Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PROGRAM PENANGANAN BENCANA GEMPA BUMI

DISUSUN
Oleh :
KELOMPOK 4
Frauke Pasaribu (1902021020) Risusanti S Saragih (1902021041)
Reza A.P Yudha (1902021039) Rozannah Hilda (1902021042)
Vera W Sembiring (1902021069) Emelia N.C Sinaga (1902021018)
Aldina W Siregar (1902021001) Junita Simanjuntak (1902021063)
Rismawati M (1902021040) Dewi S Giawa (1902021014)
Yulia Syahputri (1902021059) Dewi A Purba (1902021013)
Delvani Damanik (1902021010) Henti Simatupang (1902021061)
Nursalam A Zebua (1902021032) Iqwara S Putri (1902021022)

Dosen Pengampu : dr. Suzan Fitriana Pakpahan M.Kes

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan
tugas penulisan makalah mata kuliah MANAJEMEN BENCANA tepat waktu.
Penulisan makalah berjudul “Program Penanganan Bencana Gempa Bumi” disusun guna
memenuhi tugas dari dosen di Institut Kesehatan Helvetia Medan. Selain itu, kami juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu dr. Suzan Fitriana Pakpahan
M.Kes selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Medan, 11 Maret 2022

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................6
2.1 Gempa Bumi ..............................................................................................................................6
2.2 Pembagian Gempa Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum ......................................................6
2.3 Penyebab terjadinya Gempa Bumi............................................................................................7
2.4 Akibat Gempa Bumi ..................................................................................................................7
2.5 Faktor-faktor yang mengakibatkan kerusakan akibat Gempa Bumi..........................................8
2.6 Kerusakan-kerusakan Yang Terjadi Akibat Gempa Bumi ........................................................8
2.7 Upaya Dalam Mitigasi Gempa Bumi .........................................................................................9
2.8 Prosedur Penanganan Gempa Bumi.........................................................................................10
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................................14
3.2 Saran ........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki potensi bencana alam yang tinggi.
Jikadilihat secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang berada pada pertemuan
empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Australia, Benu Asia,Samudera Pasifik dan
Lempeng Samudera Hindia. Batas-batas lempeng tersebut merupakan rangkaian gunung api
dunia, yang melingkari Samudera Pasifik disebut Pacific Ring of Fire. Rangkaian tersebut di
Indonesia bertemu dengan rangkaian Mediteran yang membentuk gunung-gunung api di
Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara. Dengan karakteristik seperti ini, Indonesia memiliki
potensi sekaliguS rawan bencana seperti letusan gempa bumi, tsunami, gunung berapi, banjir
dan tanah longsor. Gempabumi merupakan salah satu bencana alam terbesar manusia, gempa
bumi terjadi begitu mendadak dan mengejutkan. Sehingga menimbulkan kepalan umum yang
luar biasa.
Untuk mengetahui kapan gempa bumi terjadi merupakan pekerjaan yang sulit. Hal ini
dikarenakan gempa bumi dapat terjadi secara tiba-tiba di manapun dengan syarat masih berada
dalam zona gempa bumi. Melihat potensi bencana alam diatas maka diperlukan suatu upaya
pengurangan dampak bencana (mitigasi bencana) sebab bencana alam yang terjadi di Indonesia
ini telah memakan banyak korban jiwa dan harta tiap tahunnya. Maka dari itu yang masih
mungkin dilakukan adalah menyiapkan sistem peringatan dini (early warning system) yang
berfungsi sebagai "alarm" darurat jika sewaktu-waktu terjadi gempa bumi. Oleh karena itu
Melalui upaya mitigasi ini diharapkan resiko terjadinya bencana dan dampaknya dapat
dikurangi dan diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perlunya
tindakan penyelamatan diri ketika terjadi gempa bumi. Dalam makalah ini, akan dibahas secara
rinci bagaimana mitigasi bencana alam yang berupa gempa bumi akibat pergerakan tektonik.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan yang dapat kami ambil berdasarkan latar belakang diatas sebagai
berikut :
1. Apa pengertian gempa bumi?
2. Bagaimana pembagian gempa berdasarkan kedalaman hiposentrum?
3. Apa penyebab terjadinya gempa bumi?

