DI SUSUN OLEH:
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena atas berkat dan Rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa ini. Kami juga berterima kasih kepada bapak dosen atas
bimbingannya selama ini.
Kami yakin tugas ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Kritikkan dari para pembaca guna untuk
meningkatkan dan memperbaiki tugas ini dan tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Akhir kata kami berharap semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
maupun penulis.
Kelompok A
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1 Pengertian Bencana Alam................................................................................................4
2.2 Jenis-Jenis Bencana Alam................................................................................................4
2.3 Gempa...............................................................................................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15
3.2 Saran...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
Bencana Kebumian yang sering terjadi di Indonesia adalah gempa bumi, bencana
vulkanik, kekeringan, banjir, siklon tropis, badai guruh, dan lain-lain. Bencana alam adalah
salah satu fenomena yang dapat terjadi setiap saat, dimanapun dan kapanpun sehingga
menimbulkan risiko atau bahaya terhadap kehidupan manusia, baik kerugian harta benda
maupun korban jiwa manusia (Nugroho. dkk, 2009).
3
BAB II
PEMBAHASAN
Jenis-jenis bencana alam yang pertama yaitu tanah longsor. Tanah longsor merupakan
perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material
campuran, yang kemudian bergerak ke bawah atau keluar lereng sehingga menimbun
4
bangunan atau apa pun yang berada di bawahnya. Penyebab tanah longsor sendiri cukup
beragam. Beberapa penyebab bencana alam di antaranya curah hujan yang tinggi, erosi tanah,
getaran, lereng tebing yang terjal, bendungan susut, tanah tidak padat, pertanian di lereng
gunung, dan tumpukan sampah.
Menghindari membangun rumah atau pemukiman serta fasilitas umum di bawah atau
dekat tebing
Membuat sengkedan atau terasering di lereng terjal apabila ingin mendirikan kawasan
pertanian dan pemukiman
Menghindari membangun kolam atau perkebunan di lereng yang dekat dengan
pemukiman warga
Apabila terlihat ada retakan di tanah, segera tutup retakan tersebut dengan tanah yang
kemudian dipadatkan sehingga air hujan tidak bisa menerobos celah-celah tanah
Hindari melakukan pemotongan tebing sehingga menjadi tegak lurus
Jangan melakukan penebangan pohon di dekat lereng, pohon menjadi penyangga
tanah dan resapan air
Hindari mendirikan pemukiman di tepian sungai, hal itu karena rentan terkena erosi.
Jadi carilah daerah lain yang lebih aman untuk mendirikan rumah
Buatlah saluran pembuangan air (SPA) yang otomatis bisa menjadi saluran
penampungan air tanah (SPAT). Saat terjadi curah hujan dengan intensitas yang
tinggi, saluran menjadi SPA, tetapi ketika intensitas hujan rendah dapat berubah
menjadi SPAT
Menanam jenis tanaman keras dan ringan, yang memiliki perakaran yang menancap
dalam di wilayah curam
Mengembangkan usaha pertanian yang ramah longsor lahan, contohnya yaitu
menanam makanan ternak dengan cara panen pangkas
Lakukan sosialisasi dengan jangkauan semua penduduk yang tinggal di lereng supaya
bisa melakukan evakuasi yang benar dan tepat saat terjadi tanah longsor.
2. Tsunami
5
Jenis-jenis bencana alam yang kedua yaitu tsunami. Tsunami adalah gelombang laut
besar yang disebabkan oleh gerakan tiba-tiba di dasar laut. Gerakan tiba-tiba ini bisa berupa
gempa bumi, letusan gunung berapi yang kuat, atau tanah longsor bawah laut. Dampak
meteorit besar juga bisa menyebabkan tsunami. Tsunami berjalan melintasi samudera terbuka
dengan kecepatan tinggi dan membentuk gelombang mematikan yang besar di perairan
dangkal garis pantai. Apabila Anda tinggal di dekat laut dan berpotensi besar tsunami, maka
perlu untuk menyiapkan persiapan atau mitigasi prabencana untuk menghadapi tsunami yang
tiba-tiba, berikut caranya:
3. Gempa Bumi
Jenis-jenis bencana alam yang ketiga yaitu gemba bumi. Gempa bumi merupakan
suatu peristiwa bergetarnya atau berguncangnya permukaan bumi akibat tumbukan antar
lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan), letusan gunung api, maupun runtuhan bebatuan.
