obat berdasarkan jenisnya
a. Obat bebas
Obat bebas adalah obat tanpa peringatan yang dapat diperoleh tanpa
hitam.
diperoleh tanpa resep dokter. Tanda khusus obat bebas terbatas yaitu
hitam.
c. Obat keras
merah dengan garis tepi lingkaran hitan dengan huruf “K” yang
d. Narkotika
Obat narkotika adalah zat atau bahan obat berasal dari tanaman atau
10
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
a. Obat dalam, yaitu obat yang dikonsumsi secara oral atau melalui mulut
b. Obat luar, yaitu obat yang dipakai topical atau pada tubuh bagian luar
kedalam aliran darah baik secara intra vena (IV), subkutan, Intra
Muscular (IM).
4 Obat Tradisional
11
a. Jamu, adalah obat yang diolah secara tradisional, baik dalm bentuk
serbuk, seduhan pil, maupun cairan yang berisi seluruh tanaman yang
ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat,
hewan maupun mineral yang telah dilakukan uji pra-klinis pada hewan
percobaan.
2.6. Hipertensi
Tekanan darah tinggi adalah gaya (dorongan) darah kedinding arteri saat
darah dipompa keluar dari jantung keseluruh tubuh. Tekanan darah dipengaruhi
tekanan darah berupa dua angka, yang menunjukkan tekanam sensolik dan
diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah diarteri saat jantung memompa
darah melalui pembuluh darah arteri tersebut, sedangkan tekanan darah diastolik
adalah tekanan darah di arteri saat jantung berelaksasi diantara dua denyutan
12
Hipertensi adalah keadaan yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah di dalam arteri, dengan tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan atau dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang). Hipertensi
treatmentof High Blood pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg.
Hipertensi sebenarnya jarang terjadi: hanya 1 dari setiap 200 orang yang
alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih
rendah daripada orang dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas
fisik; tekanan darah akan lebih tinggi ketika melakukan aktivitas, semakin berat
aktivitas yang dikerjakan maka makin berat juga kerja jantung dalam
memompakan darah yang berakibat pada semakin tingginya tekanan darah, dan
tekanan darah akan lebih rebdah kita dalam keadaan istirahat. Tekanan darah
dalam satu hari juga berbeda, tekanan darah akan lebih tinggi pada pagi hari dan
13
Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke, kelemahan
jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain yang
berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung
yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian. Hipertensi atau yang disebut the
silent killer yang merupakan salah satu faktor resiko paling berpengaruh penyebab
hipertensi primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
a. Hipertensi Primer
14
keluarga, hal ini setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetik memegang
b. Hipertensi sekunder
kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular
adalah penyakit sekunder yang paling sering. Obat tertentu, baik secara langsung
1. Bentuk-Bentuk Hipertensi
15
diastoliknya kurang dari 90 mmHg; jadi tekanan normal. Hipertensi ini
tekanan darah diatas 210/120 mmHg sehingga bila tidak diobati akan
2. Klasifikasi Hipertensi
tekanan darah yang sangat tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan atau
telah terjadi kelainan organ target. Biasanya ditandai oleh tekanan darah >180/120
16
Hipertensi emergensi adalah tekanan darah meningkat ekstrim disertai
dengan kerusakan organ target akut yang bersifat progesif, sehingga tekanan darah
organ target yang progesif. Tekanan darah diturunkan dengan obat anti hipertensi
oral ke nilai tekanan darah pada tingkat satu dalam waktu beberapa jam sampai
beberapa hari.
1. Penyebab Hipertensi
hipertensi antara lain penyakit ginjal (5-10%), kelainan hormonal atau pemakain
obat tertentu (misalnya pil KB) (1-2%). Penyebab hipertensi lainnya yang jarang
(obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolahraga), stress, alkohol, atau
garam dalam makanan juga bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang
tekanan darah untuk sementara waktu, jika stress telah berlalu maka tekanan darah
2. Gejala Hipertensi
Pada umumnya hipertensi tidak menimbulkan gejala yang jelas dan sering
tidak sadari kehadirannya. Ada kalanya secara tidak segaja beberapa gejala terjadi
17
bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Gejala yang
dimaksud adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung, wajah kemerahan, dan
kelelahan.
Pada hipertensi berat atau yang telah menahun bisa timbul gejal-gejala
yang berasal dari kerusakan otak, mata, jantung, dan ginjal, seperti; sakit kepla,
kelelahan, mual dan muntah, sesakk nafas, gelisah, dan pandangan menjadi kabur.