4
4. Apa akibat dari terjadinya gempa bumi?
5. Apa saja faktor-faktor yang mengakibatkan kerusakan akibat gempa bumi?
6. Apa saja kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk menanbah wawasan pengetahuan pembaca tentang
penanganan bencana gempa bumi untuk menciptakan generasi yang tanggap bencana

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gempa Bumi
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi
secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Gempa bumi
adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi dari dalam perut bumi secara tiba-
tiba, sehingga menciptakan gelombang seismik, yang ditandai dengan patahnya lapisan
batuan pada kerak bumi (Anies, 2018). Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi
dihasilkan dari pergerakan lempeng lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan
kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke
permukaan bumi (BMKG). Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan
gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng
Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami
selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer.
Berdasarkan sumber penyebabnya, ada 3 jenis gempa bumi :
a. Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi akibat
pergerakan lempeng bumi atau patahan. Gempa jenis ini paling banyak menimbulkan
kerusakan dan banyak korban.
b. Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi akibat
aktivitas gunung berapi yaitu pergerakan magma yang menekan/mendorong lapisan
batuan sehingga pergeseran bebatuan di dalamnya menimbulkan terjadinya gempa bumi.
c. Gempa bumi induksi adalah gempa bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi akibat
sumber lain seperti runtuhan tanah.
2.2 Pembagian Gempa Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
Disamping skala kekuatan gempa berdasarkan intensitasnya, perlu kita ketahui
kekuatan gempa disatu daerah selain di pengaruhi oleh jaraknya dari pusat gempa diatas itu
sendiri dan kedalaman pusat gempa di dalam bumi (hiposentum). Makin dangkal
hiposentrumnya, makin kuat gempa yang dirasakan dipermukaan bumi. Oleh karena itu
berdasarkan kedalam hiposentrumnya gempa bumi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Gempa dangkal, dengan kedalaman hiposentrumnya kurang dari 60 Km

6
b. Gempa menengah, dengan kedalaman hiposentrumnya antara 60-300 Km.
c. Gempa dalam, dengan kedalaman hiposentrumnya lebih dari 300 Km.
2.3 Penyebab terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan
lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi. Gempa Bumi
biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling
parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional Gempa Bumi
fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapuan litosfer yang terjepit kedalam
mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km Pengeruan gempa bume adalah
sebuah fenomena alam berupa getaran yang dirasakan pada permukaan bumi yang terjadi
karena gelombang seismik dari dari sumber gempa pada lapisan kulit bumi. Penyebab gempa
bumi adalah guncangan yang terjadi pada permukaan bumi yang diakibatkan oleh pelepasan
energi dari dalam pusat gempa bumi secara tiba-tiba. Getaran tersebut dapat diukur besar
kecilnya, dengan alat pengukur yang disebut Seismometer.
a. Aktivitas gunung berapi yang meningkat
b. Pelepasan energi karena konsentrasi tegangan tinggi pada kerak bumi.
c. Pergerakan terus menerus dari magma dan cairan yang bersifat hidrotermal (peka terhadap
panas) di bawah gunung berapi.
d. Aktivitas magma pada gunung berapi dapat menimbulkan gempa.
e. Pergeseran lempeng tektonik, sehingga biasa disebut gempa tektonik.
2.4 Akibat Gempa Bumi
Menurut Anies (2018) dan Kusumasari (2014), beberapa akibat dari gempa bumi
adalah sebagai berikut :
a. Goncangan dan retakan tanah: hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada bangunan,
jembatan, dan infrastruktur lainnya.
b. Longsor: dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur lainnya, serta
dapat menyebabkan sungai tersumbat.
c. Tsunami: menimbulkan gelombang tinggi di pantai.