Bukan karena kebetulan, gempa bumi yang kerap terjadi di Indonesia disebabkan karena
Indonesia terletak di antara tiga lempengan tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng
Pasifik, dan Lempeng Hindia-Australia. Kondisi ini mengakibatkan Indonesia rentan
mengalami bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung api. Wilayah
yang rawan mengalami gempa bumi di Indonesia tersebar mulai dari Provinsi Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Pulau Sulawesi, Kepulauan
Maluku, Maluku Utara dan wilayah Papua. Gempa bumi bersifat merusak dan bisa terjadi
kapan saja dan dalam waktu singkat maupun beberapa menit. Di Indonesia, kita bisa
mengikuti informasi terkait gempa bumi di laman BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika).
a. Karena gempa bumi bisa terjadi kapan saja, bahkan saat Anda berada di mana saja.
Berikut merupakan hal yang bisa Anda lakukan saat berada di dalam bangunan, seperti
rumah, sekolah ataupun bangunan bertingkat:
Guncangan gempa bumi akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu tersebut,
upayakan keselamatan diri Anda dengan cara berlindung di bawah meja untuk
menghindari dari benda-benda yang mungkin berjatuhan dan jauhi jendela kaca.
6
Lindungi kepala dengan bantal atau pun helm, dan bisa pula berdiri di bawah
pintu. Bila sudah terasa aman, segera lari keluar rumah.
Apabila Anda sedang memasak, segera matikan kompor serta cabut dan matikan
semua peralatan yang dialiri listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng, atau material
lain. Tetap lindungi kepala dan segera menuju ke lapangan terbuka, jauhi tiang,
pohon, atau sumber listrik atau gedung yang mungkin roboh dan menimpa anda.
Jangan menggunakan lift apabila sudah terasa guncangan. Gunakan tangga darurat
untuk evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah di dalam elevator, tekan semua
tombol atau gunakan interphone untuk panggilan kepada pengelola bangunan.
Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut
bangunan.
Apabila Anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas keamanan, ikuti
instruksi evakuasi.
b. Apabila saat terjadi gempa bumi Anda sedang berada di dalam mobil, inilah
langkah yang perlu Anda lakukan:
Saat terjadi gempa bumi besar, kemungkinan besar Anda akan kehilangan kontrol
terhadap mobil Anda.
Jauhi persimpangan, dan segera pinggirkan mobil Anda di kiri bahu jalan dan
berhentilah.
Ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memerhatikan lingkungan sekitar
atau melalui alat komunikasi lainnya seperti radio atau gawai.
Apabila mendengar peringatan dini tsunami usai gempa bumi, segera lakukan
evakuasi menuju ke tempat tinggi, seperti bukit dan bangunan tinggi.
4. Gunung Meletus
Gunung meletus juga tidak luput dalam daftar jenis-jenis bencana alam yang sering
terjadi di Indonesia. Bencana alam yang satu ini ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik atau
perut bumi yang aktif. Indonesia sendiri mempunyai beberapa gunung berapi aktif yang
sering mengeluarkan awan panas, hingga terjadi letusan berapi. Peristiwa bencana alam
gunung meletus pun pernah terjadi pada Gunung Merapi di Yogyakarta. Bencana ini terjadi
pada 26 Oktober 2010 silam. Bencana ini pun menelan sedikitnya 353 korban jiwa akibat
7
awan panas, termasuk di antaranya Mbah Maridjan yang disebut sebagai juru kunci Gunung
Merapi.
