Anda di halaman 1dari 5

9 KEGIATAN DALAM KOMPONEN KESIAPSIAGAAN

BENCANA GUNUNG MELETUS

Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Tugas Mata Kuliah Penanggulangan
Bencana

Dosen Pembimbing :

Saur Sariaty. P,SKM,M.Kes

Disusun Oleh :

An’nisa Abriyanti P17324115031

Lusiana Aulia P17324115038

Sevia Isdiyani P17324115002

Yulinda Nurhasanah P17324115030

Jalur Umum II – B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN D-III KEBIDANAN BANDUNG

2017
Kegiatan dalam komponen kesiapsiagaan bencana gunung meletus:

1. Penilaian risiko (Risk assessment)


a. Identifikasi ancaman : awan panas, lava pijar, abu vulkanik,
b. Kerentanan : penduduk, lingkungan, tata guna lahan, sarana dan
prasarana
c. Analisis risiko : risiko disini yaitu potensi kerugian yang ditimbulkan akibat
bencana gunung merapi disuatu wilayah dalam kurun waktu tertentu bisa
berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman,
tindakan mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan
kegiatan masyarakat. Sederhananya risiko adalah kemungkinan hal buruk
yang mungkin terjadi. contoh risiko penduduk, sarana dan prasarana,
kegiatan sosial masyarakat.
d. Peta risiko bencana gunung merapi

e. Tingkat risiko : 4
Kemungkinan besar (60 – 80% terjadi tahun depan, atau sekali dalam 10
tahun). Kejadian gunung meletus terjadi 5-10 tahun sekali.
2. Perencanaan siaga (contingency planning)
Penanggulangan bencana gunung api berdasarkan sistem yang telah ada
mencakup tahapan dari sebelum hingga setelah letusan. Sebelum letusan ada hal
hal yang dapat dilakukan adalah :
a. Melakukan pemantauan dan pengamatan aktivitas semua gunung api
aktif.
b. Membuat dan menyediakan peta kawasan rawan bencana dan peta zona
risiko bahaya gunung api
c. Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung
api
d. Melakukan bimbingan dan pemberian informasi
e. Melakukan penyilidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di
gunung api
f. Meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia

Saat letusan yang perlu dilakukan

a. Menjauhkan masyarakat dari lokasi bencana

Setelah letusan yang perlu dilakukan

a. Menginventarisir data mencakup sebaran dan volume hasil letusan


b. Mengindentifikasi daerah yang terancam bahaya lanjutan
c. Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang
d. Memperbaiki fasilitas yang rusak
e. Menurunkan status kegiatan bila kegiatan bila telah menurun
f. Melanjutkan pemantauan rutin

3. Mobilisasi sumberdaya (resource mobilization)

Memberdayakan masyarakat agar meninggalkan rumahnya dan memindahkan


barang berharga ke tempat yang lebih aman.

Memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dengan cara


mengikuti penyuluhan dan pelatihan yang diadakan oleh pemerintah mengenai
penanggulangan bencana gunung meletus

4. Pendidikan dan pelatihan (training & education)


Melakukan penyuluhan pelatihan mengenai bencana gunung meletus dan
bagaimana cara menyelamatkan diri saat bencana terjadi
5. Koordinasi (coordination)
a. Membentuk forum koordinasi antara masyarakat dengan desa dan pihak-
pihak lainnya.
b. Menyelenggarakan pertemuan berkala secara rutin setiap pagi dan sore
hari.
c. Saling bertukar informasi antar masyarakat dan pihak pihak yang terkait.
d. Menyusun Rencana Terpadu mengenai kesiap-siagaan bencana gunung
meletus.

6. Manajemen darurat (response mechanism)


Awas : Segera mengosongkan wilayah rawan bahaya, koordinasi dengan desa,
BPBD,BPPTKG, berada didalam ruangan dilokasi evakuasi dengan tetap
menggunakan masker dan alat pelindung lainnya dari abu vulkanik, hindari lokasi
yang dekat dengan puncak gunung, pemantauan informasi melalui media-media
resmi.
Siaga : Menyiapkan sarana darurat seperti kendaraan, masker, kacamata
pelindung untuk mengantisipasi debu vulkanik, tetap berada diruangan tertutup
untuk mengurangi dampak dari abu vulkanik dan menghindari lokasi-lokasi rawan
dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan melakukan pemantauan informasi
melalui media-media.
Waspada : hindari berada di daerah kawasan yang dekat dari puncak gunung
berapi,mempersiapkan peralatan darurat dan kebutuhan untuk evakuasi seperti
menyiapkan tas siaga, yang berisi masker untuk mengurangi risiko abu vulkanik,
koordinasi dan pemantauan informasi dengan pihak-pihak yang resmi seperti
desa, BPBD,BPPTKG

7. Peringatan dini (early warning)

Awas : menandakan gunung berapi akan segera atau sedang meletus atau ada
keadaan kritis yang menimbulkan bencana, letusan pembukaan dimulai dengan
keluarnya abu vulkanik dan asap, letusan berpeluang terjadi dalam 24 jam

Siaga : menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau
menimbulkan bencana, peningkatkan intensif kegiatan seismik, letusan dapat
terjadi dalam waktu 2 minggu

Waspada : ada aktivitas apapun bentuknya, terdapat kenaikan aktivitas,


peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya, sedikit perubahan
aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
Normal : tidak ada gejala aktivitas tekanan magma, level aktivitas dasar

8. Manajemen informasi (information sytems)


Menempelkan poster disetiap rumah-rumah mengenai tanda-tanda gunung
meletus dan hal-hal yang harus dilakukan saat terjadi gunung meletus

9. Gladi/ simulasi (drilling/simulation)


Simulasi penanggulangan bencana dilakukan setiap 3 kali pertemuan penyuluhan
dan pelatihan. Masyarakat diharapkan dapat melakukan cara untuk
menyelamatkan diri saat terjadi bencana gunung meletus

Anda mungkin juga menyukai