7
d. Banjir: dapat disebabkan karena sungai tersumbat longsoran atau jebolnya dam, tanggul
atau waduk.
e. Kebakaran: guncangan gempa dapat menyebabkan kerusakan listrik dan/atau kebocoran
gas dan tumpahan kompor minyak.
f. Gunung meletus: gempa di atas 9 SR dapat memicu gunung meletus, terutama bila pusat
gempa terjadi dekat suatu gunung berapi.
2.5 Faktor-faktor yang mengakibatkan kerusakan akibat Gempa Bumi
a. Kekuatan gempa bumi
b. Kedalaman gempabumi
c. Jarak hiposentrum gempabumi
d. Lama getaran gempa bumi
e. Kondisi tanah setempat
f. Kondisi bangunan
2.6 Kerusakan-kerusakan Yang Terjadi Akibat Gempa Bumi
Peristiwa-peristiwa bencana bumi selalu menimbulkan kerugian, baik berupa
kerusakan infrastruktur, maupun korban jiwa. Dari catatan sejarah gempa bumi yang pernah
terjadi di sleuruh dunia sejak 4.000 tahun yang lalu hingga kini, telah memakan korban jiwa
lebih dari 13 juta orang. Sedangkan kerusakan-kerusakan yang umumnya terjadi sebagai
gempa bumi antara lain :
a. Kerusakan jalan karena terjadi keretakan, patah, terpotong, mengalami keamblasan,
longsor dipinggir jalan, aspal terkelupas dan sebagainya.
b. Kerusakan jembatan akibat terpotongnya konstruksi jembatan dengan jalan. Jalan yang
menghubungkan jembatan mengalami ambles, konstruksi jembaran rusak (patah,
bengkok, miring, putus), pondasi jembatan ambles kedalam tanah, dll.
c. Kerusakan bangunan dipusat perekonomian dan pemerintahan seperti perkotaan, pusat
perdagangan dan perkantoran. Bangunan-bangunan hancur berantakan akibat guncangan
gempa
d. Turun atau amblesnya permukaan tanah hingga mengakibatkan permukaan tanah tersebut
lebih rendah dari permukaan air laut dan menjadi tergenang oleh air laut. Contoh
fenomena ini adalah guncangan gempa bumi di pulau Nias pada tanggal 28 Maret 2005
yang menyebabkan Desa Bozihena turun kurang lebih dari 1 meter

8
2.7 Upaya Dalam Mitigasi Gempa Bumi
Untuk mengurangi dan meredam korban dan kerugian harta benda akibat fenomena
alam yang berasal dari proses geologi yang menyebabkan terjadinya gempa bumi, perlu
dilakukan upaya Mitigasi. Mitigasi adalah istilah gabungan yang digunakan untuk semua
tindakan yang dilakukan sebelum munculnya suatu bencana (tindakan-tindakan pra-bencana)
yang meliputi kesiapan, dan tindakan-tindakan pengurangan resiko
Mitigasi bencana yang efektif harus memiliki 3 (tiga) unsur utama, yaitu penilaian
bahaya, peringatan, dan persiapan.
A. Penilaian bahaya (hazad assestment)
Diperlukan untuk mengidentifikasi populasi dan asset yang terancam, serta tingkat
ancaman terhadap bahayagempa bumi. Penilaian ini memerlukan pengetahuan tentang
karakteristiksumber bencana dimasa lalu. Tahapan ini menghasilkan peta potensi
bencanayang sangat penting untuk merancang kedua unsur mitigasi lainnya.
B. Peringatan (warning)
Diperlukan untuk peringatan kepada seluruh wargaatau masyarakat tentang gempa bumi
yang akan mengancam. Sistem peringatan didasarkan pada data yang terjadi sebagai
peringatan dini sertamenggunakan berbagai saluran komunikasi untuk memberikan pesan
kepada pihak yang berwenang maupun masyarakat. Peringatan terhadap bencanayang
akan mengancam harus dapat dilakukan secara cepat, tepat danterpercaya.
C. Persiapan (preparedness)
Kegiatan kategori ini tergantung pada unsurmitigasi sebelumnya (penilaian bahaya dan
peringatan), yang membutuhkan pengetahuan tentang daerah yang kemungkinan terkena
bencana dan pengetahuan tentang system peringatan untuk mengetahui kapan
harusmelakukan evakuasi dan kapan saatnya kembali ketika situasi telah aman.Tingkat
kepedulian masyarakat dan pemerintah daerah serta pemahamannyasangat penting pada
tahap ini untuk dapat menentukan langkah-langkah yangdiperlukan untuk mengurangi
dampak akibat bencana. Selain itu, jenis
persiapan lainnya adalah perencanaan tata ruang yang menempatkan lokasi,fasilitas
umum dan fasilitas sosial di luar zona bahaya bencana (mitigasinonstruktur), serta usaha-
usaha keteknikan untuk membangun struktur akan bencana (mitigasi struktur).
2.8 Prosedur Penanganan Gempa Bumi