Pada hipertensi berat, penurunan kesadaran sampai koma bisa saja terjadi karena
timbulnya kenaikan tekanan darah tersebut adalah factor resiko seperti diet dan
asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok, genetic, sostem saraf simpatis (tonus
dlm sepanjang hidupnya akan memiliki dua kali reksiko menjadi hipertensi dan
rendah.Pada orang yang berumur 50 thun tekanan darah sistoik >140mmHg yang
kardiovaskuler dari pada tekanan darah diastolk. Resio penyakit kardio vaskuler
dimulai dari tekanan darah 115/75 mmHg. Meningkat dua kali dengan tiap
18
kenaikan 20/10 mmHg. Resiko penyakit kardiovaskular ini bersifat kontinyu,
konsisten dan independen dari factor resiko lainnya, serta individu berumur
hipertensi esensial biasanya tidak ada gejala ( asimptomatik). Penemuan fisi yang
utama adalah meningkatkan tekanan darah. Pengukuran rata-rata dua kali atau
lebih dalam waktu dua kali control ditentukan untuk mendiagnosis hiprtensi.
dengan tingkatannya.
hidup dan factor resiko kardiovaskuler lainnya aau bersamaan gangguan yang
penyebb tekanan darah tinggi, untuk menilai ada atau tidaknya keruskan target
1. riwayat penyakit
2. pemeriksaan fisik
3. pemeriksaan laboratorium
4. pemeriksaan tambahan
diakukan dalam keadaan duduk rileks atau berbaring selam 5 menit. Apabila hasil
pengukuran menunjuk angka 140/90 mmHg atau lebih, hal ini diartikan sebagai
hipertensi, tetapi diagnosis tidak dapat dipastikan hanya berdasarkan satu kali
19
pengukuran saja. Jika pada pegukuran pertama hasilnya tinggi, maka tekanan drah
diukur kembali sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk hasil lebih
terap anti hepertensi adalah urinalisis, kadar gula darah dan hematokrit ; seperti
kalium,kreatinin, dan kalsium serum profil lemak (setelah puasa 9-12 jam)
1. Terapi Non-Farmakologi
menggunakan terapi farmakologi saja, terapi non farmakologi juga terbukti dapat
menjalani pula hidup sehat telah terbukti dapat menurunan tekanan darah dan
kardiovaskuer. Pada pasien yang menderita hipertensi derajat I, tanpa factor resiko
kardiovaskuler lain, maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap
awal, yang harus dijalani setidaknya selama 4-6 bulan. Bila setelah jangka waktu
20
didapatkan factor resiko kardiovaskuler yang lain, maka sangat dianjurkan untuk
tidak lebih dari 6 gram perhari, menurunkan berat badan, menghindari minuman
frekuensi 3-5 kali per minggu, memperhatikan istirahat yang cukup juga
hipertensi.
2. Terapi Famakologi
farmakologi pada hipertensi dimulai bila pasien hipertensi derajat I yang tiak
mengalami penurunan tekanan darah setelah >6 bulan mnjalani pola hidup sehat
dan pada pasien dengan hipertensi derajat II, tetapi farmakologi hipertensi diawali
hanya beberapa yang dianggap sebagai obat hipertensi utama yaitu golongan
21
dengan salah satu golongan lain (ACEI,ARB,CCB. Penyait Beta). Diuretic tipe
tiazid sudah menjadi terapi utama terapi anti hiertensi pada kebanyakan trial 918).
mempertahankan target yatu tekan darah optimal, jika target tidak tercapai dalam
satu bulan pengobatan, maka dapat dilakukan peningkatan dosis obat awal atau
dengan menambahan obat kedua dari golongan lainnya. Kombinasi dua dosis
KONDISI OBAT
KERUSAKAN ORGAN
ASIMPTOMMATIK
a. hipertropi ACEI, CCB, ARB
B. ateroosklerosis CCB, ACEI
c. miroalbulamiuria ACCCEI,ARB
d. gangguan ggijal ACEI, ARB
KEJDIAN KARDIOVASKULER
a. riwayat stroke Setip zat efektif menurunkan TD
B riwayt infark miokard BB, ACEII, ARB
c. angia pectoris BB,CCB
d. gagal ginjal Diueretik, BB,ACEI, antagonis
mereralokartikoid
e. aneurisma aorta BB
f. fibrilasi atrial, pencegagahan Pertimbangan ARB, ACEI, BB atau
antagois meneralokortikoid
g. fibrilasi atrial, pengendalian denyut BB, CCb non hidropirin
ventrikell
h. penyakit arteri perifer lainnya ACEI,CCB
i. hipetensi sistolik terisolasi (usia Diurek, CCB
lanjut)
j. sindrom metabollik ACEI, ARBB, CCB
k. diabetes mellitus ACEI, RB
l. kehamilan Metyldopa BB,CCB
m. kulit hitam Diuretic ,CCB
22
Keterngan:
tekanan arah dengn cara menghambat rebsorpi sodium pada daerah awal tubulus
istl ginjal,meningkatkan eksesi sodium dan volme urin. Dari golongan ini yang
paling sering di pakai adala tiazid, karena mempunyai efek vasodilatasi langsung
pada arteriol, sehingga dapat mempertahankan efek anti hipertensi lebih lama.
Tiazid diabsorpsi baik pada pemberian oral, terdistribusi luas dan dimetaolisme di
hati.. efek diuretic tiazid terjadidalam waktu 1-2 jam seteah pemberian dan
bertahan sampai 12-24 jam, sehingga obat ini cukup diberikan sekali sehari.
23
Efek samping dari diuretic adalah terjadinya peningkatan eksresi air seni
peningkatan kadar kalsium bisa saja terjadi dehidrasi. Diuretic tidak dianjurkan
digunakan untuk penggunaan pada orang tua karena memiliki banyak efek
samping negative, seperti mengakibatkan tubuh menjadi lemas, mual pusing saat
sering digunakan, yang efektif bila diberikan kepada penderita usia muda,
penderita yang pernah menderita serangan jantung, penderita arimia, dan angina
jantung, dan diabetes. Stimsi reseptor beta pada otak dan perifer akan memacu.
darah, pembuluh arah, ginjal, jantung, kelenjar aenal dan otak. Angtensin II
24
2.7.3. Calcium Channel Bloker
mekanisme yang sangat berbada dengan golongan lain, yaitu dengan menghambat
jalur kalium pada sel otot polos dinding darah arteri. Obat ini sangat efektif jika
diberikan pada orang berkulit hitam, orang tua, penderita hipertensi dengan
Efek samping yang biasa ditemukan pada pasien yng menggunakan CCb
adalah pemerahan yang mirip dengan Ace inhibitor yaitu dengan menghambat
kerja angiotensin II yang cukup efektif bagi penderita hipertensi dengan gagal
ginjal.
pada kaki dan punggung, diare serta sulit tidur akan tetapi efek tersebut jarang
terjadi
sesuai dengan kebutuhn klinisnya dalam dosis yang terpengaruhi untuk periode
yang memadai dengan biaya termurah. Pengobatan obat yang tidak rasional bila
yang tidak tepat obat dan dosis, menggunakan injeksi yang berlebihan, peresepan
yang tidak sesuai pedoman klinis, dan pengobatan sendiri yag tidak tepat.
Criteria kerainalan terapi meliputi tepat obat, tepat idikasi, tepat diagnosis, tepat
dosis dan interbal pemberian, tepat dalam pemberian, tepat cara pemberin, tepat
25
2.8.2. Ketepatan Terapi
Tepat obat dan dosis merupakan bagian dari prinsip terapi obat yang
paling sering terbaikan oleh praktii kesehatan dalam menangani penyakit. Tepat
obat berarti ketepatn untuk enentukan terapi setelah diagnonosis di tegakan dan
harus sesuai dengan pektrum penyakit pasien. Tepat dosis berarti berdasarkan
jumah obat harus sesuai dengan standar agar dosis yang diberikan tidak berlebih
Sedangkan tepat pasien dan tepat indikasi merupakan aspek dari terapi
obat yang hampir tidak pernah dilaporkan mengalami kesalahan selama proses
pemberian obat yang berdasarkan pada indikasi obat, dilihat dari ketepatan
26
BAB III
METODE PENELITIAN
menurut keadaan yang ada dengan cara survey langsung. Pengambilan data secara
retrospektif adalah cara pengambilan data yang dilakukan pada data rekam medis
3.3.1. Populasi
Populasi ini adalah semua catatan medis pasien Jaminan Kesehatan (BPJS)
dan penggunaan obat berdasarkan data dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit pada
Medika
3.3.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah catatan rekam medic pasien yang terpilih dari
27
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive, yaitu sampling yang
penelitin. Penelusuran pustaka ini dilakukan dari pustaka primer, sekunder dan
dari klasifikasi, penyebab, factor resiko dan diagnose yang tepat dan evaluasi
penggunaan obat. Selanjutnya dlakukan kiteri pasien yang dijdikan mpel dan
Dalam penelitian aa beberapa jenis dan sumber data yang dapat digunakan
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan atau dokumen
dokumen yang berhubungan dengan penelitian, seperti: data rekam medic pasien
28
yang meliputi penatalaksanaan penyakit terhadap pasien seperti pola pemberian
obat, lama tinggal dan alasan dipulangkan dari rumah sakit, dan lain-lain
29
DAFTAR PUSTAKA
30
11. Made Rama Sumawa, Pande, et al., Skripsi: Evaluasi Kerasionalan
Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Rawat Inap di
RSUP Prof.Dr.D.R. Kandou Manado Periode Januari-Juni 2014. FMIPA,
Universitas Smratulangi, Manado: 2005; 4(3); 126-133; 2015.
12. Palmer, Anna., dan Prof.Bryan Williams: Simple guides Tekanan Darah
Tinggi. Jakarta: Erlangga. 2007. Hal. 6-26
13. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia
pedomanTatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular: Edisi
Pertama. Jakarta:Republik Indonesia: 2007
14. Salwa, Anita., Skripsi: Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada
Pasien Hipertensi dengan Gagal Ginjal di Instalasi Rawat inap RS "X"
Tahun 2010. Fakultas Farmasi,. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2013
15. Tjay, T.H. dan Rahardja K. (2002). Obat-Obat Penting Edisi V. Jakarta:
penerbit PT. Elex Media Kompotindo. Hal. 5-12
31