Anda di halaman 1dari 13

LETUSAN GUNUNG

MUSLIHOTIN HOFIFAH (19037140035)


OKTAVIOLA PUTRI R. (19037140038)
Gunung Meletus

Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari dalam bumi seperti
debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar magma, dan lain sebagainya.
Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh
radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km
(Khambali, 2017)
Penyebab gunung meletus

Penyebab erupsi gunung berapi yang paling umum adalah pergerakan


lempengan tektonik. Lempengan tersebut bergerak dan mendorong satu
sama lain. Dorongan tersebut membuat magma, sedimen, dan air laut
naik. Naiknya tiga aspek ini membuat lava dalam gunung berapi keluar
dan membumbung ke langit. Lava yang keluar dari gunung berapi
mencapai suhu hingga 1000 derajat Celcius.
Pencegahan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahdi (2015)


didapatkan hasil bahwa proses perencanaan penanggulangan
bencana melalui pendekatan manajemen risiko di Kabupaten
Malang sudah dilaksanakan meskipun ada satu tahapan yang
belum maksimal yaitu identifikasi risiko bencana yang
dilakukan baru pemetaan daerah/ kawasan rawan bencana
Mitigasi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Emaliyawati dkk (2016)


tentang manajemen mitigasi bencana dengan teknologi informasi di
Kabupaten Ciamis didapatkan hasil yaitu terbentuknya prototype
sistem informasi kesehatan di Kabupaten Ciamis yang diberi nama
“Sistem Informasi Bencana Padjajaran (SIMBARAN)” berisi
elemen kesehatan yang diperlukan selama bencana meliputi layanan
kesehatan terdekat di sekitar kejadian, sumber daya manusia yang
tersedia
Kesiapsiagaan

a) Simulasi bencana
b) Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
c) Membuat jalur evakuasi
d) Mempersiapkan kebutuhan dasar
Peringatan Dini
1) Aktif Normal : Aktivitas Merapi berdasarkan data pengamatan instrumental dan visual tidak menunjukkan adanya gejala yang
menuju pada kejadian letusan.
(2) Waspada : Aktivitas Merapi berdasarkan data pengamatan instrumental dan visual menunjukkan peningkatan kegiatan di atas
aktif normal. Pada tingkat waspada, peningkatan aktivitas tidak selalu diikuti aktivitas lanjut yang mengarah pada letusan
(erupsi), tetapi bisa kembali ke keadaan normal. Pada tingkat Waspada mulai dilakukan penyuluhan di desa-desa yang
berada di kawasan rawan bencana Merapi.
(3) Siaga: Peningkatan aktivitas Merapi terlihat semakin jelas, baik secara instrumental maupun visual, sehingga berdasarkan
evaluasi dapat disimpulkan bahwa aktivitas dapat diikuti oleh letusan. Dalam kondisi Siaga, penyuluhan dilakukan secara
lebih intensif. Sasarannya adalah penduduk yang tinggal di kawasan rawan bencana, aparat di jajaran SATLAK PB dan LSM
serta para relawan. Disamping itu masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana sudah siap jika diungsikan sewaktu-
waktu.
(4) Awas : Analisis dan evaluasi data, secara instrumental dan atau visual cenderung menunjukkan bahwa kegiatan Merapi menuju
pada atau sedang memasuki fase letusan utama. Pada kondisi Awas, masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana atau
diperkirakan akan terlanda awan panas yang akan terjadi sudah diungsikan menjauh dari daerah ancaman bahaya primer
awan panas.
Tanggap Darurat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siswanto (2015) tentang


sistem informasi manajemen komando tanggap darurat bencana
letusan gunung berapi didapatkan hasil bahwa sistem informasi
manajemen komando tanggap darurat bencana letusan Gunung
Merapi ini dapat digunakan dalam upaya untuk penanggulangan
bencana di komando tanggap darurat bencana letusan Gunung
Merapi
Bantuan Darurat

Merupakan upaya untuk pemberian bantuan berupa pemenuhan


kebutuhan dasarseperti pakaian pakaian yang layak untuk dibagikan
kepada korban (sandang), makananmakanan yang dibutuhkan untuk
diberikan kepada korban bencana (pangan), dan tempat evakuasi
dengan cara membangun tenda-tenda darurat atau barak, dapur
umum, kamar mandi dan toilet umum.
Pemulihan
1. Sektor perumahan, antara lain melalui:
a. Pembuatan panduan dan prinsip mekanisme subsidi rumah.
b. Fasilitasi pengorganisasian pembersihan rumah dan lingkungan berbasis
masyarakat.
c. Fasilitasi pengelolaan hunian sementara.
2. Sektor infrastruktur, antara lain melalui:
a. Fasilitasi rembug desa untuk pembangunan kembali jalan dan jembatan desa.
b. Fasilitasi pengelolaan air bersih dan jamban.
3. Sektor sosial, antara lain melalui:
a. Penyediaan layanan trauma healing.
b. Penyediaan layanan kesehatan umum.
c. Penyediaan higiene kits.
Rehabilitasi

Rehabilitasi pada bencana gunung meletus meliputi


perbaikan lingkungan yaitu, dibuatkan huntara kemudian bertahap
menjadi hunian tetap lengkap dengan prasarana dan sarana
yakni ada kamar tidur, MCK, dan air bersih secukupnya.
Rekonstruksi

Rekonstruksi bencana gunung meletus yaitu melakukan kegiatan


pembangunan yang lebih baik dari pada kegiatan pembangunan pada
saat rehabilitasi.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai