Disusun untuk memehuni tugas mata kuliah Keperawatan GADAR & Manajemen Bencana
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, dengan limpahan
Rahmat serta Hidayah-Nya semata, kami susun tugas kuliah Makalah manajemen Bencana
"TANAH LONGSOR ” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk
memenuhi mata kuliah Komunikasi dalam Program Studi DIII Keperawatan Universitas
Bondowoso. Oleh karena itu kami sebagai penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Ns. Destia Widyarani, S.Kep M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah Keperawatan
Semoga segala ilmu yang telah di berikan kepada penyusun mendapatkan balasan dari
Allah SWT, serta penyusun juga meminta kritik dan saran atas perbaikan makalah ini, jika
dengan membuat makalah ini banyak salah kata penyusun mohon maaf atas kesalahannya.
TerimaKasih.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap berbagai jenis bencana baik yang
disebabkan oleh alam, non-alam, maupun yang disebabkan oleh manusia. Setiap wilayah
yang ada dibumi tidak akan pernah lepas dari potensi bencana alam seperti gempa, tsunami,
tanah longsor, banjir, angin puting beliung, atau letusan gunung berapi. Bencana yang terjadi
sering mengakibatkan kerugian material yang cukup besar dan juga sering meminta korban
jiwa. Serta menimbulkan kerusakan sarana dan prasarana lainnya seperti perumahan,
perindustrian, dan juga lahan perekonomian masyarakat. Selama tahun 2015 telah terjadi
1.681 kejadian bencana yang menyebabkan 259 orang tewas, 1,23 juta orang mengungsi,
25.12 unit rusak (5.180 rusak berat, 3.760 rusak sedang, 16.252 rusak ringan), 498 unit
fasilitas umum rusak. Bencana banjir, longsor dan puting beliung masih tetap mendominasi
bencana.
Tanah longsor adalah pergerakan material berupa batuan atau tanah melalui
permukaan bidang miring yang disebut lereng. Batuan atau tanah mengalami longsoran
menuruni tebing searah dengan kemiringan lereng (Supriyono, 2014).
Tanah longsor secara umum adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan, tanah, atau material laporan, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Secara geologi tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi dimana terjadi pergerakan tanah
seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah (Nandi, 2007).
Menurut Departemen ESDM (2005), ada enam jenis tanah longsor, yakni: longsoran
translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan
rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan
longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan..
a) Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk rata atau menggelombang landai.
b) Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk cekung.
c) Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir
berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.
d) Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain bergerak ke
bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga
menggantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat
menyebabkan kerusakan yang parah.
e) Aliran bahan rombakan yaitu jenis tanah longsor yang terjadi ketika massa tanah
bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng,
volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang
lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Dibeberapa tempat bisa sampai
ribuan meter seperti di daerah aliran sungai disekitar gunung api.
Peristiwa tanah longsor disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pedorong dan faktor
pemicu. Faktor pendorong merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material
baik berupa baik berupa tanah maupun batuan. Faktor pemicu merupakan faktor-faktor yang
menyebabkan bergeraknya material baik berupa tanah maupun batuan (Supriyono, 2014).
Menurut Nandi (2007) penyebab terjadinya tanah longsor yaitu:
a. Curah hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya
intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya
penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan
munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah
permukaan. Ketika hujan, air akan menyusup kebagian yang retak sehingga tanah
dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang
tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh
dalam waktu yang singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor
karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi dibagian dasar
lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan dipermukaannya,
tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan
juga akan berfungsi mengikat tanah.
b. Kemiringan lereng
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong.Lereng yang terjal
terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan anginKebanyakan sudut
lereng yang menyebabkan longsor adalah lebih dari 20 derajat apabila ujung
lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
c. Kondisi tanah
Kondisi tanah yang semakin tebal dan kurang padat akan semakin rentan terhadap
tanah longsor. Jenis tanah yang kurang padat seperti tanah lempung atau tanah liat
dengan ketebalan lebih dari 2,5 meter dari sudut lereng lebih dari 20 derajat memiliki
potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini
sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah
ketika hawa terlalu panas.
d. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin,
dan getaran lalu lintas kendaraan akan mempengaruhi kestabilan lereng. Getaran pada
permukaan bumi yang cukup keras dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor.
e. Aktivitas manusia
Aktivitas manusia yang berdampak memperbesar terjadinya tanah longsor seperti
penggundulan hutan, pemotongan tebing, sistem drainase yang kurang, kegiatan
industri dan kegiatan konstruksi.