Berikut langkah prabencana yang bisa Anda lakukan jika tinggal di sekitar gunung
berapi dan mengalami erupsi:
5. Banjir
Banjir juga termasuk salah satu dari jenis-jenis bencana alam di Indonesia. Banjir
adalah gejala alam yang ditandai dengan meluapnya volume air hingga merendam suatu
daerah. Banjir ini bisa disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga bendungan air di
suatu wilayah tidak dapat menampung kemudian meluap. Bukan hanya itu, banjir juga bisa
disebabkan oleh peresapan air atau drainase di suatu wilayah yang buruk. Bencana banjir ini
kerap kali menjadi ancaman bagi kota-kota besar di Indonesia. Wilayah DKI Jakarta dan
sekitarnya masih menjadi salah satu kota besar yang sering terjadi banjir. Bahkan peristiwa
banjir yang cukup besar sempat terjadi di awal pergantian tahun 2020 lalu.
Berikut langkah prabencana yang bisa Anda lakukan saat akan terjadi banjir jikan
Anda tinggal di daerah yang rawan:
8
Membicarakan dengan anggota keluarga mengenai ancaman banjir dan merencanakan
tempat pertemuan apabila anggota keluarga terpencar-pencar
Berkaitan dengan harta dan kepemilikan, maka Anda bisa membuat catatan harta kita,
mendokumentasikannya dalam foto, dan simpan dokumen tersebut di tempat yang
aman
9
6. Kekeringan
Jenis bencana alam yang sering melanda Indonesia selanjutnya adalah kekeringan.
Bencana alam yang satu ini sering kali terjadi ketika memasuki musim kemarau. Di musim
ini ketersediaan air mulai berkurang atau bahkan habis, sehingga warga tidak dapat
mencukupi kebutuhan air sehari-hari, baik untuk dikonsumsi, aktivitas mandi cuci kakus,
hingga untuk pengairan lahan sawah. Beberapa waktu lalu, Indonesia juga mengalami
kekeringan di beberapa wilayah karena tidak turunnya hujan. Bahkan berdasarkan data Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada agustus 2018, sejumlah kabupaten/kota di 8
provinsi mengalami kekeringan di Indonesia yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, NTB,Jawa
Timur, DIY, Banten, NTT, Lampung. Jika daerah Anda kerap mengalami kekeringan di
musim kemarau, Anda harus terbiasa melakukan mitigasi prabencana sebelum musim
kemarau, berikut caranya seperti yang dilansir dari buku saku siaga bencana BNPB:
Menjaga sumber/mata air.
Menggunakan air dengan bijak.
Tidak merusak hutan/kawasan cagar alam
Secara kolektif membuat waduk atau embung untuk menampung air hujan dan
dipergunakan saat musim kemarau.
Dalam konteks pertanian, memanfaatkan mulsa. Mulsa adalah material penutup
tanaman budidaya untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan
gulma dan penyakit sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Memenuhi kebutuhan keluarga, membuat tandon air di sekitar pekarangan rumah
untuk menampung air hujan.
7. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan juga termasuk salah satu dari sekian jenis-jenis bencana alam yang
kerap terjadi di Indonesia. Kebakaran hutan dan lahan dapat terjadi ketika musim kemarau
panjang. Cuaca panas yang ditimbulkan sering kali memicu timbulnya api di wilayah hutan
atau lahan. Sehingga api tersebut semakin lama akan besar dan membakar mampu membakar
hutan dan lahan dalam cakupan luas. Kebakaran hutan ini sering mengakibatkan kabut asap
yang mengganggu pernapasan hingga aktivitas penerbangan. Beberapa tahun lalu sempat
terjadi kebakaran hutan cukup parah di Riau hingga membuat kabut asap yang mengganggu
kesehatan masyarakat.