9
Kegiatan penyelamatan yang dilakukan jika terjadi bencana gempa bumi ke tempat
yang lebih aman pada petugas, pasien, dan pengunjung :
- Bila terdapat gedung rusak/roboh segera mengaktifkan sistem evakuasi di dalam rumah
sakit.
- Memasukkan mobil petugas pemadam, Tim SAR, Polisi serta ambulans RS lain yang
mengirim pasien maupun yang bermaksud membantu evakuasi.
- Mengirimkan satpam dan petugas parkir guna mengosongkan area titik kumpul dari mobil
yang parkir.
- Mengirimkan tenaga dokter HDP ke tempat lokasi titik kumpul bagi pasien yang dirawat
pada gedung berlantai lebih dari tiga (paviliun abiyasa dan pusat geriatric ) sebagai tim
reaksi cepat yang melakukan RHA (Rapid Health Assesssment) sekaligus melakukan triase
lapangan.
- Mengirimkan pengamat, satpam, petugas IPS serta petugas jaga bangsal yang terdekat
dengan lokasi gedung berlantai lebih dari tiga (kelas III, Pavilium Garuda, Rehabilitasi
Medik) untuk membantu proses evakuasi pasien serta keluarga menuju area titik kumpul.
- Mengevaluasi pasien dari titik kumpul menuju ruang rawat sementara pada bagian dari
bangsal-bangsal yang memungkinkan di dalam rumah sakit atau ke IGD untuk
memperbaiki kondisi pasien sebelum dirawat di ruangan dalam RS atau rujukan ke luar
rumah sakit pada pasien yang mengalami penurunan kondisi yang tidak dapat diirawat di
RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo, Purwokerto karena alasan ketiadaan tempat yang
tepat (contoh : butuh perawatan ICU, saat ICU penuh).
A. Petugas bangsal yang merasakan adanya gempa
- Segera memastikan adanya guncangan gempa dengan bertanya pada orang disekitarnya
dan memperhatikan gerakan benda-benda di sekitarnya.
- Mematikan seluruh alat listrik
- Menyelamatkan pasien dan keluarga penunggu pasioen dengan melindungi diri dibawah
lindungan benda keras
- Mengecek kondisi gedung secara cepat. Ketentuan sederhana yang dapat dijadikan patokan
antara lain :
a. Jika tidak terjadi keretakan/kerusakan pada struktur bangunan, maka penghuni
bangunan tidak perlu dievakuasi

10
b. Jika terdapat retakan pada dinding namun tidak sampai ke palang atas maka
penghuni bangunan tidak perlu dievakuasi.
c. Jika terdapat keretakan pada tiang maka semua penghubungi bangunan harus
dievakuasi.
- Segera mempersiapkan proses evakuasi pasien berupa
a. Menghitung jumlah pasien
b. Membagi pasien menurut katagori ketergantungan kepada petugas (contoh : pasien
yang bisa jalan sendiri, pasien yang bisa ditolong dengan satu petugas, dsb)
c. Melaporkan kepada Satpam tentang adanya gempa dengan menyebutkan KODE
HIJAU
B. Satpam:
- Menerima laporan dan ditulis secara cepat pada buku laporan kejadian
- Melaporkan kepada IPS tentang adanya gempa sekaligus membantu para petugas IPS
melakukan pengecekan kondisi gedung-gedung.
- Menyebutkan perintah kepada anggota Satpam pada pos-pos untuk mengecek kondisi
bangunan bersama petugas IPS dan segera melaporkan kondisi masing gedung kepada pos
induk melalui radio komunikasi.
- Segera melaporkan kepada pengamat jaga serta meminta Tim HDP lokasi area titik kumpul
gedung-gedung berlantai lebih dari tiga (pavilion abiyasa dan pusat geriatric ) atau gedung
yang terena dampak nyata dari gempa guna membantu proses evakuasi.
- Segera menutup gerbang masuk dan membuka gerbang keluar bagi pengunjung.
- Mengosongkan area titik kumpul. Lakukan tindakan yang dipelrukan untuk mengosongkan
area titik kumpul (contoh memecah kaca jendela mobil untuk memindahkan mobil yang
berada di area titik kumpul)
- Memasukkan mobil pemadam, polisi dan ambulans RS lain (baik yang mengantar pasien
baru maupun membantu evakuasi).
- Segera menuju lokasi gedung yang terkena gempa untuk membantu proses evkuasi dan
menjaga keamanan lokasi gempa dengan garis pembatas dari tali dan lokasi titik kumpul
serta mengamankan jalur evakuasi
- Selama proses evakuasi pos satpam tidak boleh kosong
C. Pengamat (Tim HDP)