Sebelum terjadi tanah longsor biasanya disertai dengan tanda-tanda awal yang
mendahuluinya. Tanda-tanda awal terjadinya tanah longsor menurut Supriyono (2014) antara
lain sebagai berikut:
Banyak dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya tanah longsor baik dampak
terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan maupun dampaknya terhadap
keseimbangan lingkungan. Menurut Nandi (2007) dampak yang ditimbulkan akibat bencana
tanah longsor meliputi:
Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan akibat terjadinya tanah longsor adalah
sebagai berikut:
MENEJEMEN BENCANA
Mitigasi merupakan suatu rangkaian usaha mengurangi kerugian bencana, baik dengan
pembangunan fisik ataupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana. Kegiatan mitigasi dapat dilaksanakan dengan melakukan penataan ruang,
pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan, dan penyelenggaraan
pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensional maupun modern (UU
Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 47 ayat 2 tentang Penanggulangan Bencana
3. Menjaga drainese lereng yang baik untuk menghindarkan air mengalir dari dalam
lereng keluar lereng
6. Relokasi daerah rawan longsor, meskipun butuh dana besar ini adalah upaya penting
yang harus dilakukan pemerintah ketika ancaman bencana bisa merenggut nyawa dan
kerugian yang besar.
7. Warning system atau teknologi peringatan bencana longsor dengan menciptkan alat-
alat pendeteksi pergerakan tanah yang berisiko akan longsor di daerah-dareh longsor.
Peringatan sebelum longsor bisa dilakukan kepada warga untuk melakukan tindakan
mitigasi bencana.
Tanah longsor termasuk jenis bencana alam yang sifat kejadiannya berulang atau rutin
terjadi sehingga bencana ini sulit untuk dihindari. Peristiwa tanah 17 longsor yang terjadi
menegaskan untuk selalu siaga dalam menghadapi bencana tersebut. Kesiapsiagaan tanah
longsor adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana tanah
longsor melalui sikap dan tindakan yang tepat. Kesiapsiagaan diri, keluarga, sekolah, dan
masyarakat akan sangat berguna untuk mengurangi dampak bencana tanah longsor baik
kerugian harta benda maupun korban jiwa (Supriyono, 2014).
Tanggap darurat ialah suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan segera sesaat
setelah kejadian bencana terjadi guna menangani dampak buruk yang muncul. Tanggap
darurat mencakup kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan
prasarana dan sarana. Tindakan-tindakan yang dilakukan pada tahap tanggap darurat
diantaranya yaitu, pengkajian yang tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumberdaya
penentuan status keadaan darurat bencana penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan terhadap kelompok rentan dan pemulihan
dengan segera prasarana dan sarana vital (UU Nomor 24 Tahun 2007). Saat terjadi bencana
OPRBlah yang pertama kali bergerak karena didalamnya sudah dibagi dalam beberapa
bidang jadi penanganan saat bencana lebih cepat dan terfokus.
Dalam rehabilitasi upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan perbaikan dan
pemulihan terhadap segala aspek pelayanan publik atau masyarakat hingga tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan target utama untuk menormalisasi segala aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat di wilayah terdampak pasca bencana. Rehabilitasi
diwujudkan melalui kegiatan perbaikan lingkungan di daerah bencana; perbaikan prasarana
dan sarana umum; pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat; pemulihan sosial
psikologis pelayanan kesehatan; rekonsiliasi dan resolusi konflik pemulihan sosial ekonomi
budaya pemulihan keamanan dan ketertiban; pemulihan fungsi pemerintahan serta pemulihan
fungsi pelayanan publik
3.9 Rekontruksi
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Tanah longsor secara umum adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan, tanah, atau material laporan, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Secara geologi tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi dimana terjadi pergerakan tanah
seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah (Nandi, 2007).
4.2 SARAN
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus mengetahui jenis-
pelestarian lingkungan, karena sebagian bencana yang terjadi diakibatkan oleh kerusakan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1354/3/BAB%20II.pdf