10
Jika rumah Anda berada di dekat hutan, penting untuk mengetahui langkah apa yang
perlu diambil saat terjadi kebakaran hutan:
Apabila tidak memiliki kepentingan, jangan keluar rumah.
Tinggal di dalam rumah. Tutup segala akses udara berasap yang bisa masuk ke dalam
rumah dan jaga udara dalam ruangan sebersih mungkin.
Nyalakan Air Conditioner (AC) atau filtrasi udara. Jika tidak memiliki AC dan terlalu
pengap untuk tinggal di dalam rumah, carilah perlindungan di pusat.
Segera periksa ke dokter bila memiliki gangguan jantung atau paru-paru.
Cukupi asupan air putih, buah dan makanan bergizi.
Lindungi lubang pernafasan dengan masker/kain setiap kali beraktivitas di luar
ruangan. Gunakan masker N95 untuk perlindungan lebih baik. Cuci tangan dan wajah
sesudah beraktivitas di luar ruangan. Bila api terus menjalar, segera laporkan kepada
Posko Kebakaran atau pihak terkait.
11
9. Badai
Badai (juga disebut siklon tropis atau topan) adalah badai tropis raksasa yang berputar
yang ditandai oleh pusat bertekanan rendah dan pengaturan badai petir yang menghasilkan
hujan deras dan angin kencang. Kecepatan angin dalam badai dapat mencapai hingga 300 km
/ jam dalam kejadian yang sangat parah dan dapat menyebabkan lebih dari 9 triliun liter curah
hujan per hari. Pusat badai, juga disebut eye, biasanya berdiameter sekitar 30-65 km dan
terkenal tenang. Tepi luar eye, yang disebut dinding eye, adalah tempat kecepatan angin
terbesar dan curah hujan tertinggi terjadi. Badai menyebabkan kerusakan yang jauh lebih
besar ke daerah pesisir dan biasanya melemah di atas tanah.
Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3
lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng
Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng
12
berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka
akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan
daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda
yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah
maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami.
Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang
waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat
sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan
Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System / Ina-TEWS).
• Kekuatan gempabumi
• Kedalaman gempabumi
• Jarak hiposentrum gempabumi
• Lama getaran gempabumi
• Kondisi tanah setempat
• Kondisi bangunan
13
2.3.2 Analisis Gelombang P dan S pada Kejadian Gempa
Gelombang badan dibedakan menjadi dua, yaitu gelombang primer (P-wave) dan
gelombang sekunder (S-wave). Gelombang primer merupakan gelombang longitudinal, di
mana arah pergerakan partikel akan searah dengan arah rambat gelombang.
Gelombang P
Gelombang S
14
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bencana alam (bahasa Inggris: Natural disaster), adalah suatu peristiwa alam yang
mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia.Peristiwa alam dapat berupa banjir,
letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan
es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah
penyakit.
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam
bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-
lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang
gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Faktor faktor
yang menyebabkannya gempa bumi antara lain, kekuatan gempabumi, kedalaman
gempabumi, jarak hiposentrum gempabumi, lama getaran gempabumi, kondisi tanah
setempat, kondisi bangunan
3.2 Saran
Bagi pembaca disarankan agar tugas ini dapat dijadikan sebagai refeensi mengenai
bencana alam kebumian. Dan bagi penulis-penulis lain diharapkan agar makalah ini dapat
dikembangan lebih lanjut guna menyempurnakan makalah yang telah dibuat sebelumnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://inatews2.bmkg.go.id/new/tentang_eq.php#:~:text=Gempabumi%20adalah%20peristiwa
%20bergetarnya%20bumi,dari%20pergerakan%20lempeng%2Dlempeng%20tektonik
https://m.merdeka.com/sumut/jenis-jenis-bencana-alam-pengertian-penyebab-dan-
mitigasinya-kln.html?page=all
17