11
- Segera menuju lokasi gedung yang terkena gempa dan langsung bertindak selaku pimpinan
penanggulangan gempa di rumah sakit sementara dalam memimpin proses evakuasi.
- Segera menghitung jumlah pasien yang dirawat sebelum dan setelah proses evakuasi ke
titik kumpul.
- Membagi pasien dari titik kumpul menuju ruang rawat sementara yang terdekat dan
memungkinkan serta IGD bagi pasien dengan penurunan kondisi atau RS lain. Jika diluar
jam kerja dapat dipikirkan menggunakan IRJA lantai dasar guna tempat rawat sementara.
- Petugas jaga terdekat yang bangsal tidak terdampak Melaporkan kemungkinan-
kemungkinan tempat rawat sementara dari masing-masing bangsal pada pengamat dan
segera membantu proses evakuasi menuju bangsal-bangsal yang tidak terdampak serta IGD
bagi pasien dengan penurunan kondisi.
D. Dokter jaga HDP
- Sebagai tenaga medis dibawah komando pengawas
- Segera tiba dilokasi membantu proses evakuasi dengan membawa gelang tanda korban
bencan dan Met Tag sebagai CM sementara.
- Melaporkan kondisi terakhir pasien setelah tiba di titik kumpul epada pengamat yang
meliputi kebutuhan tenaga peralatan serta ruangan.
- Koordinasi dengan petugas IGD Bedah/Non Bedah guna mengevakuasi pasien yang
mengalami penurunan kondisi dan butuh tata laksana lanjutan IGD meliputi:
a. Jumlah dan kondisi korban
b. Penyebab
c. Kebutuhan tenaga, peralatan, ruangan, dan sebagainya
- Mencatat semua tujuan evakuasi pasien-pasien korban gempa dalam RS dan mendapat
tanda tangan petugas penerima.
E. Petugas IGD :
Koordinasi dengan jaga I AB mempersiapkan IDG guna merawat pasien korban kebakaran/
gempa sesuai laporan
F. Tim HDP Petugas TRT
- Melakukan pemadaman listrik pada lokasi yang terdampak gempa dan sekitarnya, dan
menghidupkannya kembali setelah memungkinkan.

12
- Memperkirakan kondisi kelayakan gedung dan membuat rekomendasi gedung mana yang
dapat dipergunakan bagi perawatan.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam
bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Untuk
mengurangi dan meredam korban dan kerugian harta benda akibat fenomena alam yang berasal
dari proses geologi yang menyebabkan terjadinya gempa bumi, perlu dilakukan upaya Mitigasi.
Mitigasi adalah istilah gabungan yang digunakan untuk semua tindakan yang dilakukan
sebelum munculnya suatu bencana (tindakan-tindakan pra-bencana) yang meliputi kesiapan,
dan tindakan-tindakan pengurangan resiko
3.2 Saran
Upaya-upaya sosialisasi tentang mitigasi bencana gempa bumi di daerahrawan
terhadap ancaman bencana gempa bumi dimanapun oerlu ditingkatkan agarlebih efektif. Selain
itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai ide-idekontruktif dalam upaya mitigasi
bencana gempa bumi serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang mitigasi bencana
gempa bumi. Terkhusus saran bagi masyarakat umum diharapkan terus menggali pengetahuan
tentang gempa bumi dan mitigasinya, mengingat masyarakat Indonesia pada umumnya selalu
hidup berdampingan dengan bencana terutama bencana alam geologi. Sebaiknya pengetahuan
tentang penanganan bencana gempa bumi ditanamkan sejak dini dengan tujuan untuk
menciptakan generasi yang tanggap bencanan serta berguna bagi nusa dan bangsa

14
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). RSUD Prof. Dr. Margono


Soekarjo. https://www.rsmargono.jatengprov.go.id/ppid/assets/file/PROSEDUR_PENA
NGANAN_GEMPA_BUMI.pdf
HTTP repository Umy AC ID Bitstream Handle 123456789 7465 6. Saetae Studi. (n.d.).
Retrieved May 17, 2022, from https://saetaestudi.net/pre-10/contoh-subjek-dan-objek-
penelitian-skripsi.html
Makalah mitigasi gempa bumi jjm. (n.d.). Academia.edu - Share
research. https://www.academia.edu/26693577/Makalah_mitigasi_gempa_bumi_jjm
Mimpi, E. M. (2014, October 2). Makalah antisipasi Penanggulangan Bencana. Academia.edu.
Retrieved May 17, 2022, from
https://www.academia.edu/8614881/MAKALAH_ANTISIPASI_PENANGGULANGAN_
BENCANA

15

Anda mungkin juga menyukai